“Kita sudah sampai, Nona. Mari ikut denganku.” Sebelum membukakan pintu ruang VIP itu untuk Valia, pemuda itu membungkukkan tubuhnya. Valia terpaku pada objek nyata yang langsung mencuri pandangannya. Seorang pemuda yang sangat tampan, pemuda yang biasanya hanya bisa dia lihat dari televisi, kini benar-benar ada di dalam sana. Dengan setelan jas mewah, Damar duduk bersama banyak hidangan mahal di atas meja.
Valia mengepal tangannya, memberanikan diri untuk masuk menghadap pemuda itu. Damar sang pemuda yang terkenal dingin itu tersenyum tipis, “Duduklah.” Valia ragu-ragu menggeser kursinya. “Ada apa, Anda membawaku kemari?” tanya Valia tanpa memandang wajah Damar.
“Tentu saja untuk berkencan,” jawab Damar lantang. Damar mengambil sepotong steak, memotongnya jadi beberapa bagian. “Ini untukmu,” ucapnya. Saat Damar mulai menyantapnya, Valia masih saja termangu dalam diam. Di kepalanya masih terus teringat soal Rafa, sang kekasih yang dia tinggalkan begitu saja. “Apa yang kau pikirkan?”
Pertanyaan itu mengejutkan Valia. Dia tak menjawab apapun, sampai akhirnya Damar membanting sendoknya di atas meja. “Aku tidak suka melihatmu diam seperti itu. Makan!” lugasnya tak terima.
Valia mengepal gagang sendok itu cukup kuat. Baru saja bertemu, bahkan belum menikah … pemuda itu sudah berani membentaknya. “Mengapa harus aku?” Gumpalan air mata menumpuk di pelupuk Valia. Dadanya sangat sesak. Dia mencoba menggapai kesabaran yang hampir saja melayang. Damar menatapnya lekat, menyipitkan mata setajam elang itu untuk membaca pikiran Valia.
“Aku mencintaimu. Dan aku ingin kau menjadi milikku.”
DEG
Valia terkesiap. Bagaimana mungkin pria itu bisa mencintainya? Mereka bahkan tidak pernah bertemu dan tidak pernah kenal. Pikiran buruk mulai menggentayanginya. Soal fakta mengerikan yang ada di balik keluarga besar Damar membuat Valia bergidik ngeri. Setelah sempat dirumorkan berpacaran dengan seorang aktris cantik, pemuda itu bisa dengan mudahnya menyatakan cinta pada gadis miskin yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
“Maaf Tuan, bagaimana bisa Anda … ."
“Aku tidak suka dibantah,” potong cepat Damar.
“Tuan, kita tidak pernah bertemu dan tidak pernah mengenal sebelumnya. Bagaimana bisa … “
“Aku bilang jangan membantahku! Aku mencintaimu! Dan aku menginginkanmu!” Suara berat Damar membuat Valia terkejut-kejut. “Finn!” teriak Damar.
Saat itu, pemuda yang tadi menjemput Valia lekas datang tergesa-gesa. “Ada apa, Tuan?” tanya Finn.
“Aku kehilangan selera makan. Cepat antar gadis ini pulang.” Damar menyeka bibirnya dengan tisu. Dia meletakkan sebuah kartu di atas meja makan itu. “Belikan semua kebutuhan gadis ini, dan pastikan kehidupannya tercukupi. Aku akan mengumumkan pernikahan ini segera. Dua hari lagi. Dua hari lagi gadis pembantah ini akan menjadi milikku.” Damar hendak keluar dari ruangan itu, tetapi pernyataan Valia membuatnya terhenti.
“Aku bersedia menikah dengan Anda. Aku tidak tahu apa maksud Anda membawaku masuk dalam kehidupan mengerikan Anda. Aku tahu Anda menggunakan aku untuk membantu Anda. Tapi aku hanya ingin mengatakan, bahwa aku sudah punya kekasih, dan aku berjanji untuk kembali padanya. Satu tahun saja, setelah itu kita harus berpisah.” Pernyataan Valia membuat seluruh pelayan dan bodyguard termasuk Finn yang ada di sana terperanjat. “Nona, Anda … ."
BRAK!
Satu pukulan melayang di dinding beton hingga tangan Damar terluka. “Cepat bawa gadis ini keluar!”
Cepat-cepat Finn membawa Valia keluar dari sana. Dia kembali mengantar Valia pulang. Selama di perjalanan, Valia tak henti-hentinya menitikkan air mata. “Nona, seharusnya Anda tidak menyinggung perasaan Tuan Muda.” Finn melirik pada Valia. Gadis itu sedang menatap indah malam dengan kesengsaraan dari kaca mobil. “Aku tidak tahu seperti apa kekasih Anda, tetapi aku sangat mengerti. Hanya saja … aku pastikan hidup Anda akan sangat bahagia bersama Tuan Muda, jika Anda berlaku baik padanya,” tambah Finn.
“Bagaimana bisa dia mengatakan cinta dengan cara yang kasar? Aku tidak bisa mempercayai semua itu.” Perkataan Valia itu membuat Finn dan supir pribadinya saling berpandangan. “Terkadang seseorang jatuh cinta pada orang yang tidak terduga. Semua itu bisa saja terjadi, Nona,” jawab Finn. Mereka semua memang selalu mencurigakan.
***
“Berani-beraninya kau menyinggung perasaan Tuan Muda! Awas kau melakukan kesalahan lagi nanti!” Teriakan Pak Hans sama sekali tidak mengubah apapun untuk Valia. Dia terus menatap foto Rafa dan dirinya yang tertera di layar ponsel. Gaun indah mahal yang dikenakannya sama sekali tak membuatnya tersenyum. Wajahnya murung, dengan mata sembab yang membengkak.
Semua orang termasuk Agnes dan suaminya telah bersiap untuk datang ke acara pernikahan Valia dan Damar yang akan diadakan di hotel mewah.
Pagi sekali, bahkan sebelum mentari menyapa, Valia sudah dijemput oleh orang-orangnya Damar. Saat mobil itu berjalan, tak sengaja dia melihat Rafa yang datang berlari. Pemuda itu berhenti dan hanya bisa melihat sang kekasih yang dibawa pergi dengan mobil mewah. Dua insan itu hanya saling menjatuhkan air mata dan menyimpan air mata itu rapat-rapat.
***
Di depan sebuah gedung mewah, banyak sekali orang berkumpul menanti kehadirannya. Tampak banyak wartawan bersiap untuk mewawancarai Valia. Finn datang membawa Valia masuk menemui Damar. Mereka melindungi Valia sementara waktu dari para wartawan yang hendak mencuri info.
Ada terlalu banyak tamu terhormat. Mulai dari pengusaha-pengusaha kaya sampai model dan artis yang selama ini sangat sulit ditemui. Tak ada satupun yang Valia kenal, hingga membuatnya sangat gugup. Kemewahan interior pernikahan itu membuat semua mata berbinar lejit, tetapi itu tidak berlaku pada Valia yang dari tadi sibuk menahan air matanya yang hampir saja tumpah.
Di dalam sana, semua mata tertuju padanya. Para gadis dengan tatapan penuh dendam itu seakan menghinanya. Mereka saling berbisik, dan sesekali curi-curi pandang pada Damar. Wajar saja, karena beliau sangat populer.
Namun, yang paling mencuri perhatian Valia adalah tatapan keluarga Damar yang seolah ingin membunuhnya. Semua penipu yang duduk bersebelahan dengan mereka itu seperti tidak menyukainya. Valia tak ambil pusing, dia juga akan pergi dan tidak menginginkan pernikahan bodoh ini.
“Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri.”
Tangan Damar dengan lancang, menarik Devalia menempel pada tubuhnya yang gagah dan tinggi. Sembari menundukkan tubuhnya, Damar mendaratkan ciuman hangat di bibir ranum Valia yang bahkan belum pernah disentuh oleh Rafa.
Tak tahu malu, pria itu bahkan tampak menikmati momen itu di hadapan banyak orang. Damar meletakkan tangan lebarnya di leher jenjang Valia yang dari tadi ingin memberontak. Valia mencoba mendorong tubuh itu, tetapi kekuatan Damar tak mampu ia kalahkan. Lantas, Valia hanya bisa meremuk lengan jas suaminya.
“Wah!” Semua orang tercengang melihat kelakuan Damar yang terkesan tak peduli pada pandangan orang-orang. Damar kembali berdiri tegap, tersenyum tipis mengangkat tangan Valia yang telah dia sematkan cincin tadi. Momen itu masuk dalam meja potret hangat yang populer. Sejak saat itu semua orang membenci Valia. Tak terkecuali Rafa, kekasihnya yang sudah pasti dimakan api cemburu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Irma
aku mampir kak ke karya kk bawa like. sukses selalu ya kak.
Salam dari Bos Galak IdamanKu
2021-02-24
0
Yaya Eraa
lanjuuuut
2021-02-09
0
Annabelle Lovely Lorenza
sukses slu y kak
2020-12-29
3