Jerry dan Given segera menghampiri Samuel.
"Hei bos, apa yang kau lakukan?" tanya Jerry.
"Apa kau tak punya mata, tentu saja aku sedang membeli makanan." jawab Samuel.
"Tapi kau..."
"Diam saja atau aku pukul kepalamu." potong Samuel.
Jerry dan Given menggelengkan kepala mereka. Samuel mengambil makanan itu lalu membawanya lagi ke meja Clara.
"Terima kasih, tapi mengapa kau lakukan ini?" tanya Clara.
"Kau harus banyak makan, karena setelah ini tugasmu akan lebih berat." jawab Samuel.
"Sudah aku duga, pria sombong ini bagaimana bisa berubah seketika. Ia melakukan semuanya karena ingin mengerjaiku lagi." pikir Clara.
"Tunggu apalagi, cepat makanlah." perintah Samuel.
Clara dengan enggan memakan makanan itu, sulit sekali membuka mulutnya di depan pria itu. Tak lama kedua pria yang lain bergabung bersama mereka.
"Halo, bagaimana perasaanmu?" tanya Given.
Clara bergeming, ia tak ingin menjawab pertanyaan konyol seperti itu.
"Sombong sekali, apa karena bos kami sudah menjadi jinak?"
Seketika Samuel memukul kepala Given. Jerry hanya terkekeh melihatnya. Pukulan melayang berpindah pada Jerry membuat Given tertawa terbahak-bahak.
"Kalian berdua benar-benar mengganggu selera makanku." ujar Samuel, ia mendekati Clara. "Dengar pelayanku, setelah kampus berakhir temui aku di basecamp lagi. Awas kalau sampai kabur." ujarnya.
"Kalian lanjutkan saja makannya, aku akan mengecek pekerjaan wanita wanita gila itu." ujar Samuel seraya meninggalkan mereka.
Jerry dan Given ingin mengikuti Samuel, tapi perut mereka keroncongan. Keduanya mengurungkan niat mereka.
"Aku juga sudah selesai." ujar Clara seraya meninggalkan mereka tanpa menunggu jawaban dari Jerry dan Given.
"Sialan, kita ditinggalkan." ujar Given.
"Masa bodoh, aku kelaparan." jawab Jerry.
"Apa kau tak melihat keanehan pada Samuel?" tanya Given.
Jerry mengangguk sambil mengunyah makanannya. "Seleranya berubah, tapi Clara memang unik."
"Unik kepalamu, reputasi seorang pangeran tercemar gara gara wanita itu Jer."
Jerry tertawa. "Kau pikir Samuel benar benar menyukainya, aku yakin ia memiliki rencana tersendiri."
"Tapi ia bahkan menghukum Celia dan gengnya karena menampar wanita itu." jawab Given.
"Itu karena ia paling benci mainannya disentuh orang lain. Berpikirlah dengan benar bodoh." ujar Jerry.
Given mengangguk anggukkan kepalanya. "Sepertinya aku memang sedikit bodoh."
"Bukannya sedikit tapi sudah meluber." ejek Jerry.
"Sialan..." umpat Given.
Jerry hanya tertawa, keduanya melanjutkan makan mereka lalu segera menghampiri Samuel.
*****
Clara masuk ke kelas lagi, ia melihat Violin yang sudah berada di kelas juga.
"Vio, kau tak makan?" tanya Clara.
"Apa yang Samuel lakukan padamu, kau baik baik saja kan?" tanya Violin balik.
Clara tersenyum. "Kau baik sekali mengkhawatirkan aku. Ia hanya mengajakku makan."
"Apa??? Kau tidak apa apa kan? Alergimu bagaimana?"
"Aku terpaksa mengatakannya, jadi Samuel membelikan makanan yang non MSG." jawab Clara.
"Apa? Membelikanmu..."
Seketika Clara membungkam mulut Violin dengan tangannya. "Kau berteriak seperti sedang di hutan."
"Aku benar benar terkejut seorang pria sombong sepertinya membelikanmu makanan, apa aku tak salah dengar."
"Kau tak salah dengar, tapi itu bukan perbuatan baiknya. Ia melakukan itu karena ingin mengerjaiku lagi setelah selesai kampus." jawab Clara.
Violin mengumpat. "Sudah aku duga, orang semacam itu tak mungkin memiliki hati yang baik. Kau berhati hatilah Clara, ia adalah playboy berkelas."
"Siap bu bos. Mengapa kau tak makan?" tanya Clara lagi.
Violin mengeluarkan kotak makanan dari dalam tasnya. "Aku membawa sandwich, ini masih ada jika kau mau. Tenang aman untukmu."
"Aku sudah kenyang, nanti saja." jawab Clara.
"Baiklah, waktunya kau menceritakan mengapa kau begini?"
"Aku pikir kau sudah lupa." kata Clara seraya terkekeh.
"Cepatlah katakan, disini belum ada orang." ujar Violin.
Clara mengambil ponselnya lalu menunjukkan foto aslinya pada Violin. Wanita itu terbelalak setelah melihatnya, ia bahkan menyandingkan foto itu dengan Clara. Tangan Violin seketika terangkat, ingin menghapus warna bedak yang Clara gunakan tapi Clara seketika menghindar.
"Kau bisa membongkar penyamaranku Vio." ujar Clara.
"Aku masih tidak percaya, bagaimana seorang bidadari mau berubah jelek seperti ini."
"Ssssstttt...diamlah."
Violin justru tertawa terbahak-bahak. "Bahkan princess kampus pun lewat jika kau menunjukkan wajah aslimu, kau benar benar bodoh Clara."
"Vio..."
"Aku tak bisa membayangkan bagaimana jika kau menunjukkan wajah aslimu, seperti halnya drama drama di televisi. Semua pria di universitas ini akan mengeluarkan air liurnya. Dan Samuel, ia akan mengemis cintamu Clara."
"Hentikan Vio, kau terus menggodaku. Itulah mengapa aku mengubah penampilan, aku sudah cukup repot saat berada di Jepang."
"Oke, oke aku akan diam sekarang. Lalu siapa kau sebenarnya, aku tahu barang barang yang kau gunakan adalah barang asli bukan tiruan. Kau tenang saja, aku tak berniat untuk memalakmu. Aku memiliki cukup uang."
Clara tertawa. "Padahal aku berniat menginvestasikan uangku untuk properti yang kau jual." godanya.
"Ciiiih..."
Clara mendekati telinga Violin. "Aku putri dari pemilik perusahaan Sungai Budi."
Violin terkejut lagi. "Kau anak Sultan."
Seketika Clara kembali membungkam mulutnya. "Aku tak mau lagi berbicara denganmu." ujarnya pura pura marah.
"Maaf, aku hampir mati mendadak. Kau benar benar orang terbodoh yang pernah aku kenal. Kau menutupi semuanya demi penghinaan disini, jika sampai orang tuamu tahu, pasti mereka akan sedih."
"Aku tak takut lagi, kan ada kau bersamaku." kata Clara.
"Kau sudah menyimpan nomor ponselku, jika ada yang terjadi padamu, cepatlah hubungi aku. Aku juga marah saat mendengar Celia dan teman temannya membullymu kemarin."
"Bahkan Celia menamparku." ujar Clara.
"Apa? Dimana wanita itu, aku akan memberinya pelajaran." ujar Violin.
"Lupakan saja Vio, aku akan membalasnya jika ia berani menamparku lagi."
Violin memberengut. "Kau terlalu baik, aku benci sikapmu seperti itu."
Clara kembali terkekeh. "Jadi kau lebih suka sikap Celia dan teman temannya."
"Ciiiih, amit amit." jawab Violin.
Keduanya tertawa bersama, suara bel masuk kembali berdering. Satu per satu mahasiswa mahasiswi kembali masuk ke kelas.
"Nona Sultan, aku akan bersikap baik mulai sekarang." goda Violin.
"Diamlah Vio." bisik Clara.
Violin kembali terkekeh, sampai dosen masuk kelas, Celia dan teman temannya belum juga hadir.
"Kemana mereka?" tanya Violin berbisik.
Clara mengangkat bahunya.
"Mereka lupa jika dosen kita kali ini adalah dosen terkiller, mereka bisa dapat nilai C sampai D jika sekali saja tak mengikuti materinya."
"Benarkah?" tanya Clara.
"Kau akan tahu saat wanita itu mengabsen." jawab Violin.
"Hei kalian, jika terus bicara maka akan aku keluarkan dari kelas." ujar bu Maden.
Seketika Violin dan Clara terdiam, karena merekalah yang dimaksud dosen itu. Bu Maden mulai mengabsen, dan sangat marah saat ada 4 orang mahasiswi yang membolos pelajarannya.
"Sepertinya keempat mahasiswi ini butuh nilai terbesar dariku. Jika kalian melihat mereka, katakan untuk menyelesaikan tugas dari bab 5 sampai 30 dan kumpulkan besok pagi, jika tidak nilai mereka D." ujar bu Maden.
"Baik bu..." jawab mereka semua.
Violin tersenyum. "Akhirnya karma menghampiri mereka."
"Ssssstttt..." ujar Clara menyuruh temannya diam.
Violin menutup mulutnya, mereka semua mengikuti materi yang diajarkan bu Maden hingga satu jam lamanya. Bel selesai kampus berdering lagi.
"Cukup sekian materi yang aku sampaikan, jangan lupa untuk menyampaikan apa yang aku katakan untuk keempat mahasiswi itu." ujar bu Maden.
"Baik bu..." jawab semuanya.
Bu Maden meninggalkan ruang kelas.
"Ah... akhirnya selesai juga." ujar Violin. "Apa kau paham apa yang disampaikan dosen tadi?" tanyanya.
Clara mengangguk. "Di Jepang materi ini sudah lewat, disini lebih lamban."
"Tapi aku tak mengerti Clara." ujar Violin dengan wajah memelas.
Clara tertawa. "Apa kau ada kelas musik lagi?"
Violin mengangguk. "Ikutlah denganku."
"Aku harus..."
"Baiklah, selamat menikmati peran pembantu." potong Violin.
"Hanya satu minggu, aku harus bersabar." jawab Clara.
"Kecerdasanmu tak kau pakai, payah. Baiklah, aku akan ke kelas musik sekarang. Ingat hubungi aku jika ada yang mengganggumu."
"Siap bos." jawab Clara seraya menyeringai.
Violin meninggalkan Clara, dan Clara segera menuju basecamp seperti yang diminta Samuel Kelt.
*****
Happy Reading All...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐
bidadari kejegur got jadi lumpur nya ceket makanya jadi buruk rupa gitu🤭sabarlah vio klo nanti clara ketemu pangerannya dia kembali cantik seperti semula😇
2022-08-07
0
🏘⃝Aⁿᵘ3⃣❤ning🍀⃝⃟💙
akhirnya ngaku jg clara sm vio kl dia anak Sultan, pemilik perusahaan sungai budi... semoga bnr2 tulus dh vio berteman dgn clara... mudah2an celin n the ganknya dpt nilai D 😆😆 biar rasa...
2022-08-07
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
di sini mulai percaya vio baik, amin deh🤭
nggak suka teman yang pura2 baik. pengin getok aja rasanya . depan belakang beda sifat
2022-08-06
0