Episode 19

"Itu adalah surat kontrak menikah, Nona. Surat itu berisi peraturan-peraturan yang harus Nona taati, selama menjadi istri kontrak presdir shilin." Jelas sekretatis Chao.

"Surat kontrak. Istri. Apa saya akan dijadikan simpanan?" Tanya Annin,

"Tentu saja, bahkan kau lebih rendah daripada seorang simpanan," jawab presdir Shilin menatap tajam Annin.

"Benar begitu tuan Chao?" Tanya Annin dengan wajah ibanya memandang malaikat penolongnya.

"Benar sekali, Nona. Tuan Shilin membeli Nona, untuk dijadikan istri kontraknya," jawab sekretaris Chao. Annin merasa kecewa mendengar kalimat sekretaris Chao, sekarang sekretaris Chao benar-benar telah berubah menjadi malaikat yang membawanya ke lubang neraka.

"Silahkan Nona, baca terlebih dahulu," Tambah sekretaris Chao lagi.

Dengan segala kekecewaanya, Annin mulai membaca surat kontrak itu. Annin menghembuskan napasnya berat saat membaca setiap poin surat itu.

Tentu saja surat itu berisi peraturan -peraturan yang menguntungkan presdir Shilin dan pastinya merugikan untuk Annin.

Tapi Annin tidak mempermasalahkannya. Annin tampak berpikir keras, tak lama Annin pun menemukan sebuah aturan tambahan, yang ia pikir bisa sedikit menguntungkannya.

"Tuan, saya tidak ada masalah dengan semua peraturan-peraturan ini. Tapi, apa saya boleh menambahkan satu poin lagi peraturan dari saya. S**atu Saja**, tuan." Pinta Annin memohon.

"Tentu saja, Nona. Asalkan tidak merugikan tuan saya, maka tuan saya akan menyetujuinya." Jawab sekretaris Chao mewakili tuanya.

"Jadi, apa yang ingin Nona tambahkan?" Tanya sekretaris Chao lagi.

"Saya menginginkan tuan Shilin memberikan saya uang sebesar 10 juta setiap bulannya. Bagaimana, apa tuan bisa menyetujui permintaan saya?" Tanya Annin mengeluarkan wajah sinisnya, Annin mengira seorang presdir Shilin akan kesusahan memberikannya uang sebesar itu. 10 juta adalah jumlah yang besar menurutnya, Annin tidak tau saja, jumlah sebesar itu tidak ada apa-apanya bagi seorang presdir Shilin.

"Oh iya, satu lagi tuan, sebelum saya ikut tuan berangkat ke china. Izinkan saya untuk berpamitan dengan keluarga saya terlebih dahulu." Pinta Annin lagi, kini dengan ekspresi sedihnya saat wajah polos Aurel melintas dipikirannya.

"Sepertinya kau sangat menyukai uang." Ucap presdir Shilin yang akhirnya mengeluarkan suara.

"Tapi aku menyetujui permintaanmu. Chao, kau urus semua yang diinginkan wanita ini," ucap presdir Shilin, kemudian berjalan menuju ruang kerjanya.

Setelah kepergian presdir Shilin. Annin memberikan nomor rekeningnya kepada sekretaris Chao. Dan saat itu pula sekretatis Chao mentransferkan uang sebesar 10 juta ke rekening Annin. Setelah itu, Annin pun menandatangaini surat kontrak nikah tadi.

Setelah itu, sekretaris chao langsung mengantarkan Annin pulang ke kontraknya. Annin diberikan waktu selama 2 hari untuk berpamitan dengan keluarganya.

Begitu sampai dikontrakkan, Annin langsung disambut oleh pelukan Aurel.

"Kakak, Aurel kangen kakak. Kakak baik-baik saja kan? Orang-orang jahat itu nggak ngapain-ngapain kakak kan?" Tanya Aurel memutarmutar tubuh kakaknya, yang lebih pendek darinya.

"Wah...Bajunya bagus banget kak. Kakak juga jadi tambah cantik," tambah Aurel lagi.

"Kita masuk dulu ya, nanti kakak cerita'in." jawab Annin mengajak adiknya masuk kedalam kontrakan.

Saat melewati dapur, Annin kaget melihat kondisi dapur yang sangat berantakan.

"Aurel apa yang terjadi, Apa baru saja terjadi perang?" Tanya annin panik.

"hehehe... iya kak, Aurel baru saja selesai perang. Maksud Aurel perang dengan peralatan dapur. Habisnya Aurel lapar kak, Aurel mau bikin nasi goreng. Tapi, nasi yang Aurel masak malah jadi bubur. Tapi kakak tenang saja, kita masih tetap bisa makan kok. Tadi Aurel beli sate, bakso, siomay dan juga martabak. Itu sudah Aurel siapin di meja makan. Sengaja belum Aurel makan. Karena Aurel mau makan barengg kakak. Jadi, Aurel nungguin kakak pulang dulu. Ayo kak, kita makan!" Ajak Aurel menyeret Annin menuju meja makan.