Ana waktu itu telah kehilangan jejak van putih mencurigakan itu, namun ia sudah meminta B1 menyelidikinya, karena ia punya firasat buruk soal itu dan memutuskan untuk langsung pergi ke negara L menyelidiki panti asuhannya yang lama dengan berkedok ada urusan mendesak dengan bisnisnya di negara L.
Ana tak kunjung terlihat beberapa waktu, Agensi Louis sudah beberapa kali melakukan meeting kontrak iklan selama 1 minggu terakhir ini, sudah 2 kali Louis datang ke kantor Ana tapi meeting itu hanya dihadiri oleh Pak Kim yang mewakili Ana. Ia mengatakan bahwa Ana tengah melakukan perjalanan bisnis ke negara L. Ia sedang menyelesaikan beberapa masalah bisnisnya yang ada di negara L.
Louis teringat terakhir kali reaksi Ana yang berubah spontan. Saat itu Ia cukup merasa khawatir kalau terjadi sesuatu pada Ana.
2 minggu kemudian, di sebuah hotel mewah di tengah kota, ada acara perayaan atas penjualan yang boombastis sejak kontrak kerjasama antara Grey World dengan sebuah perusahaan gadget dan teknologi informasi yang menjual 3 jenis smartphone, smartwatch dan laptop. Louis pun terlibat sebagai Brand Ambassador-nya bersama seorang model cantik dari agensi lain. Jenny adalah artis sekaligus penyanyi terkenal yang sedang naik daun seperti Louis. Berkat kepopuleran mereka, hal itu membawa keuntungan berkali-kali lipat untuk kedua perusahaan ini.
Malam itu mereka merayakannya dengan mewah. Ada beberapa wartawan yang turut di undang khusus. Louis celingukan mencari-cari sosok Ana yang belum juga tampak. Hingga matanya tertuju ke arah pintu masuk yang sedang di soroti oleh para wartawan. Ana berdiri disana mengenakan dress hitam panjang. Gaun yang sangat tertutup itu tetap memperlihatkan lekuk indah tubuh Ana yang molek.
"Selamat Ms.Grey atas pencapaian anda saat ini.. Ini pencapaian anda yang pertama sejak anda menjabat sebagai presdir di Grey World.. Tapi saya tau anda memiliki banyak prestasi yang luar biasa serta sangat sukses di dunia bisnis sejak anda di negara L.." sambut seorang wartawan pria muda.
"Terima kasih.." jawab Ana singkat dengan senyum simpulnya.
Tentu saja wajahnya tampak sangat kelelahan. Kantong matanya tampak cukup jelas, karena ia tampak hanya mengenakan makeup tipis seadanya. Ia bukanlah seorang wanita yang selalu tampil dengan makeup glamour. Karena pada faktanya ia sudah sangat cantik meski tanpa menggunakan makeup sekalipun.
"Ms. Grey.. senang anda sudah kembali.. banyak hal-hal baik terjadi.. saya berharap anda puas dengan hasil nya.." saut CEO agensi Louis Pak Simon.
"Ini belum 3 bulan.. anda sudah membuktikannya dengan hasil yang baik.." ujar Ana tersenyum simpul.
"Anda terlihat sangat kelelahan.. apa anda baik-baik saja?" Tanyanya khawatir.
Louis yang berdiri di samping Bosnya hanya tertegun memperhatikan setiap inchi wajah lelah Ana.
"Saya hanya kurang tidur.. karena saya harus menyelesaikan banyak pekerjaan.. Tapi saya rasa malam ini saya akan tidur pulas.." Ana mengangkat gelas sampanye yang ada di tangan kanannya sejak tadi lalu meneguknya sangat sedikit.
"Tentu saja kurang tidur dalam semalam itu hal yang biasakan?? mengingat betapa suksesnya anda tentu itu berkat kerja keras anda Ms.Grey.."
"Sebenarnya..sudah hampir 3hari aku belum tidur.." jawab Ana dengan wajah datarnya.
Boss Louis hanya tercengang mendengar ucapan Ana.
"Wah.. aku saja yang begadang semalaman sudah langsung meriang.. 3 hari?? Itu gila sekali Ms.Grey.." celetuknya kaget.
"Itu hal yang biasa untukku.." sahut Ana tersenyum ringan.
"Aku sangat berterima kasih atas bantuan anda.. Louis sekarang sedang sangat populer dimana-mana.. jika bukan karena anda, mungkin agensi kami sudah gulung tikar.." seru Pak Dong tidak mau kalah serambi meraih dan menggenggam tangan kiri Ana hangat, karena di tangan kanan Ana ia memegang segelas wine.
"Jangan terlalu gembira.. kalian masih harus tetap menjaga citra dan perilakunya.. tidak selamanya kalian akan berada di atas.. jadi sebaiknya selalu waspada.. kita tidak tau apa yang akan terjadi ke depannya bukan??" Ana tampak melepaskan genggaman itu dengan cukup sopan. Dan selama berbicara Ana hanya menatap ke arah Louis. Mereka saling bertatapan cukup lama.
"Tentu saja.. kami akan menjaga nama baik agensi ini dan nama baik perusahaan anda Ms.Grey.." tambah Pak Dong mengalihkan tatapan Ana dari Louis.
"Fokus saja pada citra talent dan perusahaanmu.. saya bisa menjaga nama baik perusahaanku sendiri.." Ana segera berlalu menghampiri tamu tamu yang lain.
"Saya pamit dulu.. ingin menyapa tamu yang lain.."
***
"Ahh.. sesak sekali di dalam.. benar-benar membuatku mual.. kenapa acara ini lama sekali.." Louis melonggarkan dasi nya. Ia berdiri di ujung balkon diluar ballroom tempat acara itu di adakan. Pemandangan kota pada malam hari memang tampak sangat indah.
Angin berhembus cukup kuat, Louis melihat ke sekeliling dan ia terkejut melihat seorang wanita tengah terduduk tersandar ke dinding di sebalik pot bunga yang sangat besar sehingga wanita itu tak terlihat dari arah Louis tadi datang. Ia melihat lekat lekat wanita itu dan terperanjat kaget ketika ia mengetahui bahwa itu adalah Ana. Ana duduk di sebuah kursi kayu dan kakinya melintang lurus menyilang ke depan, bertumpu ke pagar balkon itu.
"Wahh..dingin sekalii.. ini angin akhir musim gugur.. musim dingin akan segera datang.." Louis segera berceloteh dengan nada yang cukup keras.
Tapi dilihatnya Ana tak berkutik sedikitpun. Louis memberanikan diri mendekati Ana dan berdehem beberapa kali agar Ana tidak terkejut ketika ia bangun dan melihat ada orang lain di dekatnya.
Louis berdiri tepat di depan Ana. Melangkahi kaki Ana yang menyilang agar ia dapat melihat Ana dari dekat untuk memastikan ia masih sadar atau justru sudah pingsan.
Bukkk !!
"Arrgghhh !!!" Louis terpekik kesakitan sekaligus kaget ketika kaki Ana yang berada dibawahnya naik ke atas dan menendang tepat di aset berharganya.
"Kau berisik sekali.." timpal Ana kesal segera bangkit dari kursi merapikan dressnya.
"Aww.. sakit sekali.. kau sudah gila?? Bagaimana bisa kau menendang aset berhargaku ?!!!" Bentak Louis meringis kesakitan.
"Itu akibat kau menggangguku.." jawab Ana santai.
"Aku tidak sengaja melihatmu disitu.. aku kira kau pingsan, makanya aku ingin memastikan kau itu sedang tidur atau beneran pingsan.." jelas Louis sangat kesal.
"Yang benar saja !! Mana mungkin aku tertidur disini.. Aku hanya sedang mengistirahatkan mataku yang lelah.. bahkan aku belum cukup mengistirahatkannya.. Tapi kau sudah membuat kebisingan.." Ana berusaha berdalih untuk menjaga harga dirinya karena sebenarnya ia memang tengah tertidur akibat kelelahan dan bahkan sebelumnya ia sempat meminum obat tidur karena pada awalnya ia memang berencana tidak hadir ke acara itu, tapi Pak Kim terus mendesaknya.
Namun Pak Kim mengingatkan bahwa kehadiran Ana malam ini sangat penting.
Ana segera pergi berlalu ingin masuk kembali ke ballroom mengabaikan Louis yang masih menahan sakit.
"Heyy !! Kau tidak ingin minta maaf??" Bentak Louis ketus.
"Untuk apa?" Tanya Ana balik menatap Louis datar.
"Wah kau benar-benar tidak merasa bersalah sudah menendangku??" Tanya Louis membara.
"Kau tidak sengaja membangunkanku.. dan anggap saja aku juga tidak sengaja menendangmu.. impas bukan?" Ana segera berlalu meninggalkan Louis yang menggeram kesal.
"Dasar psycho !! Perempuan dingin yang gila !! Keterlaluan sekali kauuuu !!" Gerutu Louis masih menahan nyerinya.
***
"Ana.. bangunlah.. ayo kita makan.." ujar Bibi Layla mengusap hangat rambut Ana.
Ini pertama kalinya Ana tertidur hingga pukul 10 pagi, karena ia baru tertidur pukul 5 pagi tadi karena masih harus mengerjakan pekerjaannya. Ia berusaha membuka matanya yang masih sangat berat. Ia menahan silau matany setelah banyak pancaran sinar matahari masuk langsung ke kamarnya.
"Kau pasti sangat kelelahan.. tapi kau harus makan dulu.. ini sudah siang.." tambahnya lagi menyadarkan Ana bahwa ia sudah berada di mansion.
"Ah.. Bibi.. aku merindukanmu.." Ana membentang tangannya dan disambut Bibi Layla yang segera memeluknya hangat.
"Ayo bangun.. makanlah.. lalu segera bersiap siap.. aku ingin mengajakmu bertemu seseorang.." ujar Bibi Layla tersenyum hangat. "Lagipula kamarmu harus segera di bersihkan.. abu rokokmu berserakan dimana mana Ana.." Bibi Layla memeriksa setiap sudut area kamar Ana, maklum saja karena tadi malam ia baru saja habis begadang dan belum sempat membereskan sisa rokoknya setelah bekerja.
"Kita akan bertemu siapa Bi?? Apa Kak Lucas?" tebak Ana penasaran.
"Bukan.. tapi dia tau dimana Lucas berada.." jawabnya singkat namun mampu membuat Ana tertegun. "Ayo.." Bibi Layla menarik pelan tangan kiri Ana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments