Selama shooting pembuatan iklan hotel GC semua tampak disibukkan dengan pekerjaan masing masing, mulai dari semua staff hotel, kru pembuatan iklan hingga tim promosi dari kantor pusat Ana. Saat ini 1 lantai hotel penuh di telah di sterilkan (melarang semua staff hotel yang tidak berkepentingan serta tamu yang menginap di lantai itu) untuk kenyamanan selama proses pembuatan iklan. Ana juga telah menempatkan 2 pengawal di masing-masing akses pintu keluar masuk lift dan pintu darurat. Ana sempat hadir untuk menyapa semua pekerja sambil membawa banyak minuman hangat dan dingin untuk semua pekerja, namun ia tidak dapat berlama-lama sebab harus segera kembali ke kantor karena ada jadwal meeting yang tengah menanti.
Sekarang Ana selalu ditemani pengawal pribadinya, yaitu salah satu anak buah B1 (tangan kanan Ana), biasanya ia di kawal langsung oleh B1 tetapi karena B1 tengah berada di negara E untuk menyelidiki Dominic dan anak buahnya, maka ia memerintahkan anak buahnya yang lain untuk mengawal Ana.
Itu berawal karena akhir-akhir ini banyak kejadian aneh yang menimpa Ana setelah kejadian penyusup di mansion waktu itu. Mulai dari kiriman pesan teks misterius yang mengancam dengan nomor online yang tidak bisa di lacak, hingga pengrusakan mobilnya saat berada di parkiran umum, ban mobil yang robek, dan lain sebagainya.
Padahal Ana sudah sempat mengganti mobilnya dengan mobil baru yang beda type dan warna, tapi tetap saja penguntit itu masih bisa mengenali Ana dan melakukan hal tersebut lagi dan lagi.
Tentu saja pengawalan khusus ini sesuai permintaan Pak Kim yang selalu memohon padanya setiap saat agar Ana menggunakan pengawal pribadi demi keselamatan Ana sendiri.
Saat meninggalkan Hotel GC, Ana tidak sempat bertemu Louis karena ia tengah di make over di ruang khusus. Louis sempat berharap mereka akan bertemu karena pertemuan terakhir mereka sudah lama yaitu saat meeting di kantor Ana 2 pekan lalu.
Ia merasa mulai tertarik dengan Ana. Terkadang ia berpura-pura menanyakan kabar Ana melalui Pak Dong dengan alasan :
"Apa kita akan ada jadwal meeting dengan Ms.Grey?"
"Benarkah? Apa dia sedang melakukan perjalanan bisnis?"
Dan masih banyak pertanyaan lain.
"Aku pikir Ms.Grey akan mampir kesini.." tanya Louis pada Pak Dong yang baru masuk ke ruangannya membawakan ice chocolate untuknya.
"Tentu saja ia baru saja mampir.. dan ia membawakan ini.." seru Pak Dong menyodorkan ice chocolate padanya.
"Benarkah? Aku ingin menyapanya.." Louis ingin segera bangkit dari duduknya, tapi Pak Dong menahan bahunya agar ia kembali duduk.
"Sekarang ia sudah pergi.. Ia sedang terburu-buru karena masih banyak meeting di kantor.. dan ternyata sekarang ia sudah di temani pengawal pribadi.. aku rasa itu perlu untuknya.. karena pekerjaannya pasti membuatnya banyak pesaing yang ingin melukainya.."
"Aku baru saja ingin menyapanya.. Hmm.. memang sudah seharusnya ia menggunakan jasa pengawal pribadi.. dia terlalu berani untuk pergi kemanapun seorang diri.." ujar Louis kecewa.
"Tapiii... kenapa akhir-akhir ini kau sering sekali menanyakannya? Kau juga sering memperhatikannya.. Terakhir yang aku ingat dulu kau sangat menghindarinya, selalu berusaha menolak untuk meeting bersamanya.." tukas Pak Dong curiga sambil berkacak pinggang di samping Louis.
"Perhatikan apanya?? Aku hanya merasa bahwa kita berutang banyak padanya.. Bagaimanapun dia yang memberi kita banyak bantuan uang untuk bertahan, hingga kita benar-benar bisa berhasil bangkit seperti sekarang ini.. Aku hanya khawatir jika terjadi sesuatu padanya, lalu apa yang akan terjadi pada kita nanti.." timpal Louis ketus berusaha mengelak dari kenyataan perasaannya.
"Aigooo... lihatlah betapa materialistisnya artis tampan kita ini.. itu sebabnya kau harus menjadi sangat sukses.. jangan menyia-nyiakan uang pemberiannya.." ejek Pak Dong terkekeh. "Kau harus membuat dia bangga akan keberhasilanmu.."
***
Pak Kim masuk keruangan Ana setelah meeting terakhirnya berakhir. Ia tampak membawa sebuah tab yang di genggamnya erat.
"Ms.Grey.. saya rasa anda harus melihat ini.." Pak Kim menyodorkan tab nya pada Ana, yang mana layar itu menampilkan sebuah video yang berupa cctv hotel GC.
Ana hanya tertegun melihat sosok yang jelas-jelas tengah merusak mobilnya beberapa kali beberapa waktu terakhir. Video itu merupakan rekaman dari dashboard mobil orang lain yang terparkir tak jauh dari keberadaan mobil Ana.
"Apa yang harus kita lakukan padanya Ms.Grey??" Tanya Pak Kim lagi yang dapat melihat tatapan mengerikan Ana sedang menatap lekat-lekat video yang tengah di putarnya.
"Bukankah dia tampak tidak asing Pak Kim?" Tanya Ana lirih.
"Aku tidak yakin Ms.Grey.."
"Baiklah.. Aku akan membereskannya.." Ana menyodorkan kembali tab itu pada Pak Kim sambil tersenyum dingin.
"Apa kita perlu melaporkannya ke polisi?" Tanyanya lagi.
"Aku bisa melakukannya sendiri Pak Kim..jangan melibatkan polisi.. mereka hanya akan mempersulit keadaan.." geleng Ana pelan termenung memikirkan rencana apa yang akan dia lakukan pada pelakunya itu.
"Baiklah Ms.Grey.. beritahu jika anda membutuhkan bantuanku.. " Pak Kim segera berlalu meninggalkan ruangan Ana dengan perasaan ngeri.
"Apa yang akan dilakukan Ms.Grey? Terakhir kali saat dia menghukum karyawan perempuan waktu itu sudah sangat membuatnya ngeri.. ahhh sudahlah.." gumam Pak Kim dalam hati berusaha untuk tidak berpikir macam-macam.
***
"Apa yang kau lakukan disini??" Seru Ana lirih mengagetkan seorang gadis yang tengah berusaha merobek ban mobil Ana yang telah lebih dulu di kempiskannya.
"M..Ms..Grey.." ia tampak terkejut dan terbata-bata. Dan segera menyimpan pisau yang ia gunakan ke saku belakang celananya.
"Berani sekali kau muncul di hadapanku dengan melakukan hal kotor seperti ini.." celetuk Ana menyunggingkan senyum di ujung bibir tipisnya.
"A..aku.." ia tampak ketakutan menatap wajah Ms.Grey.
"Kau apa??! Wah.. aku tidak menyangka ternyata kau juga seorang pendendam yang buruk.. kenapa kau tidak menabrakkan mobilku hingga hancur saat aku mengendarainya?? Atau kau bisa menembakku dengan senapan agar aku terluka.." Ana mengomel sambil membuat gadis itu terprovokasi dan terpancing emosi.
"Merusak ban ku seperti ini tidak mempengaruhi apa apa untukku, bahkan meski hanya sebuah ban yang rusak, aku bisa sekaligus mengganti mobilnya.. ini justru sangat menghinaku !! Bqgaimana bisa seorang Ms.Grey yang sangat luar biasa memiliki musuh yang selalu merusak mobilnya?? Hahahaha bukankah itu terdengar hina sekali untukmu??" Ana terus berceloteh mengintimidasi gadis yang berdiri terpaku di depannya.
"Selain menjijikkan kau juga sudah membuatku benar-benar muak !!" Ana yang menggeram dengan tatapan dinginnya melangkah maju perlahan.
"Kau pikir semudah itu menyingkirkanku dengan mengusirku?? Kau tidak pantas menjadi seorang pimpinan.. kau tidak punya hati nurani !!! Kau bahkan tidak memberiku kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahanku !!!" Gadis itu membentak keras dengan sisa keberanian yang ada.
"Ternyata kau juga sudah pandai membentakku.." imbuh Ana lirih.
"Memangnya kenapa?? Kau juga hanya sampah yang tidak bisa menghargai orang lain.." bentaknya lebih keras lagi pada Ana.
"Apa kau tau? Seumur hidupku bahkan aku tidak pernah mendapatkan kesempatan, tapi aku hanya memiliki kekuatan untuk bertahan dengan sisa hidupku yang menyedihkan.. Dan harusnya kau pun begitu, bukan mengeluh dengan melakukan hal hina seperti ini.. Bagiku kesempatan itu hanya untuk manusia yang beruntung di hidupnya.. dan kesempatan itu datang dari Tuhan.. bukan dariku.. " Ana berkacak pinggang mencoba sedikit tenang.
"Sekarang jujurlah padaku.. apa kau melakukan ini hanya untuk uang?? Apa kau berharap bisa kembali bekerja untuk menafkahi pacarmu yang seorang pecandu dan pemain perempuan itu??"
"Ba..bagaimana kau bisa tau??" Gadis itu tercengang mendengar semua penjelasan Ana yang mengetahui apa yang ia alami setelah di pecat dari perusahaan.
"Aku tau segalanya.. karena aku tidak idiot sepertimu.." gumam Ana lirih. "Awalnya aku merasa kasihan padamu, itu sebabnya aku membayarkan pesangonmu hingga 2 kali lipat dari seharusnya.. tapi setelah melihat apa yang kau lakukan padaku.. aku tidak lagi merasa kasihan padamu, aku sadar betapa pantasnya kau menerima perlakuan itu.." celetuk Ana dingin.
Gadis itu tertunduk lemas. Ana melangkah maju mendekati gadis itu. Menarik rambut belakangnya dengan keras hingga ia meringis kesakitan.
"Kau tidak pantas untuk hidup.. karena sudah tidak ada lagi orang yang akan peduli padamu.. bahkan kekasihmu saja sudah membuangmu karena kau tidak lagi berguna.. Lebih baik kau mati saja.." bisik Ana pelan ke telinga gadis malang itu.
"Tidak.. bukan aku yang akan mati.." geleng gadis itu pelan.
"Tapi kau !!" Gadis itu dengan cepat menghunuskan pisau yang tadi disembunyikannya tepat ke perut kiri Ana.
Ana yang terkejut melihat pisau itu sudah menancap di perut kirinya. Dengan sigap ia mencabut pisau itu dari perutnya hingga menambah luka robek di perutnya, membuat darah mengucur deras dari perutnya. Ana yang tersenyum sinis dengan cepat membalas gadis itu dengan menancapkan pisau tersebut tepat ke dada gadis itu tepat di jantungnya dengan keras hingga ia langsung tumbang ke tanah. Gadis itu tampak mengerang kesakitan.
"Seharusnya kau tidak gegabah gadis bodoh.." celetuk Ana terkekeh sinis, padahal ia terluka parah, ia juga terus menutupi perutnya dengan tangan karena terus mengeluarkan darah.
"Ms.Grey !!!" Seru suara pria yang sudah tak asing lagi. Ia tampak segera berlari ke arah Ana. Ana menoleh pelan menatapnya dengan tatapan kosong, lalu terkulai jatuh ke tanah, tangannya terus menekan dan menahan perutnya yang mengeluarkan banyak darah.
"Aku baik-baik saja Pak Kim.." gumam Ana lirih terkekeh geli.
"Bagaiamana anda masih bisa tertawa seperti ini !!" Tukas Pak Kim panik. Pak Kim segera menggendong Ana membawanya masuk ke dalam mobil lalu segera melaju di jalanan menuju ke arah rumah sakit terdekat.
"Bertahanlah Ms.Grey.. aku mohon tetap sadar.." pinta Pak Kim sesekali melihat ke arah kursi penumpang di belakangnya dan terus menambah kecepatan mobilnya menuju rumah sakit.
Sementara polisi yang datang setelah mendapat laporan dari Pak Kim tadi segera menangkap gadis malang yang sudah tak sadarkan diri di atas tanah itu. Ia sudah tak bisa bergerak sama sekali, bahkan nafasnya sudah tersengal sengal. Polisi segera membawanya menuju rumah sakit. Karena kondisinya tampak sangat kritis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments