Depan Rumah Lo!

Malam ini El merasa bosan di kamarnya. Dia memutuskan untuk turun ke bawah menuju dapur untuk mencari makanan yang sekiranya bisa dia makan yang ada di dalam kulkas.

Dari jarak yang tidak begitu jauh, El melihat Clara tengah melamun menatap kosong ke arah depan sembari mengupas apel yang ada di tangannya di meja makan.

"Ngapain lo bengong tengah malem gini?" El mengambil pisau yang hampir saja melukai tangan Clara karena sedari tadi pandangan gadis itu hanya terfokus ke depan. Sementara apel yang ada di tangannya sudah hampir habis karena dia iris sedari tadi.

Clara menoleh ke arah El, tapi dia sama sekali tidak menyauti ucapan El. Melainkan gadis itu hanya menatap El entah apa maksudnya.

"Untung gue baik. Nggak kaya lo, bermuka dua! kalo gue nggak punya hati mungkin udah gue biarin nih pisau ngiris tangan lo biar mam*pus aja sekalian!" El menaruh pisau tersebut di tempat semestinya.

Sedikit di jelaskan. Clara adalah istri dari abang sepupu El yang baru saja menikah lebih kurang dua bulan yang lalu. Clara juga tinggal bersama El dan Mama Papanya karena Dino, abang sepupu El sedang ada keperluan bisnis ke luar Kota. Jadi Dino memang sengaja menitipkan Clara pada Gita dan Dheo karena orang tua Dino memang tidak menetap di Jakarta.

Dino tidak ingin membiarkan Clara tinggal sendirian di rumah mereka karena takut istrinya itu kenapa-napa.

Dan, tiga hari yang lalu Clara meminta izin pada Mama dan Papa El untuk menginap di rumah sahabatnya. Itulah sebabnya Clara tidak ikut hadir di acara pertemuan antara keluaraga El dan juga Barra.

El berjalan menuju kulkas. Dia mencari makanan atau apapun yang sekiranya bisa ia makan malam ini dari dalam sana tanpa memperdulikan Clara lagi.

"Ada hubungan apa lo sama dia? bukannya lo bakal di jodohin sama Tante Gita dan Om Dheo?" Tanya Clara yang sontak saja membuat El menghentikan aktivitasnya. Kening El tertaut mendengar pertanyaan dari gadis itu.

El menoleh ke arah belakang, dia menatap Clara yang kini sedang duduk di kursi meja makan dengan seksama.

"Cowok yang barusan nganterin lo pulang" Sambung Clara memperjelas ucapannya.

El tersenyum menyeringai, dia menatap Clara sinis dan kembali berdiri. "Sejak kapan lo peduli sama urusan pribadi gue? apa sekarang udah ngerasa jadi kakak ipar gue? mau ikut campur urusan gue? nggak usah munafik deh lo! nggak usah pura pura baik!" Ujar El ketus.

"Gue nanya, ada hubungan apa lo sama dia?" Bentak Clara sedikit meninggikan suaranya.

El tersenyum miring. "Makannya, peduli sama keluarga ini bukan pada saat ada abang doang. Dasar perempuan munafik. Dia calon suami gue! mau apa lo?" Tantang El.

Deg

Mata Clara membulat mendengar apa yang di ucapkan oleh El. Jantungnya berdetak begitu kencang seketika.

"C-calon suami?" Lirih Clara pelan.

"Iya. Calon suami gue. kenapa? ganteng? tajir? lo mau juga sama dia? sampe marah marah kaya gitu?" Sahut El penuh sindiran. Namun Clara justri tertawa menyeringai.

"Haha. Lo yakin mau nikah sama dia?"

"Maksud lo?k"

"Lo yakin dia mau sama lo gitu? emangnya lo udah tau dia siapa?" Tanya Clara beruntun seolah mengejek membuat El merasa jengkel.

"Maksud lo apaan? kalo gitu gue tanya balik sama lo, kakak ipar yang terhormat. Apa lo juga udah mengenal dia? apa lo juga udah tau siapa dia? ha?" Bentak El terpancing emosi oleh Clara.

"Gue ingetin ya sama lo, nggak usah ngusik urusan pribadi gue deh!" Tekan El menunjuk Clara dengan jari telunjuk tepat di depan wajahnya Clara.

Clara tidak berhenti tertawa penuh ejekan sembari melipat kedua tangannya di dada.

"Harusnya gue yang mau ingetinsama lo. Lo nggak usah kepedean. Karena lo nggak tau aja kan kenapa dia mau nikah sama lo?" Clara tertawa remeh.

"Maksud lo apaan ngomong kaya gitu?" Wajah El saat ini benar-benar terlihat sangat kesal. El benci wanita ini.

"Ya apa lagi jika bukan karena ada motif lain. Asal lo tau, dia sama sekali nggak mencintai lo!" Jawab Clara tertawa.

"Oo jadi maksud lo dia sebelas dua belas sama lo gitu? munafik? bermuka dua? Hm tapi nggak papa sih. Sekalipun dia ada maksud lain buat deketin gue dan mau nikah sama gue, gue juga nggak masalah. Karena gue udah biasa ngadepin manusia munafik kaya lo! jadi bisa lah ngadepin sejenis lo juga!"

El berdiri dan hendak berlalu pergi dari sana.

"Lo liat aja nanti siapa yang bakal terluka!"

El menghentikan langkahnya kala mendengar apa yang diucapkan oleh Clara. Dia tersenyum miring, sebelum benar benar pergi meninggalkan Clara di sana sendirian.

***

Barra baru saja selesai bersiap-siap. Menuruni anak tangga, Barra segera menaiki mobilnya dan melajukan mobil tersebut ke rumah El dengan segera.

Di perjalanan munuju rumah El, Barra hanya melamun, entah apa yang saat ini dia fikirkan. Sembari mengemudi, pandangan Barra sama sekali tidak teralih dari depan.

Barra mengeluarkan ponselnya saat pria itu sudah berada di depan rumah El. Dia mengotak atik layar ponsel mengirim sebuah pesan pada El.

"Gue udah di depan rumah lo" Pesan singkat namun jelas itu Barra kirim ke nomor yang bertuliskan nama 'Cewek Nyebelin' di ponselnya.

Di sisi lain, di waktu yang sama, El baru saja terbangun dari tidurnya. Gadis itu meraih ponselnya yang terletak di atas nakas. Mata El mengipit sembari membaca satu pesan yang baru saja masuk dari 'Cowok Songong' yang tertulis di layar ponsel.

"Astaga. Semalam kan gue udah iyain ajakan si Batu!" El menepuk jidatnya sendiri. "Be*go be*go" El meronta ronta tidak jelas di atas tempat tidur kemudian membuang ponselnya di atas tempat tidur.

Drrrttt

Drttttt

Ponsel El yang sudah kembali dia taruh di atas kasur tidak berhenti berdering. Jujur saja El sebenarnya tidak mau menerima ajakan Barra semalam. Tapi karena untuk memanasi Clara yang selalu saja mengejek dan menganggap remeh dirinya karena jomblo dan tidak punya pacar, El jadi mengiyakan ajakan Barra begitu saja.

"Aduhhhh ini anak beneran mau belajar mencintai gue?" Lirih El berbicara sendiri sembari melirik ponselnya yang terletak di atas kasur yang menampaki panggilan Barra di sana.

Tangan El meraih ponsel tersebut. Detik kemudian dia mengangkat panggilan video dari Barra. Namun El tidak mengarahkan kamera ke arah wajahnya, melainkan ke arah dinding.

Karena apa? tentu saja karena dia malu. Pasalnya gadis itu baru saja bangun tidur dan masih memperlihatkan muka bantalnya.

"Eh Elang kutilang. Gue udah dibawah ini" Gerutu Barra dari atas mobilnya.

"Emangnya kita beneran pergi ya?" Tanya El polos.

"Yaelah. Terus lo fikir gue becanda?" Sahut Barra kesal.

"Hm. May be" Jawab El.

"Udah nggak usah banyak omong deh lo. Buruan gue tunggu di bawah. Ini juga muka lo mana sih?" Ucap Barra cerewet.

"Kenapa? kangen lo sama gue?"

"Idih ogah. Buruan turun!" Perintah Barra.

"Iya iya. Cerewet banget sih lo jadi cowok. Gue mandi dulu. Lo masuk aja, di bawah ada Mama kok..." Ujar El.

Tut

Panggilan telfon terputus secara sepihak. Kelakuan siapa lagi jika bukan Barra.

El melirik ponselnya kesal saat sambungan telfon terputus begitu saja saat dia sedang berbicara.

"Aisssshhhh sial*an lo Batu!!!!!!!!" Pekik El kesal sendiri. El melempar ponselnya di atas tempat tidur. Kemudian dia bangkit dan berlalu menuju kamar mandi untuk segera membersihkan diri.

...Jangan lupa like, komen, dan vote ya. Makasih :)...

Terpopuler

Comments

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Si Clara kynya mantan Barra yg nikah sm sepupu Elang Kutilang!

2021-08-25

0

Qiza Khumaeroh

Qiza Khumaeroh

hhhmmmm menarik,,

2021-08-20

0

Febriyantari Dwi

Febriyantari Dwi

Clara ...apa mantan Barra?!?.....wah...seru dong

2021-06-24

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!