Saat memasuki ruangan meeting seketika para eksekutif berdiri untuk menyambut Ana, terlihat ada sekitar 30 orang para eksekutif dari berbagai divis yang telah berkumpul di dalamnya.
"Silahkan duduk" timpal Ana segera duduk di kursi nya yang berada di paling depan sambil melirik jam tangannya menunjukkan pukul 07.58 pagi.
"Selamat datang Ms.Grey kami merasa terhormat anda bersedia hadir untuk menggantikan posisi ayahmu disini." Seru seorang pria paruh baya yang menjabat sebagai wakil presdir. Ia adalah kerabat baik ayahnya sejak lama.
"Terima kasih Mr. Lee.." Sahut Ana ramah dengan senyum simpulnya. Ana terakhir bertemu Mr. Lee saat menghadiri pemakaman ayahnya di negara L. "Tapi...bukankah semua ada 30 orang?"
"Betul Ms.Grey" Seketika Mr.Lee melihat sekeliling didalam tetapi ia sadar bahwa hanya ada 29 para eksekutif termasuk dirinya.
Tak lama kemudian..
"Maaf saya terlambat.." seru pria paruh baya dengan stelan jas abu abu dari arah pintu masuk ruang meeting. Ia terlihat tidak rapi dan tampak sangat santai, dari jauh samar-samar Ana dapat mencium bau alkohol dari pria itu.
"Pasti ini orangnya.." gumam Ana dalam hati memperhatikan pria itu dari ujung rambutnya hingga ujung kaki.
Ana melirik jam tangannya pukul 08.05 lalu bergantian menatap pria itu sinis. "Tua bangka yang selalu membuat masalah.." geramnya dalam hati.
"Keluarlah.." tukas Ana datar.
"A..apa? Anda menyuruh saya keluar Ms.Grey??" Tanya nya kaget.
"Apa alkohol membuat anda menjadi tuli??" timpal Ana sinis. "Aku bilang keluar!" Ana meninggikan nada suaranya..
Semua orang tercengang melihat kejadian itu.
Pria itu berusaha mencium aroma tubuhnya yang memang masih berbau alkohol, bagaimana tidak pria ini sering menghabiskan waktunya di bar bersama wanita malam yang berbeda hampir setiap malam. Tentunya Ana juga sudah mencari tau hal-hal seperti ini sebelum ia masuk ke kantor.
"Aku hanya telat beberapa menit, anda terlalu berlebihan Ms.Grey.." tukasnya enteng dan terkekeh.
"Apa aku harus mengulang perkataanku?" Celetuk Ana dingin dengan tatapan mematikannya.
"Ba..baiklah..aku akan keluar.." pria itu menganggukkan kepalanya segera keluar dari ruangan meeting dengan sangat kesal.
"Awas saja kau.." gumamnya kesal dalam hati sambil melepas dasinya kesal.
Ana hanya menghela nafas berat sampil membuka map diatas mejanya. "Mari segera kita mulai.."
***
3 jam setelah pertemuan akan berakhir, Ana menambahkan beberapa hal penting pada semuanya.
"Hmm..saya akan menambahkan sedikit pemberitahuan.."
Seketika semua bergidik takut kalau-kalau Ana membuat peraturan yang mengerikan.
"Pertama, saya tidak butuh pengawalan khusus selama saya di kantor karena saya tidak ingin ada orang lain di sekitar saya terlalu lama, saya rasa Pak Kim sudah cukup, kedua saya akan menindak tegas siapapun yang membuat kesalahan yang menyangkut pekerjaan, lalai, tidak menghargai pekerjaan, prostitusi, narkoba, dan korupsi, ketiga.." Ana menghentikan ucapannya sesaat yang membuat semua orang menanti dengan tidak sabar.
"Apa yang ketiganya Ms.Grey?" Tanya Mr.Lee penasaran.
"Ketiga..saya akan membuat kopiku sendiri, akan selalu makan siang di cafetaria.. Jadi tolong jangan perlakukan saya istimewa, cukup hormati dan hargai saya layaknya atasan, tegur saya jika saya melakukan kesalahan.."
Semua orang hanya bisa terbengong dan saling menatap satu sama lain.
"Baiklah Ms.Grey kami mengerti.." jawab Mr.Lee tersenyum ramah.
"Baiklah kalau begitu sampai disini saja.. silahkan kembali bekerja.." Ana segera bangkit dari kursinya berjalan keluar ruang meeting menuju lift. Lalu Pak Kim segera menekan tombol 10 pada dinding lift menuju ruangannya dan Ana.
Semua mata tertuju pada Ana. Bagaimana tidak dia memang terlihat cantik tapi juga dingin dan menyeramkan.
"Pak Kim..apa anda ingin mengatakan sesuatu?" Celetuk Ana memecahkan keheningan antara mereka berdua di dalam lift. Ana sadar Pak Kim tampak berusaha menahan diri untuk berkata sesuatu pada Ana.
"Hmm..tidak ada Ms.Grey.. Ohiya, semua berkas yang ingin anda periksa dan pelajari sudah saya letakkan di atas meja anda.." jawab Pak Kim gugup.
Ana memang terlihat sangat mengintimidasi meski dia hanya menatap biasa pada mata lawan bicaranya tanpa bergeming, sehingga membuat orang lain canggung dan gugup saat berada didekatnya.
"Terima kasih.." jawab Ana singkat segera keluar dari lift begitu sampai di lantai 10.
***
Seperti biasa pukul 12 siang cafetaria mulai dipenuhi para karyawan yang mengambil menu makan siang mereka. Itu kenapa Grey World disebut sebagai perusahaan terbaik karena mereka sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Contohnya saja disini menyediakan cafetaria yang berada di 1 lantai gedung penuh, tempat gym, tempat bermain dan bersantai, coffeeshop, dan masih banyak fasilitas lainnya.
Ana melangkah pelan memperhatikan sekeliling.
"Ayahku benar-benar sudah melakukan hal yang luar biasa, perusahaan ini sangat luar biasa.." gumam Ana bangga dalam hatinya.
Tak jauh dari tempat Ana mengantri makanan..
"Aku dengar ada karyawan baru di divisi marketing yang hanya tamatan SMP..." julid seorang gadis berbaju hijau di depan Ana sambil bercerita dengan teman di depannya yang juga sedang mengantri mengambil makan siangnya.
"Entahlah..aku dengar dia punya hubungan khusus dengan eksekutif kita.." sahut temannya setengah berbisik.
"Itu sudah pasti..bagaimana mungkin orang tidak berpendidikan seperti dia bisa mendapatkan pekerjaan disini.." jelasnya gadis itu lagi sambil terkekeh.
"Ohiya..tadi pagi Pak Seo di usir dari ruang meeting.." celetuknya lagi dengan bersemangat.
"Benarkah? Apa yang terjadi?" Mereka saling berantusias menceritakan itu sambil tetap memilih menu makan siang mereka.
"Dia hanyan terlambat 5 menit dan presdir mengusirnya.. bukankah presdir baru itu sangat berlebihan??" Ana hanya terus menguping dengan berlagak biasa, sementara ia tetap memperhatikan 2 orang gadis itu.
"Oh presdir baru itu? Aku dengar dia hanya anak pungut Pak Thommas.. aku masih sangat shock ketika menyadari bahwa perusahaan ini punya banyak rahasia yang mengejutkan.." wanita itu terus berceloteh sambil mengacak-acak potongan daging di nampan meja saji.
Ia tampak hanya mengambil 1 macam sayur tanpa nasi lalu mengambil sangat banyak potongan daging hingga menumpuk di atas piringnya hingga melimpah keluar piring.
Setiap karyawan punya porsi yang sebenarnya sudah sangat lebih dari cukup. Tapi ia tampak sangat serakah. Dan kesabaran Ana benar-benar sudah habis ketika wanita itu tampak mengacak-acak makanan sembarangan dan benar-benar berlaku tidak sopan.
"Permisi..." tegur Ana dengan nada sopan pada gadis di depannya. Seketika mereka menoleh pada Ana.
Gadis itu berbalik menghadap ke arah Ana dengan sombong. "Ada apa?" Tanyanya dengan angkuh.
"Bukankah tidak sopan mengacak-acak makanan seperti itu?? dan juga anda sudah terlalu banyak bicara hal buruk saat ini.. Aku rasa anda pasti sudah cukup kenyang dengan mengatakan hal-hal buruk dengan mulut kotormu itu, jadi sebaiknya anda mengurangi porsi dagingmu agar orang lain juga dapat menikmatinya". Pinta Ana sinis.
Brakkk !!
Gadis itu membanting nampannya ke atas meja, sehingga kini semua orang melihat kearah mereka. "Berani sekali kau mengguruiku?" Bentak gadis itu kesal.
"Anda harus belajar meningkatkan kulitas harga dirimu Nona.. agar kau pantas berada di tempat ini.." timpal Ana datar.
"Kau ini siapa? Terlalu mencampuri urusan orang lain.." bentaknya berkacak pinggang. "Oh.. Apakah kau karyawan baru itu? Huh!! Pantas saja kau sangat merasa hebat, padahal kau itu hanya menjadi simpanan eksekutif kan??" Ucapnya gadis berbaju hijau itu mendorong pundak kanan Ana dengan telunjuk kirinya, teman yang satunya hanya melihat tanpa bergeming.
Ana hanya menyunggingkan senyum tipis di ujung bibir kecilnya. "Perempuan sial*n" gumamnya dalam hati mulai emosi.
Ana segera melepaskan jas coklatnya lalu melemparnya ke muka gadis itu hingga ia tercengang tak sanggup berkata apa-apa.
"Kau !!!" Serunya berteriak kencang. Seketika ia ingin melempar piringnya yang berisi penuh daging ke arah Ana. Tapi Ana berhasil menahan tangan wanita itu sehingga semua daging di atas piring itu justru mengenai diri gadis itu sendiri lalu berjatuhan ke lantai.
"Aku sudah cukup bersabar.." geram Ana segera menghempaskan tangan wanita itu hingga gadis itu tersungkur ke lantai.
"Ms.Grey !!!" Seru Pak Kim berteriak kaget melihat keributan itu dari arah pintu masuk cafetaria dan segera berlari menghampiri Ana.
Semua orang terbelakak kaget melihat ke arah Ana setelah mereka mendengar nama yang dipanggil oleh Pak Kim. Cafetaria dipenuhi bisikan-bisikan semua orang disana, dan mereka juga sedang merekam kejadian itu dengan ponsel mereka. Pak Kim segera berlari melepaskan jasnya dan memasangkannya ke pundak Ana.
"Anda baik-baik saja?" Tanya nya gugup.
"A..anda..?" Gadis yang daritadi masih terduduk di lantai hanya tercengang kaget, bagaimana tidak kalau wanita yang sedang berdiri di depannya adalah Presdirnya yang baru sekaligus pemilik perusahaan tempat ia bekerja sekarang, bukan karyawan baru yang sedang ia ceritakan itu.
"Aku sangat jijik dengan orang-orang seperti kau ini.. hanya sibuk mengurusi hidup orang lain.." Ana berjongkok didepan gadis itu sambil mencengkram kerah baju gadis itu dengan menariknya cukup keras.
"Kau sangat menjijikkan.." gumam Ana lirih di depan wajah gadis itu yang langsung menangis histeris.
Ana segera bangkit lalu pergi meninggalkan cafetaria dengan wajah datarnya.
Pak Kim mendekat ke arah kerumunan
"Berhenti merekam, jangan berani ada yang menyebarnya kalau kalian tidak ingin kena masalah. Cepat bereskan kekacauan ini.." Seru Pak Kim tegas segera berlalu menyusul langkah Ana masuk ke dalam lift.
Gadis tadi masih menangis histeris, temannya hanya bisa menenangkannya, sementara semua orang segera mengabaikannya seperti tidak terjadi apa-apa agar tidak terlibat masalah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Hai kak aku mampir....
2022-07-26
1
Tita Dewahasta
like 2
2021-04-05
1