Hari Pertama Kuliah

Clara sangat ragu mendekati wanita tomboi itu, ia hanya berdiri di sampingnya.

"Permisi, dimana aku duduk?" tanya Clara.

"Tentu saja disampingku, aku tak ingin memangkumu." jawab Violin datar.

Clara duduk di samping wanita itu. "Hai, namaku Clara. Terima kasih kau membantuku." ujarnya seraya mengulurkan tangannya dengan ragu.

"Aku Violin, aku tak membantumu tapi aku tak suka ada yang berisik." jawab Violin.

Clara menarik tangannya lagi karena tak disambut oleh wanita tomboi itu. "Bagaimanapun terima kasih Vio." katanya.

Dosen memasuki ruang kelas, mereka semua mulai belajar dengan tenang. Setelah satu jam bel berbunyi tanda selesai. Clara terus sibuk dengan bukunya, Violin hanya bisa menatapnya.

"Apa kau tidak lapar?" tanya Violin.

Clara menggeleng. "Aku sudah sarapan."

"Ini sudah siang, bukan waktunya sarapan lagi. Ikutlah denganku ke kantin." ajak Violin.

"Terima kasih Vio, aku disini saja." tolak Clara.

Violin kesal mendapat penolakan, ia menatap geng sok cantik itu sedang menatap mereka. Ia yakin keempatnya tak akan berhenti mengganggu wanita culun di sebelahnya.

"Ikutlah denganku Clara, aku tak suka ditolak." kata Violin seraya menarik tangan Clara.

"Tapi..."

Ucapan Clara tak di dengar oleh Violin, ia terus menyeret tangan Clara keluar dari ruangan kelas. Sesampainya di kantin, Clara menatap semua yang ada disana. Kantin itu memang cukup bersih, tapi ia takut salah makan dan membuat alergi tubuhnya kambuh.

"Apa yang ingin kau makan?" tanya Violin.

"Aku minum saja, aku benar benar masih kenyang." jawab Clara.

"Tunggu disini, aku akan mengambil makanan dengan cepat."

Clara mengangguk, ia duduk dan menunggu Violin kembali. Tak lama wanita itu kembali dengan makanan dan minuman di tangannya.

"Kau pindah dari kampus mana?" tanya Violin.

"Aku dari universitas Tokyo, Jepang." jawab Clara.

"Jepang? Lalu kenapa pindah? Bukankah pendidikan disana lebih baik."

"Ayahku sering sakit, aku tak ingin meninggalkan ibu sendirian disini."

"Anak yang berbakti, apa kau memiliki alergi makanan? Sepertinya kau menghindari makanan dari luar." tanya Violin.

"Kau seperti paranormal." jawab Clara.

Violin tertawa. "Aku lebih peka dari siapapun. Tapi sayang tak ada yang mau berteman denganku."

"Apa aku boleh menjadi temanmu?" tanya Clara.

"Aku tak yakin kau akan bertahan lebih dari satu hari denganku. Tapi aku menerimamu." jawab Violin seraya mengulurkan tangannya. "Aku minta maaf tak menyambut uluran tanganmu, perkenalkan namaku Violin Arahap." sambungnya.

Clara menyambut uluran tangannya. "Aku Clara Aldrey, senang berkenalan denganmu."

"Aku juga." ujar Violin. "Jadi kau alergi apa Clara?" tanyanya.

"Aku tak bisa memakan mecin maksudku penyedap rasa." jawab Clara.

"Kau beruntung nona, kau lihat di sebelah kirimu. Nah paling ujung itu semua makanan no MSG." kata Violin.

"Benarkah? Ada hal semacam itu di kampus ini."

Violin mengangguk. "Percayalah padaku, apa perlu aku antar kesana?"

Clara menggeleng. "Aku bisa sendiri, terima kasih Vio." ujarnya seraya meninggalkan Violin menuju food court itu.

Tak banyak mahasiswa mahasiswi yang memilih makanan itu, mereka semua menyukai penyedap rasa. Violin hanya tersenyum melihat teman barunya itu, ini pertama kalinya ia melihat wanita yang berpura pura jelek di kampus. Dari kulit tubuhnya, wajahnya yang cantik yang ditutupinya sampai barang mewah yang dimilikinya, Violin tahu Clara hanya menutupi identitasnya.

Mata tajam Violin dan juga perasaannya tak pernah meleset akan hal itu. Tapi bukan berarti ia memanfaatkan Clara, ia juga terlahir dari keluarga yang kaya. Keluarganya memiliki real estate di berbagai daerah di Indonesia. Entah kenapa ia sangat nyaman berteman dengan Clara. Ini pertama kalinya, ia memiliki teman setelah satu semester kuliah di universitas Indonesia.

Clara kembali dengan makanannya. "Aku bertanya pada penjaga food court, ternyata memang no MSG."

"Kau tak percaya padaku ya, kau pikir aku akan membuatmu celaka."

"Bukan begitu Vio, hanya lebih memastikan saja." jawab Clara serius.

Violin tertawa. "Aku hanya bercanda, mengapa kau sangat serius dan takut Clara. Makanlah, sebentar lagi jam kuliah kedua dimulai."

Clara menyeringai seraya mengangguk, ia menikmati makan siang yang terlalu dini itu.

"Clara, apa penampilanmu yang sebenarnya seperti ini?" tanya Violin tiba tiba.

Clara tersedak, ia terbatuk-batuk dan segera minum air putih. "Aku, aku tentu saja."

Violin tertawa lagi. "Aku hanya bercanda lagi."

"Mungkin terlalu dini aku mengetahui kebenarannya, mungkin ia belum sepenuhnya percaya padaku." pikir Violin.

"Cepat selesaikan makananmu, aku merasa ada sesuatu buruk yang akan datang." ujar Violin.

"Apa maksudmu?" tanya Clara.

"Sudah jangan banyak tanya, kau akan tahu sebentar lagi." jawab Violin.

Benar saja suara keributan dan histeris terdengar di kantin. Clara mencari tahu dan menemukan 3 orang pria masuk ke kantin. Alisnya terpaut heran.

"Apa yang mereka ributkan?" tanya Clara.

Violin tertawa. "Kau terlalu polos atau pura pura saja Clara, lihat ketiga pria itu. Mereka adalah pria tertampan di kampus dan tentu saja playboy. Ayo kita kembali ke kelas." ajaknya.

Clara mengangguk lalu mengikuti Violin keluar kantin, tapi karena ia penasaran, ia pun menoleh ke pria pria itu. Dan tatapannya langsung bertemu dengan Samuel. Tapi tarikan tangan Violin menyadarkannya. Mereka berhasil keluar dengan selamat dari sana.

*****

Mata tajam Samuel terpaku pada sosok wanita yang membuatnya penasaran, wanita itu keluar dari kantin seperti sedang dipaksa oleh temannya.

"Apa yang kau lihat bro?" tanya Jerry.

Jerry dan Given mengikuti pandangan Samuel.

"Apa kalian tak melihatnya?" tanya Samuel.

"Siapa?" tanya Given.

"Sudahlah, mungkin aku salah lihat." jawab Samuel.

Mereka duduk di tempat duduk seperti biasanya.

"Sam, maukah kau berfoto denganku?" tanya seorang wanita.

Samuel mengangkat alisnya. "Tentu saja, asal kau mau menciumku." jawabnya.

Wanita itu berteriak histeris, ia segera mengambil ponselnya lalu mencium pipi Samuel. Wanita yang lain ikut mengantri, tapi Samuel melambaikan tangannya.

"Cukup, aku ingin makan." ujar Samuel.

Dengan rasa kecewa mereka mundur.

"Kau memang Samuel yang aku kenal." ujar Jerry.

"Dasar wanita wanita bodoh, bagaimana mereka mau mencium seorang pria hanya demi sebuah foto." kata Samuel.

"Dan kau sangat menikmatinya, kau terlalu bermain main dengan mereka." sahut Given.

"Aku bermain karena mereka pantas dimainkan." bisik Samuel.

Suara tawa mereka meledak. Jerry dan Given meninggalkan tempat duduknya untuk mengambil makanan. Seperti biasanya, Samuel selalu dilayani mereka.

"Sam, kau makan juga, kebetulan sekali." ujar Celia.

Samuel mengumpat dalam hati, lagi lagi wanita itu mengganggunya. Dengan senyum terpaksa ia menanggapi wanita itu.

"Aku boleh kan duduk disini, aku sendirian sekarang. Teman temanku tidak ikut."

"Aku sama sekali tidak bertanya." pikir Samuel.

"Kau mau makan apa, aku akan mengambilnya untukmu."

"Kau terlalu berisik Celia, makanlah dengan tenang." jawab Samuel.

"Baiklah." jawab Celia sambil tersenyum.

Tak lama Jerry dan Given datang.

"Wah ada tamu tak diundang." goda Jerry.

"Apa aku mengganggu kalian?" tanya Celia.

Mereka menggeleng, Given memberikan makanan untuk Samuel.

"Kami beruntung kau mau bergabung disini." jawab Given.

"Kalian bisa diam dan makan, aku tak suka keributan saat makan." bentak Samuel.

"Siap bos." jawab mereka lalu menikmati makanannya.

"Oh ya, soal wanita itu, kami sudah mencari tahu. Ia bukan mahasiswi junior. Ia mahasiswi pindahan dari Jepang. Dan kebetulan ada Celia disini, Celia apa kau sekelas dengan wanita yang berpenampilan culun berkacamata besar dan rambut berkepang?" tanya Jerry.

Celia terkejut. "Mengapa mereka menanyakan wanita jelek itu?" pikirnya.

Ia pun mengangguk. "Ia baru masuk dan sudah mencari gara gara denganku. Mengapa kalian bertanya soal wanita jelek itu?"

"Wanita itu telah membuat kesal bos Samuel, tapi kau kenapa kesal?" tanya Given.

"Wanita jelek itu mengambil tempat dudukku, jika saja si tomboi itu tak membelanya mungkin sudah aku cabik cabik wajahnya." jawab Celia.

"Jadi yang aku lihat tadi tidak salah, wanita itu benar benar ada di kantin dan lagi lagi mengabaikan keberadaanku." pikir Samuel.

"Apa aku tak menarik lagi?" tanya Samuel tiba tiba.

Mereka semua menatapnya.

"Maksudku, aku ingin kalian membawa wanita itu dihadapanku setelah kampus berakhir." sambung Samuel.

"Mampus kau wanita jelek, Samuel sepertinya sangat membencimu. Musuhnya adalah musuhku, aku akan membuatmu menyesal telah melawanku." pikir Celia.

Samuel berdiri. "Aku sudah selesai." ucapnya seraya meninggalkan mereka.

Jerry dan Given belum selesai, tapi mereka tak ingin membuat Samuel marah.

"Tunggu kami Sam." teriak Jerry.

"Celia, maafkan kami." ujar Given pada wanita itu.

Mereka semua meninggalkan Celia begitu saja membuat wanita itu kesal.

"Ini semua gara gara wanita jelek itu, hingga membuat Sam ku marah. Tunggu saja wanita jelek." gumam Celia.

Celia pun meninggalkan kantin dengan perasaan yang sangat kesal.

*****

Happy Reading All...😘😘😘

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Semoga kau mendapatkan Karma,Suatu saat kau yg di permainkan oleh wanita,Aku harap wanita itu adalah Clara,,,Walaupun emang benar,Dasar cewek2 kampus itu aja yg terlalu lebay...

2024-06-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Berarti bener Vio ini bener peka orangnya...👍👍

2024-06-01

0

☠༄༅⃟𝐐🧡ʟᴇɴɢsᴇʀʀ[ᴏɴ-off]

☠༄༅⃟𝐐🧡ʟᴇɴɢsᴇʀʀ[ᴏɴ-off]

mampir di sini...
semoga Violin bisa menjadi teman baik nya Clara

2023-04-21

1

lihat semua
Episodes
1 Samuel Kelt
2 Clara Aldrey
3 Hari Pertama Kuliah
4 Hari Sial
5 Kepulangan Mami
6 Dinner First Time
7 Rencana Perjodohan
8 Dipermalukan
9 Perlakuan Yang Berbeda
10 Anak Sultan
11 Perasaan Aneh
12 Samuel Mengikuti Clara
13 Kediaman Clara
14 Kediaman Samuel
15 Kesetiaan Sahabat
16 Sahabat Spesial
17 Luntur
18 Hampir Ketahuan
19 Tak Bisa Dilawan
20 Terkurung
21 Samuel Bernyanyi
22 Perhatian Samuel
23 Violin Kesal
24 Teman Lama
25 Hukuman Celia The Genk
26 Penolakan Velly Loman
27 Kesepakatan Johannes dan Velly
28 Kebebasan Celia the Genk
29 Sahabat Lama
30 Rasa Cemburu
31 Alia adalah...???
32 Pelukan Tanpa Sadar
33 First Kiss
34 Kegalauan Samuel
35 Curahan Hati Clara
36 Pernyataan Cinta
37 Kedatangan Loman
38 Pengganggu
39 Kemarahan Samuel
40 Jangan Jangan
41 Kejujuran Samuel Pada Temannya
42 Telepon Dari Samuel
43 Mencari Samuel
44 Jadian
45 Ketahuan
46 Tamparan Dari Clara
47 Cerita Clara
48 Mesra
49 Rencana Pertemuan
50 Aku Merindukanmu
51 Perdebatan Lagi
52 Saling Perhatian
53 Waktu Untuk Faisal
54 Pangeran dan Putri
55 Kelas Musik Pertama
56 Siapa Cler.L
57 Kekesalan Violin
58 Milik Loman Adalah Milik Clara
59 Menyiapkan Makanan Tim Basket
60 Beilan Putus
61 Ciuman Di Depan Umum
62 Perdebatan Beilan dan Alia
63 Beilan Jatuh Cinta Lagi
64 Pertemuan Keluarga
65 Keterkejutan
66 Menambah Kebohongan
67 Kencan Pertama
68 Kemarahan Samuel
69 Nasehat Velly Loman
70 Mabuk Dan Meracau
71 Clara Sakit
72 Harga Diri dan Keegoisan Samuel
73 Sulit Diyakinkan
74 Kepanikan Samuel
75 Ungkapan Hati Samuel
76 Akhirnya Damai
77 Faisal Urusan Samuel
78 Samuel dan Ayahnya
79 Menghadapi Faisal
80 Kembali Berteman
81 Jerry Dan Given Terkejut
82 Kedatangan Dokter Firdaus
83 Violin Beilan
84 Rencana Celia & Alia
85 Tak Menyukai Perubahan
86 Penculikan Clara
87 Lokasi Penculikan
88 Clara Kabur
89 Tertipu
90 Salah Sangka
91 Akhirnya Ditemukan
92 Pengepungan Hutan
93 Pelarian Penculik
94 Penangkapan Penculik
95 Tertembak Mati
96 Samuel Nyaris Pingsan
97 Cerita Given
98 Surat Penangkapan
99 Penangkapan Celia
100 Kedatangan Vony dan Hideyoshi
101 Introgasi Vony
102 Kegilaan Celia
103 Takut Mereka Tahu
104 Posesif dan Pencemburu
105 Bersama Red
106 Kejutan Untuk Samuel
107 Kesedihan Violin
108 Sudah Saatnya Tahu
109 Kenyataan Yang Menyakitkan
110 Memperbaiki Semuanya
111 Pernikahan
112 Malam Terindah
113 TAMAT
114 BONUS ( END )
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Samuel Kelt
2
Clara Aldrey
3
Hari Pertama Kuliah
4
Hari Sial
5
Kepulangan Mami
6
Dinner First Time
7
Rencana Perjodohan
8
Dipermalukan
9
Perlakuan Yang Berbeda
10
Anak Sultan
11
Perasaan Aneh
12
Samuel Mengikuti Clara
13
Kediaman Clara
14
Kediaman Samuel
15
Kesetiaan Sahabat
16
Sahabat Spesial
17
Luntur
18
Hampir Ketahuan
19
Tak Bisa Dilawan
20
Terkurung
21
Samuel Bernyanyi
22
Perhatian Samuel
23
Violin Kesal
24
Teman Lama
25
Hukuman Celia The Genk
26
Penolakan Velly Loman
27
Kesepakatan Johannes dan Velly
28
Kebebasan Celia the Genk
29
Sahabat Lama
30
Rasa Cemburu
31
Alia adalah...???
32
Pelukan Tanpa Sadar
33
First Kiss
34
Kegalauan Samuel
35
Curahan Hati Clara
36
Pernyataan Cinta
37
Kedatangan Loman
38
Pengganggu
39
Kemarahan Samuel
40
Jangan Jangan
41
Kejujuran Samuel Pada Temannya
42
Telepon Dari Samuel
43
Mencari Samuel
44
Jadian
45
Ketahuan
46
Tamparan Dari Clara
47
Cerita Clara
48
Mesra
49
Rencana Pertemuan
50
Aku Merindukanmu
51
Perdebatan Lagi
52
Saling Perhatian
53
Waktu Untuk Faisal
54
Pangeran dan Putri
55
Kelas Musik Pertama
56
Siapa Cler.L
57
Kekesalan Violin
58
Milik Loman Adalah Milik Clara
59
Menyiapkan Makanan Tim Basket
60
Beilan Putus
61
Ciuman Di Depan Umum
62
Perdebatan Beilan dan Alia
63
Beilan Jatuh Cinta Lagi
64
Pertemuan Keluarga
65
Keterkejutan
66
Menambah Kebohongan
67
Kencan Pertama
68
Kemarahan Samuel
69
Nasehat Velly Loman
70
Mabuk Dan Meracau
71
Clara Sakit
72
Harga Diri dan Keegoisan Samuel
73
Sulit Diyakinkan
74
Kepanikan Samuel
75
Ungkapan Hati Samuel
76
Akhirnya Damai
77
Faisal Urusan Samuel
78
Samuel dan Ayahnya
79
Menghadapi Faisal
80
Kembali Berteman
81
Jerry Dan Given Terkejut
82
Kedatangan Dokter Firdaus
83
Violin Beilan
84
Rencana Celia & Alia
85
Tak Menyukai Perubahan
86
Penculikan Clara
87
Lokasi Penculikan
88
Clara Kabur
89
Tertipu
90
Salah Sangka
91
Akhirnya Ditemukan
92
Pengepungan Hutan
93
Pelarian Penculik
94
Penangkapan Penculik
95
Tertembak Mati
96
Samuel Nyaris Pingsan
97
Cerita Given
98
Surat Penangkapan
99
Penangkapan Celia
100
Kedatangan Vony dan Hideyoshi
101
Introgasi Vony
102
Kegilaan Celia
103
Takut Mereka Tahu
104
Posesif dan Pencemburu
105
Bersama Red
106
Kejutan Untuk Samuel
107
Kesedihan Violin
108
Sudah Saatnya Tahu
109
Kenyataan Yang Menyakitkan
110
Memperbaiki Semuanya
111
Pernikahan
112
Malam Terindah
113
TAMAT
114
BONUS ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!