Ana dan Bibi Layla tengah duduk di sebuah taman. Taman itu cukup ramai karena saat ini merupakan hari libur. Ana yang mulai risih akan keramaianpun tampak gelisah.
"Tunggu sebentar lagi ya.. dia pasti datang.." ujar Bibi Layla yang sadar akan kegelisahan Ana.
"Apa bibi yakin? Aku sangat tidak nyaman.. atau sebaiknya kita pindah ke tempat lain saja?" pinta Ana mengerutkan dahinya.
"Tunggulah 5 menit lagi ya.. jika ia tidak juga datang mari kita segera pulang.." bujuk Bibi Layla menggenggam tangan Ana hangat.
Ana hanya mengangguk mengerti.
Tak lama kemudian Bibi Layla tampak melambaikan tangannya pada seorang pria tua. Ia tampak tergopoh-gopoh jalan mendekat ke arah Ana dan Bibi Layla. Ia mengenakan jaket tebal dan topi hitam.
"Maaf aku terlambat.. aku tidak bisa lama lama disini.. akan ada banyak mata yang melihat kita.."
"Siapa yang memata-matai kita??" tanya Ana memotong pembicaraan pria itu.
"Nyonya besar.." gumamnya lirih sambil terus celingak-cilungak kiri kanan.
"Grandma Jane?" Tebak Ana lirih.
"Hmm.. Pak.. mari kita bicara di tempat lain jika anda tidak merasa aman disini.." rayu Bibi Layla mencoba mengalihkan Ana dari pikirannya tentang Grandma Jane.
"Tidak.. aku akan segera pergi.." geleng pria itu segera menolak.
"Anak itu dibawa kesini oleh anak buah Nyonya besar.. Nyonya besar punya panti asuhan disini.. Ia berencana ingin menyembunyikan anak itu disana lalu untuk segera menjualnya ke perdagangan manusia.. Aku dan pelayan yang lain diselamatkan Tuan Thommas dan dibawa anak buah Tuan Thommas kemari karena ia akan pindah kesini waktu itu untuk bisnisnya yang baru agar kami tetap aman bersamanya.. Kalau saja anak buahnya tidak datang malam itu.. kami pasti sudah mati.." jelasnya setengah berbisik.
"Maksud anda apa pak? saya tidak mengerti.."
"Grandma Jane punya sebuah panti asuhan disini??" Ana semakin penasaran dengan apa yang dibicarakan pria itu. Ia berusaha mencerna setiap ucapannya.
"Berhati-hatilah pada Nyonya besar.. anak laki-laki itu tinggal bersama sebuah keluarga di tengah kota D.. Mereka memiliki motel dan club malam bernama Blue Sky di daerah sana.." tambahnya lagi sambil tetap waspada.
"Itu daerah prostitusi terbesar disini.." tebak Ana mengingat nama daerah itu. "Apa lagi yang anda ketahui..katakan padaku.." desak Ana semakin menggebu-gebu
"Hanya itu yang aku tau.. aku harus pergi.." pria itu hendak berlalu. Tapi Ana mencegatnya.
"Apa nama panti asuhan itu?" seru Ana mengentikan langkah pria itu.
"Rumah penuh kasih.." jawab pria itu setengah berbisik dan segera berlalu meninggalkan Ana dan Bibi Layla yang masih tertegun satu sama lain.
Ana tertegun mencoba mencerna baik semua perkataan pria itu. Nama itu adalah nama panti asuhannya di negara L dulu. Dan bahkan beberapa minggu lalu ia juga sempat melihat mobil van putih dengan tulisan yang sama. Ia sempat mengejar mobil van itu tapi tidak berhasil.
Dan fakta lain yang sudah di pegang Ana adalah panti asuhan Ana dulu ternyata milik Grandma Jane. Ia menyelidiki panti asuhan itu saat pergi ke negara L kemarin. Ana terus berpikir keras apa sebenarnya yang terjadi, Ia menatap Bibi Layla yang hanya terdiam tak bergeming.
"Bibi.. ceritakan semua yang terjadi malam itu padaku.." pinta Ana segera menatap dingin pada Layla. Bibi Layla dapat menangkap tatapan penuh amarah pada wajah Ana.
***
Malam itu Ana meneguk sebuah wine di ruang kerjanya. Ana tak biasa meminum alkohol terlalu banyak seperti itu. Karena biasanya ia akan jatuh pingsan atau yang terburuk berakhir dirumah sakit seperti kejadian saat orang tuanya meninggal beberapa bulan lalu. Ana menatap foto keluarga mereka di meja kerjanya. Ia mencerna dan mengingat-ingat kembali setiap ucapan pria tadi dan penjelasan bibi Layla siang itu. Ia tidak menyangka dengan fakta baru yang ia temukan.
Informasi itu memang sudah cukup jelas baginya karena ia tahu siapa sosok Grandma Jane yang sebenarnya. Tapi ia masih sedang mengumpulkan banyak bukti lain yang lebih kuat untuk menghancurkan Grandma Jane, karena ia tahu Grandma Jane bukan lawan yang mudah. Ia memiliki banyak dukungan dari orang-orang yang sangat berpengaruh di hampir seluruh penjuru negeri.
"Nyonya Nayra dan Nyonya besar mengusirku dan Lucas malam itu dan ternyata mereka juga memecat semua pelayan dirumah yang sedang bekerja saat itu... itu hanya salah paham Ana.. aku yakin kau pasti percaya padaku.. Sebelumnya Tuan Thommas mendengarkan rencana Nyonya besar yang ingin menjualmu dan Lucas ke pasar gelap.. Itu sebabnya ia langsung memutuskan untuk mengadopsi kalian agar bisa melindungi kalian berdua..." Bibi Layla menjelaskan tiap detailnya.
"Malam itu Tuan Thommas bertengkar dengan Nyonya Nayra, karena ia mulai cemburu padaku.. Tuan Thommas sering memperhatikanku dan memberiku hadiah.. tapi itu hanya sebatas hadiah karena ia kasihan melihat kondisiku.. tidak lebih.. Sebelum kejadian malam itu, Tuan Thommas sempat mendengar pembicaraannya dengan Nyonya besar kalau Nyonya Nayra berencana mengusir kita semua karena ia tidak sudi mengadopsimu dan Lucas.. Lalu Tuan Thommas menemuiku malam itu untuk mengatakan rencananya menyelamatkan kita, agar aku bisa segera membawa kalian pergi ke mansionnya yang lain.. Lalu keesokan harinya ia bisa membawa kita pergi ke negara lain.. tapi Nyonya besar justru memergoki kami bersama malam itu.. dan Tuan Thommas berpura-pura mabuk dengan mengatakan hal yang tidak-tidak berharap agar Nyonya besar mengusir kita semua.. dengan begitu kita bisa pergi ke mansion Tuan Thommas tanpa alasan lain..." mata Bibi Layla berkaca-kaca mengingat kejadian malam itu.
"Tapi rencananya malah berantakan ketika mereka justru tetap menahanmu sebagai bahan ancaman untuk Thommas agar tidak lagi melawan pada mereka.. Mereka mengancam Tuan Thommas dengan mengatakan akan menyakitimu jika ia tidak menurut dengan mereka.. Malam itu Nyonya besar menyuruh anak buahnya membawa Lucas pergi.. sementara pelayan lain, ia ingin membunuh mereka semua karena tidak becus bekerja saat mengawasiku bersama Tuan Thommas.."
"Nenek sihir sial*n.." gumam Ana menggeram dalam hati dengan emosi yang membara.
"Anak buah Nyonya besar membawaku dengan mobil yang berbeda dengan Lucas.. Saat di jalan mobil yang aku tumpangi mengalami kecelakaan lalu aku tak sadarkan diri.. saat sadarkan diri ternyata aku sudah ada di negara ini dan juga ada Tuan Thommas di sampingku.."
"Bukankah Ayah pergi berlibur dengan Ibu?" tanya Ana mengingat bahwa saat itu grandma jane mengatakan bahwa orang tuanya tengah pergi liburan bersama.
"Tidak.. ia pergi meninggalkan ibumu saat berlibur.. saat ayahmu bersamaku, Nyonya besar meneleponnya dan mengancam akan membunuhmu jika ia tak segera menyusul Nyonya Nayra.. Itu kenapa ia sangat melindungimu Ana.. Dan saat itu terakhir kali kami bertemu.. Ia sempat mengirimiku uang untuk bertahan hidup.. Tapi tak lama kemudian anak buah Nyonya besar berhasil menemukanku.. Aku segera kabur tanpa memberi tahu ayahmu.. Aku segera merubah semua idientitasku dan menutup semua akun bank ku... Tuan Thommas berpikir aku telah mati.."
"Lalu bagaimana dengan Kak Lucas?" tanya Ana lirih.
"Tuan Thommas terus mencarinya.. awalny ia berpikir Lucas berada dalam mobil yang sama dengan ku, ia tetap terus mencari Lucas tapi tak membuahkan hasil.. Pria tadi adalah salah satu pelayan yang akan di habisi Nyonya besar, dan Ia juga sempat mendengar pembicaraan Nyonya besar di sore hari sebelum kejadian malam itu.."
"Jadi Grandma Jane memang sudah merencanakan untuk menyingkirkan kita sejak awal?" tanya Ana lagi dengan tatapan penuh amarah.
"Apa yang kau lihat tentang Nyonya besar.. itu hanya topeng Ana.. kita tidak tau orang seperti apa dia.." keluh Bibi Layla yang sudah menangis sejak tadi.
"Aku tau siapa dia." gumam Ana dalam hati. Ana hanya tertegun. Keheningan seketika menyelimuti mereka. Bibi Layla terneyuh dalam kekalutannya, dan Ana dengan pikiran dinginnya.
Ana sempat berpikir bahwa Grandma Jane marah pada Bibi Layla karena ia sudah tau bahwa Bibi Layla lah yang menjadi dalang pembakar panti asuhan miliknya itu. Tapi Ana masih punya pemikiran dan spekulasi lain tentang Grandma Jane.
***
Ana mencoba menghubungi anak buahnya, memerintahkan mereka menyelidiki semua informasi yang ia dapat dari mantan pelayan mansion ayahnya tadi. Ia berharap kali ini ia bisa menemukan kakaknya Lucas.
Setelah itu ia bisa berpikir langkah apa yang akan ia ambil untuk membalas Grandma Jane.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
🌸EɾNα🌸
ceritanya keren ditunggu up nya Thor
jangan lupa feedback ke ceritaku ya
"Kekasih Simpanan Tuan Muda"
makasih 🥰
2021-01-24
1