Reyhan tersenyum sinis ke arahnya, menatap tampilan Vanno yang menurutnya sangatlah biasa, "Kamu sahabatnya Laura kan? Tolong dong, kamu panggil calon istriku itu untuk keluar sekarang karena aku sangat bosan sendirian didalam mobil, dan juga ahh aku sudah merindukan senyum merekahnya ketika melihatku padahal kami baru saja berpisah beberapa menit! Yah... Cinta memang membuat kita lupa akan segalanya!" pamer Reyhan begitu memuakkan bagi Vanno.
Ia acuh tak acuh menatap, "Maaf anda siapa menyuruh-nyuruh saya? Kita bahkan tidak kenal jadi apa menurut anda saya akan setuju untuk membantu? Lagian kenapa anda sangat percaya diri menyebut Laura sebagai calon istri padahal dia sendiri yang bilang kesaya kalau anda itu hanya orang asing yang mengaku teman masa kecilnya!" Vanno memasukkan tangannya ke dalam saku celana jeans yang ia kenakan, di dalam saku itu kepalan tangannya terlihat menonjol dari luar, urat pergelangannya terlihat begitu jelas.
Ia berusaha menahan diri, tetap berkata formal meskipun bahasa yang sedikit menyindir, sebab ia tahu dari penampilan Reyhan yang begitu rapi serta umurnya yang lebih tua dari dia.
"Bukannya kamu ini sahabatnya? Kenapa kamu malah menolakku? Dan ohh aku bukanlah orang yang hanya sekedar mengaku sebagai teman masa kecilnya, karena itu adalah sebuah Fakta, bahkan saat aku dan Laura masih kecil dia datang kerumahku dan mengatakan ingin menjadi milikku jika dia besar, dan itu alasannya aku datang sesuai permintaannya!" ungkap Reyhan.
"Sebenarnya anda ini sekarang umur berapa? Kenapa masih sangat kekanak-kanakan menganggap ucapan anak kecil di masa lalu untuk di kabulkan sekarang? Ck... Apa anda tidak malu jika sekarang Laura sudah mencintai orang lain dan menolak anda menjadi suaminya?" Seolah ucapan Vanno memprovokasinya Reyhan yang awalnya duduk begitu tenang didalam mobil, kini membuka pintu mobilnya, turun dan berdiri tepat di hadapan Vanno.
"Jadi kamu fikir jika Laura mencintai orang lain akan membuatku berhenti untuk mengejarnya? Hahah kamu salah besar, aku tidak mungkin menyerah begitu saja sebelum niatku tercapai, jika perlu aku akan membuat Laura lupa dengan orang yang dicintainya dan hanya mencintaiku saja!" Tutur Reyhan terdengar begitu angkuh.
"Ohh anda terdengar sangat percaya diri yah! Tapi kenapa saya merasa anda ini tidak menyimpan perasaan untuk sahabat saya itu, tapi malah sebaliknya saya menduga anda ingin menjadikan Laura hanya sebuah mainan, membuatnya jatuh cinta lalu pergi meninggalkan luka!" Tegas Vanno mengernyit.
"Tutup mulutmu! Kamu jangan sok tau dengan apa yang ingin ku lakukan, kamu kira hanya karena kamu itu bersahabat dengan calon istriku! Kamu bisa berkata seenaknya? Jangan menganggapku main-main denganmu jika kamu masih ingin berumur panjang!" Ancamnnya
Bukannya takut Vanno malah memberi tatapan menantang, ia bahkan meludah kesamping seakan mengejek ucapan Reyhan.
"Cuih? Anda mengancam saya? Hahah anda fikir saya ini bakalan takut dan memohon belas kasihan pada anda? Hahah jangan berhalu... Saya tidak akan pernah melakukannya!"
"Ohh ternyata kamu sangat berani rupanya!" timpal Reyhan.
Vanno mengangkat sebelah alisnya memasang muka songong, "Tentu saja! Saya malah penasaran apa yang anda akan lakukan kepada saya agar umur saya tiba-tiba pendek, dan ingat saya juga menyukai Laura, saya tidak akan membiarkan anda merebutnya dari saya!"
"Bagus... Sangat-sangat bagus, ternyata dugaanku benar sekali, tapi tak apa! Aku suka keberanianmu melawanku, akhir-akhir ini aku sangat bosan di kantor, mungkin rasa bosanku akan hilang jika aku menyingkirkanmu lebih dulu bukan?" balasnya.
Vanno tersenyum sinis sembari melongos, "Oke... Saya sangat menanti kejutan dari anda! Tapi ingat, saya tidak akan membiarkan Laura jatuh cinta dengan orang seperti anda!" Vanno berbalik setelah mengakhiri ucapannya, ia pergi meninggalkan Reyhan dengan gejolak amarah yang kian memuncak sampai ke ubun-ubun.
"Dia... Aku benar-benar marah sekarang! Bagaimana bisa Laura mempunyai sahabat yang begitu aneh sampai membuatku ingin segera membunuhnya!" gumam Reyhan menatap kepergian Vanno.
"Tidak! Tidak boleh, Laura tidak boleh jatuh cinta sama orang itu, aku punya firasat kalau orang itu sangat berbahaya, aku takut Laura malah menderita jika sampai itu terjadi! Ini tidak bisa di biarkan, aku harus bertindak lebih dulu sebelum orang itu membuat Laura luluh!" umpat Vanno berjalan menuju ruangannya.
"Laura!!!" ia berteriak memanggil sambil berlari masuk kedalam kelas, yang ternyata ada seorang dosen killer yang tengah mengajar di kelasnya.
"Vanno!!! Beraninya kamu berteriak dan lari masuk kedalam kelas saya! Apa kamu fikir ini kamarmu? Keluar sekarang tidak usah mengikuti mata kuliah saya, dan ingat jangan harap dapat nilai A untuk semester ini!" tegur pak dosen tersebut.
Vanno cengingisan, "Heheh maaf pak, begini tadi malam saya main game sampai larut malam!" Ia bertingkah kasihan didepan dosennya.
"Apa! Main game? Kalau begitu kamu bisa meminta gamemu itu mengajarkan semua mata kuliahmu dan tidak usah ikut kuliah sampai semester berakhir!"
"Wah... Jangan begitu dong pak! Kasihanilah saya yang hanya seorang manusia biasa, dan tergiur oleh dunia game! " Vanno terus memohon didepan pak dosen tanpa merasa malu didepan mahasiswa-mahasiswi lain dikelasnya.
"Jadi kamu lebih merasa nyaman berada didunia game? Kalau kamu seperti ini bagaimana dengan nilaimu? Apa yang game berikan sama kamu, tidak ada kan?" kata dosen menasehati.
"Jangan salah pak! Game mengajarkan saya tentang berkelahi, menembak dan masih banyak lagi! Terus kalau sudah 'booyah' itu akan membuat saya.... "
Tuk...
Spidol melayang dan mengenai kepala Vanno, "Keluar!!!"
"Ehh tapi pak!" sekanya.
"Saya bilang keluar! Kamu fikir saya main-main kalau sedang mengajar!" marah pak dosen
Mahasiswa lain ada yang menyembuyikan
tawanya sementara Laura yang juga ikut menonton tampak sangat kesal dengan Tingkah sahabatnya tadi.
Vanno keluar dari kelas, ia meremas rambutnya, "Ahh Sial... Aku lupa kalau hari ini pak santoso yang mengajar! Mati aku, kalau sampai dapat nilai C pasti Laura bakal marah besar!" ia panik mondar mandir didepan kelas
***
Ketika kelas sudah berakhir, Reyhan masuk menghampiri Laura yang kini memasukkan bukunya kedalam tas, "Ra... Ada sesuatu yang sangat penting ingin ku beritahukan sama kamu!" ucap Vanno namun diabaikan oleh Laura.
"Laura! Aku bicara sama kamu! Kenapa tidak menjawabku!" lanjutnya.
"Aku mau pulang!" jawab singkat dan datar darinya.
"Pulang? Tidak, aku harus mencegahnya, jangan sampai orang itu masih berada di diluar menunggu Laura untuk menjemputnya, aku tidak mau dia pulang dengan orang berbahaya itu!" batin Vanno khawatir.
Laura mulai berdiri, baru satu langkah, Vanno begitu gesit mencegah, "Et... Et... Et.... Tunggu dulu Ra... Kamu tidak boleh pulang sekarang!" katanya mencegah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Just Rara
duh si vanno parah bgt ni,udah tau dosen kiler malah dilawan,akhirnya kena usirkan dari kelas,😬😬
2021-11-28
0