Black Fairies
Nicale Alexand, anak perempuan yang masa kecilnya telah direnggut oleh ayahnya sendiri karena ayahnya yang memiliki sifat gila. Saat ini dia sedang berada di dalam air kolam yang sangat keruh yang dalamnya kolam itu sekitar lima meter. Saat ini, dia sedang dididik oleh Michael Alexand yaitu ayahnya untuk menahan nafasnya dalam air agar dia bisa bertahan lama di dalam air. Apabila dia ingin menghirup oksigen keatas air, maka Michael akan langsung menenggelamkannya lagi.
Atas perlakuan ayahnya itu, sudah banyak orang lain yang berusaha untuk membujuk ayahnya agar tidak menyiksa anak keduanya itu, dengan didikan yang gila. Hanya karena mimpi ayahnya untuk memiliki penerus yang mewarisi kekuatanya telah sirna karena ayah dan ibunya telah kehilangan putra pertama mereka yaitu kakak Nicale yang bernama Nicho Alexand di tangan musuhnya.
"Tuan, sudah cukup putrimu baru berumur enam tahun" ujar si A namun tidak di gubris oleh Michael.
"Tuan, kau akan kehilangan dia jika kau terus melakukan hal itu" ujar Si B tapi tetap tidak di open oleh Michael.
"Tuan, kau sungguh tega dan gila karena putrimu sendiri kau hukum dan kau siksa seperti itu" ujar semua orang yang melihat latihan yang dilakukan michael pada putrinya itu. Namun, tetap dia tidak bergeming sedikitpun dari arah air yang di dalam air ada Nicale yaitu putrinya.
Ketika kejadian itu terjadi. Yaitu kejadian dimana kakak laki-lakinya Nicale diculik dari sekolah TK nya dan dilempar ke jurang yang sangat dalam oleh musuh ayahnya karena kakaknya adalah kelemahan terbesar ayahnya yaitu Michael Alexand. Pada saat itu ibunya Nicale yang bernama Nindy Wilzamber sedang hamil satu bulan.
Sejak ayahnya kehilangan kakaknya, ayahnya selalu mengatakan baik bayi yang dalam kandungan istrinya ini perempuan atau laki-laki tetap akan dia jadikan sebagai senjatanya yang paling kuat atau lebih tepatnya akan dijadikan sama seperti dirinya yaitu menjadi pembunuh bayaran nomor satu di seluruh dunia dan sangat di takuti oleh semua orang. Oleh karena itulah, dia di didik oleh ayahnya sendiri bagaikan sebuah boneka yang tidak bisa merasakan sakit sama sekali. Meskipun dirinya mengaduh kesakitan, hal itu bukannya menarik perhatian ayahnya. Tapi ayahnya justru semakin menjadi-jadi mendidiknya dengan berbagai macam didikan keras yang di gunakan agar Nicale tidak merasakan sakit lagi dan tidak mengeluarkan suara lemah seperti mengaduh karena hal terluka kecil. Jadi, percuma saja Nicale mengaduh kesakitan bahkan sampai-sampai ibunya yang ingin membantunya juga tidak di gubris oleh ayahnya.
Sejak kejadian ayahnya sendiri mendidiknya dengan menyuruh dirinya menahan nafas di dalam air, dirinya menjadi bagaikan boneka cantik yang tidak bisa bersuara lagi. Karena dia marah dan benci pada ayahnya maka dia bersumpah di dalam hatinya bahwa bila tidak ada anggota baru dalam keluarganya yang dilahirkan oleh ibunya. Maka dia tidak akan pernah berbicara pada siapapun baik itu pada ayahnya atau ibunya sendiri.
Hari-hari hanya dilewatinya dengan latihan gila yang dibuat oleh ayahnya bahkan dia ingin bersekolah layaknya seperti anak-anak umumnya juga tidak bisa, karena ayahnya memasukkannya ke sekolah khusus untuk mafia, pencuri handal dan pembunuh bayaran.
Kejadian itu terjadi, ketika dia melihat anak-anak berusia enam atau tujuh tahun sepertinya baru memasuki kelas satu Sekolah Dasar begitu bahagia ketika pulang dan pergi yang selalu di gandeng tangannya ole ibunya. Sedangkan dirinya, hanya akan berada di rumah atau ke markas ayahnya untuk di didik langsung oleh ayahnya.
Karena merasa bosan, dia memberanikan berbicara kepada ayah dan ibunya agar di sekolahkan seperti tetangga-tetangganya. Saat mendengar keinginan dirinya, ibunya sangat bahagia karena putrinya paling tidak bisa mendapatkan pelajaran layaknya anak-anak pada umumnya. Tapi, berbeda dengan rasa senang yang dimiliki ayahnya.
"Apakah kau yakin ingin bersekolah Nicale?" tanya Michael kepada Nicale.
"Ya" ujar Nicale yakin dan senang.
"Kalau begitu bersiap-siaplah, besok kau akan disekolahkan" ujar Michael dengan tersenyum. Begitupun dengan semua pembantu yang sering melihat perlakuan majikannya untuk putri kandungnya sendiri.
Nindy yang mendengar suaminya setuju merasa senang. Namun tidak Nindy dan Nicale ketahui bahwa sekolah yang di maksud oleh Michael yaitu sekolah yang tidak sama seperti anak-anak yang menjadi tetangganya melainkan sekolah yang dipenuhi dengan kengerian yang sangat luar biasa.
Di dalam kamar Nicale, ibunya yang merasa sangat senang sedang sibuk mempersiapkan buku, pensil, tas dan segalanya untuk keperluan sekolah yang biasanya dibawa dan digunakan oleh anak-anak pada umumnya. Begitupun dengan Nicale tanpa dia sadari bahwa dirinya saat ini juga tersenyum saat membayangkan bahwa dia akan normal seperti layaknya anak-anak lainnya.
Besok harinya, dia dibawa ayahnya yang kata ayahnya dia akan pergi ke sekolah jadi dia menuruti ayahnya. Tapi, ketika dengan gembiranya dia naik ke mobil ayahnya dengan membayangkan bahwa dia akan memiliki banyak teman. Seketika, hayalannya itu sirna ketika dia tau bahwa ayahnya membawa dia ke tempat yang terpencil dan sangat jauh dari perkotaan dan juga sangat jauh dari rumah mereka.
Setelah cukup lama dan jauh perjalanan. Bahkan dengan mobil memakan waktu satu jam lima menit, akhirnya mereka sampai di sekolah yang bertuliskan "Kill School". Membuat senyuman yang tadinya ada di bibir Nicale karena telah sampai, menjadi hilang dan digantikan dengan kebencian yang amat sangat luar biasa didalam hatinya terhadap ayahnya sendiri kembali muncul saat membaca nama sekolahnya.
Michael menarik tangan Nicale dengan paksa dan membawanya ke ruang Kepala Sekolah. Namun, tidak ada Kepala Sekolah disana. Jadi, Michael membawa Nicale dengan cara menarik tangannya ke berbagai ruangan kelas untuk memastikan dimana kepala sekolah atau salah satu para guru pengajar untuk membawa Nicale. Karena dia masih ada jam kerja jadi dia tidak akan bisa berlama-lama. Namun, tidak ada satupun guru di ruangan hingga dia ingat "ahhh aku lupa jika biasanya mereka akan di lapangan memanah untuk memperagakan langsung caranya memanah sebagai pemanasan perkenalan".
Saat ini Michael dan Nicale sedang berjalan ke sebuah pintu yang ketika dibuka pintu itu memperlihatkan ruangan yang sangat besar seperti besar lapangan basket. Namun, itu bukan untuk bermain basket melainkan untuk memanah. Setelah sampai disana, baru Michael melepas tangan Nicale dan berjalan ke arah seseorang yang seusia dengan Michael dan membisikkan sesuatu ketelinga orang itu. Setelah itu, saat orang itu melihat ke arah Michael. Michael menunjukkan jarinya ke arah Nicale yang masih memasang wajah dan matanya yang memancarkan api kebencian yang sangat besar dan juga kekesalan yang sangat kuat di dalam hatinya terhadap ayahnya sendiri.
"Dia perempuan" ujar orang itu yang menghampiri Nicale kepada Michael.
"Ya" ujar Michael.
"Kau yakin, ingin menyuruh kami mendidiknya dengan level yang paling tinggi" ujar orang itu kepada Michael.
"Ya" ujar Michael.
"Apakah dia sanggup menerima semua pelatihan kami" tanya orang itu kepada Michael.
"Dia harus sanggup dan bisa" ujar Michael.
"Kau pasti tau peraturan kami bukan Michael" ujar orang itu.
"Aku tau," ujar Michael.
"Lalu, bagaimana dengan istrimu?" tanya orang itu kepada Michael.
"Tenanglah, masalah ibunya biar aku sendiri yang urus. Yang menjadi urusanmu yaitu mendidiknya agar menjadi nomor satu dan tidak terkalahkan" ujar Michael.
"Itu semua tergantung padanya bukan pada kami. Kami hanya mengarahkan pertahanan dan stamina tubuh mereka. Soal bisa menjadi nomor satu atau tidak tergantung pada orang itu sendiri" ujar orang itu sambil menepuk lembut bahu Nicale.
"Ohhh, kalau begitu aku pergi dulu" ujar Michael.
"Terserah, dan hati-hatilah di jalan. Ingatlah anggap putrimu telah mati" ujar orang itu.
"Aku tau" ujar Michael. Namun, tanpa ada yang sadari bahwa ada satu orang yang sangat emosi sedang menahan kemarahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
IQ 00000000000000000
kasihan....yang sabar ya Nicaela,authormu memang jahat
2021-05-21
0
Abelfuti Waruwu
😭😭
2021-04-30
0
Fiah
👍
2021-04-29
0