Hari jumat jam istirahat kantor menjadi lebih panjang karena umat Muslim harus menunaikan ibadah sholat jumat, sehingga jam 11.30. Karyawan pria yang beragama Muslim sudah meninggalkan meja kerjanya untuk menjalankan
kewajibannya, Demikian juga Henry sudah meninggalkan meja kerjanya dan ia menepuk pundakku untuk berpamitan menjalankan kewajibannya.
Tiba-tiba telpon di atas mejaku berbunyi,
"Hallo...
"Bu Soffie , ini tika ,"Ujar Recepsionist di lantai 1 dekat lobby
"Ya tika, ini Soffie ada apa ?
" Ini Ada kakak ibu yang sedang menunggu ibu di Lobby. Apakah ibu akan menemuinya sekarang? Atau diminta menunggu?
"Hah.. Kak Sonny datang? Bentar tika.... saya akan segera turun.
"Baik bu... saya sampaikan ke beliau.
Segera aku tinggalkan meja kerjaku ku dan menuju lift diujung lorong . Kutekan lantai 1 dan Jantungku berdetak lebih kencang saat menuju lobby, sambil memikirkan apakah kemarin ketika bertemu Sonny di Pratama Bank ada kesalahan yang kubuat pada kakakku datang ke kantorku. Aku merasa sangat gugup bertemu Sonny. Ada angin apa ia ingin menemuiku. Beberapa hari yang lalu di Pratama Bank, wajahnya sangat garang dan menakutkan.
Dan Ketika Soffie tiba di lobby, ia begitu terkejut ternyata bukan Sony yang datang, melainkan mantan kekasihku yang sekarang menjadi omku. Mau apa Ardi kesini, belum cukupkah luka ini ditorehkannya olehnya semalam. Kuhentakkan tubuhku Ketika duduk di sofa lobby, dia tersenyum padaku dengan wajah tak bersalahnya.
“Kenapa bilang kakakku… aku sampai berfikir kamu beneran Kak Sonny,”Ujarku agak sewot.
Dulu ketika kami masih bersama pernah kuceritakan soal hubunganku dengan Kak Sonny yang sangat renggang sehingga ia memanfaatkannya. Dasar pria brengsek. Ardi tersenyum melihatku menjawab dengan ketus.
“Sudah makan phi? “ kita makan yuk di luar sekalian ada yang mau kuomongkan..,"Bujuk Ardi.
“Ngomong aja di sini… aku bawa bekal dari mama, “Sahutku ketus
“Phi.. aku mau menjelaskan , tapi tidak disini, tadi aku ketemu Henry juga , dia bertanya mau ngapain? Kamu mau henry tau soal ini?” Desak Ardi seakan tahu kelemahanku.
Soffie tidak ingin memberitahukan hubungan Ardi dengan tantenya, karena Henry juga mengenal tante Sabrina. Dulu ketika mereka masih kuliah di UI , tante Sabrina pernah mengajak Soffie dan genk rumpies-nya untuk makan bersama. Soffie masih bingung mengenai keputusannya ini. Soffie tahu bahwa jika ia menemui Ardi tanpa sepengetahuan tantenya adalah satu kesalahan, tapi bagaimana Ardi yang datang ke kantornya.
“ Baiklah kita keluar… aku mau makan di restoran dekat sini aja ya, pekerjaanku lagi banyak nih,” sahutku kepada Ardi.
"Oke... tadi kulihat ada restoran sudan dekat sini... Ayuk jalan sekarang !,"
Ardi menarik tangan Soffie ke parkiran mobil. Tangannya masih memegang jemariku menuju mobil. Hatiku masih bergetar mendapatkan perlakuannnya. Salahkah rasa ini? Kenapa jantungku tidak bisa bekerja sama dengan otakku. Bagaimana jika tante Sabrina melihat kebersamaan ini. Ardi membukakan pintu mobil untukku sebelum ia beralih ke pintu kemudi. Dia memang lelaki yang baik dan sopan. Soffie masih mengagumi Ardi dan tidak melupakan masa -masa kebersamaan mereka. Dulu Ardi tidak memiliki mobil, sekarang Ardi sudah mapan. Hidup memang sudah berubah.
Soffie masih bingung memanggil Ardi . Pantaskah memanggil Namanya, ataukah harus Om Ardi, Rasanya aneh jika memanggilnya seperti itu. Dulu Ardi selalu menemaniku setiap sesi jam kosong, waktunya seusai kuliah diisi dengan menjadi asisten dosen, hingga dia dikirim sebagai staf khusus yang kuliah S3 diSingapura. Hati Soffie masih bergetar melihat senyum Ardi. Ia mengingat Ardi yang sering membantunya mengerjakan tugas kuliah. Tapi haruskah ini semua berubah. Soffie masih merindukan Ardi yang dulu.
Tiba di Restoran sunda “Hegar manah” Ardi langsung memesan makanan favorit kami di meja depan kasir yaitu menu sayur asem,ayam bakar dan udang penyet kesukaanku. Ia tidak melupakan makanan favoritku. Tapi...
Ardi memilih meja di ujung ruangan restoran untukmembuat kita ngobrol dengan tenang. Wajahnya masih tetap hangat dan ia menggenggam tanganku seperti biasa kita masih bersama. Ia tersenyum sambil memandang wajahku.
"phi... aku kangen banget sama kamu," Ujar Ardi membuka percakapan
Soffie masih terdiam. Dia binggung atas tindakan apa yang harus dilakukannya. Ia pun merasakan hal yang sama dengan lelaki yang masih menggenggam tangannya.
"phi... aku terkejut bahwa Sabrina adalah tantemu dan membuat kita berjumpa tanpa persiapan apapun. seharunya pertemuan pertama kita tidak seperti kemarin. Aku tahu kamu kecewa padaku.. tapi percayalah, aku tidak melupakan sama sekali tentangmu, Aku punya rencana yang indah tentang kita, pertemuan kita harusnya ...
"pertemuan apa yang direncanakan memangnya, "jawabku sinis.
Ardi masih memegang tangan Soffie.Dikecupnya punggung tangan Soffie. Ini tidak seperti Tindakan seorang Om dan keponakannya , aku merasa berdosa dengan tante Sabrina, tapi.. bukankah aku yang lebih dahulu berjumpa dengan Ardi, jadi tante Sabrina dong yang mengambil kekasihku, bukan aku yang merebutnya. Aku duluan yang mengenal Ardi bukan tante Sabrina.
Ardi masih mencium tanganku dan mengucap kata maaf berulang kali, aku diam saja. Aku tidak tau tahu harus berkata apa padanya.
“Maafkan aku phi, Maaf.... maaf.... aku tidak pernah melupakanmu, waktu itu aku khilaf ... maafkan aku......waktu kuliah di Singapura, aku terpaksa menikahi Sabrina. Tunggu aku ya, aku akan membereskan masalah dengan Sabrina dan aku akan melamarmu segera… beri aku waktu 1 tahun, untuk membereskan semuanya. Kita akan bersama kembali, aku akan menepati janjiku padamu!
“Gila kamu Ardi, …kau pikir mamaku mengijinkan jika aku menikah dengan suami tanteku, kamu sekarang sudah jadi om ku Ardi.. Mama tidak mungkin merestui kita!
“ Tapi aku tidak mencintai Sabrina, phi. Itu kecelakaan, waktu itu aku mabuk dan terjadilah hal itu. Aku menyesal. Aku menikahinya sebagai bentuk tanggungjawabku. Tunggu hingga akhir tahun ini ya phi, Aku akan tetap tinggal di Jakarta, kita menikah tahun depan, kalo perlu kita kawin lari. Aku sudah tidak membiayai adikku. Kita bisa tinggal dimana saja untuk mulai hubungan kita... aku tidak sanggup hidup bersama Sabrina, phi... aku tidak pernah mencintainya. .... Phi, aku cuma mencintaimu... aku tahu, aku salah.... tapi beri aku kesempatan, phi!
Aku terhenyak mendengarnya, Ardi masih mencintaiku, Ardi masih ingin menikahiku.. Oh Tuhan… benerkah ini, ini
bukan mimpi kan…
"Phi... aku akan menceraikan Sabrina akhir tahun ini... Ayo kita menikah tahun depan. Mamamu pasti merestuimu, karena kamu satu-satunya anaknya ,phi... Dengarkan aku... Sabrina dan aku tidak saling mencintai.. Aku hanya menyentuhnya pada saat mabuk. Aku bersamanya karena merasa bersalah pernah mabuk phi...
"Benarkah ? " tanya Soffie ragu.
"Aku cuma mencintaimu... tunggu aku ya...
Aku menganggukkan kepala dengan yakin. Kupandang wajah tampan Ardi dan ia tersenyum dan tangan kami masih saling berpegangan erat. Kami saling tersenyum tapi bagaimana dengan tante Sabrina, bagaimana dengan mamaku. Akh nanti saja, lagipula ini belum tentu benar kan segala ucapan Ardi padaku. Pesanan kami datang, dan kami melanjutkan makan dengan sukacita dan saling mengobrol membicarakan masalah kantor dan kelucuan yang terjadi disekitar tanpa menyinggung status apapun.
Kami meninggalkan restoran tepat pukul 13.00, dan ardi mengantarkan Soffie kembali di depan lobby Gedung
kantorku. Sebelum turun dari mobilnya, Ardi menarikku dan mengecup keningku lama sekali, seakan menyatakan dia merindukanku.
Aku tak menolaknya dan akupun merasakan hal yang sama dengannya. Peduli amat dengan tante Sabrina. Ardi menyayangiku seperti dulu. Aku duluan yang mengenal Ardi. Tante Sabrina yang merebut kekasihku. Salahkan aku masih mencintai kekasihku.
"Aku sayang kamu, phi.... tunggu aku ya..
"Aku juga sayang kamu Ardi, " kata Soffie sambil melepaskan pelukan Ardi dan turun dari mobilnya.
Tiba di kantor Ketika akan masuk lift, ternyata sudah ada Henry, ia tersenyum jahil padaku.
“ Habis kencan di luar nih… “ledeknya
“Gak tuh, Cuma makan siang saja di restoran. Eh hen, kamu sudah makan belum?Kamu makan bekalku donk, Please! “ rengekku manja pada henry.
“Oke, tapi jawab dulu pertanyaanku, …kamu balikan sama Ardi kan?” Tadi aku ketemu Ardi di Lobby, ngapain dia kesini kalo gk ketemu kamu kan? "Cerocos henry dengan semangat dan kelakuan keponya.
Aku cuma tersenyum tidak membantah atau mengiyakan, aku masih bingung dengan hatiku ini. Apa henry kuceritakan soal tante sabrina juga ya, pasti henry marah mendengar ceritaku soal ardi, ah diam saja deh. Hari ini adalah hari bahagiaku dan aku tidak mau mendengar omelan sahabatku tentang masalahku. Maafkan aku , henry. Aku tidak jujur padamu.
Sanggupkah aku menyakiti tante Sabrina. Tapi aku sangat berbahagia jika bersama Ardi. Aku harus melakukan apa….. apakah aku harus kawin lari seperti yang dibilang Ardi. Bagaimana dengan mamaku? Apakah bisa menerima hubunganku dengan Ardi. Bagaimana dengan pekerjaanku. terus bagaimana dengan kehidupan mama jika aku kawin lari dengan Ardi. Tapi bersama Ardi adalah kebahagiaanku. Cuma dia yang bisa membuatku bahagia. Sanggupkah aku kehilangan keluarga dan pekerjaanku?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
❣️ummu_syrifah❣️
phi.... = Fie ...
baiknya untuk panggilan tetap pake nama.ny aja mb author 🤗 biar ndk gagal fokus 🤭🙏
What the hell soffie... oh no 😱🤦🏻♀️😔
2021-05-24
2