Hari semakin malam, setelah acara selesai mahasiswa dan anak anak SMA sudah pulang kerumah masing masing, hanya ada beberapa siswa dan panitia yang masih berada di Kampus.
Xelo sudah pulang terlebih dahulu, sepertia biasa Dia akan langsung ke Kantor Orang Tuanya. Kini hanya ada Brayen dan Dimas diparkiran mobilnya. Dari kejauhan mereka melihat Zela dan kedua sahabatnya. Zela dan Vani meninggalkan mobilnya diparkiran sekolah mereka menggunakan mobil Seli untuk pergi.
mau kemana tuh cewek..?? Batin Brayen penasaran.
Dimas yang sedari tadi mengamati Brayen, Dia tau kalau pandangan Brayen tidakk lepas dari Zela, semakin menambah kecurigaan pada diri Dimas.
" Ray.. Loe kenapa?? cabut yuk..?? " Ajak Dimas kepada Brayen.
" Eh.. Dim pakai mobil Gue aja.. Loe yang nyetir ya.. Ikutin mereka.." Jelas Brayen menyuruh Dimas untuk mengikuti ketiga gadis SMA itu.
" Maksud Loe ikutin Zela sama teman-teman temannya..?? " Tanya Dimas tidak percaya.
" Udah.. Cepetan.." Jawab Brayen singkat.
Dimas menuruti apa yang diperintahkan Brayen untuk mengikuti mobil Seli, yang ntah mereka akan menuju kemana, tapi sungguh Dimas semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya Brayen sembunyikan darinya.
" Jelasin semua ini Ray.." Ucap Dimas sambil menyetir.
" Nanti juga Loe tau sendiri.." Jawab Brayen singkat.
" Maksud Loe?? " Tanya Dimas bingung.
" Maksud Gue bentar lagi Loe juga tau.." Jawab Brayen malas.
" Fine.. Kalau Loe belum mau kasih tau.. Loe hutang penjelasan sama gue.." Jawab Dimas.
Ntah kenapa Brayen malas untuk menjelaskan kepada Dimas, Dia ingin tau apa yang akan dilakukan oleh calon istrinya itu, karna Zela tidak langsung pulang kerumah, padahal hari sudah semakin malam.
Sementara di dalam mobil Seli. Mereka asik menyanyikan lagu kesukaan mereka, meskipun suara pas pasan bahkan bisa dibilang sangat tidak enak untuk didengar, tapi dengan PDnya mereka mengeluarkan suara yang mirip orang sedang berteriak.
Tuhan memang adil memiliki paras yang cantik tinggi bahkan terlihat sempurna dimata kaum adam tapi tidak dengan suara mereka ketika bernyanyi, yang begitu hancur.
" Eh.. Zel serius kita mau ketempt Kak Jova?? " Tanya Seli kepada Zela.
" Serius dong... Lagian Dia kan calon Kakak ipar Gue.." Jawab Zela songong.
Zela belum tau kalau Zifa dan Jova sudah tidak lagi menjalin hubungan atau putus, meskipun Jova pacar dari Kakaknya, tapi Zela cukup dekat dengannya, bahkan Jova sudah menganggap Zela seperti adiknya sendiri.
Sekitar 1 jam, mereka sampai disebuah club malam. Zela membuka sabuk pengamannya, tapi Seli dan Vani masih duduk belum bergerak sama sekali, mereka masih sedikit ragu.
" Ayooo..turunn.." Ajak Zela kepada kedua sahabatnya.
" Loe serius kita mau kesini..?? " Tanya Seli.
" Ya serius lah.. Udah sampai emang mau balik lagi?? " Tanya Zela.
" Tapi kan Zel.. Loe inget kan.. Terakhir kita kesini gimana?? " Tanya Vani mengingatkan Zela.
" Kali ini nggak bakalan kayak dulu, udah tenang aja.. Lagian Kak Zifa udah pulang tadi.. Dia nggak bakal nemuin Kak Jova malam ini.." Jelas Zela panjang lebar.
Memang beberapa bulan yang lalu, mereka pernah ketahuan Zifa datang ke club malam Jova. Bahkan Zifa yang memberitahu Orang Tuanya, membuat Zela mendapat hukuman sebulan tanpa fasilitas mewah termasuk Ponsel juga.
Mereka bertiga turun dari mobil. Kemudia masuk ke dalam. Sebelumnya mereka sudah berganti pakain didalam mobil. Tentu itu bukanlah hal yang ribet untutk mereka, tanpa mereka sadari dari tadi ada mobil yang terus mengikuti mereka dari belakang.
" Wah... Parah.. Mereka ke Club Ray..?? Ngapain anak-anak kecil itu kesini..?? Cukup badung juga rupanya.." Ucap Dimas tidak percaya dengan apa yang di lihat olehnya.
dasar gadis nakal... awas aja kalau berani macam macam, batin brayen mengepalkan tangannya.
" Ayo masuk.." Ajak Brayen kepada Dimas.
" Tunggu Ray.. Loe dari tadi ngikutin Zela apa mereka semua sih..?? sebenarnya ada hubungan apa Loe sama Zela?? " Tanya Dimas penasaran.
" Gue udah bilang nanti Loe tau sendiri.. " Jawab Brayen yang sudah kesal melihat kelakuan Zela.
Mereka berdua memasuki club yang tadi ketiga gadis cantik itu masuki. Sesampai disana mereka meliht Zela, Seli dan Vani sedang mengobrol dengan seorang cowok ganteng dengan postur tubuh yang tinggi tapi sepertinya lebih dewasa dari Brayen dan juga Dimas.
Mereka duduk di sofa, dan memesan minuman, mata Brayen tak lepas dari Zela, ntah apa yang sedang calon istrinya bicarakan dengan cowok disebelahnya.
" Kak Jov.." Sapa Zela.
" Lho Dek.... Kok pada kesini..?? " Tanya Jova.
" Hee... Pengen nenangin pikiran aja Kak.. Boleh ya Kak..??? Jangn bilang sama Kak Zifa juga.. Pleasee... " Jelas Zela kepada Jova.
" Siap... Tapi Kakak nggak tanggung lho ya kalau sampai dapat hukuman Mamah sama Papah Kamu lagi.." Jelas Jova yang diangguki oleh Zela.
" Nggak akan.. Kalau Kakak nggak ngadu sama Kak Zifa.." Jawab Zela.
" Ehemm...ada Kita lho disini berasa kayak tiang aja Gue.." Cletuk Vani.
" Eh.. iya.. Sorry Van.. Sel.. Gimana kabar Kalian?? " Tanya Jova kepada Seli dan Vani.
" Baik dong Kak.. " Jawab mereka kompak.
" Kalian kalau mau pesen bilang aja ya.. Ingat nggak boleh yang berbau alkohol.." Jelas Jova.
" Siap kak.." Jawab mereka kompak.
" Kakak tinggal bentar ya.. " Sambung Jova lagi, yang di jawab mereka dengan acungan jempol.
Meskipun jova sudah tidak ada hubungan dengan Zifa, tapi Dia tetap menganggap Zela seperti adeknya, dan Jova juga yang selalu membantu Zela setiap ada masaalah dengan Kakaknya.
" Ehh.. Kita joget yuk.." Ajak Vani.
" Nggak mau Gue masih capek.." Jawab Zela.
" Bentaran doang.." Ajak Vani lagi.
" Loe bilang Kak Jova sana.." Suruh Zela.
" Oke.. Bentar ya.." Ucap Vani bergegas menghampiri Jova.
" Zel... Gue mau tanya.." Ucap Seli tiba-tiba.
" Tanya aja lagi.. Mau tanya apaan sih?? " Tanya Zela kepada Seli.
" Loe.. Sama Kak Brayen ada hubungan apa sih..?? " Tanya Seli, yang langsung membuat Zela terkejut.
Uhhukkk uhukkk... Zela yang terkejut dengan pertanyaan Seli langsung tersedak.
" Nie minum.." Ucap Seli menyodorkan gelas ke Zela.
" Loe apa apaan sih Sel..? Ngaco banget pertanyaan Lo.." Jawab Zela berusaha bersikap sebiasa mungkin.
" Gue tuh tau.. Tad siang pas Kak Xelo ngasih kita coklat Kak Brayen liatin Loe terus.. Loe pasti ada apa-apa kan sama Kak Brayen..?? " Sambung Seli penasaran.
" Gue nggak ada apa-apa kok... ya..mungkin Dia naksir kali sama Gue.." Jawab zela songong.
" Beda kali Zel.. Tatapan naksir sama marah, yang Gue lihat dari mata Kak Brayen itu kayak menahan marah.." Jelas Seli lagi, yang membuat Zela sedikit terkejut.
" Loe tuh ya.. Ngaco aja.. Lagian Loe liatnya dari jauh kan..?? bisa aja loe salah kan?? " Jawab Zela masih mengelak.
" Terserah Loe deh.. " Jawab Seli yang malas berdebat dengan Zela.
Vani tiba-tiba muncul dengan Kak Jova, setelah meminta cukup lama, Jova akhirnya memperbolehkan mereka untuk berjoget di depan bersama yang lain, dengan syarat di temani pegawainya.
Zela dan Vani segera menyeret Seli untuk maju kedepan bersama mereka, tentu dengan satu karyawan klub yang di tugaskan oleh Jova untuk menjaga 3 gadis cantik itu malam ini. Zela, Seli dan Vani joget dengan erotisnya.
akhhhh.... ini benar benar buat gue lupa sama kejadian tadi siang.. brayen benar benar brengsek.. batin zela.
Zela yang sudah merasa lelah, Dia kembali kesofa meninggalkan kedua sahabatnya yang masih asik berjoget ria di depan. Tidak lama Zela menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya, tiba-tiba ada seseorang yang masuk dan mendorong Zela masuk kedalam kamar mandi lalu menguncinya.
Saat Zela tau siapa yang mendorongnya, Zela begitu terkejut, kenapa bisa Brayen berada disini..??
" Loe....??? Loe..ngapain disini..??" Tanya Zela tidak percaya dengan keberadaan Brayen.
" Gue yang tanya Loe ngapain di tempat seperti ini..?? " Tanya Brayen dengan nada menekan.
" Gu...guuuee... Main disini " Jawab Zela gugup.
" Main..?? ditempat seperti ini..?? malam malam begini..??? " Tanya Brayen dengan senyum smirknya.
" Biar Gue kasih tau.. Kalau cewek main ditempat Beginian itu sama aja bitchhhh..." Jelas Brayen dengan nada tinggi kepada Zela.
Brayen yang sudah emosi mendorong tubuh Zela sampai ke tembok. Dia mencium bibir Zela dengan kasar, lalu ********** masih dengan cara yang kasar.
Zela yang mencoba berontak, tentu saja tetap kalah tenaga dengan Brayen, kedua tangan Zela di pegang ke atas dengan kuat oleh Brayen, sehingga membut Brayen leluasa menciumi Zela.
Brayen yang sedari tadi ******* bibir Zela dengan kasar turun kebagian leher, Dia mengecup dan menghisap, sengaja agar terdapat tanda merah pada leher Zela, Brayen benar-benar akan memberi Zela hukuman.
" Please... Lepasin Gue..Kak.." Rengek Zela sambil terus menangis.
Brayen menatap Zela, pipinya yang sudah basah karena air mata Zela, begitu juga dengan bekas kiss mark Brayen yang begitu banyak di lehernya. Membuat Brayen menyudahi aktifitasnya, ada rasa bersalah pada diri Brayen tapi dia juga masih dengan rasa marah dan juga nafsunya.
" Itu..hukuman buat Loe.. Kalau Loe berani macem-macem.." Ucap Brayen kepada Zela.
" Sekarang Loe pulang dan Gue yang antar.." sambung Brayen lagi.
Zela masih terdiam dia marah dengan perbuatan Brayen barusan, ini sudah keterlaluan untuk Zela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Jova itu cowok yg baik Dia putus sama Zifa juga karna sikapnya Zifa yg murahan gitu..
2023-03-03
0
Astuti Puji VaNolzky
waaahhh sadezzz brayen kalau cemburu🤣🤣
2022-11-28
0
mama yuhu
wahhh.. brayen badliar nih.. gasslhaa
2022-05-22
0