"Laura! Dengarkan aku, tadi itu aku tidak bermaksud seperti yang kamu fikirkan! Dan lagi aku tidak akan menyerah untuk mengejarmu karena aku tidak mau kehilanganmu lagi Ra, aku sudah cukup menderita setelah kamu pergi waktu itu, asal kamu tau dulu waktu kita masih kecil kamu menyuruhku datang bertamu kerumahmu, apa kau sadar karena ajakanmu itu aku selalu berdiri seperti orang bodoh didepan rumahmu walaupun aku tau kamu sudah pindah, tapi tetap saja aku pergi, jadi untuk sekarang aku tidak mau menyerah lagi!" tutur Reyhan lirih.
Laura tetap saja tak mau lagi menatapnya, yang ada dalam fikirannya saat ini hanyalah Reyhan segera pergi dan tidak mengatakan kata-kata yang membuatnya bertambah pusing.
"Terserah kak Rey! Tapi aku juga tidak akan dengan mudah luluh begitu saja! Apalagi kata-kata kakak tadi sangat menjatuhkan harga diriku!" Balasnya ketus
"Tidak apa Ra! Aku tidak masalah kalau kau belum menyukaiku sedikitpun, dan untuk kata-kata ku tadi aku hanya bisa meminta maaf, Kalau begitu aku akan pergi, kamu bisa istrihat, makasih untuk tehnya, dan makasih karena kamu memberiku kesempatan lagi untuk membuktikan keseriusanku!" terangnya lagi.
Laura tak membalas membuat Reyhan tak bisa lagi berkata apa-apa selain melangkahkan kakinya menuju pintu keluar, tanpa ditemani olehnya, bahkan ucapan sampai jumpa pun tak ada.
Hingga didalam mobil, Reyhan menatap datar ke arah rumah Laura, Rumah yang begitu sederhana tapi mampu membuat Reyhan duduk dengan Nyaman walaupun ada sedikit masalah karena mulutnya yang tidak biasa ia jaga.
Bug... Bug... Bug....
Berkali-kali ia memukul stir mobilnya, hingga telapak tangan itu meninggalkan rasa sakit, "Sial... Kamu seharusnya merasa beruntung Laura Clarissa, aku melakukan hal bodoh hanya karena ingin mendapatkanmu, aku menunda meeting demi menunggumu, tapi di saat aku mengucapkan sesuatu yang begitu sepeleh kamu malah marah dan tidak mau memaafkanku, meski aku memohon kamu tetap keras kepala! Tapi aku suka, aku tidak pernah bertemu wanita yang begitu keras kepala sebelumnya, bertemu kamu mungkin adalah sebuah tantangan baru untukku dan kamu terlihat sangat sehat jadi aku bisa memanfaatkanmu untuk melahirkan seorang anak untukku!" Gumamnya penuh muslihat, menyalakan mesin mobil dan melaju cepat.
***
Laura masih terduduk dikursi ruang tamu, melamun dan terus memikirkan ucapan Reyhan, ingin pergi kekamar namun kakinya terasa berat untuk melangkah.
"Kakak! Orang tadi sudah pergi?" Maira keluar dari kamarnya mendapati Kakaknya duduk seorang diri.
Laura tak menjawab ia masih belum sadar dari lamunan hingga Maira berjalan mengendap-endah ke belakangnya dan tiba-tiba menepuk kedua bahu Laura bersamaan.
Haap....
Tubuh Laura terlonjak kaget, "Ahk... Maira! Apa yang kamu lakukan? Kamu mau membuat kakak mati kena serangan jantung?" Dengan nada tinggi dia marah kepada adiknya.
Bukannya takut, Maira malah menertawakan kakaknya dengan keras, "Ahaha... Lagian kenapa kakak melamun dan tidak meresponku? Kakak tau tidak bagaimana rasanya di abaikan? Sakit lohh kak!" Ucap Maira bercanda
Ia berdiri, menghentakkan kaki dengan emosi berjalan kekamarnya, "Kakak!!! Aku bicara sama kakak, Kenapa malah ditinggal?" ujar Maira ikut kesal.
Brak....
Ditutupnya pintu kamar dengan kasar, Maira merasa heran akan sikap kakaknya itu "Memangnya ada apa? Kenapa kakak tiba-tiba berubah jadi seperti ibu-ibu galak? Apa tadi aku ketinggalan berita penting? Ahh... Sial...andai saja aku tadi tidak pergi aku bakal tau penyebab kakak marah besar!" selidiknya menduga-duga.
***
Pagi harinya Laura terbangun, tak disangka ketika ia keluar dari kamarnya, Maira melakukan hal yang sama ia berpapasan dengan kakaknya.
Perang dingin ternyata belum usai, kedua kakk beradik itu tak saling menyapa, bahkan Luara tak menyahut ketika bersenggolan dengan adiknya.
Sarapan berlangsung hanya di iringi suara mengunyah nasi, dan juga suara sendok yang mengenai piring.
Hingga Maira berangkat kesekolah, sementara Laura masih memasukkan beberapa buku kedalam tas punggungnya, saat semua sudah beres ia beranjak menuju teras rumah menunggu ojek online yang akan menjemputnya.
Di sela ia menunggu, sebuah mobil mewah yang tampak tidak asing berhenti tepat di depan rumahnya, kedua bola mata itu mengerjap menyadari sosok Reyhan turun dari mobil tersebut.
"Laura! Akhirnya aku sampai tepat waktu, hari ini aku akan mengantarmu pergi kekampus!" tawar Reyhan membuka pintu mobil berharap Laura segera masuk
"Kak Rey kenapa datang kesini lagi? Bukankah ucapanku kemarin sangat jelas! Kakak juga orang sibuk tidak mungkin semudah itu meninggalkan pekerjaan hanya untuk kesini mengantarku ke kampus kan?" balasnya.
"Aku sudah bilang Ra... Aku akan berusaha menjadi laki-laki yang sempurna untukmu, aku rela meninggalkan pekerjaan demi mengantarmu ke kampus, karena aku serius mengejarmu! Aku tidak pernah seyakin ini mengejar seseorang Ra! Jadi sekarang jangan menolakku lagi! "pintanya memohon.
Laura menghela nafas, "Aku sudah memesan ojek online kak, dan dia akan datang sebentar lagi, mungkin sekitar 3 menit lagi, Jadi lebih baik kak Rey pulang saja!"
"Ohh yah? Kamu sudah memesan ojek online? Kalau begitu aku akan menemanimu menunggu! Aku tau menunggu itu sangat membosankan!" Seka Reyhan tetap kekeh.
"Aku bilang tidak usah kak!" Saat ia mengakhiri ucapannya tibalah ojek online tersebut, Laura yang begitu senang berjalan menuju ojek tersebut, namun seketika Reyhan menghalagi dengan berdiri tepat didepannya merentangkan tangan.
"Tidak boleh naik! Kamu tau tidak, kalau kamu naik ojek nanti kulitmu terpapar sinar matahari dan itu tidak baik untuk kulitmu! Tapi kalau kamu berangkat sama aku, yakin dan percaya kulitmu tidak akan kusam ataupun berminyak, ada AC juga Ra!" dengan bangga dan percaya diri Reyhan menyombong miliknya didepan Laura.
"Kak Rey... Ini apa-apaan, aku biasanya memang berangkat naik ojek, lagian ini masih pagi kak, bukan disiang hari, sore hari atau malam hari, dan juga aku berhak memilih apa yang ingin aku lakukan jadi kak Rey tidak usah mengurusi urusanku!" Kesal Laura berjalan disamping Reyhan mulai duduk di jok belakang ojek online.
Tiba-tiba tubuhnya melayang saat Reyhan mengangkatnya turun dari motor, "Ahk kak Rey.... " jerit Laura tak di gubris olehnya.
"Aku kan sudah bilang jangan naik! Pak ini ongkosnya, orang yang pesan tidak jadi pergi, ambil saja kembaliannya!" Reyhan menatap sekilas ke arah Laura lalu memberikan selembar uang pecahan 100 ke pengendara ojek tersebut.
"Ehh terimakasih pak!" jawab pengendara ojeknya, kini tatapan tajam menjuruh ke arah Laura, "Nah... Sekarang siapa lagi yang akan datang untuk menjemputmu, Tidak ada kan? Kalau begitu kamu bisa masuk sekarang kemobilku sebelum kamu telat datang ke kampusmu!" ujarnya.
Laura melongo, "Ha... Bisa-bisanya kakak memanfaatkan situasi, jadi kalau merasa sudah banyak uang kita bisa seenaknya ya kak!" sendir Laura.
"Sudah tidak usah banyak basa-basi, aku hanya ingin mengantarmu itu saja! " Seketika Reyhan kembali menganggkat tubuh Laura menuju mobilnya, "Ahk kak Rey... Turunkan aku!" ia merontah.
"Diamlah Ra... Aku melakukan ini semua demu kamu!" balasnya lembut, membuat Laura terdiam kaku takut untuk bergerak.
Didalam mobil, Reyhan hendak memasangkan sabuk pengaman, wajah rupawan Reyhan begitu dengan dengan wajahnya, ia bahkan bisa merasakan hembusan nafasnya sendiri yang memantul.
"Kak aku bisa sendiri!" Dengan cepat Laura mendorong pelan tubuh Reyhan, "Ahh baiklah, Maaf aku tanpa sadar ingin memasangnya seperti waktu aku menolongmu dijalan!" ungkapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Just Rara
kyk nya si reyhan punya niat kurang baik ni sm si laura
2021-11-28
0
Lanang sejati
keknya vanno dapet janda dech...Laura mantan reyhan
2021-08-15
0
Efan Zega
lebih suka sm sifatnya vanno deh dr pd reyhan
2021-04-27
0