Clara Aldrey

Clara bangun kesiangan, ini pertama kalinya ia harus masuk kuliah setelah kembali dari Jepang. Ia tak meneruskan kuliah disana karena ayahnya yang sering sakit-sakitan. Dan universitas terbaik pilihan ayahnya adalah universitas Indonesia. Ia sangat cantik, tapi ia tak ingin menjadi pusat perhatian di kampus barunya seperti halnya di kampus Jepang.

Clara mengubah dirinya sedemikian jeleknya, ia mengepang rambut panjangnya, menggunakan kacamata tebal dan memakai pakaian yang sangat culun. Ia segera turun dari kamar mewahnya yang berada di lantai tiga. Sontak penampilan culunnya membuat pelayan dan ayahnya terkejut.

"Ya Tuhan, siapa ini?" tanya Johannes Loman.

"Aku tentu putri papi satu satunya." jawab Clara.

"Sayang, apa yang kau lakukan pada penampilanmu? Jika mami tahu, papi akan dicabik-cabik."

Clara tertawa. "Untung saja mami sedang ke luar kota. Bagaimana penampilanku hari ini pi?"

"Jangan bertanya, tentu saja menakutkan." jawab Johannes.

"Keren, artinya aku berhasil. Dengan begini, tak ada yang berani mendekatiku. Bu Lani, bagaimana pendapat ibu?" tanya Clara pada pembantunya.

"Kenapa non Clara menutupi kecantikan non, seharusnya non membuat seisi kampus berdecak kagum." jawab bu Lani.

"Itulah tujuan utamaku bu, aku tak ingin menjadi pusat perhatian. Aku sudah terlambat, aku akan berangkat sekarang." kata Clara seraya berdiri dan mencium pipi ayahnya.

Johannes menggelengkan kepalanya, putri kesayangannya mulai melakukan hal hal yang aneh. Johannes segera menyelesaikan sarapannya, lalu bersiap siap untuk berangkat ke perusahaan. Ia keluar dari rumah dan melihat mobil mewah putrinya masih terparkir cantik di garasi.

"Lalu Clara berangkat ke kampus dengan apa?" gumam Johannes. "Pak Syukur..." teriaknya.

"Iya tuan." jawab pak Syukur.

"Apa kau melihat non Clara berangkat? Dengan apa ia ke kampus?" tanya Johannes.

Pak Syukur mengangguk. "Sepertinya non Clara memesan taksi tuan." jawabnya.

"Ya ampun, anak itu. Apa yang sedang ia lakukan sih, mengapa meninggalkan semua miliknya dan memilih naik kendaraan umum."

"Non Clara merubah penampilannya juga, sepertinya ia tak ingin menunjukkan siapa ia sebenarnya, menurut pak Syukur sih lebih baik begitu tuan. Non Clara terlalu cantik, jika penampilannya seperti biasa pasti ia merasa terganggu dengan pria pria kampus tuan."

Johannes Loman mengangguk anggukkan kepalanya. "Tapi jika nyonya tahu, maka akulah yang terkena omelannya."

Pak Syukur hanya tertawa, ia membukakan pintu mobil untuk Johannes. Lalu keduanya berangkat menuju perusahaan Sungai Budi.

*****

Berkali kali Clara membetulkan kaca mata jengkolnya di dalam taksi. Ia benar benar terburu buru sekarang, ia terus menatap jam tangan mahalnya.

"Pak supir, bisa lebih cepat pak." pinta Clara.

"Baik non." jawab supir taksi.

Universitas Indonesia sudah terlihat dengan jelas, gedung kampus itu lumayan megah. Clara menghela nafasnya, ia belum memiliki teman disana karena ini pertama kalinya ia masuk kampus, bisa dibilang ia adalah mahasiswi pindahan semester kedua. Ia harus menemui Dekan kampus untuk memberikan berkas tentangnya.

"Pak berhenti disini saja." ujar Clara.

Ia turun dari taksi itu lalu menatap jam tangannya lagi.

"Waduh, aku benar benar terlambat." ujarnya seraya berlari masuk kampus.

Clara menghentikan langkahnya saat menatap sekitaran gedung kampus, mobil mobil mewah berjejer di parkiran dan kali ini suara teriakan wanita wanita kampus memekakkan telinganya.

"Apa kampus di Indonesia berisik seperti ini?" gumamnya. "Masa bodoh, aku harus ke ruang Dekan." sambungnya lagi seraya berlari lagi.

Clara merasakan aura buruk setelah melewati tiga orang pria yang berjalan santai disana, tapi ia tak memperdulikannya, ia hanya fokus untuk ke ruang Dekan.

"Hei kau..."

Samar samar Clara mendengar seorang pria berteriak seperti itu, tapi ia tak menghiraukannya. Karena "Hei kau..." bukanlah namanya yang dipanggil. Clara terus menambah kecepatan larinya dan meninggalkan kebisingan di sekitaran kampus itu.

Keringatnya mengucur deras karena kelelahan, akhirnya ia sampai juga di depan pintu ruang Dekan. Clara mengambil nafas panjang, ia mengaturnya sedemikian rupa agar lebih tenang. Ia pun mengetuk pintu ruang Dekan itu.

"Masuk..." suara bariton seorang pria terdengar dari dalam.

Clara membuka pintunya dan melihat pria yang cukup berumur disana. "Permisi pak, aku mahasiswi pindahan dari Jepang, namaku Clara Aldrey Loman."

"Duduklah Clara, ayahmu sudah memberitahu kami tentang kepindahanmu." ujar pak Julius.

"Terima kasih pak, apa anda mengenal ayahku?" tanya Clara.

"Siapa yang tak mengenal pimpinan Sungai Budi Clara, apalagi pak Johannes adalah sahabat pemilik kampus ini. Tapi foto yang diberikan ayahmu sangat berbeda dengan penampilanmu sekarang."

"Maaf jika tidak sopan, aku lebih nyaman dengan penampilan yang sekarang. Pak Julius, ini berkas yang anda inginkan." jawab Clara.

"Aku mengerti, kau memang mahasiswi cerdas. Aku paham mengapa kau berpenampilan seperti ini. Selamat datang di universitas Indonesia Clara, semoga kau segera mendapatkan teman disini. Jika kau butuh bantuan apapun, segeralah mencariku. Ruang kelas bisnis dan manajemen ada di sebelah utara berseberangan dengan fakultas hukum. Apa perlu aku antarkan?" tanya pak Julius.

Clara menggelengkan kepalanya. "Aku bisa mencarinya sendiri pak, terima kasih. Kalau begitu, aku permisi ya pak."

"Baiklah." jawab pak Julius sambil mengangguk.

Clara keluar dari ruang Dekan, ia akhirnya bisa lega karena tak terlambat menemui pak Julius, ia tak ingin memberi kesan yang buruk di hari pertamanya. Ia menuju fakultas bisnis dan manajemen, setelah bertanya berkali kali dan tak sedikit dari mereka menatapnya seolah ngeri, akhirnya ia pun menemukan ruang kelasnya. Tak ada satupun mahasiswa mahasiswi di ruangan kelas.

Clara menatap jam tangannya lagi.

"Sepertinya ini masih pagi, aku akan membaca buku terlebih dahulu." gumamnya sendiri lalu turun lagi dari gedung.

Clara mencari cari tempat yang nyaman, dan akhirnya menemukan kursi kosong di dekat taman lapangan. Ia duduk dan mulai membaca bukunya. Ia tak tahu sebenarnya ada 3 pasang mata yang sedang memperhatikannya dari kelas hukum.

Suara bel masuk berbunyi, Clara menutup bukunya dan segera menuju ruang kelasnya sendiri. Ia mencari tempat duduk kosong, dan menemukannya di baris ketiga. Semua tatapan mata tertuju padanya membuat Clara canggung.

"Berani sekali wanita culun dan jelek itu duduk disana, apa ia tidak tahu itu tempat duduk princess kampus." bisik mereka.

Clara tak mendengar apapun, ia hanya duduk santai dan pada akhirnya ia terkejut saat seorang wanita menggebrak mejanya.

"Hei kau wanita jelek, apa kau tak tahu ini tempat duduk siapa?" bentak Irma.

Clara menggeleng. "Aku hanya tahu ini kosong."

"Berani sekali kau menjawabku." teriak Irma lagi.

"Bukankah kau bertanya, tentu saja aku menjawab."

Semuanya tertawa mendengar ucapan polos Clara.

"Sudah hentikan." ujar Celia. "Nona jelek, ini tempat dudukku. Bisakah kau bangun sekarang." sambungnya mengejek.

"Apakah tempat duduk ini tertulis namamu?" tanya Clara.

"Kau tidak tahu siapa nona Celia, berani sekali kau bertanya seperti itu." bentak Ully.

Clara ingin sekali membalasnya lagi, tapi ia tak ingin membuat keributan di hari pertamanya masuk kuliah.

"Kita sepertinya tak pernah melihat wanita jelek ini di kampus, apa ia mahasiswi pindahan." ejek Tamara.

Keempatnya menatap Clara dari atas sampai bawah.

"Apa kau baru disini?" tanya Irma.

Clara mengangguk. "Perkenalkan namaku..."

"Kau tak selevel dengan kami, cepat bangun sebelum kami melemparmu keluar." ancam Ully.

Suara gebrakan meja membuat mereka berpaling kesana. Itu berasal dari mahasiswi tomboi yang disegani mereka.

"Berhentilah membuat keributan anak anak manja, kalian mengganggu telingaku. Hei nona baru, kemarilah. Disana bukan tempatmu." teriak Violin.

Clara menatap wanita yang lebih mirip pria itu. Lalu kembali menatap keempat gangster kampus.

"Jangan menjadi pusat perhatian Clara, mengalah lebih baik." pikir Clara sendiri.

Clara pun membereskan bukunya dan segera menuju tempat Violin berada.

Celia dan antek-anteknya tersenyum penuh kemenangan.

*****

Happy Reading All...😘😘😘

Ilustrasi Clara Aldrey Loman👇👇👇

Terpopuler

Comments

꧁𝔡𝔢𝔴𝔞 𝔦𝔟𝔩𝔦𝔰꧂

꧁𝔡𝔢𝔴𝔞 𝔦𝔟𝔩𝔦𝔰꧂

kok " aku " si thor kesan kyk ngga sopan

2022-11-21

1

𝕸y💞 Ree🍏

𝕸y💞 Ree🍏

jadi clara itu cantik, dari keluarga kaya dan terpandang tapi lebih memilih merubah penampilan supaya tidak menjadi pusat perhatian wah pemikiran yang kereenn clara🥰
seperti nya violin bakal jadi sohib nya clara nih💚

2022-08-27

1

𝕸y💞🧸Pooj͢͢͢a!ℝma📢

𝕸y💞🧸Pooj͢͢͢a!ℝma📢

mam si irma ko jahat,padahal aslinya baik loh sumpah,walau sombong dikit🤭

2022-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 Samuel Kelt
2 Clara Aldrey
3 Hari Pertama Kuliah
4 Hari Sial
5 Kepulangan Mami
6 Dinner First Time
7 Rencana Perjodohan
8 Dipermalukan
9 Perlakuan Yang Berbeda
10 Anak Sultan
11 Perasaan Aneh
12 Samuel Mengikuti Clara
13 Kediaman Clara
14 Kediaman Samuel
15 Kesetiaan Sahabat
16 Sahabat Spesial
17 Luntur
18 Hampir Ketahuan
19 Tak Bisa Dilawan
20 Terkurung
21 Samuel Bernyanyi
22 Perhatian Samuel
23 Violin Kesal
24 Teman Lama
25 Hukuman Celia The Genk
26 Penolakan Velly Loman
27 Kesepakatan Johannes dan Velly
28 Kebebasan Celia the Genk
29 Sahabat Lama
30 Rasa Cemburu
31 Alia adalah...???
32 Pelukan Tanpa Sadar
33 First Kiss
34 Kegalauan Samuel
35 Curahan Hati Clara
36 Pernyataan Cinta
37 Kedatangan Loman
38 Pengganggu
39 Kemarahan Samuel
40 Jangan Jangan
41 Kejujuran Samuel Pada Temannya
42 Telepon Dari Samuel
43 Mencari Samuel
44 Jadian
45 Ketahuan
46 Tamparan Dari Clara
47 Cerita Clara
48 Mesra
49 Rencana Pertemuan
50 Aku Merindukanmu
51 Perdebatan Lagi
52 Saling Perhatian
53 Waktu Untuk Faisal
54 Pangeran dan Putri
55 Kelas Musik Pertama
56 Siapa Cler.L
57 Kekesalan Violin
58 Milik Loman Adalah Milik Clara
59 Menyiapkan Makanan Tim Basket
60 Beilan Putus
61 Ciuman Di Depan Umum
62 Perdebatan Beilan dan Alia
63 Beilan Jatuh Cinta Lagi
64 Pertemuan Keluarga
65 Keterkejutan
66 Menambah Kebohongan
67 Kencan Pertama
68 Kemarahan Samuel
69 Nasehat Velly Loman
70 Mabuk Dan Meracau
71 Clara Sakit
72 Harga Diri dan Keegoisan Samuel
73 Sulit Diyakinkan
74 Kepanikan Samuel
75 Ungkapan Hati Samuel
76 Akhirnya Damai
77 Faisal Urusan Samuel
78 Samuel dan Ayahnya
79 Menghadapi Faisal
80 Kembali Berteman
81 Jerry Dan Given Terkejut
82 Kedatangan Dokter Firdaus
83 Violin Beilan
84 Rencana Celia & Alia
85 Tak Menyukai Perubahan
86 Penculikan Clara
87 Lokasi Penculikan
88 Clara Kabur
89 Tertipu
90 Salah Sangka
91 Akhirnya Ditemukan
92 Pengepungan Hutan
93 Pelarian Penculik
94 Penangkapan Penculik
95 Tertembak Mati
96 Samuel Nyaris Pingsan
97 Cerita Given
98 Surat Penangkapan
99 Penangkapan Celia
100 Kedatangan Vony dan Hideyoshi
101 Introgasi Vony
102 Kegilaan Celia
103 Takut Mereka Tahu
104 Posesif dan Pencemburu
105 Bersama Red
106 Kejutan Untuk Samuel
107 Kesedihan Violin
108 Sudah Saatnya Tahu
109 Kenyataan Yang Menyakitkan
110 Memperbaiki Semuanya
111 Pernikahan
112 Malam Terindah
113 TAMAT
114 BONUS ( END )
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Samuel Kelt
2
Clara Aldrey
3
Hari Pertama Kuliah
4
Hari Sial
5
Kepulangan Mami
6
Dinner First Time
7
Rencana Perjodohan
8
Dipermalukan
9
Perlakuan Yang Berbeda
10
Anak Sultan
11
Perasaan Aneh
12
Samuel Mengikuti Clara
13
Kediaman Clara
14
Kediaman Samuel
15
Kesetiaan Sahabat
16
Sahabat Spesial
17
Luntur
18
Hampir Ketahuan
19
Tak Bisa Dilawan
20
Terkurung
21
Samuel Bernyanyi
22
Perhatian Samuel
23
Violin Kesal
24
Teman Lama
25
Hukuman Celia The Genk
26
Penolakan Velly Loman
27
Kesepakatan Johannes dan Velly
28
Kebebasan Celia the Genk
29
Sahabat Lama
30
Rasa Cemburu
31
Alia adalah...???
32
Pelukan Tanpa Sadar
33
First Kiss
34
Kegalauan Samuel
35
Curahan Hati Clara
36
Pernyataan Cinta
37
Kedatangan Loman
38
Pengganggu
39
Kemarahan Samuel
40
Jangan Jangan
41
Kejujuran Samuel Pada Temannya
42
Telepon Dari Samuel
43
Mencari Samuel
44
Jadian
45
Ketahuan
46
Tamparan Dari Clara
47
Cerita Clara
48
Mesra
49
Rencana Pertemuan
50
Aku Merindukanmu
51
Perdebatan Lagi
52
Saling Perhatian
53
Waktu Untuk Faisal
54
Pangeran dan Putri
55
Kelas Musik Pertama
56
Siapa Cler.L
57
Kekesalan Violin
58
Milik Loman Adalah Milik Clara
59
Menyiapkan Makanan Tim Basket
60
Beilan Putus
61
Ciuman Di Depan Umum
62
Perdebatan Beilan dan Alia
63
Beilan Jatuh Cinta Lagi
64
Pertemuan Keluarga
65
Keterkejutan
66
Menambah Kebohongan
67
Kencan Pertama
68
Kemarahan Samuel
69
Nasehat Velly Loman
70
Mabuk Dan Meracau
71
Clara Sakit
72
Harga Diri dan Keegoisan Samuel
73
Sulit Diyakinkan
74
Kepanikan Samuel
75
Ungkapan Hati Samuel
76
Akhirnya Damai
77
Faisal Urusan Samuel
78
Samuel dan Ayahnya
79
Menghadapi Faisal
80
Kembali Berteman
81
Jerry Dan Given Terkejut
82
Kedatangan Dokter Firdaus
83
Violin Beilan
84
Rencana Celia & Alia
85
Tak Menyukai Perubahan
86
Penculikan Clara
87
Lokasi Penculikan
88
Clara Kabur
89
Tertipu
90
Salah Sangka
91
Akhirnya Ditemukan
92
Pengepungan Hutan
93
Pelarian Penculik
94
Penangkapan Penculik
95
Tertembak Mati
96
Samuel Nyaris Pingsan
97
Cerita Given
98
Surat Penangkapan
99
Penangkapan Celia
100
Kedatangan Vony dan Hideyoshi
101
Introgasi Vony
102
Kegilaan Celia
103
Takut Mereka Tahu
104
Posesif dan Pencemburu
105
Bersama Red
106
Kejutan Untuk Samuel
107
Kesedihan Violin
108
Sudah Saatnya Tahu
109
Kenyataan Yang Menyakitkan
110
Memperbaiki Semuanya
111
Pernikahan
112
Malam Terindah
113
TAMAT
114
BONUS ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!