Suamiku, Sumpah Aku Cinta Kamu
Devalia Caroline meremuk erat gaun yang dikenakannya pada sidang perceraiannya dengan seorang pengusaha paling populer di negara X. Pelan-pelan Devalia menoleh pada sosok yang sedang duduk santai menyilang kedua kakinya. Sosok itu sama sekali tak memperdulikan kehadiran Devalia. Dia sibuk sendiri memainkan ponselnya yang canggih.
“Bagaimana Pengacara David?”
Pengacara David yang berada di pihak Devalia memutar kepalanya. “Nona?” panggilnya membuyarkan lamunan Devalia yang masih terpaku pada objek yang sama. Tak ada yang bisa dibohongi oleh Devalia. Semuanya tergambar jelas dari sudut matanya. Gadis itu tidak berhenti sekalipun menitikkan air mata.
Sambil menggenggam erat kepalan tangan yang penuh emosi, Devalia berdiri dari duduknya.
“Saya tidak bisa melanjutkan sidang perceraian ini. Saya … saya tidak bisa bercerai dengan suami saya.”
DEG!
Perkataan Devalia yang tidak terduga itu berhasil meraup amarah para hadirin persidangan. “Apa yang dikatakan anak itu?! Apa dia sudah gila?” Sahut-menyahut suara protes menggema dari dalam aula persidangan. Devalia tak gentar sama sekali. Dia sangat yakin pada keputusannya. Air matanya yang terus menerus terjatuh menimbulkan kecurigaan bagi orang-orang sekitar.
Devalia melirik kembali ke arah sosok yang dari tadi sibuk memainkan ponsel. Saat ini sosok itu sedang memutar ponsel mewahnya, membawanya masuk ke dalam saku celana. “Bagaimana saudara Andrean?” Pertanyaan itu membuat sosok itu berdiri dari duduknya.
Dia tak mengatakan apapun selain tersenyum tipis sebagai jawaban. Pesona dan ketampanan sosok yang digilai banyak wanita itu bahkan membuat banyak mata tersihir olehnya. Damarion Andrean, pengusaha sukses paling populer di negaranya melongos begitu saja keluar dari aula persidangan, melewati Devalia tanpa memandangnya.
Devalia terus saja menatap sang suami dengan tatap pilu paling menyedihkan. Seluruh hadirin yang memiliki ikatan dekat dengan Devalia tahu betul apa maksud air mata di balik tatapan itu. Mereka yang tak lagi kuasa ikut menitikkan air mata setelahnya. Perkataan Devalia akhirnya menjadi keputusan akhir persidangan terakhir perceraian itu. Setelah beberapa kali absen, Devalia datang untuk membatalkan tuntutan perceraian yang ia layangkan pada suaminya beberapa waktu yang lalu.
"Lia, apa itu tadi? Kakak tidak salah dengar, kan? Kau yakin pada keputusanmu?" Agnes, kakak perempuan Devalia menatap tajam lekuk mata sang adik yang penuh air mata setelah persidangan itu ditutup. "Lia?" Sekali lagi Agnes meyakinkan adiknya.
"Ya." Valia mengangguk pelan. "Aku tidak bisa. Aku tidak bisa meninggalkannya. Aku tidak tahu kenapa … aku tidak bisa meninggalkan dia, Kak."
Agnes menerobos lebih dalam menuju tatapan pilu sang adik yang terlihat sangat terluka. Amarah yang dari tadi ingin segera ia tumpahkan, pelan-pelan mereda kala mata sendu itu tampak mengiba.
"Lia! Jangan bilang kau ..." Agnes terperangah oleh pertanyaannya sendiri. "Kau jatuh cinta, padanya?" Sekali lagi Agnes mencoba menyadarkan sang adik.
Pertanyaan yang keluar dari mulut kakaknya, memerangkap Devalia hingga ia terpojok pada kenyataan. Benar. Jika bukan cinta, lantas mengapa dia tak ingin berpisah? Jika bukan cinta, mengapa dia tetap bertahan sejauh ini? Jika bukan karena cinta, lantas mengapa tidak bisa meninggalkan suami yang dingin dan beku seperti Damar?
"Lia, kau tahu kesalahan apa yang sudah kau lakukan? Kau sendiri yang dulu membuat perjanjian perceraian. Kau sendiri yang sudah menolak lelaki itu mentah-mentah. Mengapa sekarang malah berubah begini? Bagaimana dengan Rafa?" Agnes terus saja menyudutkan Valia hingga gadis itu tak henti-hentinya sesenggukan.
Belum lama mereka berduel dengan rasa sakit, tiba-tiba seorang wanita mendekat pada Valia. "Dasar kau wanita matre! Wanita murahan! Kau memanfaatkan Putraku! Menyakitinya, mengkhianatinya, sekarang malah membatalkan perceraian! Jika hanya terus menyakiti putraku, mengapa tidak berpisah saja?! Ha!" Wanita itu tidak dapat mengontrol dirinya. "Kurang ajar!" Dia terus saja memukul-mukul Valia dengan amarah yang meluap-luap.
"Sudah, Bu. Sudah!" Jenny--adik perempuan Damar--menarik lengan ibunya untuk segera beranjak. Interaksi mereka berhasil mencuri perhatian banyak orang. Semua orang menatap tajam Devalia dengan kebencian. Tak ada yang terdengar selain hujatan yang terus menerus dilontarkan padanya.
Agnes mengiring langkah adiknya keluar dari aula persidangan dengan raut penuh kekecewaan.
Prok! Prok!
Hans Martin, ayah kandung Devalia datang bertepuk tangan entah kenapa. Sambil menggigit sebatang rokok, lelaki tua itu mendekat pada putrinya. "Bagus, Ayah bangga sekali padamu. Dengan begitu, Ayah tidak perlu lagi repot-repot memikirkan pekerjaan. Tinggal menunggu uang kiriman dari menantu kesayanganku yang tampan dan kaya raya. Semuanya langsung beres seketika." Pak Hans menepuk pundak putrinya dengan bangga.
Agnes menarik cepat tangan sang adik menjauh dari pria gila yang terus-terusan menghantui mereka. Pria gila, yang tega menjual putri-putrinya pada pengusaha kaya yang tidak mereka cintai.
Tak jelas apa pekerjaannya, yang penting semua orang tahu seberapa kotornya tangan pria yang telah lama menyelam dunia hitam itu. Perjudian menjadi makanan sehari-hari bagi Pak Hans sejak lama.
Dia lah orang yang sudah menjerumuskan putri-putrinya pada tali pernikahan yang menyedihkan. Sebagai mantan pengusaha yang gulung tikar beberapa tahun silam, Pak Hans tak pernah sekalipun bersikap ramah pada anak-anaknya yang malang, apalagi sejak kematian sang istri yang meninggalkan luka menganga di hatinya.
Dia terjerumus dalam kesesatan. Bekerja sebagai orang-orang yang membantu para politikus dan pengusaha sukses dalam dunia hitam. Suap, korupsi, perjudian, dan perdagangan ilegal sudah jadi kebiasaan Pak Hans sebagai kaki tangan orang-orang tak bermoral.
Hal inilah yang membuat banyak orang sangat membenci Valia dan keluarga miskinnya yang dikenal matre dan suka mencari muka pada orang-orang yang bermartabat dan berpangkat.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Manah
ni aku bru mampir semoga seru
2021-07-27
1
Qurotu Ayuni
mampir dulu aku😀
2021-03-12
1
Nur Ainun
msih menarikkk
2021-03-06
0