Hari ini Soffie dan Henry bertugas mendamping pimpinannya untuk audit sebuah bank swasta yang bermasalah di Kawasan Pasar Minggu. Sehubungan dekat dengan rumahnya Soffie meminta ijin tidak balik ke kantor setelah Audit, dan diijinkan oleh pimpinannya.
Alhasil pukul 17.30 Soffie sudah ada di kamarnya dan rebahan di kamarnya. Segera Soffie mengabari David,bahwa ia sudah sampai di rumah sehingga David tidak perlu repot menjemput Soffie ke kantornya.
Beruntungnya David masih direpotkan dengan setumpuk pekerjaan akibat kemarin ia tidak bekerja karena sakit. David gembira karena Soffie menerima ajakan untuk menjalin hubungan dengan serius dan melepaskan masa lalu masing-masing sehingga bisa terus konsen mempersiapkan masa depan mereka bersama.
Soffie dan mamanya sedang menonton infotainment sore hari di televisi di ruang tengah yang memberitakan tentang gosip rumah tangga artis Dila Pratiwi yang dikabarkan rumah tangganya diujung tanduk akibat beredar berita dan foto-foto suami dila yang bernama Toshihiro kedapatan sedang di sebuah hotel di Taiwan
dengan seorang wanita.
Soffie terus menonton beritanya, ia bener-bener takut dan tersentak mendengar berita itu, Bagaimana bila David mengetahui berita ini. Apakah David akan kembali pada Dila? Dila menarik nafasnya dengan kasar. Celoteh Jeany menyadarkannya dari lamunannya
“ phi… kasian ya Dila itu… sudah cantik, baik , bisa cari duit sendiri… tapi suaminya jahat banget , selingkuh… dasar lelaki! “ umpat Jeanny mengomentari infotainment yang sedang berlangsung.
“ Kita kan gk tau mau mah, apakah ada masalah mereka sebelumnya… atau kebetulan Dila dapat suami yang gk baik.” Kata Soffie menimpali.
Soffie merasa resah menonton berita di infotainment. Ada sedikit rasa kuatir jika rumah tangga Dila berantakan dan kembali mengejar David. Bagaimana dengan dirinya? Apakah David akan meninggalkkanya. Soffie masih mengikuti berita itu dengan seksama.
"Mama , jadi kasian sama Dila, Phi!
Deringan handphone di kamarnya, membuat Soffie beranjak dari ruang tengah. Soffie menuju kamarnya dan ia segera tersenyum melihat nama Ardi yang muncul. Ia segera menutup pintu kamarnya agar perbincanganya tidak didengar mamanya di luar kamar.
“ Halo…
“ Soffie, kamu sudah pulang belum? Aku jemput ya di lobby kantor?"
“ Aku sudah di rumah sih, Ada apa di?”
“ Aku kangen kamu…
Soffie terdiam mendengarnya, hatinya berbunga mendengar Ardi mengucapkan itu. Rasanya ingin bilang bahwa rasa yang sama masih ada untuk Ardi, tapi bagaimana dengan tante Sabrina? Suara Ardi yang lembut menghangatkan hatinya. Kenapa hatiku gembira mendengar suara Ardi di telepone.
“ Phi… kamu masih mendengarku? Bisakah kita ketemuan. Aku jemput kamu di depan kompleks rumahmu ya? Aku lagi otw nih..mungkin 30 menit lagi sampai.
Soffie tahu ini salah.. tapi ia ingin melihat Ardi... Ada rasa bahagia yang terselip di hatinya. Ia merindukan pria yang pernah mengisi hari-harinya lalu. Otak dan hatinya tidak sinkron . Sebagian dari hatinya melarang untuk bertemu dengan Ardi, namun sebagian lagi mengharapkan dia langsung bertemu dengan pujaan hatinya.
“ Oke, kabari kalo sudah dekat, nanti aku berjalan kaki ke depan kompleks.
Soffie mengganti bajunya dengan celana jeans dan kaos lengan pendek serta mengambil jaket jeansnya. Lalu Soffie memoleskan bedak ke wajahnya dan lipstick di bibirnya, sehingga terlihat segar.
Setelah dilihat penampilannya cukup rapih, Soffie mengambil sling bag dan dimasukkan dompet dan HP yang
memudahkan komunikasi jika ia dihubungi siapapun. Soffie bilang kepada mamanya , bahwa Henry menunggunya didepan kompleks, karena akan bertemu dengan teman seganknya, yang sering mengajaknya jalan. Jeany tidak curiga dan berpesan tidak boleh terlalu malam karena besok masih harus bekerja.
Jantungnya berdebar karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan pria yang dicintainya. Tapi ada rasa lain di hati soffie, rasa bersalah pada David, rasa bersalah pada tante Sabrina dan bagaimana jika hubungan mereka diketahui mamanya. Rasa bersalah ini lebih bergantian hadir dengan rasa bahagianya menerima telephone Ardi,
Bagaimana jika saat bersama Ardi tiba-tiba David menelpon ataupun memergoki kebersamaan mereka. Sebenarnya ia sadar tindakannya salah bertemu pria lain tanpa sepengetahuan pria yang akan menikahinya, terlebih orang yang akan ditemui adalah orang yang telah beristri. Tapi rasanya sudah terlambat membatalkan
janji dengan Ardi. Aku hanya ingin melihatnya sebentar saja, mungkin tidak masalah, pikir Soffie.
Sebuah pesan sudah masuk di HP nya yang mengabari bahwa Ardi sudah di depan kompleks. Akhirnya Soffie meninggalkan rumahnya dan berjalan kaki menuju gerbang kompleks perumahan. Jarak dari rumahnya ke gerbang tidak begitu jauh, hanya beberapa rumah dan bisa ditempuh dalam 5 menit jika berjalan kaki.
Rasa bersalahnya seketika hilang ketika melihat raut wajah Ardi di depan wajahnya. Ardi tersenyum dan membuka pintu mobil untuknya. Mobil Ardi melaju menuju restoran favorit mereka ketika masih kuliah dulu. Sebuah restoran di daerah pasar minggu dan tidak begitu jauh dari rumah Soffie.
Setelah membawakan pesanan Ardi dan mereka berdua menyantapnya, dan bercakap-cakap selayaknya kekasih yang sudah lama tidak berjumpa. Rasa rindu yang membucah melupakan status om dan keponakan yang melarang hubungan kasih di antara mereka. Mereka berpegangan tangan dan tertawa riang Bersama.
Membicarakan pekerjaan yang melelahkan dan tetap harus dijalani demi kebutuhan hidup mereka dan membicarakan masalah teman teman di kantor tapi tidak ada satupun yang membicarakan pasangan mereka. Yang ada saat ini adalah hanya Ardi dan Soffie dan hubungan kasih mereka yang sedikit terganjal dan agak sulit dipersatukan di fikiran Soffie.
Moment kebersamaan yang berharga bagi mereka berdua. Waktu sudah hampir jam 20,30 , Soffie mengatakan kepada Ardi bahwa ia masih dalam pemulihan karena beberapa hari yang lalu ia sakit dan harus segera pulang, karena mama mengetahui ia keluar rumah. Soffie mengatakan Ardi tidak perlu mengantarnya, ia bisa naik gocar atau kendaraan lain agar tiba sampai rumah dengan segera.
Ardi menolaknya dan akan mengantar sampai gerbang perumahannya saja. Soffie merasa takut berjalan dengan suami orang, ia takut ada yang melihat kebersamaan mereka. Ketika Ardi merangkulnya dan menuju ke mobilnya, ia merasakan jantungnya berdebar dan ketakutan yang sama terhadap pandangan orang jika ia tertangkap basah berkencan dengan suami orang. Apalagi jika orang -orang mengetahui bahwa ia berkencan dengan suami tantenya. Sebesar apapun ia mencintai pria itu, tetap tidak mengubah kenyataan bahwa pria itu sudah menjadi
om-nya. Pria itu milik tante Sabrina. Ia menyadari harus melepas Ardi dari kehidupannya.
Sepanjang perjalanan menuju rumah Soffie, tidak ada satupun dari mereka yang mau mengeluarkan suara. Ada banyak yang ingin dikatakan tapi tidak bisa dikatakan. Mereka sama sama menyadari tindakan mereka yang sama -sama salah terhadap pasangan mereka. Akhirnya mobil Ardi tiba di depan kompleks rumahnya dan saat Soffie melepas seat bealtnya, Ardi berkata:
“Phi…. Masihkah ada kesempatan untukku kembali?’
Soffie terdiam. Ia tak mampu berkata-kata. Terlalu besar rintangan yang akan dihadapi jika dipaksakan . Ia tidak
sanggup menghadapi pandangan mama yang sudah membesarkan dirinya dan tante Sabrina yang selalu baik padaku. Soffie dengan tegas akhirnya menggeleng.
“ Maaf, di… kita harus berakhir dengan seperti ini. Tapi kita…
Ardi langsung menarik Soffie dalam pelukkannya, dan berkata:
“ Aku yang salah.... aku yang mengkhianatimu ... Pelukan ini anggap ini sebagai hadiah perpisahan untuk kita,” kata Ardi dengan tidak melepaskan pelukkannya.
" Seharusnya aku tidak melepaskanmu , Soffie.... Aku selalu mencintaimu... Aku bodoh... sangat bodoh... Aku tidak bisa kehilanganmu, Soffie. Ayo kita pergi dari Jakarta, Phi...
Akhirnya ardi melepaskan pelukannya dan memegang kepala Soffie , Ia mendekatkan wajahnya ke wajah gadis yang dicintainya. Ia mencium bibir Soffie lembut dan tindakan Ardi ini membuat Soffie terkejut dan jantungnya kembali berdebar. Soffie tidak menolak sentuhan Ardi. Namun sekelebat wajah David hadir di ingatannya yang membuat Soffie tersadar dan melepaskan ******* itu dan mendorong pelukan Ardi dari dirinya.
“ Maafkan aku, Ardi… Kita tidak boleh seperti ini. Aku pamit..
Soffie turun dari mobil Ardi dengan tergesa. Ia berjalan tanpa menengok lagi ke belakang. Soffie menyadari, mobil
Ardi masih ditempatnya hingga ia masuk ke dalam gerbang rumahnya dan menutup pintu gerbang rumahnya..
Ketika sampai di kamar, Soffie segera mandi dan membasuh tubuhnya. Ia mmenangisi kebodohannya dibawah guyuran shower di kamar mandi dalam kamarnya. Ia menangis sesegukan karena kebodohanya dan membiarkan Ardi mencium bibirnya. Ia merasa sangat bersalah pada tante Sabrina dan David.
Soffie marah pada dirinya sendiri yang tidak dapat mengendalikan dirinya ketika bersama Ardi. Untungnya bayang-bayang David hadir dan menghentikan tindakan bodohnya. Jika tidak ada mungkin yang terjadi di mobil
akan lebih dari itu. Setelah puas menangis, ia akhirnya keluar dari kamar mandi dengan handuk dan akan mengambil baju ganti untuk persiapan tidur.
Suara Dering telepon ketika Soffie keluar dari kamar mandi membuat langkahnya beralih dari lemari pakaian menuju meja tempat handphone diletakkan dan terlihat nama Ardi yang memanggilnya. Ia mengabaikannya hingga dering itu berhenti. Namun dering telephone berbunyi kembali dan ia melihat nama penelpon telah berganti. Soffie
tersenyum.
“ Halo … Kak David..
“ Hei , kemana saja sayang, ko baru angkat telephone gue.
“Maaf kak , tadi aku mandi jadi gk dengar ada telephone.
“Besok jadi gue jemput jam 5 sore ya di depan lobby, elo jangan lembur ya, sayang!
“ oke
“ phi…
“ ya kak… boleh gue minta satu hal dari elo… “ suara David terdengar lembut.
“ apa kak, asal jangan yang sulit ya… dan bisa terjangkau tentunya..
“ bisakah elo ganti panggilanmu pada gue.. jangan kakak, gue kan bukan kakakmu, phi. Masa elo samain gue sama si Sonny itu, “rengek David.
Soffie tersenyum mendengar permintaan David yang menurutnya lucu dan dapat menghapus kegundahan hatinya karena perbuatannya dengan Ardi tadi di mobil.
“maunya dipanggil apa kak?
“ apa saja asal jangan sama dengan Sonny … tapi panggilan yang mesra donk sayang…
“ Bolehkah panggilan mesra itu setelah kita menikah saja?"
“ Kenapa?"
" aku malu kak… aku takut panggilannya terdengar orang lain…terus diketawain deh..
Suara tawa David yang kencang membuat Soffie tersenyum gembira. Soffie lupa beberapa menit yang lalu dirinya baru habis menangis sesegukan di kamar mandi dan merasa bersalah pada tindakan bodohnya.
“Memang elo mau panggil apa ke gue?"
“ rahasia donk…
“ Kasih tau donk…. Phi. Eh, Gue video call ya.. gue kangen banget nih lihat wajah loe yang suka memerah kalo gue ledekin.
“ jangan kak… aku habis mandi dan belum pake baju.
“ Justru itu lebih baik. Phi. Pindah ya…
Segera Soffie mematikan telephonenya dan David tertawa riang bisa ngerjain kekasihnya yang pasti sedang malu
setengah mati. Dipencetnya video call sekali lagi dan Soffie tidak mengangkat panggilannya. David tidak menyerah hingga panggilan yang keempat panggilan vieo baru dibuka oleh Soffie. Wajah jahil David muncul.
“ Sayang kenapa baru diangkat, harusnya tadi donk ketika gk pake baju. Kenapa sih gk kasih lihat gue.
“ ish.. kak David nih…
“gue kan pengen lihat juga elo kayak apa kalo Cuma pake handuk,”Kata David dengan jahil. " elo pasti Sexy !'
“Kak David…,” Teriak Soffie, mukanya sudah memerah.
David sangat bahagia melihat wajah malu Soffie. Rasa lelah dan suntuk karena pekerjaan hilang berganti tawa memandang wajah cantik kekasihnya yang sedang merona.
" Kasih tau dong panggilanmu kalo kita menikah, gue penasaran…, " kata David mengalihkan pembicaraan mereka yang membuat Soffie merona.
“ emmm lebih bagus mana kak,.. Hubby atau Honey?"
“ elo panggil gue Hubby saja.ntar gue panggil elo honey. Dan kita terapkan mulai besok ya , gimana?"
“ Ish… tunggu kita married ya kak..
“ lama banget yach married kita, masih sebulan lagi itu, phi… Phi, …gue kangen kalo gk lihat dan gangguin elo , phi.. elo itu menggemaskan ketika elo merona kayak tadi... apalagi kalo gue boleh lihat pas pake handuk... ha.. ha... ha...
“ Kak David nih emang demen banget deh bikin Sofffie malu .
David tersenyum bahagia melihat kekasihnya yang masih merah padam wajahnya.
“ Phi ,besok sekalian kita pesan cincin juga ya…
“ Oke kak. Udahan ya kak, udah ngantuk nih …
“ Tapi bilang donk, Satu kata yang mesra untuk gue…. Sekali aja gue pengen denger biar gue mimpiin elo...
“ Selamat malam kak David, mimpi yang indah. Aku sayang kak David… tut.. tut
Telepon itu langsung dimatikan Soffie, karena ia merasa malu mendengar jawaban ataupun tawa dari David yang akan meledeknya tanpa henti. Mudah-mudahan besok Kak David lupa, pikir Soffie. David tertawa terkekeh melihat layar handphonenya mati dan ia sangat tahu pasti wajah Soffie sedang merona merah menahan malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Aumy Re
mampir lagi thor
kukirim vote & mawar buatmu 😊
2022-06-10
0
Mommy Gyo
3 like hadir thor semangat
2021-07-09
0
Yelina Oktavia
Ko Soffie masih suka ardi sih... nyebelin bgt sih Soffie itu🤔 harusnya tetap setia donk sama David... kurang apa coba David.. kesel deh ama Soffie,...😥🤔
2021-06-27
2