...BDJ 15 : KESERIUSAN SEORANG PENERBANG...
..."Ego manusia itu berbeda-beda. Terkadang profesi menjadi pembeda utama untuk ego itu sendiri."-Bukan Dijodohkan...
...✈✈✈...
"Hah, apa?!" Kaget seorang lelaki rupawan yang tengah menyisir rambut hitam lembabnya tersebut.
"Kamu tidak tuli, untuk apa diulang."
Lelaki yang tengah bertelanjang dada itu menatap lawan bicaranya jengah. "Please, bang. Jangan bikin kezel."
"Kamu yang ngeselin."
"Lah? Masa jemput adik sendiri kesel sih bang?"
Pria rupawan yang tengah duduk di sofa itu menatap lelaki di hadapannya jengah. Lelaki yang lebih muda darinya itu nampak fine-fine saja, berkeliaran setengah telanjang, alias hanya mengenakan handuk untuk menutupi tubuh bagiam bawahnya.
"Untuk apa kamu kesini sebenarnya?"
"Mampir bang. Kan baru nengok calon istri di Britania raya."
"Calon istri?"
"Gak usah sok lupa, bang. Semua orang juga tau kalau calon istriku itu Arr-"
"Ck. Sudah. Aku tidak lupa." Sela Nathan. Si empunya rupa rupawan itu menatap adiknya kesal.
"Pakai baju sana. Kenapa keluyuran setengah telanjang begitu?"
"Lah, kenapa emang? Iri bilang boss. Badanku memang makin bagus sekarang. Hasil workout tiap hari. Biar calon istri makin cinta." Kekeh lelaki yang juga berprofesi sebagai pilot tersebut.
"Ck. Punya adik kok jenisnya begini."
"Hih, abang bicara apaan sih?" Lelaki yang bertelanjang dada itu menatap kakaknya kesal. "Abang ini-"
"Please, guys. Jangan ribut terus." Sela suara dari arah dapur. "Ayo sarapan. Sarapan sudah siap."
"Sarapan apa bi?"
"Don't call me 'bi', 'bibi' or 'aunty'. Call me El, AlGean." Jawab wanita cantik yang mengenakan apron pink tersebut.
"Yeah, nolak tua sih, jadi gitu. Bikin banyak orang salah paham juga gak sadar tuh." Kekeh Gean.
"Pake baju dulu, Ge. Gak malu apa sama tubuh cunkringmu itu." Titah El.
"Ye, si bibi nolak tua, bicaranya. Badan kotak-kotak gini juga, dibilang cungkring."
"Bagusan badan tunanganku ya. Aku udah pernah lihat. Bukan sixpack lagi, tapi eightpack."
"EL, JAGA MATA. BELUM HALAL JUGA?!" Teriak Gean, mewakili aspirasinya bersama sang kakak.
El terkikik geli mendengarnya. Ketiganya lantas berlalu menuju meja makan guna sarapan bersama. Gean memang tiba di New York semalam. Lelaki yang lebih banyak menetap di Aachen itu datang berkunjung setelah sekian lama. Hal itu tentu disambut baik oleh El maupun Nathan, walaupun Nathan terlihat ogah-ogahan menghadapi sang adik.
"Hari ini ngantor bang?"
"Hm."
"Terus, ngapain ngantor bawa-bawa kotak cincin?"
Nathan memutar kepalanya cepat. Ia menatap sang adik lekat. Lelaki itu nampak tersenyum jenaka, sambil memegangi sebuah kotak cincin transfaran yang nampak dihiasi oleh warna pink calm di dalamnya. Sebuah cincin bertahtakan permata biru nampak bertengger cantik di dalamnya.
"Darimana kamu mengambilnya?"
"Noh, di atas meja, dekat berkas-berkas kerja. Buat apa juga kerja bawain yang ginian bang? Kayak mau ngelamar aja." Kekeh Gean.
"Eh, tunggu. Jangan-jangan abang mau ngelamar beneran ya? Yes. Nikàh juga akhirnya abang." Senangnya.
"Kapan nih acaranya bang? Gean siap jadi pembicara."
Nathan menatap adiknya jengah. "Kembalikan." Ia menjulurkan tangannya di depan sang adik.
"Calon abang itu yang mana sih? Kok Gean belum di kasih tahu? Dari zaman putih abu sampe sekarang, abang main rahasia-rahasiaan terus. Aku ini dianggap adik gak sih?" Cecar Gean. Bukannya mengembalikan apa yang Nathan pinta.
"Abang aja tahu siapa calonku. Aku selalu cerita soal dia. Soal rencana khitbah sampai nikah. Bahkan soal rencana setelah nikah. Tapi abang, i don't understand about your mind." Ujar Gean sambil membuang muka.
Nathan beranjak. Ia menatap sang adik lekat. Dia memang tipikial oŕang yang jarang banyak bicara, lain dengan sang adik. Ya, adiknya itu selalu bercerita kepadanya soal apapun itu. Namun ia, tidak pernah bercerita sedikitpun pada sang adik.
"Minggu depan akan aku kenalkan."
"Yakin?" Gean balik menatap sang kakak.
"Hm."
"Tapi, minggu depan jadwalku padat. Mungkin aku gak ada di benua Eropa." Lirihnya. Ia teringat jadwal penerbangannya ke beberapa negara di Timur Tengah dan Asia.
"Atur jadwalmu. Papa dan Mama juga akan datang."
"Beneran?" Nathan mengangguk. "Ini lamaran ya bang?" Nathan tak menjawab.
"Wih, gercep amat." Gean berujar setelah meneliti mimik wajah sang kakak. "Perumahan di daerah Lembang itu, jangan-jangan rumah buat abang sama calon istri ya?"
"Itu villa biasa."
"Villa biasa apaan yang dibangun tiga lantai, plus halamannya berhektar-hektar luasnya?"
Nathan terhenyak. "Gean tahu banyak soal tindakan abang yang diam-diam itu. Griyatawang di Singapura itu, abang beli buat mas kawin juga jangan-jangan?"
"Bukan. Itu bisnis."
"Owh, kirain. Sesarahan sama mahar jangan malu-maluin bang. Selama ini abang gila kerja uangnya ke mana? Kita mau mengambil anak gadis sebuah keluarga untuk dijadikan istri, harganya harus sepadan dong."
Nathan menatap sang adik memincing. Kenapa adiknya tiba-tiba menjadi bijak begini? Padahal ia tahu sendiri jika sang adik itu tipikal orang yang sulit serius jika bukan pada waktunya.
"Kenapa, kaget ya bang? Aku ini lagi belajar jadi Mario Teguh loh."
"Mario Teguh?"
"Tapi bo'ong." Gean terkekeh kecil. "Kedewasaan datang disaat kita sudah seharusnya mengerti. Kalau abang segera menikah, nanti aku lekas menyusul." Kekehnya Jenaka.
"Memang kamu sudah mantap?"
"Ya, seribu persen. Siap jasmani, rohani, akhlak dan insaallah, materi sudah mencukupi untuk menafkahinya."
"Sebesar itu keyakinanmu?"
"Ya iyalah. Kalau enggak, mana mungkin aku bilang cinta sama anak gadis orang dulu. Waktu itu aku barus lulus SMA, gak punya apa-apa. Aku belajar, kerja, belajar, kerja, terus begitu untuk apa? Ya untuk memantaskan diri jadi calon suaminya lah."
Nathan tersenyum tipis mendengarnya. Adiknya ini memang orangnya berani, nekad bin rada-rada gila tindak-tanduknya. "Kok mesem-mesem bang? Serem tau gak?"
"Datanglah minggu depan, dan lihatlah. Aku akan mengambilnya sebagai istri."
"Tanpa penjajakan atau pacaran dulu?" Kaget Gean.
Nathan menggeleng. "Kalau hati sudah mantap, untuk apa penjajakan? Pacaran bisa dilakukan nanti jika sudah sah."
Gean tersenyum lebar mendengarnya. "Syukur deh."
"Kalau sudah yakin, kenapa harus dibuat menunggu? Perempuan juga ada batas jenuhnya menunggu." Sindir Nathan halus.
"Ck. Gak usah nyindir bang. Kita ini beda kasus ya!" Ketus Gean sebelum berlalu pergi.
Nathan tersenyum tipis menanggapinya. Keseriusan seorang penerbang memang tidak ada yang tahu sebarapa besar dan gilanya. Baik Gean atau dirinya, jika sudah memiliki keinginan, usia bukanlah halangan. Jika sudah ada niatan, apapun jadi!
✈✈✈
"Alea, sayang, itu selainya kebanyakan." Tegur Airra.
Putrinya terhenyak, lantas memusatkan perhatiannya pada lembaran roti gandum yang tengah ia ulasi selai coklat.
"Astagfirullah." Kagetnya.
"Ada yang sedang menganggu pikiran putri kesayangan ayah?" Anzar bertanya.
Pria itu menatap sang putri lekat dari tempatnya duduk.
"Tidak ada Pa. Mungkin Alea cuma kurang minum air putih, makanya kurang fokus."
Anzar dan Airra kompak tersenyum menanggapi jawaban sang putri.
"Minggu depan, pilot Nathan dan keluarganya akan datang berkunjung."
Plentrang!
"Aduh, maaf, Pah, Mah. Alea gak sengaja jatuhin sendok." Kikuk gadis berniqab tersebut. Ia dengan cepat meraih sendok tersebut.
Anzar tersenyum tipis sambil menatap sang putri. "Alea kenapa kaget begitu? Kapt Nath sudah bilang 'kan?"
"I-ya Pa."
"Lantas, kenapa terkejut begitu?"
"T-idak Pa."
Airra beranjak, berjalan mendekati sang putri. "Ada apa gerangan putri Mama? Kelihatannya cemas sekali?"
Alea mendongrak, lantas menatap kedua orang tuanya bergantian. "Kak Nathan mengutarakan keinginannya untuk menikahi Alea."
"Lantas?" Pancing Anzar.
"Papa tidak keberatan?"
"Selama putri Papa tidak keberatan, kenapa Papa harus keberatan?"
Alea menatap sang Ayah kaget. Selama ini Ayahnya tidak pernah se-legowo itu jika menyangkut pria yang mendekatinya. Tapi lihatlah saat ini? Pria itu dengan santainya setuju saja jika Alea setuju.
"Bagaimana dengan Alea?" Tanya Airra. "Mama dan Papa tidak memiliki hak untuk melarang. Adapun larangan-larangan selama ini, hanya sebagai bentuk penjagaan untuk putri kesayangan kami."
Alea menunduk dalam. Kedua tangannya saling bertautan. Pikirannya berkelana kesana-kemari. Banyak yang tentu harus ia pertimbangkan. Apalagi soal Nathan beserta latar belakannya, juga soal pribadi lelaki yang belakangan mencampuri kehidupannya tersebut.
"Pasti banyak yang membuat Alea bimbang. Coba renungkan dan bertanya pada yang maha kuasa. Rajin-rajin salat malam dan bertanya kepada-Nya." Usul Airra.
"Tapi kalau Mama sih, yes. Kapt Nath itu husband material banget." Ungkap Airra.
"Hm, kalau Papa?" Tanya Alea kecil.
"Untuk ukuran pria muda yang berani mengkhitbah putri kesayangan Papa, dia cukup bernyali besar."
Alea menghela nafasnya pelan. "Terlebih lagi dia sudah meminang kamu, jauh dari sebelum bisa dikatakan layak."
Deg!
Alea mendongrak, menatap sang ayah lekat. "Untuk ukuran remaja, dia terlalu gentel dan nekat melamar putri Ayah yang waktu itu masih berusia belasan tahun."
Alea terbelalak mendengarnya. Belasan tahun? Selama itukah Nathan menunggunya?
***
TBC
YUHUUU.... BDJ UPDATE?
APA KABAR SEMUA?
ADA YANG NUNGGU? MASIH MAU LANJUT? MANA SUARANYA GUYS?
Ini belum bahas soal Luois & rencana + akal bulusnya. Nanti, satu persatu yo. Sekarang, kita fokus ke capt Nathan dulu. KOMENTAR buat part ini please? penasarannn sama jawaban Alea? komen LANJUT yang banyak dong.
Jangan lupa like, share, vote, dan follow Author ya. Share biar makin banyak yang baca😊
Oh iya, aku juga mau ngenalin anak baru. Namanya MY MYSTERIOUS WIFE
Gendre : romance/youngadult
status : on going
lapak : WP
Author : @nengkarisma
Bagi readers yang suka baca certa teka-teki terus sad, mampir ya. Ini berkisah soal sang cassanova yang harus menikahi mantan teman tidurnya yang gak sengaja dia perawani terus hamil. Ternyata, si cewek itu mengidap ganggual alter ego (berkepribadian lebih dari satu) pokoknya, kisah rumah tangga mereka bakal rumit. Apalagi ada campur tangan PELAKOR di dalamnya.
Penasaran? cus... kepoin di WP🤗
Sukabumi 03 Juni 2021
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Zaitun
jentel tuh ... seiman lagi
2022-07-29
1
arabella humaira
up lagi donk kak😍😘
🤗😘
2021-06-07
3
Aldiano Ambomasse
lnjot
2021-06-04
3