Ana mengendarai kencang mobil yang di hadiahi Grandma Jane menuju basecampnya.
Ia memarkirkan sembarang mobilnya, melangkah cepat masuk ke dalam gedung tua itu, kali ini mereka berada di lantai 2 tempat mereka biasa meeting, Ana melempar tasnya ke atas mejanya. Semua anak buahnya terdiam tertunduk tak bergeming. Ada sekitar 15 orang anak buahnya berkumpul disana.
"Aku tidak mau tau.. bagaimanapun caranya kalian harus bisa menangkapnya.. ia memiliki tato di leher belakangnya.. aku tidak bisa melihatnya dengan jelas.. tapi aku yakin itu sebuah tato.." Ana terus mendengus kesal mengeluarkan rokoknya, B1 dengan sigap membakar ujung rokok itu dengan pemantik dari sakunya.
Sejak pagi saat di kantor, ia terus menghubungi B1 berkali-kali untuk mendapatkan informasi siapa orang yang berusaha mencelakainya.
"Berani sekali dia menerobos masuk ke mansionku.. aku tidak peduli dia merusak mobil sial*n itu.. tapi bagaimana kalau dia berani mencelakai Bibiku?!! Huh !!! Aku akan menghabisinya dengan tanganku sendiri.." gumamnya berteriak penuh amarah.
"Mereka merusak sistem cctv beberapa saat sebelum kejadian Ms.Grey itu sebabnya pengawal segera sadar ada yang tidak beres.." jelas B1 dengan tenang.
"Apa menurutmu ini ulah Dominic? atau Grandma??" tanya Ana menduga-duga.
"Aku tidak yakin untuk menuduh siapa pelakunya Ms.Grey.. karena saat ini anda memang sedang menjadi incaran mafia lain karena menggagalkan bisnis gelap perdagangan manusia mereka.." tambah B1 terperinci.
"Bangs*t !!!!" umpat Ana berteriak keras.
"Ini sudah 2 hari setelah kejadian.. aku harap kalian bisa segera menyelesaikannya.." Ana membuang putung rokoknya di lantai lalu menginjaknya keras, lalu meraih tasnya dan segera pergi meninggalkan basecamp nya.
Sebuah plaster kecil menghiasi pelipis di wajah mulus Ana. Ia tidak menyangka seseorang bisa masuk ke mansion tanpa ketahuan. Ia berkali-kali memeriksa cctv mansion memperhatikan satu persatu tamu tapi tidak ditemukan kecurigaan apapun. Ia yakin orang itu pasti sudah sangat mengenal kondisi dan detail bangunan mansionnya.
Keesokan harinya B1 dan anggotanya berhasil mendapat sedikit petunjuk. Yang mana mobil yang digunakan oleh pria itu memiliki tanda stiker mata harimau di sisi kanan mobil. Saat di selidiki ternyata itu mobil import dari luar, dan pemiliknya bekerja di sebuah club malam di daerah pinggir kota. B1 segera menelusuri setiap sudut jalanan mencari pemilik mobil itu agar tau siapa pelakunya.
***
Di suatu siang Ana ada meeting bersama agensi Louis karena mereka akan membuat iklan baru untuk hotel Grey Cloud karena sudah akan memasuki puncak libur panjang akhir tahun. Kali ini mereka juga meeting bersama Lisa penyanyi ternama dari agensi lain. Mereka kini telah berada di ruang meeting. Louis tak berhenti melirik pada Ana yang tampak sibuk membahas konsep dengan timnya sebelum di presentasikan.
"Louis.. aku dengar apartment-mu di teror fans maniak??" seru Lisa lirih membuat Ana teralihkan pada perkataan Lisa.
"I..iya.. sebenarnya ini sudah sering terjadi.. untungnya mereka tidak pernah berhasil sampai masuk.. biasanya mereka sudah segera ketahuan ketika baru ingin membobol pintu apartment-ku.." jelas Louis canggung tidak ingin membahas hal itu.
Pembicaraan itu menarik perhatian Ana yang membuatnya menoleh pada Louis dengan tatapan penasaran.
"Apa kau sudah melapor ke polisi?" Sahut Ana yang penasaran.
"Aku pernah melaporkan kejadian ini.. tapi tidak membuahkan hasil.. jadi aku rasa aku sudah tidak bisa percayakan kasus ini pada polisi lagi.." timpal Louis yang tampak sedikit menggoda Ana, menirukan nada bicara Ana seperti tempo hari di mansionnya.
Ana hanya memasang wajah datar tanpa reaksi apapun. Louis hanya menelan saliva nya canggung.
"Apa tidak sebaiknya pindah ke apartment lain??" sambung Lisa lagi.
"Ini sudah kali kedua aku pindah apartment.. dan sepertinya sama saja.. terus terjadi.." jawab Louis terdengar putus asa.
"Wah.. mengerikan sekali.. aku pernah mengalaminya sekali.. tapi untungnya segera tertangkap.. aku bahkan tidak sanggup melihat wajahnya.." gumam Lisa ngeri.
"Tentu saja sangat bahaya bagi seorang perempuan jika ada penyusup seperti itu.." Louis teringat akan kejadian yang di alami Ana. Ia melihat Ana yang bahkan tidak tampak takut sedikitpun. Ia tampak sangat tangguh seperti jagoan, dan justru tampak seperti ingin memakan pelaku itu hidup-hidup. Jadi, sebenarnya wanita seperti Ana tidak perlu di khawatirkan karena ia pasti bisa menjaga dirinya sendiri.
"Oh iya.. bagaimana penyusup di mansion anda waktu itu Ms.Grey? Apa sudah tertangkap?" seru Pak Dong keceplosan.
Dengan reflek Louis menendang kaki Pak Dong memberi tanda bahwa kejadian malam itu adalah sebuah rahasia. Tapi Pak Dong justru tidak sengaja keceplosan.
Seketika semua orang di ruangan meeting itu menoleh pada Ana dengan tatapan kaget, penasaran, dan tidak percaya.
"Ms. Grey ada penyusup masuk ke mansion?" tanya Pak Kim cemas, dan tentu saja ia tidak mengetahui kejadian itu, karena Ana memang tidak memberi tahu siapapun meski saat itu Pak Kim juga sedang menghadiri pesta di mansion Ana, karena tamu undangan memang tidak ada yang menyadari kejadian itu.
"..." Ana hanya mengangguk pelan sambil menatap tajam pada Pak Dong. Pak Dong segera menunduk mengalihkan tatapan mengerikan dari Ana.
"Apa anda baik-baik saja?" tanya Pak Kim lagi dengan tatapan penuh khawatir. Sementara Louis melihat ekspresi Pak Kim yang tampak seperti sedang sangat khawatir pada Ana. Seperti sedang khawatir dengan kekasihnya. Ditambah perawakan Pak Kim yang tampan, gagah, gentleman, dan pastinya kaya raya.
"Tentu aku baik-baik saja.." angguk Ana pelan.
"Apa luka di pelipismu karena itu? Sudah beberapa hari ini anda masih mengenakan plaster disana.." akhirnya rasa penasaran Pak Kim selama beberapa hari ini pada luka Ana di pelipisnya terjawab sudah.
Ana hanya tersenyum tipis tanpa mengatakan sepatah katapun.
"Ah.. mereka pasti punya hubungan spesial.." gumam Louis dalam hati melihat tingkah manis antara Ana dan Pak Kim satu sama lain.
"Bukankah mansion anda sudah seperti benteng Ms.Grey?? Bagaimana bisa ada penyusup yang masuk??" timpal Lisa tiba-tiba masih sangat penasaran yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka.
"Hmm.. sebaiknya mari kita mulai saja meetingnya.. jangan membahas tentangku lagi.." celetuk Ana mengabaikan Lisa begitu saja dan membiarkan semua orang mati penasaran dengan ceritanya.
Selama meeting Ana tampak sangat fokus dan tampak tenang. Setelah meeting selesai semua orang meninggalkan ruang meeting satu persatu, saat Pak Dong dan Louis juga akan beranjak, Ana menghentikan langkah mereka.
"Pak Dong.. bisa kita bicara empat mata diruanganku??" seru Ana segera bangkit dari duduknya.
"A..aku? Anda ingin bicara denganku??" tanya Pak Dong lagi merasa tidak enak hati. Ia merasa takut apa karena ia keceplosan tadi.
"Iya.. mari keruanganku.. Pak Kim temani Louis sebentar.." pinta Ana pada Pak Kim santai.
Louis menatap ke arah Pak Dong yang kini pucat pasi.
"Habislah kau Pak Dong.." goda Louis terkekeh menakut-nakuti Pak Dong.
"Kurang aj*r kau !!" geram Pak Dong setengah berbisik sambil mengikuti langkah Ana keluar dari ruang meeting menuju ruangannya.
"Pak Dong !" seru Louis memanggilnya lagi. Pak Dong menoleh ke belakang dan Louis justru memberi isyarat dengan jempolnya yang tampak mengisyaratkan seperti menyayat lehernya sambil terkekeh. Pak Dong hanya melotot menahan amarahnya. Sementara Pak Kim hanya tertawa geli melihat tingkah mereka berdua.
***
"Aku tidak akan berlama-lama.." seru Ana langsung memulai pembicaraan. Tapi segera dipotong oleh Pak Dong.
"Ms. Grey.. aku mohon maafkan aku.. aku tidak sengaja membahas tentang kejadian malam itu.. anda pasti sangat kesal padaku hingga memanggilku kemari kan? aku mohon jangan batalkan kontrak Louis.. aku akan menanggung semuanya.." mohon Pak Dong segera berlutut tanpa tau apa maksud Ana sebenarnya memanggilnya.
"Benarkah? Anda akan menanggung semua akibatnya?" goda Ana dengan menaikkan sebelah alisnya.
"Te..tentu.. tapi aku tidak sanggup bila harus mengembalikan semua uangmu.." gumamnya lemas.
"Hahahahaahaha..." Ana tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Pak Dong.
"Apa yang anda lakukan?? Aku memanggil anda kesini untuk menanyakan soal apartment Louis.. Hahahaha.. Anda tidak perlu khawatir aku hanya akan memotong 90% dari gajimu selama 1 tahun..." lagi-lagi Ana menggoda Pak Dong yang kini tercengang dengan mata berkaca-kaca.
"Berdirilah.. aku hanya bercanda.. jangan pedulikan itu.. sungguh.." timpal Ana memegang kedua lengan Pak Dong dan membantunya segera berdiri.
"Jadi anda benar-benar hanya ingin membahas tentang apartment Louis??" Pak Dong segera mengusap ujung matanya yang basah.
"Tentu saja.. bagaimanapun Louis juga salah satu asetku.. keselamatan dan keamanannya adalah prioritas utama kita kan??" jelas Ana menjelaskan sambil duduk di sofa tamu.
-->
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments