Kejutan

Ke esokan harinya.Nayla sudah di ijinkan untuk pulang.Bi Sumi terlihat sibuk mengemasi barang-barang Nayla.Sedangkan Nayla tengah menatap ponselnya.Raut wajahnya terlihat kecewa.Ia baru saja menelpon kedua orangtuanya, namun tidak kunjung diangkat.Nayla tersenyum miris mengingat kedua orang tuanya yang hanya mementingkan pekerjaan mereka.

"Non Nayla"panggil bi sumi kepada Nayla yang terlihat termenung.

"Iya Bi"sahut Nayla sambil menoleh ke arah bi sumi yang terlihat tersenyum lembut kepadanya.

"Semuanya sudah beres Non,waktunya kita pulang"ujar Bi sumi kepada Nayla.Sedangkan Nayla hanya mengangguk.

Mereka berjalan beriringan menuju meja pembayaran.

"Permisi mbak.Saya mau bayar perawatan atas nama Nayla shafira adinata"ujar Nayla kepada pegawai tersebut.

"Baik,saya lihat datanya dulu ya"ujar pegawai itu.Nayla hanya mengangguk tanda mengiyakan.

"Sesuai data disini.Pembayaran pasien atas nama Nayla shafira adinata sudah di bayar lunas oleh Pak Zain alexander.R."ujar pegawai itu kepada Nayla.

Nayla merasakan dongkol di hatinya mendengar hal itu.Padahal ia sudah melarang Zain untuk membayarnya.

"Oh gitu ya mbak.Yaudah makasih infomasinya"ujar Nayla tersenyum tipis ke arah pegawai itu dan di balas dengan anggukan.

"Ayo bi kita pulang.Nayla udah pesen taksi online kayaknya udah sampai tuh"ujar Nayla kepada bi sumi.

"Iya Non"jawab bi sumi.

Mereka berdua keluar dari rumah sakit lalu masuk ke sebuah taksi yang sudah di pesan oleh Nayla.Setelah semua barang-barang Nayla di masukkan dalam bagasi.Si sopir taksi itu pun menyalakan mobilnya dan melajukannya dengan santai.

Di sepanjang perjalanan Nayla hanya diam termenung sambil menatap keluar jendela.Ia merasa hidupnya sangat kosong.Tak ada kehangatan keluarga yang bisa ia rasakan.Rumah mewah yang ia tempati pun terasa begitu hampa.Kedua orangtuanya terlalu sibuk bekerja.Bahkan kakaknya Nathan juga.Semenjak lulus dari perguruan tinggi.Kakaknya langsung di angkat menjadi CEO oleh Ayahnya.Dan dikirim keluar negeri untuk mengurus perusahaan mereka di sana.Dari kecil Nayla dan Nathan sangat dekat.Bahkan kemanapun Nathan pergi Nayla pasti mengikutinya.Tapi semenjak kakaknya itu masuk asrama.Mereka jadi jarang bertemu.Hal itu pun membuat Nayla sedih dan semakin kesepian.

Drrttt

Dering ponsel membuyarkan lamunan Nayla.Ternyata sebuah notifikasi alarm.Tanpa berbicara Nayla lalu membukanya.

*Nayla's Birthday*

"Heeh sungguh menyedihkan"Ucap Nayla sambil tersenyum sinis.Lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku.

Setelah melakukan perjalanan sekitar 30 menit mereka pun akhirnya sampai.Sesuai arahan dari Nayla.Sopir itu berhenti tepat di depan pagar sebuah rumah yang terlihat megah.

Setelah melakukan pembayaran.Nayla pun memasuki rumah tersebut,di ikuti oleh bi sumi yang membawa tas berisikan barang-barang Nayla.

Nayla berjalan gontai ke dalam rumah.Badannya terasa lelah begitu juga dengan hatinya.Bahkan ia tidak sadar bahwa pintu rumahnya sama sekali tidak terkunci.

Nayla menaiki tangga rumahnya.Di hari ulang tahunnya ini ia berpikir untuk tiduran saja seharian.Hatinya sangat sedih dan juga kecewa karena di hari ulang tahunnya ini tak ada satupun yang ingat.Kakaknya Nathan tidak menghubunginya sama sekali.Padahal setiap ulang tahun Nayla.Nathanlah orang pertama yang memberi ucapan selamat ulang tahun kepadanya.Di susul sebuah hadiah di pagi hari yang di kirim langsung oleh sang kakak.Sedangkan sekarang jangankan memberi hadiah.Memberi ucapan selamat pun tidak.Bahkan Rita yang biasanya paling heboh dalam urusan ulang tahunnya sama sekali tak terlihat batang hidungnya.

Nayla pun sampai di depan kamarnya.Ia meraih gagang pintu lalu membukanya.

"Gelap banget pasti bibi lupa nyalain kemarin"ujar Nayla sambil meraba-raba tembok untuk mencari saklar lampu.

"Duh mana sih tombolnya"

"Nah dapat juga akhinya"ujar Nayla lalu menyalakan lampu kamarnya dan…

Tak

"Surprise…"Mendengar itu Nayla pun membalikkan badannya.Terlihat Rita yang memegang sebuket bunga lily putih kesukaan Nayla dan di belakangnya tertulis sebuah ucapan happy birthday Nayla.

"Rita…."ujar Nayla sambil berlari ke arah Rita lalu memeluknya.Rita pun menyambut pelukan Nayla dengan gembira.

"Huaa…Gua pikir lo bakal lupa ulang tahun gue"ujar Nayla sambil memeluk erat sahabatnya itu.

"Ya ampun Nay,sampai kapan pun gue gak bakal lupain ulang tahun lo.Lo itukan sahabat gue"ujar Rita kepada Nayla.

"Hiks hiks.Gue kira gak ada yang ingat ulang tahun gue hari ini.Habisnya lo sama bang Nathan gak ada kabar sama sekali"ujar Nayla sambil melepaskan pelukannya pada Rita.

"Ululuh…Cup cup cup.Udah dong Nay jangan nangis.Masa di hari yang spesial ini lo malah nangis sih"ujar Rita sambil menyeka air mata Nayla.

"Makasih ya Rit,gue bahagia banget punya sahabat kayak elo"ucap Nayla dengan tulus.

"Sama gue juga bahagia punya sahabat kayak elo"balas Rita kepada Nayla.

"Oh iya.Gue punya satu kejutan lagi buat lo"ujar Rita kemudian.

"Apa?"tanya Nayla dengan wajah sumringah.

"Kalo mau tau harus tutup mata dulu"ujar Rita sambil menutup mata Nayla dengan sehelai kain.Lalu Rita pun membawa Nayla ke halaman belakang rumah.

"Rit kita mau kemana sih"tanya Nayla kepada Rita.

"Ada deh pokoknya,udah lo diem aja bentar lagi nyampe nih"

"Perasaan gue gak enak nih.Lo jangan macem-macem ya Rit"ujar Nayla memperingatkan Rita.

"Ya ampun Nay.Suudzon mulu lo sama gue.Gua gak bakal macem-macem sama lo"ujar Rita kepada Nayla.

"Sumpeh lo"

"Iya Nay.Sumpah demi semp*knya mpok Odah yang kedodoran"ujar Rita asal.