...Sebelum baca kasih tau aku dulu dong kalian tau cerita ini dari mana. Jangan lupa komen ya. Makasih. Happy Reading💙...
Di depan Auditorium Universitas Trisakti, terlihat segerombolan manusia tengah berdiri mengelilingi dua orang gadis yang saat ini baru saja selesai melaksanakan upacara wisudanya. Kedua gadis itu tidak lain dan tidak bukan adalah Aura Ashariloveni dan juga Sabilla Natasya Arsi.
Benar, hari ini adalah hari dimana Aura dan Sabilla telah menyelesaikan studynya di Universitas Trisakti. Dan hari ini, kedua gadis itu sudah sah menyandang gelar Sarjana Tekniknya. Sama seperti Farrel, satu tahun yang lalu, pria itu juga telah menyelesaikan studynya di Universitas Trisakti.
Beberapa orang tampak menghampiri dua orang gadis yang saat ini terlihat stylish dengan kebaya biru muda panjang dengan model segitiga di bagian bawah dan depan. Serta bagian lengan, dan kerah juga terdapat payet yang membuat penampilan mereka saat ini tampak berkilau.
Beberapa orang tersebut menghampiri Sabilla dan juga Aura hanya untuk sekedar memberikan kata selamat. Namun, ada juga yang memberikan buket bunga nan indah hingga Sabilla dan Aura mulai kesulitan untuk memegang semuanya saking banyak mendapatkan buket sedari tadi.
Aura dan Sabilla berada disana tentu saja tidak berdiri berdua saja, melainkan bersama keluarga mereka. Terutama Sabilla sudah pasti didampingi oleh suami tercinta. Siapa lagi jika bukan Farrel Ananda Putra.
Di tengah berbincang-bincang diantara kedua keluarga, pandangan mereka semua teralih tatkala melihat sebuah mobil mewah baru saja berhenti tak jauh dari gedung Auditorium.
Beberapa pasang mata juga tertuju ke arah mobil tersebut. Hingga tak berselang lama, sosok pria tampan dengan jas hitam kerjanya tampak baru saja turun dari mobil tersebut.
Pria itu tidak lain dan tidak bukan adalah Faris Ananda Putra. Kakak kandung dari Farrel Ananda Putra suami Sabilla.
Faris turun dari mobil dengan gagahnya sembari melangkah mendekat ke arah segerombolan orang yang tengah berkumpul di depan Auditorium. Pria itu berjalan tentu tidak dengan tangan kosong. Saat ini, Farris membawa satu buket bunga mawar berwarna merah dicampur merah muda di dalamnya dengan design bunga tersebut berbentuk love di tangannya.
Sepasang sepatu Oxford baru saja berhenti tepat di hadapan Aura. Netra Aura begitu terkesiap saat melihat pria yang saat ini berdiri di depan dirinya.
Faris membuka kacamata hitam yang semula melekat di wajahnya. Hingga perhatian orang yang ada di sana saat ini hanya tertuju pada pria yang masih dengan style jas kerja tersebut . Tidak terkecuali dengan Yasmin, Asep, Farrel, Sabilla, dan juga keluarga Aura yang juga berada di sana.
"Happy Graduation Ra"
Tangan Faris terulur memberikan sebuah buket bunga mawar tersebut pada Aura dengan senyum merekah sempurna dari raut wajahnya.
Aura menatap Faris dengan raut wajah datar. Sedetik kemudian, tangan gadis itu ikut terulur meraih buket bunga yang diberikan oleh Faris. Namun, Aura masih tak membalas senyuman pria itu.
"Makasih kak Faris" Sahut Aura singkat.
"Bukannya tadi kamu ada meeting kak?" Tanya Asep pada putra pertamanya itu. Pasalnya, tadi pagi sebelum berangkat ke kampus, Faris mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menghadiri acara wisuda Aura dan juga Sabilla karena hari ini ia ada meeting di kantor.
Entah apa yang merasuki Faris hingga saat ini ia bisa berada di sana. Di kampus yang dulunya juga tempat Faris menuntut ilmu.
"Udah Papa tenang aja, udah beres semuanya Pa" Sahut Faris dengan penuh percaya diri.
"Yaiyalah di cepat-cepatin demi yang tersayang" Suara itu terlontar dari bibir mungil gadis yang saat ini tengah berdiri di samping Yasmin. Bisa di tebak siapa dia jika bukan Tasya sepupu Faris dan juga Farel.
"Eleh, sa ae lu bocah" Sahut Farrel mengacak-acak rambut Tasya.
"Bocah-bocah gini juga satu tahun lagi gue wisuda juga bambang" Sahut Tasya sombong. Gadis itu menaik turunkan alisnya menatap genit pada Farrel.
"Iya kalo skripsi lo cepat kelar, kalo enggak?" Ejek Farrel. Seperti biasa, kedua manusia itu mulai memperdebatkan hal yang tidak jelas.
"Dasar abang gaada akhlak lo. Do'ain adiknya yang baik kek" Gerutu Tasya menatap Farrel dengan tatapan tajam.
"Bodo" Sahut Farrel tidak peduli dan merasa menang dari Tasya.
***
Acara sudah selesai sedari tadi, dua keluarga besar itu memutuskan untuk segera pulang dan pergi meninggalkan kampus.
Namun, Aura masih terdiam, berdiri, dengan raut wajah datar. Sedari tadi, saat semua keluarga Aura dan keluarga Sabilla sibuk bersenda gurau, namun tidak sama sekali dengan Aura. Di hari yang membahagiakan ini, Aura justru tampak murung dan tidak bersemangat. Hal itu jelas saja terlihat dari raut wajahnya.
Manik mata gadis itu masih melirik ke arah sekitar. Raut wajahnya memancarkan sebuah kekecewaan.
Aura terlihat seolah mencari sesuatu. Hingga Anita, Mami Aura yang menyadari akan sikap putrinya itu, memejamkan mata sejenak bersamaan dengan helaan nafas pasrah sebelum mengajak Aura beranjak dari sana.
Anita menggandeng tangan Aura. Wanita yang berusia 49 tahun itu melirik Aura dengan tatapan yang Aura sendiri sangat bisa untuk mengartikannya.
Anita mengangguk, memberi isyarat pada Aura. "Pulang sekarang ya sayang, dia nggak akan datang!" Ucap Anita lembut, tersenyum, meyakinkan Aura.
Aura melirik Anita dengan tatapan sendu. Manik mata itu seolah mengadu pada sang Mami tanpa repot-repot mengelurkan suara.
Anita sedikit menggerakkan tangan Aura, mengajak putrinya itu berjalan menuju mobil yang sudah menunggu di depan gedung Auditorium.
Aura menghembuskan nafas pasrah. Dengan sangat terpaksa, gadis itu mengikuti perintah Anita. Berjalan, berlalu masuk ke dalam mobil.
Sedari tadi, dari kejauhan, tatapan Faris tak sedikitpun teralih dari Aura. Pria itu jelas tahu apa yang Aura rasakan, dan juga jelas tahu apa yang saat ini Aura tunggu.
Tak berbeda dengan Farrel dan juga Sabilla. Pasangan suami istri itu melirik satu sama lain. Saling menatap dengan tatapan penuh arti serta raut wajah datarnya sebelum Farrel kembali merangkul Sabilla untuk segera berjalan menuju mobil.
"Selamat tinggal kampus, selamat tinggal kenangan, selamat tinggal kamu. Sampai kapanpun aku akan merindukan tempat ini. Tempat yang menjadi saksi pertemuan antara aku dan kamu. Selamat tinggal semuanya."
Aura membuka lebar kaca mobil. Memejamkan mata sesaat. Sejenak, gadis itu memandang setiap sudut tempat yang masih terlihat oleh jangkauan matanya. Terutama lapangan utama yang dulu menjadi saksi pertemuan antara Aura dengan Kevin. Lapangan tempat Aura pertama kali melakukan kegiatan ospek dan pertama kali melihat wajah Kevin.
Kevin, adalah pria yang sangat dicintai oleh Aura. Pria yang menghilang begitu saja sejak satu tahun yang lalu.
Tanpa Aura sadari, bulir bening itu telah lolos tanpa permisi dari kelopak matanya. Anita yang menyadari akan hal itu, memegang bahu Aura, memberikan tisyu pada putrinya itu.
Namun, Aura sama sekali tidak mau memalingkan pandangannya pada Anita. Gadis itu masih setia dengan posisinya menatap keluar kaca mobil.
.
.
.
.
.
Gimana? Lanjut nggak nih?
Jangan lupa like, komen, love dan votenya ya. Terimakasih banyak :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Yume Nijino
keren thor best banget, the rill, the best 👍💯
2023-08-03
0
Parsiyah Goepang
ggggggggggfughmguduuugugfugfugt
gugfuugufggufug.sugkdysuafmfy
2022-05-25
0
Titin Kahar
Iya Goodbye aja selamat tinggal
2022-03-19
0