Ku kenang kembali Laraku

***

Aku mendekati ibuku, air mataku pun sudah tak mampu kubendung lagi, kubiarkan dia mengalir dari kedua mataku. Aku melihat ibuku disudut ruangan, kulihat kedua matanya pun sembab, aku mendekatinya , dia menatapku dan memelukku.

" Kenapa kamu menangis Lya ?"

" Ibu... jangan pisah " ucapku tak bisa meneruskan kata kataku, semuanya berubah menjadi tangisanku.

" Lya , kenapa Lya ngomong kaya gtu ? Kita gak akan pisah sayang ?" ucap ibuku sambil mengusap air mataku

" Aku... aku... aku mendengar pertengkaran bapak sama ibu, tolong jangan pisah Bu, Lya takut kalau Lya sendiri, Lya gak mau sendiri "

" Lya dengerin ibu, ibu janji sama Lya, ibu akan pertahankan keluarga kita, walaupun ibu harus sakit hati , ibu harus menangis, ibu akan pertahankan keluarga kita sayang, ini semua... ibu lakukan demi Lya, jadi Lya jangan khawatir lagi ya sayang, ibu sayang sekali sama Lya, maafin bapak sama ibu belum bisa kasih kebahagiaan buat Lya , maafin bapak sama ibu ya nak " ucap ibu sambil mencium keningku.

" Ibu, jangan pernah ninggalin Lya sama bapak ya "

" iya sayang , ya udah sekarang cuci muka dulu, Lya gak boleh nangis, Lya gak boleh sedih, Anak ibu itu pinter, dia gak cengeng, iya kan sayang ?"

" iya ibu "

" ya udah cuci muka dulu, abis itu Lya maem, terus bobo ya sayang "

" iya Bu "

ketika aku berbalik , bapak sudah ada di belakangku, Bapak memegang pundak ku ,

" Lya , kesini sebentar sayang, bapak mau ngomong bertiga " ucap bapak

" Bu, bapak minta maaf, semua ini memang salah bapak, bapak belum bisa menjadi suami dan bapak yang baik buat kalian, bapak belum bisa menafkahi kalian dengan baik " ucap bapak , raut wajah bapak sangat sedih , aku bisa merasakan itu

" pak sudah, ibu juga minta maaf, maafin semua kesalahan ibu, kita pertahankan rumah tangga ini pak, jangan sampai terulang lagi perpisahan seperti awal dulu, kita sudah punya Lya, jangan biarkan dia merasakan apa yang aku rasakan dulu " ucap ibu menangis sejadi jadinya .

Bapak memeluk ibu dan aku, bapak ikut menangis

" Sudah Bu, jangan nangis lagi, maafin bapak"

" Bapak akan mulai usaha lagi, biar bapak bisa nafkahi kalian dengan baik, jadi ibu gak perlu ke luar negeri lagi buat jadi TKW "

" Bapak serius ?"

" Iya Bu, bapak akan ke Jakarta, dagang mie ayam lagi, pertama keliling dulu, setelah dapat rezeki nanti cari yang buat magang, semoga bisa jadi jalan rezeki kita lagi"

" Ibu ikut pak "

" Terus sekolah Lya gimana Bu , kalau ibu ikut ?"

" Pak Lya mulai Minggu depan libur semester, jadi bisa ikut dulu ke Jakarta, nanti tinggal dipikirin mau lanjut sekolah disana apa tidak , gtu aja pak ?

" Ya sudah kalau gtu, sekarang kita siap siap dulu, Sabtu kita berangkat Bu, nanti kita Deket daerah merantaunya budhe Sari , Jakarta timur Bu "

" baik pak , aku siapin dulu semuanya "

***

Sabtu pagi, aku dan bapak ibu berangkat ke Jakarta, kami berangkat naik bus, jadi membutuhkan waktu sehari semalam untuk sampai ke kontrakan.

Keesokan harinya kami sampai di kontrakan yang sudah diarahkan sama budhe Sari, kontrakannya menurutku lumayan sempit, karena di kota jarang ada kontrakan murah dan luas, kontrakan kami tepat disisi kali Ciliwung , kontrakan terdiri dari kamar pribadi , kamar mandi umum dan dapur umum.

Kami sampai di kamar, bapak merebahkan badannya diatas kasur, ibu duduk dilantai sambil memegang handphone, aku duduk disamping bapak.

" Ya sudah buru mandi, abis itu kita cari maem, pasti Lya lapar kan ?"

" Aku juga lapar pak " gurau ibu

" iya Bu, kita beli maem ya abis mandi "

Kami pun bersiap siap mandi dan merapikan barang , setelah selesai kami pun keluar kontrakan dan mencari maem yang terdekat dengan kontrakan.

Kami berjalan bertiga, aku ditengah digandeng bapak ibu.

" Lya mau maem apa sayang ?"

" Maem apa aja bapak "

" Kita maem yang didekat sini aja ya ?"

" iya Bu "

Akhirnya kita memutuskan untuk maem bakso di dekat kontrakan, lumayan udah lengang warungnya, kami duduk dan memesan 3 bakso dan minum es jeruk kesukaanku

Tak selang berapa lama, pesanan kami datang dan kami bersiap untuk makan, tapi tiba tiba ada yang memanggil dari kejauhan , seorang wanita, aku dari awal melihatnya sudah tak suka dengannya.

" Bu Martina sama Pak Gunawan kan?"

" eh... iya Bu, maaf siapa ya ?" ucap ibu

" saya Wulan Bu, tetangga kontrakan, ini yang baru ngontrak di tempatnya pak Feri kan?"

" iya Bu " ucap ibu

Pandangan Bu Wulan itu dari tadi tertuju ke bapak terus , mana ditambah senyum senyum begitu, buat aku tambah tidak suka dengannya.

" Oh iya pak Gunawan mau jualan mie ya saya denger denger "

" eh... iya Bu Wulan, saya mau jualan mie ayam tapi keliling Bu "

" wah kebetulan sekali, saya suka banget mie ayam, jadi kalau mau maem mie ayam, belinya tinggal ke samping kamar, bener enggak pak Gunawan?"

" heheheh... bisa aja Bu Wulan "

" tapi kok keliling , kenapa gak magang aja pak ?"

" wah belum ada modalnya Bu, sementara saya keliling dulu aja sambil liat tempat magang yang murah Bu "

" Oalah, kebetulan temen saya mau pindah ke Bogor ikut suaminya, dia dulu jualan mie ayam juga pak, rame kok pak, dia mau kontrakin tempat magangnya, kalau bapak mau saya bisa hubungin, masalah biaya gampang pak, nanti saya bisa nego dia , gmana pak ? kalau kurang, nanti pake uang saya dulu juga gak papa pak " ucap Bu Wulan senyum senyum ke bapak

" wah jadi ngerepotin Bu, saya keliling dulu aja gak papa Bu "

" jangan pak, capek ntar, udah saya bilangin dulu ya, saya cuman bantu pak, kan tetangga kita "

" kita keliling dulu aja Bu, nanti malah ngrepotin ibunya " ucap ibu yang sedari tadi kesal dengan sikap Bu Wulan.

" Hehehhe udah Bu, nurut aja , biar gak capek pak gunawannya , ngomong ngomong ini udah selesai maem ya ?"

" Belum Bu, baru mau makan "

" ya udah kita bareng ya "

Kami pun makan bersama , dan pulang pun juga bersama, Bu Wulan berjalan disamping bapak , dan menceritakan semua hal , tapi yang disapa dan diajak ngobrol hanya bapak. Hal ini membuat ibu marah dan kesal. Setelah sampai di kamar ibu menegur bapak .

" Pak, kamu itu lho, kalau dideketin orang genit kaya gitu seharusnya jaga jarak, kok malah diladenin terus ?"

" Diladenin gimana to Bu , orang bapak biasa aja "

" Kaya gitu tadi kalau gak ngladenin apa pak ?"

" Sudah sudah Bu, jangan berfikiran yang aneh aneh, bapak gak ada urusan apa apa sama orang tadi, kita bukan di rumah Bu, jangan bertengkar, malu, kita orang baru disini, udah buat istirahat dulu, bapak capek sekali "

Kami bertiga pun tertidur, istirahat karena besok bapak sudah mulai untuk berjualan. mie ayam keliling.

***

Bapak sudah mulai menyiapkan semuanya untuk berjualan, ibu membantu bapak menyiapkan jualannya di dapur. Sedangkan aku mulai bermain dengan anak seusia denganku yang rumahnya disamping kontrakanku, namanya Susi.

Susi itu agak gendut, rambutnya pendek , kulitnya sawo matang, dia aktif dan sangat cekatan. Aku bisa sangat dengan mudah berteman dengannya .

" Lya, kita main masak masakan yuuk " ucap Susi sambil membawa seplastik penuh mainan masak masakannya.

" Ayo "

Kami pun bermain bersama, kami berdua sering tertawa bersama, karena menurutku Susi itu anak yang lucu.

" Lya, kamu bisa nyanyi enggak ?"

" Ah ... aku ? aku gak bisa nyanyi, kamu bisa nyanyi Susi ??"

" Bisa dong, aku kan penyanyi dangdut "

" Hah ?? penyanyi dangdut? Tapi kamu kan masih kecil Susi "

" Hehehehe. Aku belum manggung, cuman aku punya cita cita pengen jadi penyanyi kaya Tante Wulan "

" Tante Wulan ?"

" Iya Tante Wulan, yang rumahnya samping kontrakan kita, dia penyanyi dangdut, tiap malem kan dia nyanyi kesana sini "

Aku kaget, oh ternyata Tante itu penyanyi dangdut, mungkin enggak semua penyanyi dangdut genit, tapi aku enggak suka sama Tante Wulan, karena dia genit ke bapak , dan bikin bapak sama ibu bertengkar.

Ketika aku lagi asyik bermain dengan Susi, tiba tiba Susi berteriak kegirangan ...

" Tante Wulan ... Tante Wulan ... "

" eh Hello Susi cantik, Susi lagi main Ama siapa ?"

" sama Lya Tante "

" oh Hi Lya cantik, Lya anaknya pak Gunawan kan ?"

" iya Tante " jawabku lirih

Tante Wulan tiba tiba membelai rambutku , aku kaget bukan main, kenapa dia tiba tiba membelai rambutku.

" Lya udah maem belum ? Susi juga udah maem belum sayang ?"

" Susi belum maem Tante, Lya kamu udah maem ?"

" Belum juga Susi, tadi ibu baru masak soalnya belum matang "

" hmmm pasti kalian berdua laper banget kan, ya udah Tante traktir makan yuuk , didepan sana aja yang Deket , gimana ?"

" Mau tante " ucap Susi"

" e.. e... aku .. aku ... pulang aja ya Susi, soalnya aku belum izin ibu sama bapak , takutnya dicariin "

" gak papa sayang, nanti Tante Wulan yang bilang ke bapak sama ibunya Lya, gimana ? nemenin Susi maem lho, masa gak mau Lya ?"

" ehmmm.... "

" ayolah Lya , ikut sama aku sama Tante, nanti kita pasti makan enak , iya kan Tante ?"

" heheheh iya Susi sayang, Susi mau makan apa emangnya?"

" ayo Lya "

" ya udah ayo aku ikut Susi "

" nah gtu dong anak anak Tante Wulan yang cantik cantik , yuuk kita cari maem dulu "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!