Semakin nyata

***

Sudah hampir seminggu aku disini, aku semakin mampu beradaptasi dengan semua hal baru yang ku temui. Disini aku melakukan apa yang harus aku lakukan dan meyakinkan hati , aku harus berani melawan dunia yang memang kejam.

Kulakukan kegiatan rutinku dipagi hari, setelah selesai semuanya , ku dengar suara Bu Wahyu memanggil namaku dari bawah.

" Neng, neng Cathleya , sini bentar atuh neng, ibu pengen bahas sesuatu ma neng " ucapnya terdengar jelas.

" Iya Bu sebentar, saya turun " aku bergegas turun ke bawah menemui Bu Wahyu.

Aku sampai di ruang tamu, ku lihat beliau sedang memegang beberapa data, lalu kudekati beliau.

" Iya Bu ada apa? " ucapku sambil duduk didepan Bu Wahyu.

" Oh iya neng, ini kan ada keluarga , kayaknya dia teh chinesse, namanya Bu Siska, di Bekasi, katanya dia butuh baby sitter untuk baby umur 4 tahun, kamu mau enggak neng? ibu kan tanya ma neng dulu, kalau mau besok pagi biar dianter kesana gtu neng, jadi bisa mulai kerja , gmana?? " ucap beliau panjang lebar

Tanpa berfikir panjang, aku mengiyakan ucapan Bu Wahyu. Setelah melakukan administrasi dan dijelaskan tentang peraturan dari panti, aku kembali ke kamar untuk bersiap siap .

***

Sesampainya di kamar, aku duduk di kasur, aku ingin memberi tahu bapak tentang ucapan Bu Mirna tadi.

Ku tlp bapak, lumayan lama tidak ada jawaban, akhirnya ku coba menelpon bapak untuk yang ke 4 kali, dan diangkat.

" Halo assalamualaikum pak "

" Iya nak, waalaikumsalam, ada apa nak? "

" Gimana kabarnya bapak? Bapak sehat kan? "

" Bapak ya begini nak, kaki sakit kesemutan gak ada berhentinya, Bapak udah pasrah nak "

" Kenapa ngomong begitu to pak, yang semangat pak, jangan begitu "

" Bapak udah capek, tiap hari sakit sakitan begini, beli obat gak mampu, kamu juga belum dapet dapet kerjaan "

" Aku dapet kerjaan kok pak, justru Lya tlp bapak ini mau bilang kalau besok Lya udah mulai bisa kerja pak, Majikan Lya orang Bekasi orang chinesse lam katanya "

" Trs gajimu gimana nak? Nanti kalau udah dapat gaji pertama, tolong kirimi bapak untuk beli obat nak "

" Iya pak, nanti kalau udah kerja udah dapet gaji, Lya pasti kirim uang buat bapak beli obat , doain Lya ya pak, sekarang Lya siap siap dulu, bapak buru maem sama banyakin istirahat pak "

" Ya sudah nak, bapak jadi tenang sekarang , iya kamu siap siap dulu nak "

***

Keesokan harinya aku bangun lebih awal, aku diberi seragam Bu Wahyu, aku sudah memakainya dan sudah siap semuanya. Tepat pukul 08.00 aku turun menemui Bu Wahyu, Ternyata waktu turun Bu Wahyu sedang makan , beliau menawariku untuk ikut makan, disini Bu Wahyu hanya hidup sendiri, karena suami dan anaknya meninggal karena kecelakaan 3 tahun yang lalu.

" Udah siap neng? Sini makan dulu sini, ibu bikin tumis oncom, kacang panjang, Ama lauk telur , sini duduk " ucap beliau sambil mengambilkan nasi untukku

Aku duduk didepan Bu Wahyu dan bergabung untuk sarapan bersama.

" iya Bu Wahyu terima kasih "

" Kamu sudah siap beneran kan? "

" sudah Bu "

" Ya sudah nanti ibu nyuruh kang Mulya anterin kamu sampe rumahnya Bu Siska, transport nanti sudah saya, jadi neng tinggal lgsg kerja kalau sampe sana ya, hati hati namanya kerja ikut orang, kita juga harus waspada ya neng "

" iya Bu saya sudah siap. Saya akan hati hati Bu "

Kamu melanjutkan makan bersama sambil menunggu kang Mulya datang, tak selang berapa lama setelah kami selesai makan datanglah Kang Mulya mengetuk pintu , dan muncullah perawakan bapak sudah setengah tua dari balik pintu mengenakan jacket warna abu abu, badannya agak gemuk dan badannya tinggi , kulitnya sawo matang, kisaran usianya sudah kepala 5.

" Assalamualaikum Bu Wahyu "

" Waalaikumsalam Kang, eh Kang Mulya sudah sampai, neng Cathleya kenalin ini kang Mulya, Kang Mulya ini kenalin neng Cathleya " ucap Bu Wahyu memperkenalkan aku dengan Kang Mulya.

" Iya neng, saya Kang Mulya, ini Bu yang mau diantar ke Bekasi ?"

Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan Kang Mulya.

" Iya kang, ini neng Cathleya yang mau diantar ke Bekasi , alamatnya kemarin udah saya wa ya kang"

" Iya Bu, sudah , terus ini sudah siap apa masih nunggu apa? "

" Neng Cathleya udah siap apa belum? Kalau udah siap sekarang aja gpp "

" Saya sudah siap Bu "

" Enggak ada yang ketinggalan kan? "

" Enggak ada Bu "

" Ya sudah Kang, ini dianterin sampe tujuan ya, jangan dibawa kabur, hehehhe, hati hati di jalan , alamat sesuai yang kemarin ya, untuk ongkosnya nanti balik kesini Kang saya yang kasih "

" Hehhehe. Kalau saya bawa kabur, ntar Bu Wahyu gak mau ngajak saya kerja lagi, malah jadi pusing saya nanti Bu, hehehehhe " gurau Kang Mulya.

Aku pun berangkat diantar Kang Mulya menuju Bekasi , rumah Bu Siska . Selama diperjalanan Kang Mulya banyak bertanya kepadaku, awalnya aku memberi sikap siaga , aku takut dengan orang baru, tapi setelah mengerti bahwa Kang Mulya tidak ada niatan buruk hanya sebagai basa basi biar tidak bosan dijalan, aku menanggapi dengan santun pertanyaan demi pertanyaan Kang Mulya, Beliau juga sopan kepadaku.

" Neng, namanya kerja ikut orang , harus hati hati, selalu waspada, apalagi neng itu perempuan, ya , ngerti maksud saya kan neng ? "

" Iya pak saya mengerti "

" Harus bisa beradaptasi , pekerjaan usahakan selesai tepat waktu, terus kalau ada apa apa jangan sungkan langsung komunikasi sama Bu Wahyu neng, Bu Wahyu orangnya baik, pasti langsung dibantu kalau ada apa apa, itu pesen saya neng "

" iya pak, saya akan inget pesen bapak "

" emang usia kamu berapa neng? Tahu kerjaan ini darimana neng ? "

" saya 19 tahun pak, dari temennya bapak saya pak "

( sebenernya aku tahu kerjaan ini dari ibu tiriku, tapi dia tidak mau mengakui ku sebagai anak sambungnya, maka aku tak akan memaksanya )

" masih muda sekali atuh neng, ya sudah buat pengalaman aja ya neng "

" iya pak terima kasih pak , masih jauh ini pak ? "

" Lumayan neng , hehehe, anak saya juga seusia neng mungkin lebih tua 2 tahunan , dia dulu ikut Bu Wahyu juga, setelah 2 tahun ikut kerja, dia mutusin buat kuliah lagi neng, dia tanya ke bapak, pak boleh enggak neng kuliah pak, siapa tahu setelah neng dapet gelar, neng bisa dapet kerjaan yang lebih baik, gtu dia bilang , ya sudah pasti bapak sebagai orang tua mendukung atuh neng, demi kebahagiaan anak kan neng, jadi sekarang dia sudah mulai daftar kuliah, dia kuliah pake uang nya sendiri neng, namanya Tika , anak bapak neng "

" Iya pak, semangat belajarnya tinggi ya pak "

" hehehhe iya neng, semenjak istri bapak meninggal , dia berusaha keras agar perekonomian keluarga bapak menjadi baik, malah bapak sebenarnya kasihan sama neng Tika, umurnya masih muda tapi dia dewasa sebelum waktunya, dulu bapak sempet sakit parah neng, bapak rasanya hancur banget ngeliat anak bapak yang kerja banting tulang cari nafkah buat bapak , melihat anak bapak berusaha keras, tergerak di hati bapak, bapak harus sehat, harus bisa kerja lagi, biar bisa penuhi tanggung jawab bapak lagi, gtu neng, hehehhe maaf bapak malah jadi cerita panjang lebar ya neng "

" Gak apa apa pak, semoga impian anak bapak terwujud ya pak , saya sebenarnya juga pengen kuliah, tapi saya belum ada biaya pak "

" Ya semoga nanti cepet dapat hasil neng , jadi bisa buat kuliah ya neng, amin "

" amin pak, makasih doanya ya pak, tapi kayaknya enggak mungkin pak saya kuliah "

" Lho kenapa neng ?, maaf nih ya neng, neng masih muda jangan pesimis neng "

" Iya pak , doain aja ya pak "

" iya neng pasti saya doain neng, semoga sukses ya neng "

" Amin pak, terima kasih pak "

Aku sendiri tidak yakin apakah orang tuaku akan mendukung ku kalaupun ada uang untuk kuliah, itu impianku tapi serasa sangat sulit untuk kugapai. Haruskah ku pupus harapanku, tapi aku takut harus berdebat dengan bapak jika aku ingin melanjutkan kuliah, kenapa seakan akan hidupku impianku tidak ada artinya dibandingkan dengan uang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!