Sudah ketiga kalinya Liora menyibak gorden, mengintip ke arah teras depan, di lihatnya rintik hujan yang tak kian berhenti sedari sore, tidak deras benar, hanya gerimis, itu pun jarang-jarang.
Dia menghela nafas panjang, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, tapi sang adik belum juga pulang, tak biasanya Bian pulang selarut ini.
Saat dia hendak berbalik untuk menuju ke dapur, terdengar suara sepeda motor berhenti di depan rumahnya, buru-buru dia membuka pintu, benar saja, itu Bian yang datang, diantar Andrif dengan sepeda motornya.
"Andrif nggak mampir ya kak, udah malam soalnya." Ucap Andrif yang masih berada diatas motor.
"Makasih Ndrif, hati-hati di jalan!" Ucap Liora tersenyum.
Bian beruntung memiliki teman seperti Andrif, hampir setiap hari dia memberi tumpangan pada Bian, mengingat rumah Andrif yang tidak terlalu jauh dari rumah mereka, mereka berteman dari sejak masuk SMP hingga kini mereka sudah kelas 3 SMA, dan Andrif jugalah yang membantu Bian untuk bisa bekerja di Cafe milik sang Paman.
Bian menghampiri Liora, mengulurkan tangan pada sang kakak dan menciumnya, itu ritual wajib yang biasa dia lakukan saat pulang dan hendak bepergian, baginya sang kakak adalah pengganti kedua orangtuanya.
"Bi, kamu dari mana kok baru pulang?, Kakak khawatir nungguin kamu dari tadi." Trauma karena kepergian kedua orang tuanya sering kali membuatnya merasa khawatir yang berlebihan pada sang adik.
"Besok ada yang mau booking Cafe kak, untuk acara ulang tahun, jadi Bian bantu Andrif untuk persiapan acaranya, biar besok kita tinggal ngecek apa saja yang masih kurang."
"Maafin kakak ya Bi...!" Lirih Liora menatap sang adik.
Bian menghampiri sang kakak yang berdiri didepan pintu, pasti kakaknya itu sedih melihatnya pulang kerja selarut ini, apalagi dengan pakaian yang basah karena menerobos air hujan.
Sebenarnya sudah berkali-kali sang kakak memintanya untuk berhenti bekerja dan hanya fokus bersekolah saja, tapi Bian tak mau menambah beban sang kakak, walau bagaimanapun dia adalah anak laki-laki, Papanya dulu selalu mengajarkan untuk bisa menjadi laki-laki yang kuat dan hebat, agar selalu bisa melindungi sang kakak.
"Kak, Bian nggak apa-apa, kakak nggak usah khawatir, justru Bian yang minta maaf, harusnya kan emang Bian yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, karena Bian anak laki-laki." Bian tersenyum menatap sang kakak.
"Tapi sekolah kamu lebih penting Bi." Liora masih protes, dia takut sekolah Bian terganggu karena pekerjaan nya.
"Buktinya semester kemarin Bian masih tetep jadi juara 1 kan?" Dirangkulnya pundak sang kakak dan menggiringnya masuk ke dalam rumah.
"Jadi kakak jangan terlalu khawatir, Bian mandi dulu, abis itu bantuin kakak bikin kue." Melepaskan rangkulannya dan meninggalkan sang kakak yang masih berdiri di ruang tamu.
"Belajar dulu Bi, baru boleh bantuin kakak!" teriak Liora yang kini berjalan menuju dapur.
Dengan cekatan dia kembali meracik adonan Brownies, memasukkan bahannya satu persatu kedalam baskom, kemudian menyalakan mixer nya.
Dulu, setiap hari Minggu dia sering membantu sang Mama untuk membuat kue, biasanya kue-kue itu akan dititipkan ke beberapa warung di sekitar rumahnya, uang hasil dari jualan kue itu biasanya akan ditabung oleh sang mama, untuk jaga-jaga jika ada kebutuhan mendesak.
Papanya hanya bekerja di Perusahaan kecil milik teman baiknya, gajinya tidaklah besar, namun cukup untuk memenuhi kehidupan sederhana mereka, beruntungnya juga Liora dan Bian adalah anak yang cerdas, hingga mereka selalu mendapatkan Beasiswa dari awal mereka masuk SMP dan sampai kini Liora kuliah untuk menyelesaikan S1 nya.
"Kak, Donatnya udah jadi belum?" Suara Bian mengalihkan perhatian Liora dari adonan Brownies yang dia tuang ke dalam cup yang sudah di susun di atas nampan lebar.
"Udah Kakak goreng Bi, kalau udah dingin tinggal ngasih topingnya, kamu udah belajarnya?"
"Udah dong, tanpa belajar pun Bian tetep bisa jadi juara kelas!" Sambil nyengir dia menatap sang kakak.
Pletak...
Suara centong yang tadi digunakan Liora untuk mengambil tepung dari dalam kemasan itu akhirnya mendarat di kepala sang adik.
"Aw, Sakit tau kak." Rengek Bian dengan gaya lebay nya.
"Kebiasaan, belajar itu wajib Bi, jangan mentang-mentang kamu pintar terus kamu jadi malas belajar."
"Iya kak, iyaa, Bian cuma bercanda."
Mereka membuat kue dengan saling mengobrol, berbagi cerita tentang aktifitas mereka seharian, terkadang mereka tertawa lepas, kadang juga ada teriakan Bian yang kena capitan maut saat dia menggoda sang kakak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Adinda
Hari ini Ruru ULTAH
💕💕💕💕💕💕💕
2021-11-04
2
KIA Qirana
1 Like 1 dukungan
1 Komen 1 dukungan
1000 Like, mustahil
1000 Komen baru mantab
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
2021-09-04
3
KIA Qirana
1 Like 1 dukungan
1 Komen 1 dukungan
1000 Like, mustahil
1000 Komen baru mantab
♥️♥️♥️♥️♥️♥️
2021-09-04
3