BAB 2
Bertahan Demi Ibu
Hari berganti hari tanpa kusadari, hari ini genap sebulan lama nya pernikahan kami berdua. Selama itu pula tidak ada yang berubah di antara kami, aku masih sama seperti aku yang dulu ketika pertama kali menginjak kan kaki ku di rumah mewah ini sebulan yang lalu.
Kami masih tidur terpisah, setiap hari aku melakukan aktifitas ku di rumah. Setelah itu aku berangkat bekerja. Aku selalu kembali sebelum jam kerja kantoran selesai, dan yang pasti sebelum Mas Asrul tiba di rumah. Semua itu aku lakukan agar aku masih bisa menyelesaikan tugas- tugas rumah lagi sebelum Mas Asrul kembali.
Selama sebulan ini Aku berusaha semaksimal mungkin menjadi istri yang baik, meski semua yang aku lakukan tidak pernah sekali pun di hargai oleh nya. Satu hal bodoh lagi yang aku lakukan, aku sering menunggu nya pulang ke rumah setiap hari, hanya sekedar menanyakan bagaimana kabar nya, padahal aku sendiri sudah tahu pasti bahwa semua perhatianku tidak akan pernah berarti sama sekali baginya.
Sama seperti malam ini, aku sangat gelisah menunggu kedatangannya. Biasanya Dia kembali pukul 5 sore, tapi ini sudah pukul 9 malam namun Mas Asrul belum juga menampakan tanda tanda akan pulang.
Aku masih tetap menunggu nya walau rasa ngantuk sudah mulai menyerang. Tidak berselang lama penantian ku berbuah manis, di balik pintu muncul lah sosok pria yang belakangan ini selalu membuat ku menunggu.
" Baru pulang Mas ?. "Tanyaku spontan, Ya mungkin karena aku terlalu khawatir pada nya.
" Mau langsung mandi atau mau makan dulu. Aku buatkan minum ya....!. "
Aku berusaha memberikan perhatian ku sepenuh nya pada nya, namun seperti biasa yang kudapatkan hanya lah kebisuan semata.
" Emm, Kamu dari mana saja Mas...?. " Tanya ku lagi, yang sebenarnya hanya ingin mendengar suaranya saja.
" Minggir.....!. " Bentak nya padaku
" Aku tidak butuh perhatian palsu darimu, kamu tidak perlu berpura pura baik pada ku. " Ucapannya terdengar sinis di telinga ku.
" Tapi Mas, Aku sudah memasak untukmu dan hari ini masakan nya spesial, mungkin saja Mas lapar, aku siapkan dulu ya...! "
" Aku sudah makan di luar...! Jawab nya terdengar ketus.
Ya Allah, rasanya sakit sekali mendengar jawaban nya. Menjadi seorang istri lelah memasak untuk suami, berharap akan dinikmati oleh sang suami. Namun kalau jawabanya seperti itu pasti akan terasa sakit.
Meskipun sakit tapi aku masih tetap berusaha untuk terlihat tegar di depan nya.
" Oh, ya sudahlah kalau begitu Mas ". Ucapku masih dengan tersenyum.
Ku pandangi punggung pria yg sudah mengucap janji suci itu padaku, hingga hilang di balik pintu.
Aku juga melakukan hal yang sama, masuk kedalam kamar. Di dalam kamar aku merenungi semua masalah yang menimpah rumah tangga ku, rumah tangga yang bagaikan mimpi buruk bagiku.
" Ya Allah Bu, apa benar ini jodoh yang Ibu berikan padaku, yang katanya baik, bertanggung jawab. Dia tidak menginginkan ku Bu....! Batin ku merintih.
Karena banyaknya aktifitas dan lelah berpikir serta kebanyakan menangis akhir nya aku tertidur. Aku terbangun saat adzan subuh berkumandang, seperti biasa aku menunaikan kewajiban ku. Mengaduh kan semua keluh kesahku hanya kepada yang empu nya kehidupan ini.
Setelah selesai semuanya, aku bergegas ke dapur menyiapkan sarapan untuk suami ku. Rasa nya lega sekali karena akhir nya tugas ku pagi ini selesai.
" Mas....! " Panggil ku yang melihat nya menuruni anak tangga dengan pakaian yang sudah rapi dan menjinjing sebuah tas di tangan nya.
" Kita sarapan bersama ya...! Aku sudah buatkan nasi goreng." Ucap ku ramah pada nya.
" Tidak... ! " Jawab nya singkat.
" Tapi Mas, Mas harus sarapan dulu, agar tidak masuk angin dan sakit karena bekerja dengan perut kosong. " Ucap ku memberinya pengertian.
" Tidak perlu...! Apa kau ini tidak mengerti bahasa Indonesia ? apa perlu aku ajari dulu. Sudah kukatakan padamu berulang- ulang kali, kau tidak perlu sok perhatian padaku. Karena aku tidak membutuhkannya, urus saja dirimu sendiri dan berhenti menggangguku. "
jleb....!
Hatiku mencelos mendengar ucapan nya, sementara Ia langsung pergi setelah selesai mengucap kan kata kata nya yang begitu menyakitkan untukku.
" Satu lagi, Kau tidak perlu menunggu ku kalau aku pulang terlambat. Karena mood ku langsung buruk setiap kali melihat wajah munafik mu itu. " Ucap nya tanpa menoleh sedikit pun padaku.
Air mataku mengalir begitu saja mengiringi kepergiannya. Aku menarik nafas panjang untuk mengurangi sesak di hati, dari pada sakit hati berkepanjangan aku memutuskan untuk berangkat bekerja, karena dengan bekerja aku bisa melupakan sedikit masalah yang menimpa rumah tangga ku ini.
Berita bagus nya adalah meskipun dia nampak kejam namun Mas Asrul tidak pernah melarang ku untuk tetap melanjutkan bekerja, dengan begitu aku sedikit terhibur ketika bertemu rekan rekan kerja ku di kantor
Di dalam taxi terbesit di pikiran ku untuk mengatakan semua nya pada Ibu, tentang bagaimana keadaan rumah tangga ku sekarang ini. Tentang bagaimana sifat dari pria yang di jodohkan Ibu padaku, namun lagi- lagi aku tidak punya keberanian untuk itu, aku tidak ingin Ibu bersedih karena mengetahui rumah tangga yang baru seumur jagung ini dalam masalah.
" Ibu, andai saja Ibu tahu kalau lelaki pilihan Ibu ini tidak memperlakukan ku dengan baik. Ah...... apa kah Ibu masih akan tetap memaksa aku melanjutkan semua ini. Tapi aku yakin Ibu pasti akan bersedih dan juga menyesal karena telah menjodohkan ku dengan orang yang salah. " Itulah yang ada di benakku.
" Tidak....! Ibu tidak boleh tau masalah yang menimpaku sekarang. Sudah cukup aku membebani nya selama ini dengan menjadi satu-satunya orang tua bagiku, belum lagi saat ini Ibu juga sudah mulai sakit sakitan. Aku harus tetap sabar dan mempertahan kan rumah tangga ini demi Ibu, semoga saja dengan kesabaranku ini akan berbuah manis kedepan nya " Batinku berharap.
Harapan terbesarku saat ini adalah hanya ingin suamiku melihat ketulusanku, perhatian ku dan menghargai semua yang aku lakukan. Mungkin dengan menganggap kehadiran ku ada di rumah ini. Kalau berharap cinta darinya mungkin itu hal yang sangat mustahil, walau sebenarnya hati pun ingin sebagai seorang Istri yang sah di mata agama dan hukum.
🌻🌻🌻
Terima kasih atas dukungan sahabat Nayla semua, jangan lupa untuk tinggalkan jejaknya ya. Like, rate dan juga komen positif. Oh ya Fav juga ya buat penyemangat Author Nayla dalam melanjutkan karya ini sampai selesai.
Semoga semua mendapat keberkahan dan juga manfaat 🤗👏👏
Aamiin ya Robbal Aalamiin
Salam Author kece
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 344 Episodes
Comments
Fitri Yani
ini sebenarnya awal mula ibu nya dpt mantu begitu dapurane dr mana sih?
terus kerja apa ini?
2024-02-01
0
Nadira Arlin
Ibu macam apa sih begitu
2023-09-27
3
рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩
Gak bisa berkata-kata ya, menghadapi model suami kayak gitu. Matanya buta kah, istrinya tulus seperti itu dia bilang munafik.
2023-07-08
0