Episode 3 (Prolog)

“Aku benar-benar tidak habis pikir pada wanita kampung tidak tahu diri itu. Dia yang dulu menawarkan perceraian, sekarang malah membatalkan perceraiannya. Damar, kau masih mau pada wanita rendahan itu?” Hampir seluruh teman-teman Damar menolaknya rujuk dengan Devalia. Tak ada jawaban apapun dari Damar, selain satu teguk minuman beralkohol yang dari tadi menemaninya. 

“Damar?” panggil salah seorang dari pengusaha muda yang sedang berkumpul. “Hampir dua tahun lamanya, aku melihatmu hanya minum saja. Padahal diantara kita semua, hanya kau yang paling menjauhi minuman ini sebelumnya. Damar … kau baik-baik saja? Kau harus memikirkan kesehatanmu.” 

Brak!

Damar memecahkan gelas dengan kepalan tangannya, hingga tangannya terluka.  “Bisa kau tutup mulutmu? Siapa yang peduli pada kesehatanku? Kau?” Damar mengeluarkan senyuman mautnya yang terkenal sangat mematikan.

“Bukankah seharusnya kalian akan berpesta jika aku mati? Itu artinya kalian tidak perlu repot-repot memikirkan cara untuk menyingkirkan aku dari perusahaanku.” Damar berdiri, meraih jasnya dan pergi meninggalkan para pengusaha muda itu.

“Kalau aku jadi dia, aku pasti sudah menendang dan mengusir wanita seperti itu dalam hidupku. Kaya raya, dan sangat tampan. Dia bisa mendapatkan berlian yang jauh lebih indah dari sekedar wanita rendahan yang menganggapnya sampah.” 

Mendengar semua itu, salah seorang dari para pemuda yang dari tadi hanya menunduk akhirnya tersenyum. Pemuda itu menuangkan bir mahal ke dalam cangkir mewah mereka. “Kita tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan. Bukankah semua pria punya kelemahan?” Pemuda itu mengangkat gelasnya. Akhirnya semua mereka saling melempar tawa. 

**

Devalia baru saja kembali sehabis belanja di supermarket tak jauh dari apartemen suaminya. Dia menenteng seluruh belanjaan itu dengan semangat. Namun, matanya membola tatkala melihat ada lebih banyak bodyguard yang berdiri di depan sana. “Selamat malam, Nona.” Seluruh bodyguard itu menyapanya serentak. Tak ada yang dipikirkan Devalia, selain kenyataan bahwa Damar sudah pulang.  

Devalia sangat berhati-hati menyusuri, sesaat setelah masuk ke apartemen itu. Tak ada yang terlihat membuatnya sedikit tenang untuk sementara. Hingga akhirnya, tak sengaja ia melihat seorang pemuda tampan dengan wajah pucatnya. Damar duduk di atas sebuah meja kecil tanpa setelan jas mewah yang sempat dia pakai saat menghadiri persidangan. Hanya kemeja putih dengan celana katun hitam panjang yang menggantung indah di kaki. 

Dengan kedua tangan yang berada di dalam saku, Damar menatap lekat istrinya yang baru saja masuk. "Mengapa kau ada disini?” Suara jantan sang suami sekali lagi mengejutkan Valia. Setelah sekian lama merindu, akhirnya dia kembali mendengar suara suaminya. 

Valia yang malu-malu kemudian menatap wajah tampan itu. “Aku … Asisten Finn yang mengantarku kemari.” Damar masih terus menatap Valia dengan tatapan dingin lagi beku.

Valia segera bergegas menuju dapur, meletakkan belanjaan yang baru saja dia beli. 

Jantungnya berdegup kencang. Dia sangat senang bisa melihat wajah itu lebih dekat. Sesekali Devalia mengintip cermin yang ada di hadapannya. Pantulan cermin itu masih memperlihatkan bagaimana mata setajam anak panah itu terus memandangi Devalia.

Valia sangat canggung. Dia tidak ingin berpisah dengan suaminya. Dia benar-benar tidak ingin kehilangan Damar lagi. Namun sayang, jangankan raga … cintanya pun terasa bukan miliknya lagi. Meski dimata hukum Damar adalah sah milik Valia, tapi Valia sudah kehilangan itu sejak lama karena kesalahannya sendiri.

"Akh!" Lelaki itu tiba-tiba saja mengerang sakit. Valia lantas memutar tubuhnya, dengan nalurinya yang penuh cinta spontan berlari mengejar sang suami yang tampaknya tidak sehat. "Anda baik-baik saja?" tanya Valia menyentuh lengan suaminya.

"Lepaskan tanganmu." Damar malah menampar hati sang istri yang sedang cemas. Valia tak beranjak. Dia tetap kokoh berusaha membantu suaminya untuk berbaring ke atas ranjang. "Aku bilang lepaskan tanganmu!" Damar benar-benar membentak sang istri dengan caranya yang kasar. Valia melepaskan genggamannya ragu-ragu.

Sosok dengan visual sempurna itu berjalan sendiri menuju ranjang. Dia berbaring dengan sepatu yang masih melekat di kakinya.

"Ambilkan ponselku," perintah Damar sembari memejamkan mata. Valia segera beranjak, merogoh setelan jas yang tergantung rapi di dinding. "Tidak ada. Disini tidak ada," jawabnya. Valia memberanikan diri melirik celana yang sedang dikenakan suaminya. Tampak sebuah benda bersudut empat menjejak di saku celananya. "Sepertinya ponsel Anda ada di saku celana Anda." 

"Ambilkan." Valia meronta senang jauh di dalam sana. Ini kesempatan baginya untuk menyentuh dan berdekatan dengan suaminya yang beku. Berhati-hati dia merogoh saku celana suaminya yang sedang berbaring. Dapat! Dia segera menyerahkan ponsel itu pada suaminya. Namun, tak sengaja matanya menatap layar ponsel yang menyala. 

"Vinka." Nama itu terpampang nyata di atas sana dengan 27 kali panggilan tak terjawab. 

DEG

Vinka? Siapa?

“Dimana pakaian yang ada disini?” Pertanyaan dari sang suami membuat Valia terkejut. Damar terus saja membongkar ranjangnya hingga kembali berantakan. “Dimana pakaiannya?!” Bentakan Damar sekali lagi mengejutkan Valia. Tak sengaja dia melihat darah menjejak di atas seprei ranjang itu. Tampaknya tangan Damar sedang terluka. 

“Pakaian yang mana?” tanya Valia kebingungan. “Pakaian merah muda. Dimana?” Damar masih terus mencari pakaian itu ke seluruh tempat dengan wajah tampannya yang pucat.

“Aku … aku mencucinya.” 

Damar terhenti. Dia menoleh pada sang istri. Dia menarik tubuh Valia dengan mudah hingga gadis itu terpojok di bawah tubuh suaminya. “Bahkan pakaianpun ingin kau singkirkan dariku?” 

Valia menatap wajah itu, meraihnya dengan kedua telapak tangannya. “Suamiku, aku hanya …”

“Jangan pernah sebut aku suamimu lagi.” Damar menyingkirkan tangan Devalia dari wajahnya. “Semuanya sudah berakhir sejak lama,” tambah Damar. Dia hendak beranjak, tapi Devalia kembali menarik kerah suaminya. “Tolong dengarkan aku, kali ini saja.” Devalia tak mau kalah. Dia tetap berusaha keras menunjukkan cintanya. Damar mengunci bibir Valia dengan telunjuknya. “Jangan mengatakan apapun agar aku tidak semakin membencimu.” 

Valia menyeka keringat suaminya dengan tangan telanjang sambil terisak. Damar ikut terhanyut akan sentuhan halus yang mungkin baru pertama kali Valia berikan setelah sekian lama mereka menikah. “Ikutilah prosedur kesehatan dengan baik. Anda harus dirawat terlebih dahulu agar segera pulih.” 

Perkataan Valia mengubah raut wajah Damar menjadi semakin tampak menderita. “Siapa yang mengatakannya kepadamu?” tanya Damar. “Finn sudah mengatakan semuanya. Anda masih sakit dan harus melakukan perawatan. Tetaplah disini, aku yang akan merawat Anda.” Valia mengatakan itu tulus dari hatinya. Sayang sekali, perkataannya malah semakin melukai Damar.

“Tidak perlu mengasihani aku. Aku tidak membutuhkanmu,” balas Damar. Dia menarik tangan Valia yang masih basah karena keringatnya. Mengelap tangan mungil gadis itu dengan dasinya. “Jangan pernah … menyentuhku lagi.” Damar beranjak dari ranjang. Meninggalkan Devalia dengan rasa sakit sendirian. 

Terpopuler

Comments

Annabelle Lovely Lorenza

Annabelle Lovely Lorenza

luv u kak..
sukses slu y...smg cpt update...dtgu slu dg sabar dan rindu yg menggunung...hhhhh

2021-01-06

1

Annabelle Lovely Lorenza

Annabelle Lovely Lorenza

Apa bolh q blg sukaaa novelnya..tp dmn lanjutany y kak...hehheh....

2021-01-06

1

Annabelle Lovely Lorenza

Annabelle Lovely Lorenza

👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍🙂

2021-01-06

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 (Prolog)
2 Episode 2 (Prolog)
3 Episode 3 (Prolog)
4 Flashback : Menikah?
5 Flashback : Pernikahan
6 Flashback : Malam Pertama
7 Flashback : Gagal
8 Flashback : Bar
9 Flashback : Makan Bersama Keluarga
10 Flashback : Sahabat
11 Flashback : Apa Lagi Sekarang?
12 Flashback : Damar Keluar Kota
13 Flashback : Bertemu Mantan
14 Flashback : Marah
15 Flashback : Cemburu
16 Flashback : Ganti Rugi
17 Flashback : Ganti Pakaianmu di Depanku
18 Flashback : Jalan-jalan
19 Flashback : Berkuda dan Makan Bersama
20 Flashback : Memohon
21 Flashback: Kabur
22 Flashback : Kenyataannya
23 Flashback: Maaf
24 Flashback: Mulai Tahu
25 Flashback: Masa Kecil
26 Flashback : Aku Akan Memberikan Cucu
27 Flashback : Tolong Katakan Hal yang Sama
28 Flashback: Dia Akan Meninggalkanmu
29 Flashback : Tidak Akan
30 Flashback : Kata-kata Jenny
31 Flashback : Tuan Muda Pulang
32 Flashback: Tuan Muda Pulang 2
33 Flashback : Pilih siapa?
34 Flashback : Pilihan Devalia
35 Flashback : Cemburu?
36 Flashback : Panggilan Masuk
37 Flashback : Cinta dalam Diam
38 Flashback : Sebenarnya, Aku Kenapa?
39 Flashback : Tembak Aku!
40 Flashback : Rasa Bersalah
41 Flashback : Mulai Menyesal
42 Flashback : Mulai Menyesal 2
43 Flashback : Menyesal
44 Flashback : Aku Tidak Ingin Kehilangan Anda
45 Penyesalan
46 Awal Perjuangan
47 Ya, Aku Jelek
48 Aku Akan Bercerai
49 Flashback Off (Perjuangan Valia Dimulai)
50 Anda Sudah Menikah!
51 Daisy Jean
52 "Dekat, tapi terasa jauh."
53 Author Note
54 Ditolak
55 Dua Kisah Cinta
56 Devalia Caroline
57 Tak Terkalahkan
58 Damar vs Rafa
59 Menggendong Valia
60 Bermalam
61 Agnes dan Bram
62 Hampir Saja
63 Tidak Fokus
64 Rantang Nasi
65 Valia Ngambek
66 Menggoda
67 Jadi Tambah Jelek (Warning!)
68 Liburan
69 Cinta : Suamiku, Sumpah Aku Cinta Kamu!
70 Nasihat Alex
71 Hati yang Patah
72 Terjadi (Warning ++)
73 Canggung
74 Suamiku Sayang
75 Sosok Misterius
76 Mengejar Cinta
77 Masalah yang Terjadi di Kota
78 Anda Mesum Sekali Tuan
79 Note Author
80 Mengenal Perbedaan Bram dan Damar
81 Ada Sesuatu
82 Tentang Vinka
83 Bram dan Agnes
84 Mendadak Dijemput
85 Yang Terlupakan
86 Catatan Author
87 Yang Sebenarnya (Dua episode digabung jadi satu)
88 Terima Kasih Finn
89 Vivi dan Bram
90 Dia adalah Damarion
91 Hani dan Dena Terlibat
92 Jangan Ambil Dia, Tuhan
93 Bertemu di Surga
94 Dia Sahabatku
95 Seluruh Pelaku
96 Hai Tuan Putri
97 Hari yang Menyedihkan
98 Hanya Agnes dan Bram
99 Kabar Bahagia untuk Semua
100 Baru Saja Sadar, Sudah Genit
101 Kata Dokter
102 Menghadap Mertua
103 Bram yang Cemburu
104 Dua Suami Bucin
105 Tetap Ingin Berpisah
106 Pilih Cerita yang Kalian Mau Yuk!
107 Pikiran Licik Pria
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Episode 1 (Prolog)
2
Episode 2 (Prolog)
3
Episode 3 (Prolog)
4
Flashback : Menikah?
5
Flashback : Pernikahan
6
Flashback : Malam Pertama
7
Flashback : Gagal
8
Flashback : Bar
9
Flashback : Makan Bersama Keluarga
10
Flashback : Sahabat
11
Flashback : Apa Lagi Sekarang?
12
Flashback : Damar Keluar Kota
13
Flashback : Bertemu Mantan
14
Flashback : Marah
15
Flashback : Cemburu
16
Flashback : Ganti Rugi
17
Flashback : Ganti Pakaianmu di Depanku
18
Flashback : Jalan-jalan
19
Flashback : Berkuda dan Makan Bersama
20
Flashback : Memohon
21
Flashback: Kabur
22
Flashback : Kenyataannya
23
Flashback: Maaf
24
Flashback: Mulai Tahu
25
Flashback: Masa Kecil
26
Flashback : Aku Akan Memberikan Cucu
27
Flashback : Tolong Katakan Hal yang Sama
28
Flashback: Dia Akan Meninggalkanmu
29
Flashback : Tidak Akan
30
Flashback : Kata-kata Jenny
31
Flashback : Tuan Muda Pulang
32
Flashback: Tuan Muda Pulang 2
33
Flashback : Pilih siapa?
34
Flashback : Pilihan Devalia
35
Flashback : Cemburu?
36
Flashback : Panggilan Masuk
37
Flashback : Cinta dalam Diam
38
Flashback : Sebenarnya, Aku Kenapa?
39
Flashback : Tembak Aku!
40
Flashback : Rasa Bersalah
41
Flashback : Mulai Menyesal
42
Flashback : Mulai Menyesal 2
43
Flashback : Menyesal
44
Flashback : Aku Tidak Ingin Kehilangan Anda
45
Penyesalan
46
Awal Perjuangan
47
Ya, Aku Jelek
48
Aku Akan Bercerai
49
Flashback Off (Perjuangan Valia Dimulai)
50
Anda Sudah Menikah!
51
Daisy Jean
52
"Dekat, tapi terasa jauh."
53
Author Note
54
Ditolak
55
Dua Kisah Cinta
56
Devalia Caroline
57
Tak Terkalahkan
58
Damar vs Rafa
59
Menggendong Valia
60
Bermalam
61
Agnes dan Bram
62
Hampir Saja
63
Tidak Fokus
64
Rantang Nasi
65
Valia Ngambek
66
Menggoda
67
Jadi Tambah Jelek (Warning!)
68
Liburan
69
Cinta : Suamiku, Sumpah Aku Cinta Kamu!
70
Nasihat Alex
71
Hati yang Patah
72
Terjadi (Warning ++)
73
Canggung
74
Suamiku Sayang
75
Sosok Misterius
76
Mengejar Cinta
77
Masalah yang Terjadi di Kota
78
Anda Mesum Sekali Tuan
79
Note Author
80
Mengenal Perbedaan Bram dan Damar
81
Ada Sesuatu
82
Tentang Vinka
83
Bram dan Agnes
84
Mendadak Dijemput
85
Yang Terlupakan
86
Catatan Author
87
Yang Sebenarnya (Dua episode digabung jadi satu)
88
Terima Kasih Finn
89
Vivi dan Bram
90
Dia adalah Damarion
91
Hani dan Dena Terlibat
92
Jangan Ambil Dia, Tuhan
93
Bertemu di Surga
94
Dia Sahabatku
95
Seluruh Pelaku
96
Hai Tuan Putri
97
Hari yang Menyedihkan
98
Hanya Agnes dan Bram
99
Kabar Bahagia untuk Semua
100
Baru Saja Sadar, Sudah Genit
101
Kata Dokter
102
Menghadap Mertua
103
Bram yang Cemburu
104
Dua Suami Bucin
105
Tetap Ingin Berpisah
106
Pilih Cerita yang Kalian Mau Yuk!
107
Pikiran Licik Pria

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!