Sangkar Cinta Dosen Muda

Sangkar Cinta Dosen Muda

Bab 1

Laura tak berhenti memandang tubuhnya di depan cermin, memastikan apakah penampilannya sudah cukup baik atau tidak untuk segera berangkat ke kampus.

Ini adalah tahun pertama ia memulai kehidupan baru menjadi seorang mahasiswi di salah satu universitas di Bandung. Setelah menuntaskan masa orientasi siswa, kini saatnya Laura memulai perkuliahannya.

"Hai, aku Rena." sapa seorang wanita sebayanya yang duduk di samping Laura.

"Laura." balas Laura tersenyum ramah.

"Aku tahu." ucap Rena santai. "Mereka membicarakanmu sejak MOS (Masa Orientasi Siswa) kemarin." Rena menunjuk pada sekumpulan lelaki yang duduk di belakang dengan ibu jarinya tanpa menengokkan kepala.

Mata Laura terbelalak, dia mencondongkan badannya pada Rena.

"Apa yang mereka bicarakan tentangku?" tanyanya berbisik penasaran.

Rena tersenyum melihat ketidaktahuan Laura yang begitu lugu dimatanya. Wanita cantik ini tak sadar telah menjadi buah bibir dan pusat perhatian kaum adam.

"Kecantikkanmu yang mereka bicarakan." ucap Rena tak kalah berbisik. Dan berhasil membuat wajah Laura merona karna malu.

Laura menegakkan kembali badannya, menghadap ke arah depan. Sedikit canggung dengan ucapan Rena. Dia merasa tak nyaman dengan pujian orang terhadap kecantikannya.

"Kau tak merasa menjadi primadona saat MOS kemarin?" tanya Rena mencondongkan tubuhnya ke arah Laura.

"Tidak. Apa bagusnya menjadi primadona?" jawab Laura cuek.

Wajah putih bersih, hidung mancung yang ramping, ditambah bibir yang mungil serta mata bulat dengan bulu mata lentik, hasil perpaduan ayahnya yang memiliki darah turki dan ibunya berdarah sunda sudah pasti berhasil membuat siapapun yang menatap Laura menganggap Ia adalah gadis yang cantik.

Hal itulah yang membuat Laura dijuluki primadona kampus oleh teman-temannya. Namun bagi Laura sendiri, pendapat teman-temannya yang mengkultuskan dirinya sebagai primadona kampus tidak berarti apapun. Dia tampak tak peduli, karna bagi Laura terkadang kecantikan justru akan menjadi bumerang sendiri bagi dirinya.

Pikiran itu tidak muncul begitu saja dari kepala Laura, dia berpikir begitu karna ia pernah hampir menjadi korban pelecehan seksual di sekolahnya dulu. Saat itu ada teman lelaki disekolahnya yang menyukai Laura, namun ketika Laura mencoba menolaknya, lelaki itu tak terima hingga ingin memaksakan kehendaknya pada Laura saat jam pulang sekolah. Untungnya hal itu tak terjadi, karna penjaga sekolah berhasil memergoki aksi lelaki itu. Dan menyelamatkan Laura dari aksi rudal paksa.

"Kau lucu Laura, saat wanita lain ingin sekali dipuja-puja lelaki lain karna kecantikan parasnya, kau malah tampak tidak peduli dengan puja puji mereka atas dirimu." Rena tersenyum tipis menatap heran Laura.

"Kau tidak tahu, wajah yang cantik itu terkadang bisa menjadi racun bagi dirimu." ucap Laura membalas tatapan Rena. "Berapa banyak lelaki mesum yang ingin menggagahi wanita cantik? Berapa banyak juga wanita cantik yang harus berakhir menjadi musuh bersama bagi wanita-wanita lain yang iri hati padanya?" Laura merasa harus menjelaskan dampak buruk dari wajah yang dipuja puji para lelaki itu.

"Semua itu karna wajah ini? Yang mereka pikir cantik" Laura melingkari wajahnya dengan telunjuknya.

"Baiklah, terserah apapun yang kau pikirkan." Rena cukup terkesima mendengar penuturan Laura. "Yang lebih penting dari itu, mari kita berteman." Rena mengulurkan tangannya tulus ingin berhubungan baik dengan Laura.

Seketika Laura tersenyum hangat menatap lembut pada Rena. Ia menerima uluran tangan Rena sebagai tanda setuju atas ajakan Rena menjadi temannya. Ini awal dia berkuliah, itu artinya awal juga bagi dirinya untuk memulai pertemanan baru dengan teman-teman di kampusnya.

Selang beberapa menit, terdengar pintu kelas yang dibuka. Seorang dosen muda berjalan dengan tas jinjing di lengan kanannya. Sementara matanya menatap dingin para mahasiswa yang telah rapi duduk di sisi kanan dan kiri ruang kelas tersebut.

"Selamat pagi semua." sapanya datar ketika sudah berada di meja dosen, dan langsung dijawab oleh semua mahasiswa yang hadir.

"Perkenalkan, saya Sabiel. Dosen mata kuliah kalian hari ini." ujarnya percaya diri. Dia berjalan sedikit lebih dekat dengan meja barisan pertama yang ada di depannya. Tangannya bergerak memasang kacamata yang tadi ia sangkutkan di sela kerah kemejanya. Dan memulai sesi perkuliahan dengan mahasiswa baru tersebut.

Terdengar suara bisik-bisik dari arah belakang Laura dan Rena, bisik-bisik itu keluar dari mulut para gadis yang sibuk membicarakan penampilan Sabiel yang terbilang masih sangat tampan dan gagah untuk lelaki seusianya.

Bisik-bisik itu terus terdengar disepanjang perkuliahan, baik Laura maupun Rena sama-sama tidak peduli, mereka membenamkan kepalanya untuk fokus pada diktat yang ada di mejanya masing-masing.

Hari pertama kuliah tanpa terasa berakhir begitu saja. Laura merenggangkan tubuhnya yang kaku, dia melihat pada Rena yang sudah siap akan beranjak dari kursinya.

"Ayo Laura." ajak Rena sembari berdiri dari duduknya.

"Oke." Laura pun ikut berdiri, mereka melangkah menuju pintu kelas.

Tanpa mereka sadari Sabiel berjalan dibelakang mereka, dia melihat Laura dan Rena berjalan bersisian. Tangan Laura bergerak untuk menguncir rambutnya yang berlurus melebih bahunya, dia merapikan beberapa helai anak rambut untuk kemudian ia satukan menjadi cempol dan di ikat ke atas. Leher jenjang yang putih bersih terlihat jelas oleh Sabiel yang berada tepat di belakangnya, ia menatap dengan pandangan datar.

"Eh tunggu Rena, sepertinya aku melupakan sesuatu di meja." Laura berhenti berjalan ketika mengingat sesuatu.

Tanpa pikir panjang, dia langsung membalikkan badannya kasar.

Buk!

Kepalanya langsung membentur dada keras seseorang. Sambil mengaduh dengan tangan yang sibuk mengusap keningnya. Ia melihat siapa yang ia tabrak barusan.

"Ah, maaf pak." ucap Laura memohon maaf pada Sabiel yang kini berada di hadapannya.

"Lain kali kau harus hati-hati ketika membalik badan." ucapnya dingin seraya berjalan meninggalkan Laura yang tampak canggung.

Rena yang melihat itu hanya terkekeh menyaksikan wajah Laura yang sempat memucat karena menabrak dosen mereka.

"Sial!" gumam Laura langsung menghampiri meja dan mengambil sesuatu yang tertinggal disana untuk kemudian keluar kelas kembali.

***

Sepulang dari kuliahnya, Laura kembali ke asrama kampus. Dia memang tinggal disana, ayah Laura belum mengijinkan ia untuk menyewa indekost sebagai tempatnya untuk tinggal.

Di asrama kampus, setiap kamar penghuninya diisi oleh dua orang mahasiswa, Laura sekamar dengan satu mahasiwa baru dari jurusan Kimia.

"Kau sudah datang?" tanya teman sekamar Laura yang bertubuh bongsor ketika Laura membuka pintu kamar.

"Seperti yang kau lihat." Laura langsung menghampiri kasurnya dan merebahkan diri disana.

Dalam satu kamar terdapat dua kasur berukuran single dengan masing-masing meja belajar di sampingnya. Sedangkan di dekat pintu, berdiri dua lemari berukuran sedang untuk menampung pakaian Laura dan Gisel, teman sekamarnya.

"Laura, akhir pekan ini akan diadakan pesta inagurasi asrama. Apa kau akan datang?" tanya Gisel menatap Laura yang sedang asik merebahkan diri.

"Bukankah itu acara khusus untuk senior?" Laura bangkit menatap temannya itu.

"Aku dengar peraturannya dirubah. Mereka mengundang mahasiswa baru untuk datang." Gisel menjelaskan.

"Oh. Aku malas, sepertinya aku akan tinggal disini saja." tolak Laura cuek.

"Aish. Aku tidak mau jika harus pergi sendiri. Aku belum mengenal siapapun disini kecuali kau." Gisel mengerucutkan bibirnya. Pandangannya kembali menatap pada diktat kuliah yang sedang ia buka kasar.

"Kita lihat saja nanti." putus Laura kembali merebahkan diri.

Malam harinya mereka berdua pergi ke ruang tv. Disana mereka melihat beberapa maba (mahasiswa baru) sedang terpekur menonton bersama. Gedung asrama terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama banyak diisi oleh kaka tingkat sama halnya dengan lantai tiga, sedangkan di lantai dua hampir semua kamar diisi oleh maba. Masing-masing lantai juga di fasilitasi ruang tv. Disinilah semua maba berkumpul dan mulai berkenalan satu sama lain.

"Oh My God, jika ada lelaki seperti itu akan aku kejar dia hingga dapat." celetuk Gisel mengomentari film yang sedang mereka tonton.

"Hey. Kalian sudah dengar berita itu?" tanya seorang maba berkacamata tebal setengah berbisik.

"Berita apa?" tanya seorang lagi.

"Gosipnya, akhir-akhir ini di sekitaran kampus sedang marak kasus hubungan mahasiswa dan dosen." ungkap maba berkacamata itu.

Seketika beberapa maba yang berada dalam ruangan langsung menengok padanya, merapatkan diri mendengarkan isu yang akan mereka dengar. Berita itu membuat mereka penasaran. Kecuali Laura, dia memilih diam tak peduli dengan gosip picisan terkait asmara dosen dan mahasiswa.

Sebenarnya gosip hubungan mahasiswa dan dosen bukan lagi cerita baru di sekitaran kampus, itu adalah cerita lama yang terus diulang dan tersebar dari mulut ke mulut.

Berawal dari kejadian tertangkap basahnya seorang dosen salah satu jurusan, yang sedang melakukan adegan vulgar di ruang perpustakaan ketika jam perkuliahan telah berakhir. Dosen yang sudah memiliki istri itu melakukan hal senonoh dengan mahasiswanya saat kondisi perpustakaan sudah tutup, namun naasnya hal itu diketahui oleh dua orang penjaga perpustakaan yang ternyata belum pulang.

Dua penjaga itu segera melaporkan perbuatan asusila sang dosen dan mahasiswa pada Dekan Jurusan. Setelah pelaporan itu, entah darimana awalnya berita asusila dosen tercium oleh orang lain, kemudian menyebar menjadi gosip kampus yang akhirnya sering dijadikan topik pembicaraan, baik di tataran dosen ataupun sesama mahasiswa.

Hingga kini, kasus itu terus saja diceritakan dari waktu ke waktu. Sedangkan dosen dan mahasiswa yang terlibat itu sudah mengundurkan diri dari kampus karna tak kuat dijadikan bahan gunjingan seluruh orang di kampus.

***

Silahkan tinggalkan Like, Koment dan Vote-nya ya 😘😘

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Mampir thor masih nyimak..

2025-01-19

0

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

Ahh turki mah memang cantik²🤗🤗

2022-11-05

0

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

hai thorrr aku mampir nih, nyimak!!!

2022-09-13

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!