Clara sudah lebih dari 15 menit menunggu Samuel di depan pintu basecamp. Tapi pria itu tak kunjung muncul. Ia memutuskan untuk pulang saja, saat baru satu langkah ketiga pria itu datang dengan baju basketnya. Clara terbelalak melihat ketampanan dan kegagahan tubuh Samuel Kelt.
"Sadarlah Clara." pikirnya sendiri lalu menunduk.
"Kau sekarang menjadi penurut, sudah berapa lama kau disini?" tanya Samuel.
"Hampir setengah jam." jawab Clara datar.
"Aku terlambat karena mengurus wanita wanita rubah itu." kata Samuel.
Clara tak mengerti siapa yang dimaksud Samuel, tapi ia bisa menebak wanita yang dimaksud pasti mainannya.
"Jangan berpikir macam macam, masuklah." perintah Samuel.
Clara mengikuti mereka masuk ke ruang basecamp. Samuel mengambil buku bukunya dan menyerahkan pada Clara.
"Tugasmu adalah mengerjakan tugasku disini. Kau tak boleh pulang jika belum selesai." perintah Samuel.
Clara mengambil bukunya dengan kasar. Samuel hanya menyunggingkan senyumnya.
"Kami akan bermain basket, jika kau perlu sesuatu panggil saja kami." kata Samuel.
"Ciiiih, aku tak membutuhkan apapun." jawab Clara.
"Benarkah, bagaimana kau mengatasi kecoa di belakangmu." goda Samuel.
Seketika Clara berteriak dan melompat. Ketiganya tertawa terbahak-bahak. Merasa hanya dikerjai, Clara sangat marah.
"Kau..."
"Tenanglah nona, basecamp kami sangat bersih." ujar Jerry.
"Kecuali gudang yang sedang dibersihkan Celia dan gengnya." sahut Given seraya tertawa.
"Jadi kalian yang membuat Celia dan teman temannya tidak mengikuti pelajaran hari ini." kata Clara.
"Itu hukuman buat mereka karena..."
"Jaga mulutmu Given." potong Samuel. "Bukan urusanmu pelayan, kau kerjakan saja tugasmu." sambungnya seraya keluar.
Jerry dan Given pun mengikuti Samuel keluar.
"Mengapa kau tak mengatakan kepada Clara, jika kau menghukum Celia dan teman temannya karena pernah menamparnya?" tanya Jerry.
"Dan membuat wanita culun itu besar kepala, tidak akan. Awas saja sampai kalian buka mulut." ancam Samuel.
"Baiklah bos, kau selalu benar." sahut Given.
Ketiganya memasuki lapangan basket dan terkejut karena kursi penonton sudah padat.
"Bukankah kita hanya latihan." ujar Given.
"Kau benar benar bodoh, siapa yang ada di lapangan itulah yang terpenting." jawab Jerry. "Ini bukan pertama kalinya."
"Tapi ini lebih dari biasanya." kata Given.
Suara teriakan teriakan histeris saat Samuel memasuki lapangan basket.
"Pangeran Sam, i love you..."
"Pangeran Sam, aku mencintaimu..."
"Pangeran Sam, ya Tuhan tampan sekali."
Itulah suara teriakan teriakan mereka. Samuel duduk di pinggir lapangan dan mengencangkan tali sepatunya.
"Berisik sekali." ujar Samuel.
"Penggemarmu tak pernah menurun Sam, justru semakin banyak. Dan Celia dan gengnya masih memiliki kekuatan untuk berteriak." goda Jerry.
"Mereka tak memiliki otak, mengapa membersihkan gudang justru membuat mereka bahagia, apa yang kalian katakan pada mereka?" tanya Samuel.
Jerry dan Given mundur, Samuel terbelalak. "Kalian akan menerima hukuman dariku nanti." ancam Samuel.
"Tidak, tidak... Kami hanya bilang itu perintahmu. Dan mereka menurut." jawab Jerry.
"Jangan bohong padaku, Given katakan."
"Aku tidak mengatakan apapun, Jerry bilang kau menyukai wanita yang penurut." jawab Given.
Seketika Jerry menginjak kakinya.
"Kalian lihat saja, kalau sampai Celia semakin menempel padaku maka aku akan menghajar kalian." ancam Samuel.
"Aku hanya bercanda untuk meyakinkan mereka." jawab Jerry.
Suara pluit pelatih berbunyi, mereka segera memasuki lapangan. Kembali suara teriakan teriakan terdengar. Pelatih mereka hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mereka pun mulai bermain basket dan tak henti hentinya para wanita yang menonton berteriak saat Samuel selalu mencetak skor.
Sedangkan Clara seperti orang bodoh, ia mengerjakan tugas tugas Samuel di ruang basecamp. Ia berkali-kali mendengar keributan di lapangan basket.
"Mereka benar benar mengganggu konsentrasiku." gumam Clara seraya menutup bukunya.
Clara keluar dan berjalan menuju lapangan basket, ia mengintip disana dan teriakan teriakan terus terdengar dari penonton. Clara menatap lapangan dan akhirnya mengerti, Samuel lah yang membuat mereka terus histeris seperti itu.
"Ciiiih, apa bagusnya sih pria sombong itu." gumam Clara. "Untuk apa aku kemari." sambungnya.
Tapi kakinya pun sangat enggan beranjak dari sana, ia terus melihat permainan Samuel yang sangat apik. Memang hanya pria itulah yang bersinar diantara yang lain.
Samuel terkejut saat melihat wanita itu mengintip ke lapangan, konsentrasinya terpecah dan bola itu mampu di rebut lawan.
"Hei ada apa Sam?" tanya Jerry saat melihat Samuel kehilangan bolanya.
Samuel mengumpat dan berusaha mengejar bolanya lagi. Entah kenapa konsentrasinya terpecah saat melihat wanita culun dan jelek itu. Samuel berhasil kembali mengambil bolanya dan berhasil mencetak angka lagi. Ia mencari cari keberadaan Clara, dan wanita itu sudah menghilang.
*****
Clara kembali ke basecamp dan mulai mengerjakan tugasnya lagi. Ia berusaha berkonsentrasi tapi justru wajah Samuel yang berpeluh terus menghantuinya.
"Apa yang aku pikirkan sih, ayolah Clara jangan pikirkan wajah pria playboy itu." gumam Clara.
Suara dering ponsel mengejutkannya. Ia segera mengambil ponselnya di dalam tasnya, ibunya lah yang menghubunginya.
"Halo mami." jawabnya.
"Halo sayang, apa kau sudah selesai kuliah. Mami akan berangkat sekarang." ujar Velly.
"Aku sedang ada tugas mi, apa papi ikut mengantarkan mami?" tanya Clara.
"Iya, kebetulan papi tak ada pekerjaan jadi bisa mengantar mami. Tapi sepertinya mami kali ini akan lebih lama, ada beberapa truk tertahan di kota Samarinda. Jadi mami juga berangkat dengan pengacara perusahaan."
"Berhati-hatilah mi, dan selalu jaga kesehatan mami disana. Biar papi aku yang mengurusnya."
"Papi sudah tua bisa mengurus diri sendiri Clara, Kaulah yang harus aku jaga." sahut Johannes.
Clara tertawa. "Jadi sudah ada papi disamping mami."
Velly terkekeh. "Sejak tadi mami menggunakan pengeras suara sayang."
"Clara, bagaimana jika papi ikut mami ke Samarinda?" tanya Johannes.
"Papi harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukan perjalanan." jawab Clara.
"Mami tidak setuju walaupun dokter bilang tak masalah." jawab Velly.
"Ayolah sayang, aku tak ingin membiarkanmu mengurus masalah ini sendirian." kata Johannes.
"Kesehatanmu lebih penting tuan Loman. Aku bisa menanganinya, kau percayalah padaku." kata Velly.
Clara terus terkekeh mendengar perdebatan keduanya. "Kalian berhentilah, mami aku pikir papi akan baik baik saja jika bersama mami. Jadi lebih baik kalian pergi berdua. Aku bisa menjaga diriku sendiri, di rumah juga ada bu Lani jadi kalian tak perlu khawatir."
"Fix, putri kita sudah setuju. Aku akan meminta sekertarisku memesan tiket kelas bisnis. Biasanya masih tersedia untuk kelas itu." ujar Johannes senang.
"Ayah dan anak sama saja, baiklah aku mengaku kalah. Dengar Clara, selama kami keluar kota, kau tak boleh pulang malam dan ponselmu harus stanby selama 24 jam. Dan mami mohon, ubahlah penampilanmu seperti biasanya sayang." pinta Velly.
"Untuk semua permintaan mami, aku akan melakukannya kecuali permintaan yang terakhir." jawab Clara.
"Dasar gadis nakal."
"Aku akan melanjutkan tugasku lagi, kabari aku setelah kalian sampai." jawab Clara.
"Baik sayang, aku mencintaimu." ujar Velly.
"Aku juga mencintaimu." jawab Clara.
"Papi menyayangimu Clara." sahut Johannes.
"Aku juga sangat menyayangimu." jawab Clara lagi seraya menutup ponselnya.
Seketika pintu basecamp terbuka dengan kasar, Samuel menatapnya tajam dengan tubuh yang masih berkeringat.
"Kau membuatku terkejut." bentak Clara.
Samuel mendekatinya dan menarik bukunya. "Sudah satu jam kau belum juga menyelesaikan tugasmu, apa kau begitu bodoh?" bentaknya.
"Maaf, aku baru selesai berbicara di telepon." jawab Clara.
"Aku menyuruhmu menjadi pelayanku, jadi kau tak bisa seenaknya saja menerima telepon dari pacarmu. Cepat selesaikan tugasku, aku beri waktu setengah jam. Jika tidak kau tahu akibatnya." ancam Samuel.
"Pacarku? Jadi pria ini berpikir aku sudah punya pacar, sepertinya ia hanya mendengar ucapanku yang terakhir. Masa bodoh, apa urusannya aku memiliki pacar atau tidak." pikir Clara.
"Baik aku akan menyelesaikannya." jawab Clara.
Samuel keluar lagi dan membanting pintunya sangat keras membuat Clara kembali terkejut.
*****
Happy Reading All...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
𝕸y💞𝕄𝕆𝕆ℕ🍀⃝⃟💙
ciieee ada yg cemburu nih.. pakai banting pintu 🤣
2022-08-09
0
𝕸y💞𝕄𝕆𝕆ℕ🍀⃝⃟💙
hampir 30 menit nungguin, kalau aku ogah tinggal aja 😅
2022-08-09
0
𝕸y💞BL🏃♂️
sebenarnya memang cakep Clara
cuma songgong merasa punya kampus jadi besar kepala..
wkwkwk
2022-08-07
1