Louis menjauh dari keramaian, banyak pasang mata mulai menyadari kehadirannya. Ia berencana ingin membeli beberapa koleksi lukisan yang di lelang hari itu di museum. Ia kini memang seorang kolektor yang mengoleksi beberapa lukisan langka karena memang itu hobi mahalnya. Selain untuk hobi, kesukaannya itu juga sebagai investasi untuknya. Tapi ia justru salah langkah, ia memutuskan pergi sendirian kesana tanpa pengawalan khusus seperti biasa, karena ia pikir hari ini adalah hari liburnya, dan ia berharap bisa menikmati hari-harinya dengan normal tanpa di awasi dan di buntuti pengawal, nyatanya tidak.
Orang-orang mulai datang mendekati dan mengerumuni nya. Beberapa fans maniaknya cukup mengenali pakaian yang ia kenakan saat itu. Mereka mulai mengambil fotonya, memanggil-manggil namanya yang menyebabkan menarik perhatian lebih banyak orang lagi. Ia mulai panik dan mulai mempercepat langkahnya menelusuri lorong museum.
Tiba-tiba ebuah tangan menarik lengannya dengan cengkraman yang cukup kuat, menariknya memasuki sebuah gudang di ujung lorong. Ia terperangah melihat bahwa itu adalah Ana.
"Apa yang kau lakukan disini?? Apa kau sendirian?" tanya Ana dengan tatapan dingin.
"Aku mau membeli baju..." jawab Louis asal dengan ketus sambil mengusap lengannya yang cukup nyeri setelah di cengkram Ana.
"Haa?" Ana terbelalak kaget.
"Tentu saja aku sedang melihat pameran lukisan.." timpalnya lagi menjelaskan Ana yang tampak bingung.
"Apa managermu tau kau disini?" Ana masih menatapnya dingin.
Louis hanya diam tak bergeming.
"Wah..kau benar-benar pintar membuat masalah.." celetuk Ana tersenyum tipis.
"Aku bisa melindungi diriku sendiri.." Louis menegaskan setiap katanya dan ingin keluar dari gudang itu. Tapi Ana segera menarik kerah long coat nya hingga ia hampir terjungkal dan mendorong tubuh Louis keras agar ia dapat berdiri tegak.
"Aku menginvestasikan banyak uang bukan untuk mendapatkan masalah dari orang sepertimu.. Jadi jangan berpikir kau bisa seenaknya.." tukas Ana setengah berbisik segera melepaskan tarikannya.
"Wah.. kau ternyata memang benar-benar wanita yang mengerikan.." gumam Louis terbelalak.
"Aku bahkan bisa lebih menyeramkan dari yang kau bayangkan.." Ana melangkah maju mendekati Louis hingga ia terpojok ke dinding.
"Bekerja samalah.. atau kau akan terjatuh hingga ke dasar dimana kau tidak akan bisa dilihat banyak orang lagi.." gumam Ana lirih dengan nada yang sangat menakutkan.
"Kau mengancamku?" tukas Louis sedikit menantang Ana.
"Jika kau menganggap itu sebagai ancaman.." jawab Ana lirih.
"Sekarang ikut aku.. aku akan mengantarmu ke parkiran mobilmu.." Ana kembali mencengkram lengan Louis.
"Aku kemari dengan taksi.." jawabnya lirih melepaskan cengkraman itu.
Huh ! Ana menghela nafas keras.
"Baiklah.. Aku akan mengantarmu.." tambahnya kesal kembali mencengkram lengan Louis.
***
Ana mengendarai mobilnya menuju kantor management Louis setelah ia menelepon managernya tadi. Mereka berhasil kabur melewati pintu keluar darurat di dekat gudang museum. Tentu saja banyak orang menanti Louis keluar dari museum lewat pintu depan.
Mereka hanya terdiam satu sama lain. Louis sangat gugup untuk mengatakan apapun. Sedangkan Ana memang seseorang yang pendiam, hingga panggilan telepon Pak Kim membuyarkan lamunan mereka.
"Haloo.. Saya sedang di jalan.. ha? benarkah? Baik saya akan segera ke kantor sekarang.." Ana segera memutus panggilan itu dari headset bluetooth di telinga kanannya.
"Kau juga bekerja di hari libur.." gumam Louis lirih nyaris tak terdengar. Namun Ana mendengarnya.
"Aku tidak mengenal libur.. Bahkan meski sedang dirumah sekalipun.." sahut Ana enteng.
"Tapi kenapa kau datang ke museum? Pasti kau sedang ingin mencoba menikmati hari liburmu.."
"Tidak.. tentu saja aku sedang berbisnis.." jawab Ana masih fokus mengendarai mobilnya.
"Di museum? Apa museum itu juga milikmu?"
"Tidak.." jawab Ana singkat.
"Apa kau donatur disana?" Louis terus menduga duga karena penasaran.
"Tidak.."
"Lalu apa?" tanyanya penuh penasaran.
"Aku berencana membeli semua lelangan lukisan hari ini.. tapi aku perlu melihat mereka langsung dan memastikan mereka benar-benar layak untuk menerima uangku atau tidak.. Aku hanya memberikan uangku pada hal hal yang benar-benar layak untukku dapatkan.."
(Bahkan kau juga langsung menemuiku saat ingin berinvestasi.. Apa karena aku termasuk dalam hal yang layak itu??) pikir Louis dalam hati.
"Kau juga hobi mengkoleksi lukisan?" Tambahnya membuyarkan pikirannya.
"Tidak.. itu hanya untuk aku jual kembali dengan harga yang jauh lebih tinggi ke luar negeri.." jawab Ana santai.
"Wahhh kau benar-benar pebisnis sejati.. tapi bagaimana kau bisa melakukannya?"
"Itu gampang.. Asal kau tau saja.. aku mungkin tidak terkenal disini.. tapi aku sangat terkenal di negara asalku.. Aku seperti orang yang berpengaruh disana.. Dan saat orang-orang kaya diluar sana mendengar bahwa aku akan melelang barang2 ku.. Mereka pasti akan berlomba lomba menawar dengan harga tinggi untuk mendapatkannya.. Karena itu artinya mereka tau bahwa barang barang milikku itu bukan barang biasa.." Ana terus membanggakan kehebatan dirinya.
"Mereka tau aku memiliki selera yang sangat luar biasa.. Bahkan mereka tidak segan segan meniru semua barang yang aku kenakan.." Ana terkekeh bangga.
"Dia ternyata juga sangat sombong.." gumam Louis dalam hati sambil terkekeh kesal.
"Kau gunakan untuk apa uang itu?? Membuka bisnis baru??" Louis penuh rasa penasaran terhadap Ana.
"Hmm.. tentu saja.. terutama untuk aku investasikan pada orang sepertimu.." Ana melirik dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Orang sepertiku? Wah..kau benar-benar kasar sekali.. memang nya aku orang seperti apa?" Louis benar-benar terpancing emosi oleh perkataan Ana yang terkesan merendahkannya.
"Tentu saja kau orang yang sangat berguna.. kau pasti akan memberi aku keuntungan berlipat ganda.. dan kau harus bekerja keras untuk tidak menyia-nyiakan uangku.. Aku tidak ingin uangku terbuang sia-sia.." jelas Ana yang blak-blakkan lagi lagi memancing emosi Louis.
"Kau jangan khawatir !! Aku tidak akan mengecewakanmu !!" Bentak Louis dengan nada yang cukup keras.
Seketika Ana memutar stirnya ke jalur berhenti dan menghentikan mobilnya mendadak "Kau membentakku??!!!" Tukas Ana melotot.
"Aku akan naik taksi dari sini.. terima kasih tumpangannya.." Louis mengabaikan celetukan Ana yang masih menatapnya tajam.
Ana menarik kerah long coatnya lagi. Tapi Louis segera menepisnya.
"Berhenti menarik kerah jaketku.. kau mau mencekikku??" Celetuk Louis tidak kalah galak.
"Aku tidak akan mencekikmu sekarang.. tapi akan aku cekik kau nanti.. jangan coba-coba kau berani meneriaki ku !!" Omel Ana tajam.
"Memangnya kau ibuku?? Kau benar-benar gadis gila !!" Celetuk Louis geram.
"Kau..." Ana tiba-tiba tertegun dan tak melanjutkan perkataannya, saat sedang mengomel ia melihat sekilas ke arah jalanan, tampak sebuah van putih melintas dengan bertuliskan "rumah penuh kasih" di badan mobil itu, yang mana itu merupakan slogan nama dari panti asuhan tempat ia di besarkan dulu di negara L.
Tiba-tiba saja kengerian yang ia alami dulu melintas dibenaknya. Bayangan sosok pria yang dulu menyiksanya habis-habisan dan bahkan ingin membunuhnya semasa kecil itu tiba-tiba muncul dalam bayangannya. Nafasnya memburu. Wajahnya memerah. Tangannya yang bergetar meremas stir mobilnya.
"Hei.. kau baik-baik saja?" seru Louis melihat perubahan ekspresi Ana menjadi tatapan kosong namun tampak penuh amarah. Louis melihat sekeliling ke arah pandangan Ana yang masih dengan tatapan kosong menatap ke arah jalanan.
"Kau kenapa??" Tanya Louis panik.
"Keluar !!" Seru Ana keras tiba-tiba mengagetkan Louis.
"Ada apa?" Tanya Louis lagi kaget.
"Cepat keluar !!" Bentak Ana lebih keras.
Louis segera keluar dari mobil Ana tanpa berpikir panjang lagi. Ana segera melajukan mobilnya meninggalkan Louis di pinggir jalan tanpa sepatah katapun.
"Wah.. dia benar-benar gadis gila.. apa dia punya penyakit mental? Ihhh...menyeramkan sekali..." Gumam Louis melihat mobil Ana sudah sangat jauh dari pandangannya.
Sementara Ana terus berusaha mengejar van putih tadi yang sudah menghilang di kejauhan, ditambah terhalang oleh padatnya jalan raya tersebut.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments