Sepanjang perjalanan menuju kampus, Clara terus berdoa di dalam hati. Ia berharap tidak bertemu dengan ketiga pria playboy kampus. Tapi sesampainya di kampus, harapan Clara pupus begitu saja. Ketiganya justru sedang menunggu kedatangannya di depan gerbang. Clara mengumpat membuat supir taksi itu terkejut.
"Ada apa nona, apa ada masalah? Kita sudah sampai di universitas." ujar supir taksi.
"Ah, maaf pak... Terima kasih." jawab Clara seraya memberikan ongkos dan turun dari taksinya.
Clara menghela nafasnya, ia memang turun dari taksi jauh dari gerbang kampus. Ia berharap ada jalan lain masuk ke universitas itu. Clara mencari cari orang yang berada di dekatnya.
"Permisi..." sapa Clara pada seorang pria. Pria itu menatapnya dengan ngeri. "Maaf, apa ada jalan lain maksudku pintu belakang untuk masuk ke kampus?" tanyanya.
Pria itu mengangguk. "Kau bisa berputar dan menemukan pintu belakang. Tapi biasanya saat pagi, pintu itu masih tertutup."
"Terima kasih." jawab Clara.
Pria itu hanya mengangguk lalu meninggalkannya.
"Seandainya aku tahu nomor ponsel Violin, aku bisa meminta bantuannya. Ya Tuhan, mengapa aku sangat bodoh." gumamnya. "Aku harus mencoba ke pintu belakang itu, semoga Tuhan berada di pihakku." sambungnya seraya berbalik.
Tapi baru beberapa langkah, ia terlambat menghindari Samuel dan teman temannya.
"Hei...Jadi rupanya kau bersiap siap untuk kabur." teriak Samuel.
Seketika Clara menghentikan langkahnya. Ketiga pria itu sudah berada tepat di belakangnya. Saat Clara berbalik, ketiganya tertawa terbahak-bahak.
"Ya Tuhan, kau lebih buruk dari kemarin." ejek Given.
"Mengapa seorang wanita di zaman sekarang tak bisa merawat dirinya sendiri. Lihatlah kulitmu dan juga pakaian yang kau pakai." sahut Jerry.
Samuel menyunggingkan senyumnya, lalu melemparkan tasnya pada Clara. Wanita itu seketika menangkapnya.
"Tugasmu dimulai nona culun. Ah tidak, mulai hari ini aku akan memanggilmu pelayan." ujar Samuel.
Clara terbelalak. "Aku bukan pelayanmu." bentaknya.
"Aku sudah merekamnya, kau lupa pembicaraan kita kemarin. Kau setuju menjadi pembantuku selama satu minggu. " jawab Samuel.
"Aku setuju karena kau mengancamku." sahut Clara.
"Dan ancaman itu masih berlaku jika kau berubah pikiran. Kau bisa keluar kampus hari ini, akan aku pastikan itu."
Clara sangat marah, tapi ia harus sabar. Ia harus menepati janjinya pada pria itu. Dan ia tak ingin hal ini sampai terdengar oleh ayahnya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Clara datar.
"Seharusnya itulah yang kau katakan sejak tadi." jawab Samuel seraya tertawa. Jerry dan Given pun ikut menertawakannya. "Belikan kami makanan dan bawa ke basecamp, 10 menit. Jika melebihi waktu itu, maka aku akan membuatmu menyesal." sambung Samuel seraya meninggalkan Clara.
"Apa yang ingin kalian makan, dan mana uangnya?" teriak Clara tapi ketiganya tak mau mendengarkan.
Clara berlari menuju kampus dan kantin. Ia mendengar kembali teriakan teriakan histeris para mahasiswi kampus.
"Ciiiih..." ujar Clara seraya melewati mereka.
Sesampainya di kantin, Clara kebingungan. Tapi ia tak kehabisan akal, ia bertanya pada salah satu penjaga food court. Mereka pasti tahu tentang playboy kampus itu. Benar saja, setelah mengatakan makanan yang sering mereka pesan, pelayan itu pun menitipkan salam kepada Samuel Kelt.
Clara menatap jam tangannya, tersisa 5 menit. Ia segera membeli makanan itu setelah mengiyakan permintaan pelayan kantin. Sisa waktu semakin menipis karena ia harus menunggu kopi capuccino yang sedang dibuat oleh pelayan food court. Waktu tersisa 1 menit dan ia segera bergegas menuju basecamp.
"Wah...wah...kau melanggar waktu yang aku berikan." ujar Samuel setelah Clara muncul dihadapannya.
"Aku butuh waktu lebih banyak untuk menunggu kopi ini." jawab Clara.
Samuel mengangkat alisnya. "Seingatku, aku menyuruhmu membelikan makanan bukan minuman. Karena kau terlalu bodoh, ini murni kesalahanmu. Kau terlambat 5 menit 32 detik."
"Sialan, perkataannya memang tidak salah tapi bukankah ini semua yang biasa mereka pesan saat pagi hari kata pelayan kantin." pikir Clara.
"Mengapa kau diam? Apa kau akhirnya mengerti dimana kesalahanmu? Aku pikir orang yang berkacamata tebal sepertimu memiliki otak yang cerdas, tapi ternyata..." ejek Samuel.
"Sudah Sam, beri saja ia hukuman." ujar Jerry.
"Benar, aku setuju itu." sahut Given.
Samuel tersenyum licik, ia menatap Clara dari atas sampai bawah. "Hukumannya sangat sederhana, kau makan semua yang kau beli itu." perintahnya.
Samuel melakukan itu karena mereka memang sudah sarapan sebelum Clara datang, ia hanya mengerjainya saja.
Clara terkejut dan menggelengkan kepalanya. "Aku sudah sarapan." tolaknya.
"Kau berani menolak perintahku."
"Apa yang harus aku lakukan, aku tak bisa memakan ini karena mengandung MSG." pikir Clara.
"Cepat makan atau kau mau keliling kampus dan berteriak "Aku menyukai Samuel Kelt"." ejek Samuel.
"Ya Tuhan, pilihan macam apa itu. Jika aku keliling kampus, aku akan semakin di bully, tapi jika aku makan makanan ini, aku akan masuk rumah sakit." pikir Clara.
"Cepatlah pelayanku, sebentar lagi pelajaran pertama akan dimulai." ujar Samuel lagi.
"Lakukan saja nona, pilihanmu sangat mudah. Sepertinya bos kami dalam suasana hati yang baik. Kau hanya perlu memilih antara makan dan mengakui perasaanmu." ujar Jerry.
"Makanan itu cukup enak, kami sering memakannya." kata Given.
"Jika aku masuk rumah sakit, maka papi dan mami akan khawatir. Baiklah, aku lebih baik mempermalukan diriku sendiri." pikir Clara lagi.
"Aku akan memilih yang kedua, aku akan berkeliling kampus dan berteriak seperti itu." jawab Clara.
Sontak saja mereka terkejut dengan pilihan Clara, bagaimana seorang wanita mau mempermalukan dirinya sendiri dibandingkan makan makanan yang ada di depannya.
"Apa wanita jelek ini sedang berdiet ketat?" pikir Samuel.
"Kau pikir perkataanku hanya bercanda, kau yakin akan melakukan itu di hadapan semua penghuni kampus? Apa makanan yang di depanmu ini sudah kau beri racun?" tanya Samuel penasaran.
"Ya benar, aku sudah menaruh racun di dalamnya. Jika aku memakannya, aku akan mati seketika." bentak Clara.
"Ya Tuhan, kau benar benar mau meracuni kami nona." ujar Jerry.
"Aku tak percaya, aku pikir kau sangat polos, ternyata kau sangat menakutkan. Bagaimana jika kau benar benar membunuh kami, apa kau tak takut masuk penjara?" tanya Given.
Tapi Samuel percaya, perkataan wanita itu hanya kebohongan. Ia yakin, tak mungkin Clara sempat menaruh racun di dalamnya.
"Baiklah, itu pilihanmu. Sekarang mulailah berkeliling dan berteriak, aku akan mengawasimu." jawab Samuel.
Clara keluar dari basecamp bersama ketiganya.
"Mulailah dari sini." perintah Samuel.
Clara menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskannya dengan keras. Ia mulai berjalan ke koridor kampus.
"Aku menyukai Samuel Kelt." ujar Clara.
"Aku bilang teriak, bahkan semut pun tak bisa mendengarmu." bentak Samuel.
"Aku menyukai Samuel Kelt." teriak Clara.
Sontak semuanya menatapnya, Clara tak perduli lagi, ia melanjutkan jalannya sambil berteriak.
"Aku menyukai Samuel Kelt." teriaknya.
Sorakan cemooh terdengar.
"Dasar tak tahu malu..."
"Bagaimana wanita jelek itu berani menyukai pangeran Sam..."
"Sungguh menggelikan, wanita gila..."
"Ia tidak waras, seharusnya berkaca sebelum menyukai pangeran Sam..."
Ucapan ucapan itu terus di dengar Clara, ia diejek, dicemooh, diteriaki bahkan beberapa diantara mereka melemparinya dengan kertas.
"Aku menyukai Samuel Kelt." teriak Clara tanpa berhenti. Air matanya akhirnya tumpah karena rasa malu yang dihadapinya. Ia berusaha menahannya agar bedak yang ia pakai tidak luntur.
"Aku menyukai Samuel Kelt." ujarnya lagi, suaranya mulai bergetar.
Keributan itu terdengar sampai ke telinga Celia dan teman temannya, mereka menertawakan Clara yang sedang dikerjai oleh Samuel.
"Dasar wanita jelek sialan, jala** gila... Rasakan itu karena mencoba melawan pangeranku." teriak Celia.
"Benar, rasakan itu. Berani beraninya kau melawan Samuel." sahut Irma.
"Dasar wanita tak tahu malu, berkacalah sebelum mengakui perasaanmu." teriak Tamara.
"Kalau aku jadi kau, aku sudah bunuh diri." sahut Ully.
Mereka semua tertawa terbahak-bahak.
Violin akhirnya mendengar suara Clara dan keributan itu. Ia segera keluar dari kelas dan mencari keberadaan Clara. Violin terkejut saat melihat Clara berkeliling sambil berteriak seperti itu. Wanita itu mempermalukan dirinya sendiri. Seketika Violin mengejarnya untuk menghentikannya.
*****
Happy Reading All...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
🏘⃝Aⁿᵘ3⃣❤ning🍀⃝⃟💙
Samuel keterlaluan bgt ngebully nya 😤😤 sok kecakepan bgt sih lo sehingga semua orang hrs notice siapa kamu... woi bang... ga semuanya hrs berputar disekeliling lo tau....
2022-08-06
0
𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐
itu kesalahan mu clara pilihan ada di tangan mu kenapa mau jadi bahan lelucon 🤡
2022-08-06
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
masih penasaran sama vio, tulus nggak ya berteman sama Clara. kalau tulus, yok selamat kan Clara 🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️
2022-08-06
0