Sudah lama Grandma Jane tidak pernah menelepon Ana, bahkan ia juga sudah tidak pernah menghubungi Pak Kim semenjak Bibi Layla tinggal di mansion bersama Ana. Bahkan saat Ana pulang ke negara L ia memutuskan tinggal di hotel miliknya tanpa sepengetahuan Grandma Jane. Kali ini Grandma Jane tiba-tiba menelepon Ana.
"Halo.." jawab Ana datar.
"Halo sayangku Ana.. bagaimana kabarmu?" tanya nya penuh basa-basi.
"Tentu aku baik-baik saja.. Oh iya.. sebelumnya aku ingin memberi tahumu sesuatu.. Waktu itu aku belum sempat memberi tahumu bahwa aku sudah menemukan Bibi Layla. Ia sekarang tinggal bersamaku.. sebenarnya sudah lebih 1 bulan ini.. Maaf aku telat mengabarimu soal ini.." Ana segera menjelaskan tentang keberadaan Bibi Layla karena ia yakin Grandma Jane sebenarnya pasti sudah tau tentang itu.
"Oh.. benarkah? Baguslah kalau begitu.. sampaikan salamku untuknya.." Jawab Grandma Jane datar.
"Aku harap kau tidak keberatan Grandma.. Kau tau kan betapa berartinya Bibi Layla untukku.." Ana berusaha memancing reaksi lebih dari Grandma Jane.
"Ya tentu saja.. Kenapa aku harus keberatan.. Hmm.. baiklah kalau begitu.. sudah dulu ya.. aku hanya ingin menanyakan kabarmu Ana.. aku sedang ada janji temu dengan temanku.."
"Sudah lama Grandma tidak meneleponku.. apa kau ingin mengatakan sesuatu?" Ana sedikit curiga dengan Grandma Jane yang tiba tiba menelepon tanpa alasan.
"Tidak.. aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja.."
"Kenapa aku tidak baik-baik saja?" Ana kembali bertanya dan membuat Jane terdiam cukup lama.
"Grandma.."
"Ah..iya Ana.. Aku tau kau sangat sibuk.. aku tidak ingin mengganggu pekerjaanmu.. aku harus segera menutup teleponnya.. aku akan pergi menemui temanku sekarang.." elak Grandma Jane terdengar gusar.
"Baiklah.." Ana segera mematikan panggilan itu. Ia yakin Grandma Jane pasti ingin mengatakan sesuatu.
Ana melirik ke kalender di meja kerjanya. 7 hari lagi ulang tahun Bibi Layla. Ia berencana mengadakan sedikit kejutan dan pesta kecil di mansion.
Rencana demi rencana di siapkan Ana dengan matang. Ia sudah mengundang beberapa kolega nya untuk datang ke ulang tahun Bibi Layla beberapa hari lagi di mansion. Saat baru pulang bekerja Ana mendapati Bibi Layla menangis duduk di atas sofa ruang santai.
"Bibi ada apa??" Tanya Ana khawatir.
"Tidak.. aku.. aku sedang menonton drama ini.. kisahnya sangat menyedihkan Ana.. dan kau lihat aktor tampan itu.. ia sangat pintar berakting.. ia benar-benar bisa membuat orang lain merasakan kepedihan di hati para penontonnya.." jelas Bibi Layla sesenggukan.
Ana melirik dengan tatapan aneh ke layar televisi 72" nya. Dan aktor itu ternyata adalah Louis.
"Kau menangis karena aktingnya?? Ini hanya sebuah film.. bagaimana kau bisa sampai menangis hanya karena menonton film ini.." timpal Ana menyindir.
"Walaupun cuma akting tapi film ini sangat menyentuh.."
"Bi.. kisah hidupku lebih menyedihkan dari film ini.. sudahlah jangan menonton film ini lagi.. itu hanya akan menyiksamu.." celetuk Ana menggerutu.
"Jangan berkata seperti itu.. kau membuatku bertambah sedih.." Bibi Layla kembali meraung dalam sedihnya.
"Sudahlah.. sudahlah.." ujar Ana mengusap hangat punggung Bibi Layla.
"Aku bahkan sudah mengikuti grup fanbase nya.." seru Bibi Layla lagi menunjukkan layar ponselnya pada Ana.
"Bi.. kau sudah tidak muda lagi.." timpal Ana sinis.
"Kenapa kau membawa-bawa umur.. aku berhak ngefans sama siapa saja.." tukas Layla kesal.
"Terserahlah.." kemudian Ana teringat sesuatu. "Tapi.. Apa kau benar-benar ingin bertemu dengannya?" tanya Ana menambahkan.
"Tentu saja.. aku akan mengambil banyak foto dengannya.. dia benar-benar tampan.." Bibi Layla menatap layar ponselnya yang menggunakan foto Louis sebagai wallpapernya.
"..." Ana hanya terdiam bergidik ngeri melihat tingkah Bibi Layla yang seperti anak kecil.
Ana tahu kejutan apa yang akan menyenangkan Bibi Layla di hari ulang tahunnya. Dan segera menghubungi Pak Kim untuk membantunya menjalankan misi kejutan itu.
***
Hari yang dinantipun tiba. Malam ini di mansion kini sudah di hadiri para tamu undangan. Bibi Layla mengenakan dress sederhana namun sangat elegan berwarna peach, sedangkan Ana mengenakan jumpsuit lengan panjang berwarna peach juga. Bibi Layla sangat canggung dengan keramaian saat ini. Ini pertama kalinya ulang tahunnya dirayakan. Ia sangat berterima kasih pada Ana yang ternyata itu justru acara ulang tahun yang mewah. Hidangan mewah telah disajikan. Berbagai jenis wine telah disiapkan Ana. Ana mengenalkan para tamu undangan satu persatu pada Bibi Layla.
Di kejauhan, terdapat sebuah yach mewah yang tengah berhenti di tengah laut lepas, tampak Jane tengah menggunakan sebuah teropong mini untuk melihat kemeriahan acara di mansion putranya Thommas yang kini menjadi milik Ana. Kembang api juga beberapa kali dinyalakan memeriahkan acara itu.
"Wanita sial*n itu benar-benar tau bagaimana cara menghabiskan uang kami.. Ana yang malang.. selalu saja bisa tertipu daya oleh keburukan wanita itu.." gumam Grandma Jane sinis.
"Kau tidak akan hidup tenang terlalu lama Layla.. kau selalu saja merusak dan menghancurkan setiap rencanaku sejak dulu.. dan aku pasti akan membalasmu.." gerutunya menggeram.
***
Saat tengah berbincang Layla tercengang melihat sosok pria tinggi dan sangat tampan datang mendekatinya yang berdiri kaku. Pria itu tersenyum manis dengan stelan kemejanya.
"Selamat ulang tahun Bibi Layla.." sapanya ramah.
Ana hanya terkekeh geli melihat ekspresi Bibi Layla yang ternganga karena shock melihat kedatangan Louis.
"Ana.. ini bukan mimpikan??" ujarnya lirih.
"Tentu saja bukan Bi.. ini kejutan dariku yang sesungguhnya.." seru Ana tersenyum manis.
"Kau terlihat lebih bersahabat saat tersenyum seperti itu Ms.Grey.. sayangnya kau tidak pernah tersenyum seperti itu padaku.." celetuk Louis yang membuat Ana bergidik ngeri padanya. Louis tidak pernah melihat senyuman hangat seperti itu sebelumnya.
"Kumat lagi psycho-nya.." gumam Louis dalam hati mengalihkan pandangannya dari tatapan sinis Ana.
"Bagaimana bisa kau mengundang aktor tampan sepertinya.. Astaga.. kau benar-benar seperti boneka hidup.. sangat sangat tampan.." Bibi Layla tak henti-hentinya memuji Louis yang mulai gugup.
"Bukan hal yang sulit.. agensi mereka adalah partner kerjaku.." jawab Ana santai. "Bukankah bibi ingin berfoto dengannya?" goda Ana lagi.
"Ahh..iya aku sampai lupa.. karena sangat terpesona denganmu.." Bibi Layla segera mengeluarkan ponselnya dari tas tangannya.
Mereka tampak berfoto ria dengan semangat. Ana segera berlalu menghampiri tamu yang lain. Dan mencicipi beberapa potong buah-buahan segar di meja dessert.
"Kau sangat tidak terduga.." timpal seseorang membuyarkan lamunan Ana yang tengah menikmati sepotong apel.
"Kau datang sendirian?" Ana hanya mengabaikan ucapan Louis melihat ke sekeliling.
"Tentu.. Pak Simon dan Pak Dong sepertinya sudah dalam perjalanan kemari.." Louis pun ikut mencicipi dessert di meja itu.
"Mansion ini sangat luar biasa.." Louis sangat kagum dengan kemegahan mansion Ana.
"Benarkah? Aku bahkan lebih suka tinggal di sebuah apartemen yang sederhana.." gumam Ana lirih.
"Lalu kenapa kau tinggal disini jika kau memilih sebuah apartemen?" timpal Louis mendengar ucapan Ana.
"Semua kenangan ayahku disini.. disini juga sangat aman.. aku perlu menjaga Bibi ku dengan sangat aman disini.."
"Ah.. pasti karena kau khawatir dengan lawan bisnismu.. Aku pernah mendengar bahwa orang-orang sepertimu punya banyak musuh atau saingan yang sanggup membahayakan anggota keluarga mereka.."
"..." Ana hanya menatapnya datar mendengar ocehan aktor tampan itu.
"Itu pasti sangat tidak nyaman untukmu.." tambahnya lagi sedikit terdengar peduli.
"Itu bukan masalah jika mereka hanya menyerangku.. asal jangan menyerang keluargaku..." tukas Ana datar.
"Kau benar benar sangat berani.." timpal Louis salut.
"Kau akan jadi sangat berani jika itu menyangkut orang yang kau sayangi.. bahkan jika kau hanya seorang pengecut.. tiba tiba kau akan menjadi pahlawan untuk mereka.." jelas Ana sambil menunjuk nunjukkan garpu mini ke dada Louis.
"..." Louis hanya melotot ngeri.
Ana lalu hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Ana terkadang menunjukkan sifat yang berbeda-beda di setiap situasi membuat Louis sulit membaca karakter Ana yang sesungguhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments