"Lho kog kata-kata kamu sama persis sama Reza, sehati ya. Ayo jawab pertanyaanku tadi. Kamu suka sama Reza ya????" Alexa melupakan kesedihannya.
"Ih kamu" ucap Lidya tersipu malu.
"Kamu kog malu-malu gitu? Aku tadi kan udah jawab semua pertanyaan kamu sekarang giliran kamu donk" tutur Alexa.
Lidya mengangguk malu dan tertunduk.
"Serius?" tanya Alexa senang.
"Iya tapi aku masih kagum aja sama sikapnya yang perhatian sama kamu. Sepertinya Reza itu penyayang dan berhati hangat ya" ucap Lidya.
"Reza itu sebenarnya tidak romantis dan selama aku mengenalnya dia belum pernah sekalipun pacaran tapi kalau soal hati aku tau betul. Tampilan luarnya memang terlihat sangar dan kejam tapi hatinya sangat lembut. Dia tidak akan tahan melihat wanita menangis. Sama Mamanya aja dia sayang banget" Alexa membocorkan rahasia Reza pada Lidya.
"Aku bisa melihatnya San, saat kamu menangis dia kan yang menghibur dan menghapus airmata kamu. Aku melihat Reza sangat sayang sama kamu makanya aku bertanya sejauh mana hubungan kalian. Aku takut perasaanku salah dan merusak hubungan kalian" Lidya seperti merasa dadanya sangat lega.
"Tenang Lid, kamu tidak akan merusak hubungan apapun diantara kami. Hubungan kami hanya sebatas sahabat rasa saudara dan kamu mempunyai peluang yang sebesar besarnya untuk menyukai Reza karena dia masih single alias jomblo" ucap Alexa.
"Aku baru mengaguminya San, aku gak pengen pacaran. Kalau aku sudah selesai kuliah dan sudah bekerja ketemu jodoh ya langsung nikah aja. Pacaran banyak dosa nya San, maaf ya San itu menurut aku. Kamu jangan tersinggung" Ujar Lidya.
"Kenapa aku harus tersinggung, aku juga gak pernah pacaran" jawab Alexa.
"Mm... tapi kamu dan Reza juga harus bisa jaga sikap San. Sekali lagi maaf kamu jangan tersinggung. Kalian kan bukan muhrim gak boleh peluk-pelukan"
"Iya ustadzah, pelan-pelan ya. Aku belum bisa drastis berubah jadi muslimah yang baik. Sekarang aja aku merasa sudah sangat banyak kemajuan terhadap penampilanku dan itu semua berkat kamu. Makasih ya Lid kamu udah menjadi sahabat yang baik padaku" Alexa memeluk Lidya.
"Semua butuh proses San, aku yakin kamu bisa berubah jadi wanita yang lebih baik lagi asal kamu mau dan terus berusaha" Lidya memberi semangat pada Alexa.
Mereka pun saling berpelukan dan memberi semangat. Lidya memang membawa perubahan yang sangat besar dalam hidup Alexa. Perlahan Alexa sudah berubah menjadi sosok yang lebih lembut, lebih feminim walau masih sedikit tapi tak apalah yang penting Alexa sudah berusaha.
Malam harinya saat Alexa sedang makan malam bersama para sahabatnya di kamar kos hp Alexa berdering. Alexa melihat nama yang tertera di layar hpnya tertulis nama Mamanya.
"Assalamu'alaikum Ma" ucap Alexa menjawab telpon Mamanya.
"Wa'alaikumsalam Xa" Jawab Mamanya sambil menangis.
"Ma... Mama kenapa, kenapa Mama menangis. Ada apa Ma?" Alexa terkejut mendengar suara tangis Mamanya.
"Papa Xa... hiks..." isak Mamanya.
"Papa kenapa Ma?" tanya Alexa tak sabar.
Lidya dan Sisil yang mendengar dan melihat kepanikan diwajah Alexa segera mendekati Alexa mencoba ikut mendengarkan suara yang berasal dari hp Alexa.
"Papa kecelakaan Xa, saat ini Papa tidak sadarkan diri. Besok Papa akan menjalani operasi. Papa mengalami benturan di kepalanya dan harus segera dioperasi untuk mencegah pendarahan di otaknya" Mama Alexa memberi kabar sambil terus terisak.
Airmata Alexa mengalir deras, Papa kesayangannya saat ini sedang tidak sadarkan diri karena kecelakaan.
"Lexa pulang ya Ma ke Medan" pintanya
"Gak usah sayang, nanti pelajaran kamu terganggu" jawab Mamanya.
"Nggak Ma, Lexa harus pulang. Lexa gak sanggup kalau hanya menunggu kabar disini. Soal kuliah Lexa bisa mengejarnya semester depan lagian ini kan kuliah semester pendek Ma sebenarnya tidak terlalu wajib untuk dijalani" Alexa memaksa Mamanya.
"Baiklah kalau begitu" Mama Alexa memberi izin dan mengakhiri teleponnya.
Alexa menghapus airmatanya. Dia segera menyusun pakaian memasukkannya kedalam koper untuk dibawa pulang ke Medan.
"Ada apa San?" tanya Lidya dan Sisil penasaran dengan sikap Alexa yang terus saja menangis.
"Papaku kecelakaan saat ini sedang tidak sadarkan diri dan besok akan menajalani operasi karena pendarahan diotaknya akibat benturan di kepalanya. Aku harus pulang" Alexa terlihat sangat terpukul dan terisak dia sangat takut kehilangan Papanya.
"Tapi ini sudah malam San, mana ada jadwal pesawat lagi" ucap Sisil.
"Tenang San, kamu harus tenang biar kita fikirkan bersama" Lidya mencoba menenangkan sahabatnya yang sedang panik.
"Coba kamu telp Reza aku akan bantu kamu cari tiket buat besok penerbangan jam pertama" Ucap Lidya membantu.
"Eh iya... Terimakasih teman-teman. Aku gak tau kalau tidak ada kalian" Alexa terduduk diatas tempat tidur sambil menangis. Fikirannya benar-benar buntu yang dia fikirkan bagaimana bisa segera pulang ke Medan menemui orantuanya.
"Apa artinya sahabat San kalau tidak saling membantu saat sahabatnya sedang kesusahan dan saling menghibur saat sahabat lainnya bersedih" Lidya memeluk tubuh Alexa memberi semangat.
"Nih hp kamu, cepat telpon Reza" Sisil menyerahkan hp Alexa. Alexa segera mencari nama Reza dan menghubunginya.
"Halo... Za Papa Za" Alexa menangis mengadu pada Reza sahabatnya.
"Papa kamu kenapa San?" tanya Reza tak kalah panik.
"Papa kecelakaan Za, saat ini tidak sadarkan diri. Besok kata Mama, Papa akan menjalani operasi pendarahan dikepalanya karena benturan" jawab Alexa.
"Jadi kamu gimana? aku ke kos kamu sekarang ya" ucap Reza.
"Gak usah Za, udah larut malam lagian kamu juga gak bisa masuk. Lidya sudah membantuku mencari tiket besok penerbangan pertama"
"Aku ikut" pinta Reza.
"Jangan Za, kamu disini aja. Aku bisa kog pulang sendiri" jawab Alexa
"Tapi San..." Reza menyela
"Nggak Za, kamu disini aja. Aku bisa pulang sendiri" potong Alexa.
"Ya udah kalau begitu aku antar kamu ke bandara ya. Jam berapa besok penerbangan pertama?" tanya Reza.
"Sebentar aku tanya Lidya dulu" Ucap Alexa.
Lidya menunjukkan hp nya pada Alexa.
"Jam 6 pagi Za" ujar Alexa segera.
"Ya udah kita berangkat ke bandara jam 4 subuh ya. Aku jemput kamu ke kos, aku ikut antar kamu ke Bandara. Besok kita naik taxi aja" jawab Reza.
"Baik. Makasih ya Za" Alexa merasa lega sahabatnya semua turut membantunya.
"Eits... gak ada kata maaf dan terimakasih untuk sahabat" Reza mencoba bercanda untuk menghibur Alexa.
"Sekarang kamu istirahat, tidur biar besok gak telat bangunnya" Reza menyuruh Alexa untuk istirahat dan kemudian menutup teleponnya.
"Kalau begitu kami tidur bareng kamu disini ya San biar kamu gak kesepian" pinta Sisil.
"Boleh. Sekali lagi makasih ya teman-teman" Alexa, Lidya dan Sisil saling berpelukan ala teletubbis.
"Jangan lupa pasang alarm biar besok kamu gak telat" Lidya mengingatkan.
"Iya, nih udah aku pasang dari hp" jawab Alexa.
Mereka segera tidur untuk istirahat agar besok Alexa mempunyai kekuatan untuk pulang ke kampung halamannya menjenguk Papanya yang sedang sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Masfaah Emah
smoga cepat sembuh ya ayah nya Alexa , yg sabar ya xa,,,!
2023-08-11
1
Yelva Nora
ya Allah. yg kuat ya xa. kamu anak yg kuat dan papamu jg ayah yg kuat. berdoa dan serahkam semua pd Allah..
2022-12-11
1
Siti Jufrah
semoga bapanya tertolong y xa
2021-03-10
2