Ketemu Mantan Lagi

Laura heran menatap Vanno, "Ada apa? Aku mau pulang sekarang Van! Lagian hari ini kita sudah tidak ada kuliah lagi!" ketusnya kesal.

Matanya berkeliling, berusaha keras mencari alasan untuk mencegah Laura, "Ehh begini Ra... Please... Jangan pulang dulu! Aku baru aja sampai kampus, masa iya langsung pulang! Bagaimana kalau kita ke kantin biar aku yang traktir sekalian ada hal penting yang ingin ku beritahukan padamu!"

Laura mengernyit, melangkah menghindari Vanno dan mendorongnya, "Minggir! Aku mau pulang, Lagian siapa suruh kamu datang terlambat!"

Meskipun Laura tetap bersikeras, Vanno juga tak semudah itu menyerah, ia menarik lengan Laura "Tidak! Jangan pulang dulu Ra, kalau kamu pulang masa aku makan sendirian! Jadi ayolah..." berawal dari bujukan hingga laura pasrah dan hanya bisa menurut.

***

Di kantin, mereka tengah makan semangkok bakso mercon dengan kuah gurih super pedas, Berkali-kali botol air minum terus diserbu oleh Vanno, bibirnya sampai memerah karena hal itu.

"Ssh... Van! Kenapa kamu pesan mercon kalau sudah tau lemah makan yang pedes-pedes?" Tanya Laura berdesis.

"Ssh... Hah... Ha... aku ingin mencobanya Ra! Karena kamu juga pesan itu!" Jawabnya, "Ya ampun! Kenapa kamu.... "

"Eh... Eh... Eh... Sayang! Bukannya ini mantan kamu?" Tiba-tiba saja, Yohan dan Keyla datang menghampiri mereka.

Laura tak menggubris, bahkan melirik sedikitpun, mendengar suaranya saja benar-benar membuat Laura ingin murka disebut sebagai mantan kekasih.

"Wah sayang, kayaknya mantan kamu bisu deh, padahal aku sudah capek-capek menyapa tapi tidak di jawab! Apa jangan-jangan dia masih depresi karen kamu tinggalin dia dan menikahi aku? Hahah kasihan Ya!" sindiran itu membuat Laura dengan kasar menusuk bakso di mangkoknya memakai garpu.

"Keyla, sebaiknya kita pergi saja, jangan mengganggu orang lain makan!" seka Yohan menengahi.

"Hahah ya ampun Laura! Kamu dengar sendiri kan! Yohan bilang kamu itu orang lain! Hahh aku prihatin deh sama nasib kamu! Kalau begitu aku pergi dulu yah, Jangan sampai keselek loh karena sakit hati dan akhirnya meninggal! Hahah!" Keyla mengakhiri ucapannya dengan tertawa terbahak-bahak.

Laura mulai geran, bakso yang tadinya iya tusuk memakai garpu ia pindahkan ke mangkuk Vanno, "Aku titip dulu baksonya!" ucap Vanno dengan maksud tertentu.

Keyla dan Yohan hendak berbalik, namun seketika Laura berdiri, mengangkat mangkuk berisi kuah bakso yang super pedas, menyiramkan kuah bakso itu tepat di baju Keyla hingga ada cipratan yang hampir mengenai matanya.

Ahk...

Keyla berteriak histeris saat matanya terasa perih, "Laura sial*n! Kamu mau cari mati hah! Berani-beraninya kamu melakukan ini padaku, Yohan cepat bantu aku! Mataku sangat sakit karena ulah mantan kamu!" Ia mengadu dengan manja kepada suaminya yang terlihat biasa saja.

"Ups... Tanganku licin, jadi tidak sengaja airnya terbang hahah mungkin kamu belum mandi, jadi aku dengan senang hati membantumu membersihkan diri bukankah begitu Saudara Yohan, sebagai suaminya kenapa saudara Yohan tidak membela istrinya?" Dengan santai Laura seolah ingin melihat bagaimana reaksi mantannya itu.

Karena tidak bisa menahan rasa perih dimatanya, Keyla berlari ke arah Toilet, kini Laura berhadapam dengan Yohan, "Kenapa kamu melakukannya Ra! Apa kamu tau, perbuatanmu tadi itu sangat membahayakan!" bela Yohan.

"Ohh memangnya aku tadi melakukan apa?" tukas Laura bermasa bodoh, "Jangan pura-pura Ra! Kamu fikir aku tadi buta? Hanya karena Keyla berkata seperti itu kamu sudah tidak bisa menahan emosi, sampai-sampai membahayakan mata orang lain!" Tutur Yohan lagi.

"Jadi maksud kamu, semua itu adalah kesalahan Laura begitu?" potong Vanno berfiri ditengah mereka, "Kamu diam saja, ini soal aku dan Laura, dia sudah membahayakan mata istriku, kalau sampai Keyla buta aku tidak akan pernah memaafkanmu!" cekam Yohan dengan nada dingin.

"Heh! Aku puas mendengarnya, ini jawaban yang aku tunggu-tunggu darimu sebagai suaminya, tapi ingat Han! Siapa yang memulainya duluan aku atau istrimu itu!" ucap Laura membela diri.

"Tapi setidaknya kamu tidak menyiram matanya dengan kuah bakso yang pedas itu Ra! Bukannya apa yang tadi Keyla katakan itu memang fakta? Aku sudah menikah dan kamu hanyalah seorang mantan! Jadi kamu harus ingat itu!" suara Yohan sedikit meninggi.

"Jadi maksud kamu, aku harus tetap diam saja, disaat aku dihina atau disebut bisu? Tadi itu aku tidak mau ribut Han! Tapi Keyla sendiri yang ingin membuatku marah! Jadi jangan melempar kesalahan yang dibuat istrimu padaku, aku memanglah seorang mantan, tapi aku juga punya harga diri, aku bisa memaklumi kalau kalian masih pengantin baru, tapi jangan membuatku menjadi korban terus!" papar Laura membalas.

Dia mengambil tasnya, dan langsung pergi meninggalkan Yohan.

Vanno bertepuk tangan didepan Yohan, sebelum ikut menyusul kepergian Laura,

Prok... Prok... Prok

"Wah... Benar-benar suami yang sangat sama istri yah... Sampai-sampai tidak tau mana yang salah dan mana yang benar! Aku salut sama kamu bro karena membuat keputusan yang begitu bodoh hahah!" ejek Vanno menepuk bahu Yohan lalu berlari ke arah Sahabatnya.

"Laura tunggu aku!" panggi Vanno berhasil menyusul, "Aku mau pulang sekarang Van! Jangan menghalangiku lagi!" ketusnya.

"Apa! Tu-tunggu dulu!"

"Ada apa lagi? Dari tadi kamu selaku mencegahku pulang tanpa alasan, dan karena itu aku harus bertemu dengan Keyla dan Yohan!" kesal Laura.

"Maaf... Aku juga tidak menyangka bakal ketemu mereka, tapi ada sesuatu yang ingin aku beritaku sama kamu Ra... Sebenarnya sebentar malam aku ada acara, tapi aku tidak punya pasangan jadi aku mau mengajakmu bagaimana? Kamu mau kan membantuku? Sekali ini aja" imbuh Vanno memohon setelah meminta maaf.

"Acara? Kenapa harus aku? Bukannya ada seseorang yang sangat kamu sukai? Kenapa kamu tidak memanggilnya saja sekalian kamu membuatnya resmi menjadikan dia pacarmu!" saran Laura malah membuat Vanno linglung tak tak harus menjawab apa.

"Ehh... Begini Ra... Wanita yang kusukai itu sangat sibuk jadi pasti dia tidak bisa menemaniku dan aku hanya punya kamu seorang, jadi ayolah temani aku!" bujuknya penuh harap.

"Hm... Oke... Aku akan pergi, kamu bisa datang keruma menjemputku, kalau begitu aku bisa pulang sekarang kan?" jawab cepat olehnya.

"Apa? Jangan pergi dulu Ra!"

"Apa lagi sih Van! Aku sudah capek menunggu basa-basimu, aku juga setuju menemanimu terus apa lagi?" geramnya.

"Ahaha tidak-tidak aku hanya bercanda, kamu bisa pulang!" jawabnya cengingisan.

Laura akhinya bisa melangkah pergi, sementara Vanno gelisah, "Semoga, orang aneh itu sudah pulang dan tidak bertemu Laura! Semoga saja, aku tidak mau dia yang mengantarnya, aku juga sebenarnya mau pulang tapi sial aku harus menghadap kedosen yang tadi! ahk... Bagaimana ini?" batinnya.

Terpopuler

Comments

Isrha 😊

Isrha 😊

Makasih selalu ninggalin like dan komentnya 😭aku terharu Bngt🤧

2021-11-28

0

Just Rara

Just Rara

uuhh dasar si yohan yg salah istrinya malah nyalahin laura lg,msh untung tu si keyla gak disiram lansung matanya sm si laura😤😤😤

2021-11-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bukan Lamaran? (Visual)
2 Teriaknya ditengah keramaian
3 Sumpahnya!
4 Iya atau Yes!
5 Suami?
6 Penyebab Laura Menangis
7 Tidak Yakin!
8 Kenangan Masa Kecil
9 Datang menepati Janji
10 Pernikahan Mantan
11 Berusaha Terlihat Kuat
12 Benar-benar Muak
13 Gombalnya
14 Ungkap Reyhan
15 Perlakuannya
16 Menjemput Laura!
17 Orang berbahaya!
18 Ketemu Mantan Lagi
19 Sikapnya yang Lembut
20 Malu!
21 Karena Luka biasa
22 Membicarakanku atau tidak?
23 Tatap Aku Ra!
24 Ke Toko Perhiasan
25 Ada Apa Dengannya?
26 Malah tertawa
27 Ke Pesta Ulangtahun
28 Aku cemburu!
29 Hanya Karena Sebuah Kalung
30 Bodoh!
31 Bertarung Lewat Tatapan
32 Adu Mulut
33 Perjalanan Pulang
34 Senjataku?
35 Menampar Reyhan
36 Keluarga Vanno
37 Ada Manis-manisnya
38 Ungkapan Sang Sahabat
39 Genggaman Tangan
40 Vanno Mengantar Pulang
41 Menunggu Vanno
42 Saling Menggoda
43 Di Depan Toilet
44 Pembuktian?
45 Tiga Pria
46 Ingin Membicarakan Sesuatu
47 Vanno yang Salah Tingkah
48 Harapan
49 Sesuatu yang penting itu
50 Gigitan Sebagai Tanda Kepemilikan!
51 Waktu Untuk Menemui Reyhan
52 Reyhan Murka
53 Akan Kesepian
54 Membujuk
55 Curiga dengan telfonan
56 Ingin kejujuran Laura
57 Seperti Sebuah Ancaman
58 Keputusan Yang Tiba-tiba
59 Keberangkatan Maira
60 Pesan kakak!
61 Di Lihat Vanno
62 Marahi Saja Aku!
63 Pertanyaan Yang Sama
64 Menginap Dirumah Laura
65 Makanan Pemberian Reyhan
66 Ancaman dari Ayah
67 Bagaimana ini?
68 Undangan?
69 Mimpi Buruk
70 Ke Rumah Vanno
71 Ejekan dari Keyla
72 Reyhan bukan Vanno
73 Karena Payung
74 Mandi!
75 Memakai Pakaian Laura
76 Petir
77 Jelas Laura
78 Tertidur pulas
79 Masuk Kamar Tanpa Izin
80 Minuman
81 Sudah bereaksi
82 Akhirnya Menjadi Miliknya
83 Bukan Mimpi?
84 Mengakhiri Hubungan?
85 Kenapa harus seperti ini!!!
86 Mencurigai
87 Membuang Sesuatu
88 Pernikahan Vanno
89 Alasan Yang Tidak Masuk Akal Itu Lagi
90 Kecelakaan
91 Melihat Yohan
92 Sepi Dalam Ruangan
93 Niat Vanno
94 Kata Dokter
95 Mereka Mau Kemana?
96 Tanpa Ada Keluarga
97 Butik
98 Gaun!
99 Cincin Lamaran
100 Seperti Tak Nyata
101 Pemaksaan
102 Melihat Cincin
103 Tak Ingin Menyembunyikan Apapun Lagi
104 Kepergian Vanno
105 Sayangku?
106 Tinggal Dengan Reyhan
107 Sekamar
108 Tak Bisa lagi Percaya
109 Ada Apa di Lantai 2?
110 Sikap Reyhan yang berubah-ubah
111 Mengusir Pembantunya
112 Surat
113 Alesa, Sepupu Reyhan
114 Ibu?
115 Lolucon?
116 Ruang Kerja
117 Mendengar Semuanya
118 Tunggu Saja
119 Aku Merindukanmu
120 Sangat Menyenangkan
121 Berbicara dengan Yohan
122 Fakta Malam Itu
123 Mengungkap Kebenaran
124 Di Usir
125 Ingin Menceraikan Alesa
126 Apa yang Laura Fikirkan?
127 Kembali Ke Rumah Reyhan
128 Darah!!
129 Kamu Pasti Senang kan?
130 Perceraian
131 Ajakan Vanno
132 Reyhan Datang
133 Penjelasan Maira
134 Ketemu Ayah Vanno
135 Hangatnya Keluarga Vanno
136 Derita Alesa
137 Melahirkan
138 Terprovokasi
139 Akhir Hidupnya
140 Rencana Pernikahan
141 Sangat Gugup
142 Di Tembak
143 Tapi?
144 Kedatangan Maira Dan Revan
145 Cerita Revan
146 Reyhan menanyakan kabar
147 Revan Ternyata....
148 Saudara?
149 Bangun
150 Bahagia -THE END
151 TERIMAKASIH
152 Info Karya Baru "CINTA CEO TAMPAN"
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Bukan Lamaran? (Visual)
2
Teriaknya ditengah keramaian
3
Sumpahnya!
4
Iya atau Yes!
5
Suami?
6
Penyebab Laura Menangis
7
Tidak Yakin!
8
Kenangan Masa Kecil
9
Datang menepati Janji
10
Pernikahan Mantan
11
Berusaha Terlihat Kuat
12
Benar-benar Muak
13
Gombalnya
14
Ungkap Reyhan
15
Perlakuannya
16
Menjemput Laura!
17
Orang berbahaya!
18
Ketemu Mantan Lagi
19
Sikapnya yang Lembut
20
Malu!
21
Karena Luka biasa
22
Membicarakanku atau tidak?
23
Tatap Aku Ra!
24
Ke Toko Perhiasan
25
Ada Apa Dengannya?
26
Malah tertawa
27
Ke Pesta Ulangtahun
28
Aku cemburu!
29
Hanya Karena Sebuah Kalung
30
Bodoh!
31
Bertarung Lewat Tatapan
32
Adu Mulut
33
Perjalanan Pulang
34
Senjataku?
35
Menampar Reyhan
36
Keluarga Vanno
37
Ada Manis-manisnya
38
Ungkapan Sang Sahabat
39
Genggaman Tangan
40
Vanno Mengantar Pulang
41
Menunggu Vanno
42
Saling Menggoda
43
Di Depan Toilet
44
Pembuktian?
45
Tiga Pria
46
Ingin Membicarakan Sesuatu
47
Vanno yang Salah Tingkah
48
Harapan
49
Sesuatu yang penting itu
50
Gigitan Sebagai Tanda Kepemilikan!
51
Waktu Untuk Menemui Reyhan
52
Reyhan Murka
53
Akan Kesepian
54
Membujuk
55
Curiga dengan telfonan
56
Ingin kejujuran Laura
57
Seperti Sebuah Ancaman
58
Keputusan Yang Tiba-tiba
59
Keberangkatan Maira
60
Pesan kakak!
61
Di Lihat Vanno
62
Marahi Saja Aku!
63
Pertanyaan Yang Sama
64
Menginap Dirumah Laura
65
Makanan Pemberian Reyhan
66
Ancaman dari Ayah
67
Bagaimana ini?
68
Undangan?
69
Mimpi Buruk
70
Ke Rumah Vanno
71
Ejekan dari Keyla
72
Reyhan bukan Vanno
73
Karena Payung
74
Mandi!
75
Memakai Pakaian Laura
76
Petir
77
Jelas Laura
78
Tertidur pulas
79
Masuk Kamar Tanpa Izin
80
Minuman
81
Sudah bereaksi
82
Akhirnya Menjadi Miliknya
83
Bukan Mimpi?
84
Mengakhiri Hubungan?
85
Kenapa harus seperti ini!!!
86
Mencurigai
87
Membuang Sesuatu
88
Pernikahan Vanno
89
Alasan Yang Tidak Masuk Akal Itu Lagi
90
Kecelakaan
91
Melihat Yohan
92
Sepi Dalam Ruangan
93
Niat Vanno
94
Kata Dokter
95
Mereka Mau Kemana?
96
Tanpa Ada Keluarga
97
Butik
98
Gaun!
99
Cincin Lamaran
100
Seperti Tak Nyata
101
Pemaksaan
102
Melihat Cincin
103
Tak Ingin Menyembunyikan Apapun Lagi
104
Kepergian Vanno
105
Sayangku?
106
Tinggal Dengan Reyhan
107
Sekamar
108
Tak Bisa lagi Percaya
109
Ada Apa di Lantai 2?
110
Sikap Reyhan yang berubah-ubah
111
Mengusir Pembantunya
112
Surat
113
Alesa, Sepupu Reyhan
114
Ibu?
115
Lolucon?
116
Ruang Kerja
117
Mendengar Semuanya
118
Tunggu Saja
119
Aku Merindukanmu
120
Sangat Menyenangkan
121
Berbicara dengan Yohan
122
Fakta Malam Itu
123
Mengungkap Kebenaran
124
Di Usir
125
Ingin Menceraikan Alesa
126
Apa yang Laura Fikirkan?
127
Kembali Ke Rumah Reyhan
128
Darah!!
129
Kamu Pasti Senang kan?
130
Perceraian
131
Ajakan Vanno
132
Reyhan Datang
133
Penjelasan Maira
134
Ketemu Ayah Vanno
135
Hangatnya Keluarga Vanno
136
Derita Alesa
137
Melahirkan
138
Terprovokasi
139
Akhir Hidupnya
140
Rencana Pernikahan
141
Sangat Gugup
142
Di Tembak
143
Tapi?
144
Kedatangan Maira Dan Revan
145
Cerita Revan
146
Reyhan menanyakan kabar
147
Revan Ternyata....
148
Saudara?
149
Bangun
150
Bahagia -THE END
151
TERIMAKASIH
152
Info Karya Baru "CINTA CEO TAMPAN"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!