Violin menarik tangan Clara. "Apa yang kau lakukan?" ujarnya.
Seketika Clara memeluk Violin sambil menangis.
"Ikut aku." perintah Violin. "Kalian akan menerima akibatnya." teriaknya pada ketiga pria itu seraya membawa Clara ke toilet kampus.
Cukup lama Clara berada di dalam toilet, Violin menunggunya dengan sabar di depan pintu. "Clara, kau baik baik saja kan."
"Iya..." jawab Clara.
"Aku tak tahu mengapa kau terlibat dengan ketiga pria itu, tapi kau tak perlu takut lagi, aku akan melindungimu." kata Violin.
Clara akhirnya keluar dari dalam toilet itu. "Maaf."
"Untuk apa kau minta maaf?" tanya Violin seraya mendekati Clara. "Aku tak tahu mengapa kau berdandan seperti ini Clara, tapi kau tak bisa membohongiku." bisiknya.
Clara terbelalak. "Apa maksudmu?"
"Kau tenang saja, aku temanmu. Aku tak akan membuka rahasia." jawab Violin seraya melihat keadaan toilet. "Aku tahu kau adalah wanita yang sangat cantik dan terlahir dari keluarga yang kaya. Aku tak tahu apa tujuanmu mengubah penampilan seperti ini." bisiknya lagi.
"Sejak kapan kau tahu?" tanya Clara.
"Sejak di kantin kampus, aku bisa melihat sikap seorang putri kaya. Tapi mengapa kau terlibat dengan geng Samuel Kelt?"
Clara mulai menceritakan dari awal pertemuannya sampai ia diberi hukuman oleh Samuel.
"Aku hanya takut dikeluarkan, ayahku lah yang merekomendasikan aku ke kampus ini." kata Clara.
Violin mengumpat. "Dasar pria sombong, ia pikir semua wanita bisa tertarik padanya. Ia akan menyesal jika tahu seperti apa penampilanmu sebenarnya."
"Aku sudah berjanji akan menjadi pembantunya selama satu minggu, apa yang harus aku lakukan?"
"Aku akan menghadapinya."
"Jangan Violin, kau bisa dikeluarkan dari kampus." ujar Clara.
"Coba saja jika ia berani, walaupun keluarganya adalah pemilik universitas bukan berarti ia bisa sewenang-wenang." jawab Violin.
"Vio, aku hanya tak ingin ayahku mengetahuinya. Sebenarnya ayahku adalah sahabat pemilik kampus."
"Bukankah itu lebih mudah Clara, kau bisa mengatakannya pada ayahmu atas perbuatan anak sahabatnya yang sombong itu."
Clara menggeleng. "Jangan libatkan para orang tua, aku tak mau melakukan itu."
"Lalu kau akan bertahan dengannya selama satu minggu."
Clara mengangguk.
"Dasar gadis bodoh, sia sia saja aku membelamu." kata Violin kesal.
"Vio bukan seperti itu, tapi aku tak ingin kau terlibat dalam masalahku. Biarkan aku mengatasinya sendiri."
"Terserahlah, sudah waktunya kita masuk kelas. Biarkan aku yang menangani orang orang yang mengejekmu. Setelah itu kau bisa bercerita padaku alasanmu mengubah penampilanmu." ujar Violin seraya mengajak Clara keluar dari toilet.
Saat menuju kelas, semua mahasiswa mahasiswi menatapnya dengan ngeri dan mencemooh. Dan saat masuk kelas, semuanya bersorak mengejek.
"Jika kalian berani bersorak lagi, aku akan merobek mulut kalian satu per satu, kalian pikir aku tak berani hah." teriak Violin.
Seketika mereka terdiam. Keduanya duduk dan menunggu kedatangan dosen. Walaupun Celia dan gengnya masih saja berbisik mengejek Clara tapi tak ada satupun yang berani berkata dengan keras karena takut pada Violin. Di semester awal Violin pernah memukul seorang mahasiswa hingga babak belur, karena itulah tak ada satupun yang berani melawannya.
*****
Tatapan Samuel jauh ke depan ruang kelasnya. Ia merasa bersalah telah mempermalukan wanita culun itu.
"Woooiii... Kenapa kau melamun." ujar Jerry.
"Sepertinya aku sudah keterlaluan." jawab Samuel.
Jerry dan Given saling bertatapan, mereka berpikir sejak kapan seorang Samuel Kelt menyesali perbuatannya.
"Mengapa kau begitu perduli Sam, bukankah kita selalu melakukannya untuk bersenang senang." sahut Given.
Dosen memasuki ruang kelas sebelum Samuel menjawabnya ucapan Given.
"Samuel, kau membuat wanita jatuh cinta dan melakukan hal gila lagi. Keributan sampai terdengar di telinga Dekan. Dan wanita itu bukankah mahasiswi pindahan, apa yang terjadi?" tanya pak Rudi.
"Bukan salah pangeran kami pak, itu salah wanita jelek itu yang tak mau berkaca." jawab mahasiswi disana.
"Aku bertanya pada Samuel, mengapa kau yang menjawab." ujar pak Rudi.
"Hanya mengerjainya pak." jawab Samuel datar.
"Baiklah jangan ribut lagi, kita mulai materinya. Jika kalian masih meributkan hal hal seperti ini lebih baik keluar kelas." ujar pak Rudi.
Seketika mereka semua terdiam dan mulai mengikuti pelajaran pak Rudi. Satu jam terasa lama bagi Samuel, ia ingin segera menemui wanita itu. Itulah dorongan hatinya. Setelah jam pelajaran selesai, Samuel segera beranjak dari duduknya.
"Tunggu bos." ujar Jerry dan Given seraya mengikuti Samuel keluar kelas.
Mereka benar benar menuju ke fakultas bisnis dan manajemen. Ketiganya berhenti di depan pintu kelas, kedatangan mereka membuat heboh terutama untuk Celia dan gengnya.
"Kalian urus Celia dan gengnya seperti apa yang aku perintahkan kemarin." ujar Samuel pada Jerry dan Given.
Keduanya mengangguk, Samuel masuk kelas melewati Celia dan yang lainnya. Matanya hanya tertuju pada Clara yang masih sibuk membereskan barang-barangnya.
Violin seketika menghalanginya. "Apa yang kau inginkan? Belum cukupkah kau buat temanku malu?"
"Aku tak ada urusan denganmu." jawab Samuel. "Clara, urusan kita belum selesai." sambungnya.
Clara sedikit takut, tapi ia tak bisa menghindari pria itu. "Vio, tak apa apa."
Violin menatapnya dengan kesal. "Terserahlah." jawabnya.
"Ikut denganku." perintah Samuel.
Dengan ragu Clara mengikuti pria itu. Di lain sisi Jerry dan Given mengajak Celia dan gengnya menuju gudang alat olahraga.
"Mengapa kalian membawa kami kemari?" tanya Celia.
"Ini perintah pangeranmu, jika kau ingin dekat dengannya maka ikuti saja." jawab Jerry.
"Benar, pangeran Sam sangat suka wanita penurut." sahut Given.
"Nah sekarang kalian masuk ke gudang ini, pangeran Sam bilang ia ingin gudang ini bersih dan rapi. Dan ia ingin kalianlah yang melakukannya, karena Sam tak mau ada orang lain yang menyentuh barang barang di gudang ini." lanjut Jerry.
"Bukankah gudang ini memang tak tersentuh, dan alat alat ini sudah rusak." kata Irma.
"Kalian bisa pisahkan barang yang tidak terpakai dan yang masih. Kalian bisa keluar dari sini setelah semuanya bersih, pangeran Sam yang akan melihat hasil kerja kalian." kata Given.
"Alat pembersih ada di ujung sana, kalian bisa memulainya sekarang." kata Jerry.
"Bisakah kami makan dulu?" tanya Ully.
"Benar kami kelaparan." sahut Tamara.
"Kalau begitu kalian tak mengikuti perintah pangeran Sam." jawab Jerry.
"Kalian hentikanlah, bagaimana kita bisa menolak permintaan pangeran Sam." sahut Celia berhasil dibodohi.
"Selamat bekerja." kata Given.
Keduanya meninggalkan gudang dan menutup pintunya. Jerry mengunci gudang itu dengan perlahan tanpa sepengetahuan mereka. Keduanya melakukan tos ala mereka setelah berhasil mengerjai Celia dan gengnya.
Sedangkan Samuel membawa Clara ke kantin kampus. Semuanya terkejut melihat kedatangannya dengan wanita culun itu.
"Duduklah." perintah Samuel.
Clara mengikuti keinginannya, ia bingung dan takut melihat tatapan orang orang di sekitarnya. Tak lama Samuel kembali dengan dua porsi makanan di tangannya, dan memberikan satu porsi untuk Clara.
"Anggap saja ini hadiah untukmu sebelum kau kembali menjadi pembantuku lagi." ujar Samuel.
Clara menatap makanan itu.
"Kau tidak menghargaiku jika kau menolak makanan ini lagi. Jadi makanlah sebelum aku berubah pikiran." bentak Samuel.
Clara menarik piringnya. "Makanan ini beracun untukku." gumamnya.
"Apa yang kau gumamkan?" tanya Samuel.
"Aku tak bisa memakannya karena beracun." jawab Clara. Entah apa lagi yang harus ia katakan.
Samuel terhina, ia menarik piring Clara dan memakan makanan itu. "Kau lihatlah, jika aku meracunimu maka aku sebentar lagi akan mati."
Clara terpaksa harus mengatakannya pada pria gila di depannya. "Kau mungkin baik baik saja, tapi itu sangat beracun untukku. Karena aku alergi penyedap rasa."
Seketika Samuel tersedak, ia akhirnya tahu mengapa pagi tadi wanita itu lebih memilih mempermalukan dirinya sendiri dibanding makan makanan yang ia beli sendiri, jadi racun yang ia maksud adalah ini. Ternyata ia tak memakan MSG.
"Dasar gadis bodoh." ujar Samuel menarik piringnya dari depan Clara. Ia beranjak lagi ke food court yang menyediakan makanan non MSG.
Perlakuan Samuel sangat berbeda padanya, pria itu bahkan mau mengganti makanan untuknya. Sedangkan Jerry dan Given sangat terkejut saat baru sampai di Kantin, merekalah yang selama ini membelikan makanan untuk Samuel. Tapi kali ini ia justru membelikan makanan untuk wanita yang sama sekali tak pantas untuknya.
*****
Happy Reading All...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kenapa peran Clara di sini jadi cewek LEMAH sih thor,Harusnya walaupun dia berpenpilan Culun,tapi dia bersikap TEGAS dan jutek,Bukan jadi cewek LEMAH ..Aku paling benci sama cewek yg LEMAH DAN BODOH...
2024-06-01
0
🏘⃝Aⁿᵘ3⃣❤ning🍀⃝⃟💙
tanpa sadar Samuel dh tertarik sm clara, smpe mau ganti beliin mknan yg non mecin demi clara... mampus lah celin dikerjain sm kaki tangannya Samuel...
2022-08-07
0
𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐
kau yang bodoh sam karena tampa sadar kebodohan mu memperlihatkan kepedulianmu 😂😂
2022-08-06
0