Ana mengendarai mobilnya dengan kencang menuju mansion. Ia telah memerintahkan anak buahnya untuk menyiapkan helikopternya di mansion. Dengan sigap Ana segera berlari menuju helipad di mansion yang mana sudah terdapat pilot yang stand by di dalamnya. Ana mengencangkan sabuk pengamannya dan segera terbang menuju Kota Bs. Jarak yang akan memakan waktu terlalu lama jika menggunakan mobil.
Dalam waktu 1 jam Ana tiba di Bs. Sebuah mobil van hitan telah menanti dekat pemberhentian helikopter Ana di pinggir lapangan luas. Seorang pria bertubuh tegap dengan stelan serba hitam berdiri menyapa Ana.
"Kita berhasil menemukannya Ms.Grey.." ujarnya menyambut Ana segera membukakan pintu mobilnya.
"Dimana dia?" Ujar Ana lirih. Matanya tampak berkaca-kaca.
"Ada di perkebunan teh.. Mari saya antar.." Ana segera masuk ke dalam mobil diikuti bodyguard nya.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Ana lirih sambil menatap ke arah jendela melihat pemandangan kebun teh yang sangat luas.
"Dia tampak baik-baik saja Ms.Grey. Ia tinggal seorang diri di dekat perkebunan teh itu." Tambah pria itu lagi.
"Lalu dimana anak laki-laki itu?" Tanya Ana penasaran.
"Kami tidak menemukannya Nona. Dan belum menanyakannya hal itu padanya.."
"Baiklah.." angguk Ana mengerti.
***
Dari balik kaca jendela mobil Ana dapat melihat seorang wanita paruh baya tengah duduk bersama bodyguard Ana yg lain. Ia dapat mengenali wajah wanita itu. Bayang bayang wanita itu bahkan selalu terlintas d benak Ana sejak 20tahun lalu. Wanita yang menyelamatkannya. Wanita yang telah merubah takdir hidup Ana. Ana lekas melepas safetybelt nya dan segera melangkah keluar mobil. Wanita paruh baya itu menatapnya bingung. Air mata Ana tak terbendung lagi.
"Bibi Layla.." tutur Ana lirih.
Wanita yang mendengar namanya disebut itu seketika ia sadar siapa gadis muda yang sedang berdiri di depannya. Karena nama itu hanya tinggal kenangan dari 20tahun lalu. Kini ia hanya seorang wanita tua dengan nama dan idientitas berbeda.
Matanya tampak berkaca-kaca menatap Ana. Kini ia dapat mengenali Ana.
"Anaa.." ujarnya bergetar.
"Iya.. ini aku Bi.." angguk Ana segera memeluk Bibi Layla yang selama ini ia cari. "Kau kemana saja... aku mencarimu kemana-mana... kenapa kau meninggalkan aku.." tangis Ana pecah seketika.
"Maafkan aku..aku ingin melindungimu Ana.. maafkan aku.."
"Kenapa kau tega meninggalkan aku Bi.. kau tau betapa sulitnya hidupku?" Ana terisak dalam pelukan Bibi Layla.
"Maafkan aku Ana.." bibi Layla hanya menangis keras dalam pelukan Ana.
***
Langit malam dipenuhi bintang. Cuaca yang dingin menusuk hingga tulang. Ana berbaring menyandarkan kepalanya di pangkuan Bibi Layla yang tengah duduk di sebuah dipan kayu di depan teras rumah Bibi Layla. Rumah itu tampak sangat sederhana. Banyak pepohonan disana.
"Sudah 5 tahun terakhir aku mencarimu.. Grandma Jane selalu melarangku untuk mencarimu.. Ia seperti menutup-nutupinya.. " gumam Ana lirih.
"Bagaimana kau tau aku ada disini?" tanya Layla penasaran sambil mengusap lembut rambut Ana yang diurainya.
"Kau tidak perlu tau Bi.. Yang harus kau tau, kalau aku tidak pernah berhenti mencarimu.."
"Bagaimana kabar orang tuamu?" tanya Layla mentapanya intens.
Ana menatap Layla dengan tatapan sendu. "Mereka sudah meninggal Bi..mereka kecelakaan 3 bulan lalu di negara L.. Itu sebabnya aku ada di negara ini.." jelas Ana lirih tatapannya kosong.
"Aku turut berduka cita Ana.. maafkan aku.. kau pasti sangat terluka.." Layla memeluk Ana hangat dalam pangkuannya.
"Setidaknya aku sudah berusaha jadi anak yang baik, dan sekarang waktunya aku mengabdikan hidupku untuk meneruskan kerja keras mereka selama ini.. Aku tidak akan mengecewakan mereka Bi.. Aku akan terus melakukan yang terbaik.."
"Kau pasti bisa Ana.. Kau anak yang baik.. Kau anak yang kuat.. mereka pasti sangat bangga padamu.. Orang tuamu sangat menyayangimu.. Dan Grandma Jane.. hmm.. aku rasa diapun juga begitu.." Bibi tampak ragu-ragu dengan jawabannya.
"Kau bahkan terdengar ragu saat mengatakan bahwa itu Grandma Jane.." timpal Ana lirih.
"Sungguh Ana.." Bibi Layla mencoba sedikit meyakinkan.
"Grandma seperti sedang menyembunyikan sesuatu dariku.. dia melarangku mencarimu dan kakak.. dia selalu melarangku untuk membahas tentang kematian ayah.. Aku yakin ada yang aneh dengan kecelakaan itu.." Ana tampak berpikir keras.
"Apa kau yakin? Kecelakaan itu bisa terjadi kapan saja Ana.." ujar Layla mencoba menenangkan.
"Aku yakin.. Pak Kim di biarkan berada di mobil terpisah saat itu.. Orang tuaku pergi dengan supir baru mereka.. Ayah tidak pernah berpisah dari Pak Kim.. Aku menyelidiki semuanya diam-diam.."
"Berhati-hatilah Ana.. kau tidak tau apa yang akan kau hadapi nanti.." pinta Layla bersungguh-sungguh.
Ana memahami maksud Bibi Layla yang penuh arti. Ia yakin Bibi Layla pasti mengetahui sesuatu.
"Oh iya.. dimana kakak?" Tanya Ana tiba-tiba teringat dengan kakak laki-lakinya.
Bibi Layla hanya tertegun.
Ana terlonjak segera bangkit dari tidurnya.
"Aku tidak pernah bersamanya semenjak kau pergi.. Grandma bilang kau membawanya pergi.. Jadi aku pikir kau benar-benar sudah membawanya dan meninggalkan aku.."
"A..aku tidak pernah membawanya Ana.. dan aku tidak pernah berniat meninggalkanmu.. sungguh.. " jawab Bibi Layla segera menyadari apa yang sebenarnya terjadi setelah ia pergi.
"Ah atau mungkin ia mendapat orang tua asuh yang lain??" tambah Bibi Layla berbohong.
"Dia pasti sudah menemukan orang tua asuhnya dan hidup bahagia bersama sepertimu Ana.." bibi Layla mengusap rambut Ana lembut berusaha mengalihkan pembicaraan.
Karena Bibi Layla tahu bahwa Grandma Jane sudah melakukan sesuatu pada anak laki-laki itu. Bahkan mungkin ia sudah tidak ada di dunia ini lagi. Gumam Bibi Layla sedih dalam hati.
Ana hanya tertegun memikirkan kemana kakak laki-lakinya pergi. "Bibi tidak tau apa yang aku alami setelah kau pergi.."
"Mereka menyakitimu?" Tanya nya gelisah.
"Tidak.. Mereka menyayangiku.. Tapi aku mengalami hal yang berat.. aku sulit berbaur dengan banyak orang.. mereka memindahkan ku ke berbagai sekolah.. hingga akhirnya aku home schooling dan mendapat perawatan dari dokter psikolog selama 5tahun untuk menyembuhkan traumaku.." Ana tertunduk lesu.
"Tapi aku sekarang sudah baik-baik saja. Semuanya berkat kau Bibi.. aku sudah menemukanmu.. sekarang aku pasti akan baik-baik saja.." Ana tersenyum hangat dan memeluk bibinya erat.
"Aku senang kau baik-baik saja Ana.. Itu sudah lebih cukup untukku.."
"Kini kebahagiaanku sudah lengkap Bi.. karena aku sudah menemukanmu.. kau menyelamatkanku.. menjagaku dengan mengorbankan hidupmu.. Hmmm.. Bibi tinggallah bersamaku.. aku akan menjagamu.." Ana menangkup wajah keriput wanita itu hangat. Menatapnya hangat.
"Aku tidak ingin merepotkanmu Ana.." bibi Layla tampak ragu.
"Jangan berkata seperti itu..kau segalanya bagiku.. aku mohon ikutlah.."
"Aku tidak yakin soal itu.."
"Kau tidak pantas bekerja keras seperti ini di usiamu yang sudah tidak muda lagi Bi.. sudah waktunya kau menikmati masa tuamu.." Ana tau ada banyak hal yang tidak bisa Bibi Layla ceritakan padanya.
"..." Bibi Layla hanya mengangguk meski tampak keraguan di matanya. Ia tak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Grandma Jane padanya jika ia tahu bahwa Bibi Layla sudah ia temukan.
Sebelum menemukan Bibi Layla. Ada seorang pria yang menghubungi anak buah Ana dan mengatakan bahwa Bibi Layla telah merubah idientitasnya, sehingga ia sulit ditemukan.
Lalu memberi tahukan bahwa ia pernah melihat Bibi Layla di pedesaan itu. Biasanya hal ini memang sering terjadi. Agar sang informan menerima duit imbalan atas informasi mereka, tetapi setelah di periksa ternyata informasi itu palsu. Tapi kali ini tidak. Informasi ini sangat akurat.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Hadiah dan favorit sudah mendarat sempurna di tunggu feedbacknya ya kak😊
2022-07-14
2
kakaㅇ_₩
semangat anaaa...😊
2021-03-01
1