Suami?

Vanno berkata seperti itu malah Laura yang terlihat biasa-biasa saja "Kamu gila ya? Bagaimana bisa kamu menembakku disaat seperti ini? Bahkan sekalipun aku sudah lama menjomblo aku juga tidak bakalan mau menerimamu sebagai pacar! Jadi jawabanku No!!! "tolak Laura tegas.

"Ehh... Aku kan bilangnya antara Iya atau Yes kenapa malah bilang 'No' kamu nih curang!" Ujar Vanno memutar bola matanya cemberut.

"Aku tau kamu bermaksud menghiburku Van... Tapi maaf aku rasa, itu tidak ampuh, luka yang disebabkan oleh Yohan terlalu dalam hingga aku merasa tidak bisa menahan rasa sakitnya kecuali dengan menangis!" lirih Laura.

Vanno melenguh, dia merasa sangat kasihan pada Laura, ia mendekatkan kursinya ke sahabatnya itu. "Bersandarlah Ra... Kamu bisa menjadikanku tempat mengadu, kamu bisa meluapkan emosimu padaku, Aku rela melakukan itu berharap senyummu kembali seperti semula!" pintanya.

"Aku sudah tidak apa-apa Van! Jangan mengucapkan kata-kata seperti itu, aku merasa aneh mendengarnya!" tolak Laura

Vanno tertunduk menggenggam tangannya sendiri, "Kapan kamu mengerti isi hatiku yang sebenernya Ra... Padahal aku sudah sering memperlihatkan kasih sayangku padamu! Aku tidak ingin terlalu lama mencintaimu secara diam-diam tapi kenapa, kamu selalu menganggapku hanya sebagai lolucon! Apa aku hanya bisa bersembunyi di balik kata 'sahabat'? Mungkin hanya itu, suatu hari nanti aku akan benar-benar membuktikan ketulusanku padamu Ra... Jadi aku mohon jangan mencintai oranglain lagi yang hanya bisa membuatmu terluka berulang kali!" batin Vanno.

Saat Vanno melamun memikirkan itu semua, makanan yang tadi dipesan oleh mereka akhirnya datang, "Van... Kembali ketempatmu tadi, aku tidak bisa makan kalau kamu terlalu dekat denganku!" Risihnya yang tanpa Vanno sadari ia masih berada disamping Laura.

"Ehh sorry-sorry aku tadi melamun!" jawab Vanno kembali menggeser kursinya, "Kamu makan aja!" lanjutnya melirik Laura yang tengah menatap nasi goreng dihadapannya.

Tak ingin berlama-lama lagi, Laura sudah tidak segan menyantap makanan yang sejak tadi ditunggu oleh para cacing diperutnya yang sudah memberontak meminta jatah.

Selepas dari kantin, Mereka berdua kembali kekelas untuk mengikuti mata kuliah selanjutnya, sorot mata aneh teman sekelasnya begitu tajam ketika Vanno selalu memandangi Laura diam-diam apalagi para kaum hawa.

***

Hari menjelang sore, kuliahnya hari ini juga sudah selesai, ia pulang dengan membawa setumpuk tugas dari dosen.

Kepalanya berdenyut, ia merasa sedikit pusing, pandangannya juga menjadi kabur saat menatap jalan.

"Ehh Ra... kamu kenapa?" Vanno datang memegang kedua lengan Laura guna menjadi sebuah penopang, " A... Aku sedikit pusing!" jawab Laura terbata.

"Kalau begitu, aku akan mengantarmu pulang!" Tawar Vanno.

"Vanno!! Tunggu... Kenapa kamu malah ninggalin aku? Bukannya tadi kamu sudah bilang mau mengantarku pulang?" Tiba-tiba seorang cewek datang menghampiri mereka, cewek itu tampak kesal memberi Laura tatapan tidak suka.

"Ehh begini... aku minta maaf karena sepertinya aku tidak bisa mengantarmu pulang! Karena Laura sakit jadi aku mau mengantar dia pulang dulu kerumahnya!" Vanno menolak Secara halus, ia bahkan Meminta maaf pada cewek tersebut yang merupakan salah satu kenalannya.

"Kamu nih apa-apaan sih Van! Kan aku yang duluan minta tolong sama kamu!!" marah cewek tersebut.

"Iya-iya, aku kan sudah minta maaf!" balas Vanno.

"Ehh Van... Kamu tidak usah mengantarku pulang, aku bisa naik ojek kok, lagian aku cuman agak sedikit pusing aja kalau minum obat pasti langsung sembuh!" Seka Laura memijit-mijit pelipisnya.

"Tapi Ra...."

"Nah... Dia sendiri bilangnya baik-baik aja kok! Jadi kamu sudah tidak punya alasan lagi sekarang! Ayo kita pulang!" cewek tersebut memaksa, menarik-narik lengan Vanno hingga sahabat Laura itu berjalan terbirit-birit.

"Ehh Ra... Kalau begitu aku duluan yah! Maaf banget!" ucap Vanno merasa tak enak hati.

"Humph... Sampai jumpa!" sahut Laura dengan suara lemah yang kemudian melanjutkan langkahnya.

Ia memesan ojek online dari via aplikasi ponselnya, tak butuh waktu lama ojek tersebut datang menjemput Laura.

Teriknya matahari mampu menembus masuk menerpa wajahnya dari kaca helm yang dia kenakan, kepalanya berdenyut semakin cepat diiringi rasa sakit seolah ditimpa beban berat.

Lebih Sialnya lagi, ia terkena macet panjang, Laura tak punya pilihan lain selain hanya bersabar ditengah panasnya matahari dengan polusi kendaraan disekitarnya.

Berkali-kali ia mengibaskan tangannya di depan wajah berharap ada sedikit rasa sejuk dari kibasan itu, tangan satunya tidak menganggur ia menggunakan tangannya itu Memijit-mijit kedua pelipisnya.

Tiba-tiba tubuhnya semakin melemah hingga dia tak bisa mengontrol dirinya sendiri, perlahan laura kehilangan kesadaran dan akhirnya jatuh tersungkur dari atas motor.

Orang-orang panik menatap Laura, bahkan ada beberapa orang menghampirinya, "Mbak... Bangun mbak.... " seorang wanita paruhbaya menepuk-nepuk pipi Laura namun tak ada jawaban.

Diantara kerumunan itu, seorang pria yang tampak begitu berwibawah, dengan memakai masker namun aura ketampanannya masih begitu terpancar, tatanan rambutnya pun begitu rapi menerobos masuk menatap wajah Laura.

Pria tersebut menatap lekat kearah Laura seakan Wajah yang kini dihadapannya tampak tidak asing.

"Ehh Permisi... Biar saya yang mengantarnya kerumah sakit!" ucap pria misterius tersebut.

Ia mengangkat tubuh Laura membawanya ke mobil pribadi milik pria itu.

"Ehh tunggu pak! Begini, saya mau minta ongkosnya!" ojek online yang tadi ditumpangi oleh Laura mencoba menahan pria tersebut dan Meminta ongkos padanya.

"Bapak tidak lihat apa yang saya lakukan sekarang?" gertak pria bermasker tersebut membuat pengendara ojek itu bergidik ngeri dan langsung mundur.

Pria misterius tersebut bahkan membantu memasangkan sabuk pengaman untuk Laura, dan mengambilkan tissue lalu mengelap air keringat yang bercucuran diwajah Laura yang kini masih tak sadarkan diri.

Bip... Bip... Bip... Dengan kesal pria itu membunyikan klaksonnya tanpa perduli orang-orang yang berada disekitar mobilnya itu.

Sekitar 1 jam kemudian, kendaraan akhirnya terbebas dari macet, pria tersebut melaju kencang ke arah rumah sakit.

***

Saat di rumah sakit, dia sendiri yang membawa Laura masuk keruang pemeriksaan, "Cepat periksa dia!" ucapnya dengan lantang kepada salah satu dokter.

"Ehh Ba-baik!"

Dengan sigap para dokter memeriksa Laura, "Ehh anda ini... Keluarga pasien yah?" tanya dokter.

"Iya saya suaminya!" jawab pria tersebut.

"Ohh saya kira anda adalah saudaranya hahah ternyata korban nikah muda juga ya pak! Ehh kalau begitu anda bisa keruang administrasinya terlebih dahulu!" ujar dokter tersebut.

"Urusan uang nanti bisa diselesaikan, tapi sekarang kalian harus membuatnya sadar lebih dulu! Tadi saya lihat kepalanya mungkin terbentur ke aspal jadi apa kepalanya tidak cedera?" paksanya.

"Pasien hanya kelelahan dan banyak fikiran pak, sebentar lagi pasti dia akan sadar! Kalau soal luka untungnya tidak ada apalagi mungkin pasien tadi memakai helm jadi kepalanya aman!"

"Ohh oke...! " jawabnya singkat dan padat, di sela Laura di berikan cairan infus.

***

Perlahan-lahan Laura membuka mata, menyadari ada yang aneh dari tempatnya berbaring sekarang, "Kenapa, kenapa aku bisa ada dirumah sakit?" tanyanya namun tak ada yang bisa memberikan jawaban.

Seorang perawat masuk dan mendapati Laura terduduk diatas ranjangnya, "Ehh mbak sudah bangun! Ngomong-ngomong suami mbak ganteng juga yah! Dapat dimana sih mbak?" goda perawat tersebut membuat Laura linglung.

"Hah! Suami? Maksudnya aku? Aku kan belum menikah, calon pengantin prianya aja kemarin baru mutusin aku! Masa sekarang aku dikatain sudah bersuami!" batin Laura terheran-heran.

Terpopuler

Comments

Iiq Rahmawaty

Iiq Rahmawaty

vano gmna sii mlah nganterin cwe yg laen😪

2022-03-15

0

Just Rara

Just Rara

siapa ya tu cowok misterius?masa iya si yohan🤔🤔

2021-11-26

0

Tania Tina

Tania Tina

Hahah waduh orang baru juga sadar, langsung dikatain punya suami ganteng padahal blom nikah? ada-ada aja 😂 kalau gitu tambah pusingkan Tuh Laura dok 😂

2020-12-26

2

lihat semua
Episodes
1 Bukan Lamaran? (Visual)
2 Teriaknya ditengah keramaian
3 Sumpahnya!
4 Iya atau Yes!
5 Suami?
6 Penyebab Laura Menangis
7 Tidak Yakin!
8 Kenangan Masa Kecil
9 Datang menepati Janji
10 Pernikahan Mantan
11 Berusaha Terlihat Kuat
12 Benar-benar Muak
13 Gombalnya
14 Ungkap Reyhan
15 Perlakuannya
16 Menjemput Laura!
17 Orang berbahaya!
18 Ketemu Mantan Lagi
19 Sikapnya yang Lembut
20 Malu!
21 Karena Luka biasa
22 Membicarakanku atau tidak?
23 Tatap Aku Ra!
24 Ke Toko Perhiasan
25 Ada Apa Dengannya?
26 Malah tertawa
27 Ke Pesta Ulangtahun
28 Aku cemburu!
29 Hanya Karena Sebuah Kalung
30 Bodoh!
31 Bertarung Lewat Tatapan
32 Adu Mulut
33 Perjalanan Pulang
34 Senjataku?
35 Menampar Reyhan
36 Keluarga Vanno
37 Ada Manis-manisnya
38 Ungkapan Sang Sahabat
39 Genggaman Tangan
40 Vanno Mengantar Pulang
41 Menunggu Vanno
42 Saling Menggoda
43 Di Depan Toilet
44 Pembuktian?
45 Tiga Pria
46 Ingin Membicarakan Sesuatu
47 Vanno yang Salah Tingkah
48 Harapan
49 Sesuatu yang penting itu
50 Gigitan Sebagai Tanda Kepemilikan!
51 Waktu Untuk Menemui Reyhan
52 Reyhan Murka
53 Akan Kesepian
54 Membujuk
55 Curiga dengan telfonan
56 Ingin kejujuran Laura
57 Seperti Sebuah Ancaman
58 Keputusan Yang Tiba-tiba
59 Keberangkatan Maira
60 Pesan kakak!
61 Di Lihat Vanno
62 Marahi Saja Aku!
63 Pertanyaan Yang Sama
64 Menginap Dirumah Laura
65 Makanan Pemberian Reyhan
66 Ancaman dari Ayah
67 Bagaimana ini?
68 Undangan?
69 Mimpi Buruk
70 Ke Rumah Vanno
71 Ejekan dari Keyla
72 Reyhan bukan Vanno
73 Karena Payung
74 Mandi!
75 Memakai Pakaian Laura
76 Petir
77 Jelas Laura
78 Tertidur pulas
79 Masuk Kamar Tanpa Izin
80 Minuman
81 Sudah bereaksi
82 Akhirnya Menjadi Miliknya
83 Bukan Mimpi?
84 Mengakhiri Hubungan?
85 Kenapa harus seperti ini!!!
86 Mencurigai
87 Membuang Sesuatu
88 Pernikahan Vanno
89 Alasan Yang Tidak Masuk Akal Itu Lagi
90 Kecelakaan
91 Melihat Yohan
92 Sepi Dalam Ruangan
93 Niat Vanno
94 Kata Dokter
95 Mereka Mau Kemana?
96 Tanpa Ada Keluarga
97 Butik
98 Gaun!
99 Cincin Lamaran
100 Seperti Tak Nyata
101 Pemaksaan
102 Melihat Cincin
103 Tak Ingin Menyembunyikan Apapun Lagi
104 Kepergian Vanno
105 Sayangku?
106 Tinggal Dengan Reyhan
107 Sekamar
108 Tak Bisa lagi Percaya
109 Ada Apa di Lantai 2?
110 Sikap Reyhan yang berubah-ubah
111 Mengusir Pembantunya
112 Surat
113 Alesa, Sepupu Reyhan
114 Ibu?
115 Lolucon?
116 Ruang Kerja
117 Mendengar Semuanya
118 Tunggu Saja
119 Aku Merindukanmu
120 Sangat Menyenangkan
121 Berbicara dengan Yohan
122 Fakta Malam Itu
123 Mengungkap Kebenaran
124 Di Usir
125 Ingin Menceraikan Alesa
126 Apa yang Laura Fikirkan?
127 Kembali Ke Rumah Reyhan
128 Darah!!
129 Kamu Pasti Senang kan?
130 Perceraian
131 Ajakan Vanno
132 Reyhan Datang
133 Penjelasan Maira
134 Ketemu Ayah Vanno
135 Hangatnya Keluarga Vanno
136 Derita Alesa
137 Melahirkan
138 Terprovokasi
139 Akhir Hidupnya
140 Rencana Pernikahan
141 Sangat Gugup
142 Di Tembak
143 Tapi?
144 Kedatangan Maira Dan Revan
145 Cerita Revan
146 Reyhan menanyakan kabar
147 Revan Ternyata....
148 Saudara?
149 Bangun
150 Bahagia -THE END
151 TERIMAKASIH
152 Info Karya Baru "CINTA CEO TAMPAN"
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Bukan Lamaran? (Visual)
2
Teriaknya ditengah keramaian
3
Sumpahnya!
4
Iya atau Yes!
5
Suami?
6
Penyebab Laura Menangis
7
Tidak Yakin!
8
Kenangan Masa Kecil
9
Datang menepati Janji
10
Pernikahan Mantan
11
Berusaha Terlihat Kuat
12
Benar-benar Muak
13
Gombalnya
14
Ungkap Reyhan
15
Perlakuannya
16
Menjemput Laura!
17
Orang berbahaya!
18
Ketemu Mantan Lagi
19
Sikapnya yang Lembut
20
Malu!
21
Karena Luka biasa
22
Membicarakanku atau tidak?
23
Tatap Aku Ra!
24
Ke Toko Perhiasan
25
Ada Apa Dengannya?
26
Malah tertawa
27
Ke Pesta Ulangtahun
28
Aku cemburu!
29
Hanya Karena Sebuah Kalung
30
Bodoh!
31
Bertarung Lewat Tatapan
32
Adu Mulut
33
Perjalanan Pulang
34
Senjataku?
35
Menampar Reyhan
36
Keluarga Vanno
37
Ada Manis-manisnya
38
Ungkapan Sang Sahabat
39
Genggaman Tangan
40
Vanno Mengantar Pulang
41
Menunggu Vanno
42
Saling Menggoda
43
Di Depan Toilet
44
Pembuktian?
45
Tiga Pria
46
Ingin Membicarakan Sesuatu
47
Vanno yang Salah Tingkah
48
Harapan
49
Sesuatu yang penting itu
50
Gigitan Sebagai Tanda Kepemilikan!
51
Waktu Untuk Menemui Reyhan
52
Reyhan Murka
53
Akan Kesepian
54
Membujuk
55
Curiga dengan telfonan
56
Ingin kejujuran Laura
57
Seperti Sebuah Ancaman
58
Keputusan Yang Tiba-tiba
59
Keberangkatan Maira
60
Pesan kakak!
61
Di Lihat Vanno
62
Marahi Saja Aku!
63
Pertanyaan Yang Sama
64
Menginap Dirumah Laura
65
Makanan Pemberian Reyhan
66
Ancaman dari Ayah
67
Bagaimana ini?
68
Undangan?
69
Mimpi Buruk
70
Ke Rumah Vanno
71
Ejekan dari Keyla
72
Reyhan bukan Vanno
73
Karena Payung
74
Mandi!
75
Memakai Pakaian Laura
76
Petir
77
Jelas Laura
78
Tertidur pulas
79
Masuk Kamar Tanpa Izin
80
Minuman
81
Sudah bereaksi
82
Akhirnya Menjadi Miliknya
83
Bukan Mimpi?
84
Mengakhiri Hubungan?
85
Kenapa harus seperti ini!!!
86
Mencurigai
87
Membuang Sesuatu
88
Pernikahan Vanno
89
Alasan Yang Tidak Masuk Akal Itu Lagi
90
Kecelakaan
91
Melihat Yohan
92
Sepi Dalam Ruangan
93
Niat Vanno
94
Kata Dokter
95
Mereka Mau Kemana?
96
Tanpa Ada Keluarga
97
Butik
98
Gaun!
99
Cincin Lamaran
100
Seperti Tak Nyata
101
Pemaksaan
102
Melihat Cincin
103
Tak Ingin Menyembunyikan Apapun Lagi
104
Kepergian Vanno
105
Sayangku?
106
Tinggal Dengan Reyhan
107
Sekamar
108
Tak Bisa lagi Percaya
109
Ada Apa di Lantai 2?
110
Sikap Reyhan yang berubah-ubah
111
Mengusir Pembantunya
112
Surat
113
Alesa, Sepupu Reyhan
114
Ibu?
115
Lolucon?
116
Ruang Kerja
117
Mendengar Semuanya
118
Tunggu Saja
119
Aku Merindukanmu
120
Sangat Menyenangkan
121
Berbicara dengan Yohan
122
Fakta Malam Itu
123
Mengungkap Kebenaran
124
Di Usir
125
Ingin Menceraikan Alesa
126
Apa yang Laura Fikirkan?
127
Kembali Ke Rumah Reyhan
128
Darah!!
129
Kamu Pasti Senang kan?
130
Perceraian
131
Ajakan Vanno
132
Reyhan Datang
133
Penjelasan Maira
134
Ketemu Ayah Vanno
135
Hangatnya Keluarga Vanno
136
Derita Alesa
137
Melahirkan
138
Terprovokasi
139
Akhir Hidupnya
140
Rencana Pernikahan
141
Sangat Gugup
142
Di Tembak
143
Tapi?
144
Kedatangan Maira Dan Revan
145
Cerita Revan
146
Reyhan menanyakan kabar
147
Revan Ternyata....
148
Saudara?
149
Bangun
150
Bahagia -THE END
151
TERIMAKASIH
152
Info Karya Baru "CINTA CEO TAMPAN"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!