Benar-benar Muak

Vanno tercengang, tadinya ia mengharapkan sebuah kata pujian keluar dari mulut Laura, tapi sayang, setelah mendengar pengakuan darinya, Vanno malah merasa bersalah.

"Jadi tadi itu hanyalah settingan? Kamu benar-benar luar biasa mengelabuiku dengan kata-kata mu tadi Ra, awalnya aku memang curiga, bagaimana bisa kamu cepat move on dalam beberapa hari sedangkan hubungan kalian hampir berjalan 2 tahun!" batinnya.

"Ehh... Maafkan aku Ra... Aku tidak bermaksud melukai Yohan hanya saja, aku sangat kesal akan Perbuatannya! Jangan menangis Ra!" imbuh Vanno.

Laura menyeka air mata yang lolos mengaliri pipinya, "Hugh... Yah ini memang sangat sulit Van! Aku tidak tau sampai kapan aku mengingat kenangan masa lalu dengannya, Aku mengerti kamu melakukannya untukku, maaf jika aku egois dan membuatmu merasa bersalah, Kalau begitu aku pulang duluan ya Van!" ucap Laura.

"Ehh tunggu dulu Ra! Bukannya tadi kamu memintaku mengantarmu pulang? Kenapa sekarang malah berpamitan padaku!" ujarnya merasa ditinggalkan.

"Hm... Tidak apa, aku tidak mau merepotkanmu, lagian tadi aku merasa tubuhku sangat lemas mungkin karena kekurangan darah tapi setelah berdebat dengan Yohan dan Keyla sepertinya darahku kembali normal!" tutur Laura bercanda.

"Apa-apaan, aku tidak percaya! Lebih baik aku sendiri yang mengantarmu pulang yah, aku takut terjadi apa-apa sama kamu di jalan! " khawatirnya.

Laura melenguh, "Ya udah kalau begitu ayo pulang!" Laura memegang tangan sahabatnya membuat Vanno merasa bahagia, apalagi ketika Laura berjalan dengan sesakali memberinya senyuman lebar.

"Yah... Teruslah seperti ini Ra... Genggam tanganku sambil tersenyum dan berjalan bersamaku, lupakan masa lalumu yang begitu menyakitkan, lihat aku yang masih mengharap kau menyadari ketulusanku!" lirih Vanno dalam hatinya.

Bip... Bip... Bip...

Ketika berada di depan hotel, Sebuah mobil mewah berhenti tepat didepan mereka, Laura terlonjak kaget akan suara nyaring itu, tak lama setelahnya seorang pria tampan turun dari mobil menghampiri keduanya.

"Laura... Ayo pulang!" kata Reyhan pemilik mobil yang baru saja membunyikan klakson mobil dengan keras.

"Kak Rey... Kenapa kakak bisa ada disini?" tanya Laura, "Aku kebetulan lewat sini dan tidak sengaja melihatmu!" balasnya datar, dan terlihat menyeramkan saat melihat tangan Laura menggenggam tangan Vanno.

Laura menyadari tatapan itu, dan langsung melepaskan genggamannya.

"Dia siapa Ra?" timpal Vanno menatap penuh penasaran dengan sosok Reyhan, "Aku Reyhan calon suaminya Laura!" Dengan penuh percaya diri Reyhan mengakui hal itu membuat Laura serta Vanno begitu kaget.

"Apa! Suami? Ini serius Ra? Tapi bukannya kamu baru aja putus sama Yohan? Kenapa tiba-tiba.... "

"Itu memang benar, Laura baru saja putus dan aku akan segera menikahinya!" ungkap Reyhan memotong ucapan Vanno.

"Hah! Tidak, aku tidak percaya!" Sekanya menggeleng, "Terserah jika kamu tidak percaya, aku juga tidak butuh kepercayaanmu karena intinya aku yang akan menjadikan Laura sebagai istriku, dan ohh Siap namamu? Sepertinya kamu sangat akrab dengan calon istriku, kalian sahabatan ya? Kebetulan aku mau minta tolong untuk menyebarkan undangan pernikahan kami nanti, bisakan?" pinta Reyhan, sementara Vanno begitu geram, telinganya memanas menahan emosi.

"Hm... Ba-Baiklah, memangnya kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?" Vanno terbata, "Hahah sepertinya kamu juga tidak sabar melihat kami segera menikah ya? Hahah kamu memang sahabat yang luar biasa, tapi tenang saja aku akan mencari waktu yang pas untuk melamarnya lebih dulu!" tutur Reyhan.

"Sudah cukup! Kak Rey... Kenapa kakak mengatakan hal itu tanpa meminta persetujuan dulu dariku! Apa kakak merasa aku tidak ada disini? Aku kan sudah bilang kak, aku mau fokus dulu sama Kuliah!" Laura menyela.

"Iya... Aku hanya bercanda Ra... Tapi sepertinya sahabatmu ini hampir percaya dengan omonganku." tukas Reyhan.

Vanno mengerutkan dahi, "Jadi tadi itu dia hanya membodohiku? Tidak, sepertinya tadi dia benar-benar serius mengatakannya, dan orang itu terlihat menyembunyikan sesuatu!" curiganya.

"Ayo kita pulang sekarang!" Kata Reyhan mengajak, "Tapi bagaimana denganku Ra... Bukannya kamu tadi sudah setuju kalau aku yang akan mengantarmu pulang?" Seka Vanno kecewa.

"Ohh jadi seperti itu? Tapi aku ada sesuatu yang sangat penting untuk kuberitahukan padanya, dan aku tidak bisa menundanya lagi! Jadi ayo Ra... Masuk ke mobilku!" Balas Reyhan mengangguk kearah Laura.

"Maaf kak Rey... Aku tidak bisa ikut dengan kakak, karena aku sudah setuju akan pulang bersama Vanno! Ayo Van.... "Laura menarik tangan sahabatnya itu menuju parkiran, meninggalkan Reyhan yang mematung menatap kepergian mereka.

"Wah adik kecil... Ternyata kamu sekarang sudah berani meninggalkanku lagi rupanya, padahal aku sudah capek-capek menunggumu disini, dan menunda meetingku diperusahaan hanya untuk melihatmu hari ini, tapi sekarang kamu malah pergi dengan laki-laki lain? Ck tidak, aku sama sekali tidak suka diperlakukan seperti ini!" batin Reyhan mengepal tangannya.

3 jam yang lalu, disaat Reyhan berangkat menuju kantornya, ia melihat Laura berjalan masuk ke arah hotel, rasa penasaran akan apa yang dilakukan wanita yang ingin dipersuntingnya itu membuat dia malah mengurungkan niat untuk ke kantor dan malah memilih menunggu Laura keluar dari hotel, lalu bermaksud ingin mengantarnya pulang.

Namun sayang, harapannya tak sesuai kenyataan, hingga dia masuk kembali kedalam mobil, membanting stirnya dan melaju dengan kecepatan tinggi.

Bukannya kembali ke kantor, Reyhan malah mengikuti mobil Vanno sesaat setelah mobil yang ditumpangi Laura itu kini berada tepat didepan mobilnya.

Ia memasang muka menyeramkan, 2 bola matanya terus fokus kearah mobil Vanno, "Aku ingin lihat laki-laki seperti apa yang ada di sampingmu itu Ra? Apa dia lebih sempurna dariku? Bagaimana bisa kamu langsung menolak ajakanku di depannya padahal aku sudah berkata jujur! Tapi itu lebih baik karena dia sepertinya menyukaimu juga, jadi aku punya saingan sekarang, akan lebih menyenangkan jika punya seorang saingan yang sepadan denganku, dan dia akan sangat sakit jika aku berhasil memilikimu! Wah... Sempurna, rencanaku memang luar biasa, aku sangat ingin menyaksikan bagaimana laki-laki itu merasa terpuruk nantinya!" gumam Reyhan tersenyum devil.

Sementara itu, Laura dan juga Vanno sama sekali tidak menyadari kalau Reyhan mengikutinya dari belakang, sejak tadi Laura melamun menatap keluar kearah jendela kaca mobil, Vanno juga tidak tau harus berkata apa padanya.

"Ra... Kamu kenapa lagi? Masih kefikiran soal tadi? Haa... Dengarkan aku Ra... Aku tau kamu tidak mudah melupakan Yohan, tapi bagaimanapun kamu merasa sedih, dia juga tidak akan kembali kepelukanmu seperti dulu! Bahkan suatu hari nanti dia akan menjadi seorang ayah dari anak yang dikandung istrinya, Ra... Jadi mulai sekarang kamu seharusnya tau itu!" tutur Vanno.

Laura menoleh, dengan tatapan tajam ia berkata, "Cukup! Aku tidak mau mendengar itu, aku benar-benar muak jika mengingatnya, dia dulu pernah berkata ingin menjadi ayah dari anak-anakku Van! Aku tau aku bodoh karena percaya dengan janji manisnya, tapi apa boleh buat, sekarang dia sudah sah menjadi suami orang! Dan aku adalah manusia biasa yang butuh waktu untuk melupakan kenangan manis di masa lalu!" imbuh Laura kembali terisak.

Terpopuler

Comments

Just Rara

Just Rara

😄😄😄si reyhan merasa punya saingan yg kurang sepadan dgnnya

2021-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bukan Lamaran? (Visual)
2 Teriaknya ditengah keramaian
3 Sumpahnya!
4 Iya atau Yes!
5 Suami?
6 Penyebab Laura Menangis
7 Tidak Yakin!
8 Kenangan Masa Kecil
9 Datang menepati Janji
10 Pernikahan Mantan
11 Berusaha Terlihat Kuat
12 Benar-benar Muak
13 Gombalnya
14 Ungkap Reyhan
15 Perlakuannya
16 Menjemput Laura!
17 Orang berbahaya!
18 Ketemu Mantan Lagi
19 Sikapnya yang Lembut
20 Malu!
21 Karena Luka biasa
22 Membicarakanku atau tidak?
23 Tatap Aku Ra!
24 Ke Toko Perhiasan
25 Ada Apa Dengannya?
26 Malah tertawa
27 Ke Pesta Ulangtahun
28 Aku cemburu!
29 Hanya Karena Sebuah Kalung
30 Bodoh!
31 Bertarung Lewat Tatapan
32 Adu Mulut
33 Perjalanan Pulang
34 Senjataku?
35 Menampar Reyhan
36 Keluarga Vanno
37 Ada Manis-manisnya
38 Ungkapan Sang Sahabat
39 Genggaman Tangan
40 Vanno Mengantar Pulang
41 Menunggu Vanno
42 Saling Menggoda
43 Di Depan Toilet
44 Pembuktian?
45 Tiga Pria
46 Ingin Membicarakan Sesuatu
47 Vanno yang Salah Tingkah
48 Harapan
49 Sesuatu yang penting itu
50 Gigitan Sebagai Tanda Kepemilikan!
51 Waktu Untuk Menemui Reyhan
52 Reyhan Murka
53 Akan Kesepian
54 Membujuk
55 Curiga dengan telfonan
56 Ingin kejujuran Laura
57 Seperti Sebuah Ancaman
58 Keputusan Yang Tiba-tiba
59 Keberangkatan Maira
60 Pesan kakak!
61 Di Lihat Vanno
62 Marahi Saja Aku!
63 Pertanyaan Yang Sama
64 Menginap Dirumah Laura
65 Makanan Pemberian Reyhan
66 Ancaman dari Ayah
67 Bagaimana ini?
68 Undangan?
69 Mimpi Buruk
70 Ke Rumah Vanno
71 Ejekan dari Keyla
72 Reyhan bukan Vanno
73 Karena Payung
74 Mandi!
75 Memakai Pakaian Laura
76 Petir
77 Jelas Laura
78 Tertidur pulas
79 Masuk Kamar Tanpa Izin
80 Minuman
81 Sudah bereaksi
82 Akhirnya Menjadi Miliknya
83 Bukan Mimpi?
84 Mengakhiri Hubungan?
85 Kenapa harus seperti ini!!!
86 Mencurigai
87 Membuang Sesuatu
88 Pernikahan Vanno
89 Alasan Yang Tidak Masuk Akal Itu Lagi
90 Kecelakaan
91 Melihat Yohan
92 Sepi Dalam Ruangan
93 Niat Vanno
94 Kata Dokter
95 Mereka Mau Kemana?
96 Tanpa Ada Keluarga
97 Butik
98 Gaun!
99 Cincin Lamaran
100 Seperti Tak Nyata
101 Pemaksaan
102 Melihat Cincin
103 Tak Ingin Menyembunyikan Apapun Lagi
104 Kepergian Vanno
105 Sayangku?
106 Tinggal Dengan Reyhan
107 Sekamar
108 Tak Bisa lagi Percaya
109 Ada Apa di Lantai 2?
110 Sikap Reyhan yang berubah-ubah
111 Mengusir Pembantunya
112 Surat
113 Alesa, Sepupu Reyhan
114 Ibu?
115 Lolucon?
116 Ruang Kerja
117 Mendengar Semuanya
118 Tunggu Saja
119 Aku Merindukanmu
120 Sangat Menyenangkan
121 Berbicara dengan Yohan
122 Fakta Malam Itu
123 Mengungkap Kebenaran
124 Di Usir
125 Ingin Menceraikan Alesa
126 Apa yang Laura Fikirkan?
127 Kembali Ke Rumah Reyhan
128 Darah!!
129 Kamu Pasti Senang kan?
130 Perceraian
131 Ajakan Vanno
132 Reyhan Datang
133 Penjelasan Maira
134 Ketemu Ayah Vanno
135 Hangatnya Keluarga Vanno
136 Derita Alesa
137 Melahirkan
138 Terprovokasi
139 Akhir Hidupnya
140 Rencana Pernikahan
141 Sangat Gugup
142 Di Tembak
143 Tapi?
144 Kedatangan Maira Dan Revan
145 Cerita Revan
146 Reyhan menanyakan kabar
147 Revan Ternyata....
148 Saudara?
149 Bangun
150 Bahagia -THE END
151 TERIMAKASIH
152 Info Karya Baru "CINTA CEO TAMPAN"
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Bukan Lamaran? (Visual)
2
Teriaknya ditengah keramaian
3
Sumpahnya!
4
Iya atau Yes!
5
Suami?
6
Penyebab Laura Menangis
7
Tidak Yakin!
8
Kenangan Masa Kecil
9
Datang menepati Janji
10
Pernikahan Mantan
11
Berusaha Terlihat Kuat
12
Benar-benar Muak
13
Gombalnya
14
Ungkap Reyhan
15
Perlakuannya
16
Menjemput Laura!
17
Orang berbahaya!
18
Ketemu Mantan Lagi
19
Sikapnya yang Lembut
20
Malu!
21
Karena Luka biasa
22
Membicarakanku atau tidak?
23
Tatap Aku Ra!
24
Ke Toko Perhiasan
25
Ada Apa Dengannya?
26
Malah tertawa
27
Ke Pesta Ulangtahun
28
Aku cemburu!
29
Hanya Karena Sebuah Kalung
30
Bodoh!
31
Bertarung Lewat Tatapan
32
Adu Mulut
33
Perjalanan Pulang
34
Senjataku?
35
Menampar Reyhan
36
Keluarga Vanno
37
Ada Manis-manisnya
38
Ungkapan Sang Sahabat
39
Genggaman Tangan
40
Vanno Mengantar Pulang
41
Menunggu Vanno
42
Saling Menggoda
43
Di Depan Toilet
44
Pembuktian?
45
Tiga Pria
46
Ingin Membicarakan Sesuatu
47
Vanno yang Salah Tingkah
48
Harapan
49
Sesuatu yang penting itu
50
Gigitan Sebagai Tanda Kepemilikan!
51
Waktu Untuk Menemui Reyhan
52
Reyhan Murka
53
Akan Kesepian
54
Membujuk
55
Curiga dengan telfonan
56
Ingin kejujuran Laura
57
Seperti Sebuah Ancaman
58
Keputusan Yang Tiba-tiba
59
Keberangkatan Maira
60
Pesan kakak!
61
Di Lihat Vanno
62
Marahi Saja Aku!
63
Pertanyaan Yang Sama
64
Menginap Dirumah Laura
65
Makanan Pemberian Reyhan
66
Ancaman dari Ayah
67
Bagaimana ini?
68
Undangan?
69
Mimpi Buruk
70
Ke Rumah Vanno
71
Ejekan dari Keyla
72
Reyhan bukan Vanno
73
Karena Payung
74
Mandi!
75
Memakai Pakaian Laura
76
Petir
77
Jelas Laura
78
Tertidur pulas
79
Masuk Kamar Tanpa Izin
80
Minuman
81
Sudah bereaksi
82
Akhirnya Menjadi Miliknya
83
Bukan Mimpi?
84
Mengakhiri Hubungan?
85
Kenapa harus seperti ini!!!
86
Mencurigai
87
Membuang Sesuatu
88
Pernikahan Vanno
89
Alasan Yang Tidak Masuk Akal Itu Lagi
90
Kecelakaan
91
Melihat Yohan
92
Sepi Dalam Ruangan
93
Niat Vanno
94
Kata Dokter
95
Mereka Mau Kemana?
96
Tanpa Ada Keluarga
97
Butik
98
Gaun!
99
Cincin Lamaran
100
Seperti Tak Nyata
101
Pemaksaan
102
Melihat Cincin
103
Tak Ingin Menyembunyikan Apapun Lagi
104
Kepergian Vanno
105
Sayangku?
106
Tinggal Dengan Reyhan
107
Sekamar
108
Tak Bisa lagi Percaya
109
Ada Apa di Lantai 2?
110
Sikap Reyhan yang berubah-ubah
111
Mengusir Pembantunya
112
Surat
113
Alesa, Sepupu Reyhan
114
Ibu?
115
Lolucon?
116
Ruang Kerja
117
Mendengar Semuanya
118
Tunggu Saja
119
Aku Merindukanmu
120
Sangat Menyenangkan
121
Berbicara dengan Yohan
122
Fakta Malam Itu
123
Mengungkap Kebenaran
124
Di Usir
125
Ingin Menceraikan Alesa
126
Apa yang Laura Fikirkan?
127
Kembali Ke Rumah Reyhan
128
Darah!!
129
Kamu Pasti Senang kan?
130
Perceraian
131
Ajakan Vanno
132
Reyhan Datang
133
Penjelasan Maira
134
Ketemu Ayah Vanno
135
Hangatnya Keluarga Vanno
136
Derita Alesa
137
Melahirkan
138
Terprovokasi
139
Akhir Hidupnya
140
Rencana Pernikahan
141
Sangat Gugup
142
Di Tembak
143
Tapi?
144
Kedatangan Maira Dan Revan
145
Cerita Revan
146
Reyhan menanyakan kabar
147
Revan Ternyata....
148
Saudara?
149
Bangun
150
Bahagia -THE END
151
TERIMAKASIH
152
Info Karya Baru "CINTA CEO TAMPAN"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!