Matanya terbelalak sempurna, mulut yang tadinya berkatub kini menganga begitu saja tanpa ia sadari.
Haah...
Ia masih melongo, otaknya belum berhasil mencerna dengan baik kata-kata yang baru saja pria didepannya katakan.
"Jangan bilang kalau laki-laki ini adalah orang yang kucari sejak tadi? Tapi dia terlihat sangat muda! Tadinya aku fikir dia hanya seorang karyawan atau sekretaris!" gumamnya dalam hati.
"Jawab aku, Laura Clarissa! Apa kamu benar-benar tidak mengingatku lagi?"ucap Reyhan terdengar dingin, "Ma-maaf dari mana anda tau nama lengkap saya! Dan apa kita pernah bertemu sebelumnya? Tapi dimana? Kenapa saya tidak mengingat apapun tentang anda!" jawab Laura
"Aku Reyhan!!!" balasnya tak sabaran.
Reyhan berusaha memperkenalkan dirinya, ia adalah teman masa kecil Laura, namun sayang, Laura sama sekali tidak mengingatnya, Reyhan sendiri 3 tahun lebih tua dari umur Laura, tak ada kenangan manis di masa lalu yang membuat Laura tidak Bisa mengingat kembali masa kecilnya, sebab dulunya Laura sangat dibatasi oleh orangtuanya untuk bermain di luar, di waktu bermain-main bagi seorang anak, Laura malah disuruh terus belajar tanpa henti oleh mamanya.
"Reyhan? Bagaimana bisa dia hanya menyebutkan namanya saja? Lagian nama itu terlalu pasaran dan ada banyak orang yang kukenal bernama sama dengannya!" umpatnya lagi.
Tiba-tiba, Reyhan memeluk Laura tanpa meminta izin terlebih dahulu, "Aku telah lama mencari mu Ra.. .dan akhirnya aku menemukanmu setelah sekian lama, aku sangat-sangat merindukanmu!" Kata Reyhan memeluk erat.
Didalam pelukan Reyhan yang masih di anggapnya orang asing, Tubuh Laura seakan menegang, ia takut bergerak, hingga ia merasa risih dan mendorong kuat tubuh Reyhan.
"Lepaskan! Berani-beraninya anda memeluk saya! Apa anda fikir saya perempuan yang bisa anda peluk Sembarangan? Saya kan dari tadi sudah bilang kalau saya tidak kenal anda! Jadi jangan kurang ajar yah!" marahnya.
"Jadi kamu masih belum mengingatku? Ck... Laura... Ini aku Reyhan teman kamu waktu masih berumur 6 tahun, dan bahkan kita dulu tetanggaan! Apa kau ingat sekarang?" jelas Reyhan penuh harap.
"6 tahun? Apa orang ini fikir otakku yang penuh dengan lika-liku persoalan dunia , masih bisa mengingat kembali memoriku saat berumur 6 tahun? Ahh itu tidak mungkin apalagi itu sudah 14 tahun yang lalu!" batinnya.
Laura memalingkan wajah, "Tidak! Maaf saya harus pergi sekarang! Tapi sebelum itu saya ingin mengucapkan Terimakasih pada anda jika anda benar-benar adalah pak Reyhan! Sampai jumpa, Semoga kita tidak bertemu lagi!" Laura hendak berjalan, Sementara Reyhan yang sejak tadi di selimuti rasa kesal berdiri tegak mengepal kedua tangannya, tanpa Laura duga, langkahnya tertahan saat tangannya ditarik dari belakang.
"Tunggu dulu Ra! Ada banyak hal yang ingin ku bicarakan denganmu, jika kamu belum bisa mengingatku! Aku bisa mengerti itu, aku bisa memahamimu! Tapi sekarang aku tidak mau kamu pergi lagi, jadi dengarkan aku dulu agar kamu bisa tau siapa aku sebenarnya!" timpal Reyhan.
"Lepaskan!! Saya bilang lepaskan tangan saya!" Laura berusaha melepaskan diri, Namun cekalan Reyhan sangat kuat, "Aku akan melepaskanmu tapi setelah kamu mendengarkan penjelasanku!" sekanya
"Bagaimana bisa saya mempercayai orang cabul seperti anda! Memeluk saya sembarang dan bahkan mengaku sebagai suami saya didepan para dokter! Dimana urat malu anda hah!"
Reyhan malah tersenyum membuat Laura menatapnya penuh heran, "Kamu memang sudah dewasa Ra... Aku bangga pada pola fikirmu! Tapi asal kamu tau, aku mengaku menjadi suamimu di rumah sakit karena suatu hari nanti akulah yang akan mempersuntingmu, dan ada satu hal lagi, dulu ketika kamu berumur 6 tahun! Kamu pernah datang kerumahku seorang diri membawa lolipop untukku lalu berkata 'Aku ingin menjadi milikmu sampai besar nanti kak!' nah... Itu yang pernah kamu katakan, apa kamu sudah ingat sekarang?" tutur Reyhan.
Flashback on saat Laura berumur 6 tahun.
Di bawah sinar matahari yang tidak terlalu cerah di kelilingi awan putih tebal, seorang anak kecil berusia sekitar 5-6 tahunan sedang melamun sendirian diatas ayunan, matanya sembab seperti sudah menangis, bahkan masih ada air di sekitar bulu matanya.
"Kenapa mama Jahat sekali! Apa mama sudah tidak sayang lagi padaku karena sudah ada Maira? Huhuh" isak Laura kecil yang faktanya kabur dari rumah.
Tak jauh darinya datang 2 orang remaja berpakaian putih abu-abu, dari pandangan Laura, Cowok itu tiba-tiba berjongkok didepan pacarnya sambil mengeluarkan sebuah mawar merah, "Terimalah bunga ini, karena aku ingin kamu menjadi milikku!" ujar remaja cowok itu.
Pacarnya Langsung menerima mawar tersebut, sambil berkata, "Iya aku mau menjadi milikmu!"
Laura kecil menatap kedua orang itu, "Apa yang mereka lakukan? Ahh sungguh, aku tidak mengerti urusan orang dewasa!" ia mulai bosan, sangat-sangat bosan.
Ia turun dari ayunan, berjalan lesu hendak pulang kerumahnya, bisa dibilang taman itu yang menjadi tempat pelarian Laura saat kecil ketika ia dimarahi oleh orangtuanya.
Bahkan biasanya hanya papanya yang datang menjemput walaupun sangat jarang, sebab papanya adalah orang yang gila kerja sementara mamanya sibuk mengurusi Maira yang masih tergolong bayi.
Langkah kecil itu terhenti lagi, saat kedua manik matanya kini berpacu pada seorang penjual lolipop, ia tertegun lalu mengorek tas mininya yang ternyata kosong.
"Aku tidak bawa uang huhuh, kalau aku kembali kerumah dan Minta sama mama pasti mama marah!" keluhnya merengek. Tiba-tiba seorang anak laki-laki yang membawa 2 lolipop ditangannya, melihat Laura yang mulai meneteskan air mata.
"Ini untukmu!" serah anak laki-laki tersebut yang ternyata adalah Reyhan, "Ahh Terimakasih kakak!" dengan senang hati Laura menerimanya.
Tak puas karena hanya satu, Laura kecil kembali menatap lolipop yang dipegang oleh Reyhan, "Kakak! Aku masih ingin lolipop ditangan kakak!" pintanya memberi Reyhan tatapan kasihan.
"Ehh... Oke... Ambil saja semuanya! "balas Reyhan dan langsung pergi begitu Saja Meninggalkan Laura.
"Terimaka... Loh... Kenapa kakak tadi langsung pergi? Apa dia marah padaku karena mengambil semua lolipopnya? Ahh tidak, aku tidak boleh membuatnya marah!" gerutunya.
Diam-diam Laura mengikuti Reyhan sampai kedepan rumahnya, "Ahh ternyata kakak itu adalah tetangga baruku! Yeah... Akhirnya aku punya teman bermain seluncuran, dan Dia terlihat sangat imut, jadi aku akan meminta maaf dulu padanya biar dia tidak marah padaku!" kata Laura dengan tingkah polosnya Khas anak-anak.
Tepat didepan pintu rumah Reyhan, Laura berteriak sekeras-kerasnya, "Kakak tunggu aku!!!" Langkah Reyhan terhenti melirik kebelakang dan mendapati Laura yang tengah mengatur nafas.
"Adik kecil, kenapa kamu mengikutiku sampai sejauh ini?" tanyanya mendekati Laura, "Hufh... Hufh... Itu kak, rumahku bersebelahan dengan rumah kakak, jadi sekalian kesini juga karena melihat kakak!" ujarnya tersenyum malu-malu.
"Ohh yah? Aku baru pindah hari ini, jadi belum mengenal daerah sekitar sini, bisakah kita menjadi teman?" tawar Reyhan sangat ramah.
"Tentu saja kakak! Ehh maaf, tadi aku serakah meminta semua lolipop kakak! Jadi aku kembalikan saja 1, jangan marah ya kakak!" Ciut Laura dengan nada gemasnya menyodorkan kedua lolipop di tangannya tetap dihadapan Reyhan
"Tidak-tidak! aku tidak marah, kamu bisa ambil semuanya!" balas Reyhan, Laura melebarkan kedua matanya ,"Wahh benarkah? Terimakasih kakak, ehh... Kakak sangat baik hati, aku ingin menjadi milik kakak kalau besar nanti, boleh kan?" timpal Laura menggoyang-goyang tubuhnya malu menanti jawaban Reyhan yang melongo.
"Laura.... Kamu dimana?" Tiba-tiba terdengarlah suara teriakan mamanya mencari dirinya, ia terkejut mendengar teriakan itu, "Sepertinya mamaku memanggil, maaf ya kak! Aku harus pergi sekarang, lain kali kakak bisa kerumahku untuk bermain-main!" ajak Laura memberi senyum lebar dibalas senyum pula oleh Reyhan.
Tak sempat menunggu balasan dari Reyhan, Laura langsung berlari pergi menuju rumahnya, ada perasaan takut disela pelariannya itu, "Duh... Bagaimana ini? Pasti mama akan memarahiku karena sangat lama pulang!!" gelisahnya.
Seperti yang diduga tiba didepan rumah, mamanya sudah menunggu dengan kedua tangan dipinggang, rauk wajah kesal sangat terpancar jelas, "Dari mana kamu seharian ini? Bukannya mama sudah sering melarangmu keluar? Kamu itu masih kecil, tidak bagus keluar sendirian nanti kalau ada apa-apa sama kamu siapa yang repot? Kamu tau tidak mama ini sangat khawatir, jadi sekarang masuk kamar dan belajar!" titah mamanya mengomel panjang lebar, Sementar Laura hanya bisa tertunduk diam tak berkutik sedikitpun.
Air matanya kembali menetes, dengan langkah pelan ia masuk kerumahnya, "Tunggu dulu! Apa itu ditanganmu?" Tanya mamanya lagi, "Ehh ini lolipop mah! Ada seseorang yang memberikannya padaku!" jawab Laura menahan suara isaknya, "Apa? Siapa yang memberimu? Buang saja, mama takut lolipop itu mengandung sesuatu yang berbahaya dan tidak baik untuk kesehatan!"
Dengan cepat Laura menyembunyikan tangannya kebelakang, "Jangan mah! Laura tidak ingin membuangnya! Ini lolipop pertama dari kakak yang sangat baik dan dia teman baru Laura!"
"Mama bilang buang yah buang! Kenapa kamh ingin membantah mama!" lolipop yang tadinya masih berada di tangan Laura kini beralih ketangan mamanya setelah dirampas begitu kasar lalu dibuang dan diinjak-injak sampai hancur.
"Huwwah.... Mama sangat kejam, kenapa mama menghancurkan lolipopku huhuh" Laura menangis histeris, membuat mamanya seketika memeluk Laura, "Nak... Mama melakukan ini, karena mama takut di lolipop itu mengandung sesuatu yang berbahaya, nanti mama bakal belikan yang baru ya sayang! Mama janji!" tukas mamanya membujuk akan tetapi tangis Laura tak kunjung berhenti.
"Huhuh aku tidak mau yang baru!!! Mama sangat jahat!" kesalnya melepaskan diri dari pelukan mamanya lalu berlari masuk kedalam kamarnya.
"Laura... Nak... Jangan menangis! Mama melakukan ini demi kebaikanmu juga!" imbuh mamanya menyusul Langkah Laura.
Namun sayang, Laura keburu mengunci dirinya didalam kamar.
"Ra... Maafkan mama oke... Mama janji bakalan beli lolipop yang banyak! Asal sekarang kamu harus berhenti menangis ya! Ohh iya ada sesuatu yang mama mau kasih tau sama Laura loh... Kita bakalan pindah rumah sayang, dan rumahnya itu sangat besar... Sekali, kamu pasti senang kan? Jadi mama minta kamu bereskan semua barang2mu ya besok mama juga bakal bantu kok! Karena 2 hari lagi orang baru yang mau tinggal dirumah ini akan datang sayang!" tutur mamanya Lagi.
Saat itulah Laura hanya menuruti apa yang dikatakan oleh mamanya, ia tak bisa berbuat apa-apa karena dia masihlah seorang anak kecil.
Flashback off.
Laura tertegun menatap Reyhan, "Jadi benar! Kalau dia adalah pak Reyhan yang membantuku dirumah sakit? Dan dia adalah orang yang memberiku lolipop 14 tahun yang lalu sebelum aku pindah? Kenapa ini terjadi sangat kebetulan, di masih sangat mengingatku tapi kenapa aku tidak bisa mengingatnya? Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Just Rara
oohh si reyhan teman masa kecilnya laura toh
2021-11-26
0
Lanang sejati
terus kejaaar
2021-08-15
0