KESEPAKATAN

Tubuh Bianka mulai normal karena Rindu terus mengontrol dengan ramuan herbal, Bi juga sudah bergerak bersama Reva mencari tempat pertemuan para pemerintah untuk membahas masalah hancurnya markas juga laboratorium.

Kampus juga sudah ditutup sementara karena para dosen sedang ke kota lain, padahal mereka semua sembuh dari virus yang kembali menemui keluarga karena Rindu.

Bagi mahasiswa yang terkena virus juga sudah pergi kembali ke Keluarganya, Karena ada libur dadakan sampai waktu yang tidak ditentukan banyak juga yang pulang tanpa tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Bianka & the girls juga berada di hotel untuk sementara, mereka menjauhi hutan agar tidak terlacak bahwa mereka orang yang telah menghancurkan laboratorium, dan menyembuhkan para dosen juga mahasiswa yang berhasil sembuh.

***

Bianka dan yang lainnya masuk ke dalam sebuah bangunan kosong yang jauh dari pemukiman warga, lampu sorot langsung memancar kearah mereka semua. Semuanya berjalan sesuai pancingan Bianka menarik perhatian para petinggi kota juga para ilmuwan yang terlibat untuk bergabung, awalnya mereka mencari tempat pertemuan tapi prosesnya lama, akhirnya Bi yang memancing agar mereka datang ke tempat yang Bianka siapkan.

Tidak ada yang tahu jika Reva sudah mengaktifkan siaran langsung di beberapa negara, tapi menutup akses di kota agar tidak ada yang tahu jika mereka melakukan kesepakatan.

"Siapa kalian para nona,"

"Tidak perlu basa-basi kita langsung ke inti masalah saja," ucap Bianka tidak ingin mengulur waktu lagi.

"Sebelum kita melakukan penukaran hasil penelitian, dan juga kesempatan kami ingin menguji kemampuan salah satu dari kalian."

Bianka diam memandangi yang lainnya, Bi bisa menebak mereka mulai mencari tahu indentitas asli para girls.

Rindu maju ke depan menerima tantangan, mereka semua tertawa melihat gadis kembar yang sangat cantik memberanikan diri tanpa tahu seperti apa lawannya.

Keluar seorang pria berbadan besar tinggi, sangat jauh berbeda dengan Rindu yang mungkin berada di keteknya.

Mata Bianka tertuju ke Rinda yang takut melihat tubuh besar yang akan menyakiti saudara kembarnya, perasaan Bianka tidak enak incaran mereka bukan Rindu tapi Rinda.

Benar perkiraan Bianka, mereka menginginkan Rinda yang bertarung. Rindu marah besar tapi dihentikan oleh Kei, Rinda sampai manyun dan terus memanggil mami dan dadi.

Tatapan mata Bianka tajam kearah Rinda yang langsung menggagukan kepalanya, Bi juga menatap yang lainnya agar tenang, mereka semua diam.

Rinda sudah berada ditengah lingkaran, untuk melihat musuh juga Rinda harus menggakat kepalanya, pria yang sangar dan nampak sangat menakutkan. Bagi Rinda pria tersebut lebih mirip genderuwo.

Pertarungan dimulai, Rinda awalnya bisa menghindar tanpa bisa menyerang, serangan terus menghantam tubuh Rinda sampai muntah darah, Bi memandangi wajah yang lain tapi terlihat santai, seakan mereka semua sangat yakin Rinda bisa.

Tubuh Rinda terkulai lemah diangkat keatas lalu dibanting, kaki lawan sudah ada di pipi Rinda, membuat pancaran mata Rinda berubah, dengan sisa tenaganya, Rinda menarik kaki dan bangkit berdiri, musuh sudah terbaring, Rinda naik ke kepalanya memberikan beberapa pukulan kuat sampai Rinda memutar kepala musuh sampai tak berdaya.

Semuanya menyambut bahagia kemenangan Rinda di dalam hati, Rinda menatap yang lainnya hanya memasang wajah santai seakan tidak punya dosa.

Rinda berdiri di samping Bi, secara diam-diam Bianka menyuntikkan sesuatu ke tubuh Rinda tanpa permisi. Rinda langsung duduk jongkok menahan sakit hasil suntikan.

Bi maju kedepan meminta laporan tentang virus, mereka semua membicarakan asa mula virus dan juga penawar juga efek samping yang sangat berbahaya.

Senyum sinis Bianka terlihat setelah mendapatkan barang bukti yang dia inginkan. Melihat tatapan Bi membuat para petinggi merasa aneh dan dipermainkan.

"Serahkan diri kalian, dan status kalian sebagai peneliti akan segera di cabut." Teriak Bianka tegas.

"Kamu menipu kami, maka kalian harus mati disini."

Seorang pemimpin memberikan perintah tapi tidak ada yang bergerak, Austin muncul di sana dengan kondisinya yang semakin lemah.

Austin menjelaskan tentang virus dan berapa banyak orang yang terpapar, efek samping dari virus mengakibatkan sesak nafas, jantung hati, ginjal, mata semua mengalami kerusakan dan tidak mungkin bisa diperbaiki lagi.

Keadaan Austin yang berkali-kali menjadi objek uji coba, baik pembuatan virus maupun obat penawar racun.

Tiba-tiba Austin batuk dan mengeluarkan darah hitam.

Para petinggi merasa dipojokan, beberapa ilmuwan juga ingin melarikan diri tapi tidak ada jalan karena semua pintu sudah ditutup oleh para bodyguard Austin.

Kristan coba menghentikan ayahnya untuk berbicara tapi Austin masih terus memojokkan, tapi beberapa dari orang hang terlibat merasa biasa saja, mereka tidak takut karena tidak ada bukti.

"Reva! kamu hebat dan bisa menjadi hacker yang luar biasa, tapi jadilah hacker yang berada dijalan kebaikan." Pesan Austin membuat Reva kaget jika ada yang mengetahui jika dirinya melakukan siaran.

"Bianka, paman sudah melakukan tugas, semoga Bunda kamu bisa memaafkan paman dan juga Mommy Reva bisa mengampuni paman yang mengkhianati mereka sampai Oma Catline tewas."

"Mereka sudah mendengarkannya paman melalui siaran langsung,"

Semua orang disana kebingungan dimana letak kamera siaran langsung, Reva yang merasa dirinya hebat kesal karena Bi tahu rencananya, bahkan paman Austin juga Kristan tahu jika ada siaran langsung.

Beberapa aparat kepolisian gabungan mulai muncul, Bianka dan girl semuanya melangkah pergi begitu juga dengan Kristan hanya sisa paman Austin sebagai saksi, wajah Bianka dan yang lainnya tidak terlacak karena mereka menggunakan topeng wajah buatan Kristan.

Setelah mereka jauh Kris berhenti, dan menatap sinis girls.

"Bianka aku meminta bayaran atas pengorbanan ayah ku, kemungkinan ayah juga tidak tertolong, segala cara sudah aku lakukan tapi tidak bisa memperbaiki organ tubuhnya yang semakin memburuk."

"Apa yang kamu mau? jangan-jangan kamu memang ingin menikah dengan Bianka." Tanya Reva kaget.

"Katakan pada ayahmu, Jika aku akan membalaskan kematian orangtuaku karena ayahmu."

"Sebenarnya kamu ingin ayah membayar kamu dengan apa?" teriak Bianka yang muak dengan basa-basi Kris.

"Bi aku ingin sekali membunuhmu, tapi karena paman Austin yang pernah menyelamatkan aku dan tidak mengizinkan aku menyakitimu, tapi sebagai penggantinya kembalikan adikku yang di tahan oleh ayahmu."

"Siapa adikmu, tidak ada gadis lain selain kami berlima,"

Suara langkah kaki yang terdengar membuat mereka ambil posisi tapi semuanya langsung diam saat melihat Bara, Gerry juga Clori datang dengan wajah cemas.