Cahaya matahari pagi menyinari kamar Clara, gorden mewahnya terbuka lebar karena seseorang masuk ke kamarnya dan membukanya, tentu saja hanya ibunya lah yang berani melakukan itu.
"Bangun sayang, kau bisa terlambat kuliah." ujar Velly.
Clara justru menarik selimutnya dan membenamkan wajahnya disana, seketika ibunya menarik selimut itu.
"Sebentar lagi mi, please." pinta Clara.
"Baiklah, mami akan menunggumu sarapan. Bangun dan bersiap siaplah." jawab Velly.
Clara mengangguk dengan malas, ia kembali membenamkan wajahnya di balik selimut. Ibunya hanya bisa menggelengkan kepalanya seraya meninggalkan putri tercintanya.
Velly membantu bu Lani di dapur, walaupun wanita tua itu melarangnya, tapi Velly tetap bersikeras membantu pelayannya.
"Jangan nyonya besar, anda tunggu saja di ruang makan." ujar bu Lani.
"Tidak apa apa bu, aku akan berangkat keluar kota lagi nanti siang. Kapan lagi bisa menyiapkan makanan untuk putriku." jawab Velly.
"Baiklah jika nyonya tidak repot. Bu Lani akan menyiapkan susu hangat."
Velly hanya mengangguk. Keduanya menyiapkan sarapan dengan banyak menu. Setelah sudah selesai menatanya di meja makan, Velly menghampiri suaminya yang sedang asyik membaca koran.
"Sayang, waktunya sarapan." ujar Velly.
"Dimana Clara?" tanya Johannes seraya melipat korannya.
"Mungkin sedang bersiap siap."
"Mi, duduklah sebentar ada yang ingin aku katakan padamu." pinta Johannes.
Velly mengikuti keinginan suaminya, ia duduk di samping Johannes.
"Ada apa pi, sepertinya ini penting." tanya Velly.
Johannes mengangguk. "Ini soal putri kita mi, kau tahu kan sahabatku Darsa Kelt."
Velly mengangguk.
"Apa kau masih ingat putranya Darsa Kelt?" tanya Johannes lagi.
"Tentu saja aku ingat sayang, anak itu seumuran dengan putri kita. Saat masih kecil Clara suka diganggunya, lucu sekali. Saat itu keduanya sangat menggemaskan, kalau tidak salah aku masih menyimpan foto mereka di dalam gudang." jawab Velly.
Johannes tertawa saat mengingat akan hal itu. "Saat itu usia mereka baru 3 tahun, entah Clara bisa mengingatnya atau tidak."
"Mana mungkin mereka ingat sayang, mereka terlalu kecil. Dan setelah itu keduanya tak pernah bertemu karena Clara ikut kita ke Jepang. Dan saat kita kembali ke Indonesia, putri kita tak mau ikut pulang, ia lebih memilih tinggal dengan om dan tante nya. Tapi ada apa sayang, mengapa tiba tiba kau bahas soal putra Darsa?" tanya Velly penasaran.
"Aku sudah berbicara dengan Darsa, kami berniat untuk menjodohkan keduanya." bisik Johannes, ia tak mau sampai Clara mendengarnya.
Velly terbelalak. "Mengapa kau tak bilang dulu padaku?"
"Ssssstttt...Jangan keras keras mi."
"Bagaimana jika putra Darsa jelek dan tak pantas untuk putri kita?"
Johannes terkekeh. "Kau akan menyesali ucapanmu setelah melihat fotonya." ujarnya seraya mengambil ponselnya di saku. "Lihatlah, ia tumbuh menjadi pria yang sangat tampan."
Velly melihat ponsel suaminya dan tersenyum lebar setelah melihat putra Darsa yang sangat tampan. "Tapi terlihat seperti playboy."
"Aku tak perduli selama ia putra Darsa, saat aku muda pun aku memiliki kekasih lebih dari satu tapi pilihan terakhirku hanya kau." goda Johannes.
"Ciiiih, itupun karena kau sulit mendapatkan aku. Ratusan bahkan ribuan kali aku menolakmu." ejek Velly.
Johannes mengumpat, ia memang sangat sulit mendapatkan istrinya. Itulah mengapa ia memutuskan untuk menikahi Velly jika istrinya itu menerimanya. Pada akhirnya mereka memang berjodoh, dan keduanya bisa hidup bahagia hingga sekarang.
"Itulah mengapa aku semakin mencintaimu, kau bukanlah wanita yang mudah aku dapatkan. Dan sikapmu itu sudah menurun pada putri kita. Ia bahkan berdandan sejelek mungkin untuk menghindari pria pria. Tapi itu justru menguntungkan untuk perjodohan ini sayang, bagaimana menurutmu?"
"Aku setuju jika Clara setuju pi, ingatlah ini bukan zaman Siti Nurbaya lagi. Kita tak bisa memaksakan perasaan mereka." jawab Velly.
Johannes mengangguk. "Kau benar, tapi setidaknya kita bisa mencobanya kan. Dan yang lebih beruntung, putra Darsa kuliah di kampus yang sama dengan Clara, ia mengambil jurusan hukum. Dan aku dengar ia adalah mahasiswa cerdas disana, namanya... sebentar aku lupa... Sam..."
"Samuel Kelt pi, nama yang tampan sesuai wajahnya. Aku bahkan masih mengingatnya. Baiklah, aku ikut saja tapi kau harus selalu ingat tidak ada pemaksaan dalam perjodohan ini. Cukup kita bicara, sekarang lebih baik kita sarapan sayang." ajak Velly.
"Oke nyonya Loman." jawab Johannes lalu mengikuti istrinya menuju ruang makan.
Johannes dan Velly menunggu putri mereka yang belum juga turun dari singgasananya. Velly meminum susunya yang sudah disediakan oleh bu Lani.
"Selamat pagi semua." sapa Clara.
Seketika Velly menyemburkan susu yang ada di mulutnya. Johannes tertawa terbahak bahak melihat putrinya yang konyol.
"Ya Tuhan, apa aku pernah melahirkan putri seperti ini." ujar Velly setelah ia mengelap bibirnya.
Clara mendekati ibunya seraya mencium pipinya. "Tentu saja aku putri Loman."
"Astaga apa yang kau lakukan Clara, ini lebih buruk dari foto kemarin." ujar Velly.
"Inilah penampilan baru putri kita sayang." jawab Johannes seraya tertawa lagi.
Bu Lani ikut tertawa melihat keterkejutan Velly.
"Tidak Clara, mami berubah pikiran. Jangan berpenampilan seperti ini, kau bisa menjadi bahan bully-an di kampus sayang." kata Velly.
"Aku memang sudah menjadi bahan bully-an mi, maaf." pikir Clara.
"Oh ayolah mi, ini demi kebaikanku juga, please." rayu Clara.
"Mi, biarkan saja. Kita sudah membahasnya tadi." ujar Johannes.
"Kalian membahasku, apa yang kalian bicarakan?" tanya Clara.
"Rahasia orang tua, baiklah mami akan menutup mulut dan tidak membahasnya lagi. Tapi bisakah kau duduk tidak di depan mami, aku bisa tersedak setiap kali melihat wajah jelekmu itu."
Suara tawa mereka kembali meledak, Clara benar benar mengikuti keinginan ibunya. Ia duduk di samping ibunya. Bahkan berkali kali Clara menggoda ibunya, tapi wanita itu terus menghindarinya.
"Hentikan Clara, kau bisa membuat mami mu tersedak." ujar Johannes.
"Apa penampilanku seburuk itu?" tanya Clara pura pura polos.
"Dasar anak nakal, kau bahkan mengubah warna kulitmu menjadi coklat. Aku benar benar tak mengenali putri tercantik Loman." jawab Velly.
Clara justru tertawa. "Aku berhasil, seharusnya aku bekerja menjadi make up artist."
"Ya Tuhan pi, bisa bisa akulah yang jantungan." ujar Velly.
Johannes terkekeh.
"Baiklah, waktunya aku berangkat sekarang." ujar Clara seraya bangkit dari duduknya.
"Bawa mobilmu Clara, kendaraan umum sangat berbahaya." perintah Johannes.
"Aku naik taksi bukan bus pi, aku aman. Jika aku membawa si red(mobil kesayangan Clara), maka penyamaranku akan kacau." jawab Clara.
"Maksudmu kau meninggalkan si red dan memilih naik taksi?" tanya Velly.
Clara mencium pipi ibunya sebelum wanita itu mulai mengomelinya lagi. "Ponselku stanby, jika aku dalam masalah, kalianlah orang pertama yang akan aku hubungi. Dah mami, dah papi."
"Clara tunggu, mami akan berangkat keluar kota lagi nanti siang, kemungkinan akan kembali lusa." teriak Velly.
"Oke mi, hati hati di jalan." balas Clara seraya keluar dari rumahnya.
Velly menghempaskan tubuhnya lagi ke kursi, ia menghela nafasnya dalam dalam. Johannes hanya bisa terkekeh melihat istrinya.
"Jangan tertawa terus pi, jika aku tahu akan seburuk itu, aku tak akan setuju. Zaman sekarang pembullyan masih sering terjadi." ujar Velly.
"Tenanglah istriku, putri kita sangat pintar menjaga dirinya sendiri. Ia wanita yang mandiri, ia bahkan pernah jauh dari kita sayang." jawab Johannes.
"Aku hanya khawatir pi, 180 bahkan sampai 360 derajat ia sangat berbeda. Clara benar benar aneh."
"Sudah jangan mengomel lagi, sudah waktunya aku berangkat ke perusahaan. Jam berapa kau akan berangkat?" tanya Johannes.
"Jam satu siang, mungkin aku tak bersama Sera. Aku mengajak Desi sebagai penggantinya. Aku yakin Sera masih mabuk perjalanan, aku tak tega mengajaknya." jawab Velly.
"Assisten yang kau percaya hanya Sera, tapi baiklah terserah padamu saja. Desi juga bisa menjadi assisten yang baik. Maaf aku selalu merepotkanmu untuk melakukan perjalanan bisnis Sungai Budi."
Velly tersenyum. "Akulah yang menginginkan semua ini sayang, aku tak ingin kesehatanmu terganggu lagi. Aku ingin kita tetap bersama sampai menjadi kakek dan nenek. Perjalanan yang melelahkan bisa membuat jantungmu bermasalah lagi."
"Itulah mengapa aku semakin mencintaimu nyonya Loman." kata Johannes seraya mencium kening istrinya. "Baiklah, aku hampir terlambat. Jika aku tak ada meeting, aku bisa mengantarmu ke bandara." sambungnya.
Velly mengangguk, ia beranjak dari duduknya dan keluar dari ruang makan bersama suaminya. Velly mengantarkan suaminya sampai ke depan.
"Pak Syukur, aku titip tuan ya." ujar Velly.
"Tentu nyonya." jawab pak Syukur.
Johannes kembali mencium kening istrinya. "Aku seperti anak kecil saja kau titipkan pada pak Syukur."
Velly hanya terkekeh, keduanya berpisah dan Velly kembali masuk untuk menyiapkan perjalanan bisnisnya.
*****
Happy Reading All...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐
coba seburannya pas ke muka clara kali ada clara bisa sadar kembali jadi putri anggun mempesona lagi🤭
2022-08-06
0
🏘⃝Aⁿᵘ3⃣❤ning🍀⃝⃟💙
kl clara tau dia mau dijodohin sm samuel gmna tuh... ya ortunya sih bilang ga akan memaksa, tp kedepannya kan ga tau... dijodohin sm musuh bebuyutannya clara 🤭
2022-08-06
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
kalau bener Sam anak sahabat papi Clara. cocok lah sama2 playboy pas muda ny
2022-08-06
0