Pagi hari yang cerah, Cahaya mulai masuk dicelah jendela menerpa wajah cantik Laura, dia akhirnya terbangun.
Perlahan membuka mata, kelopak matanya yang terasa berat membuatnya berkedip beberapa kali guna menyesuaikan cahaya yang ada di dalam kamarnya.
"Kakak, bangunlah sarapannya sudah siap di atas meja yah, aku udah mau berangkat sekolah!" Teriak Maira didepan kamar.
Laura tak menjawab, apalagi ia merasa tenggorokannya sedikit kering, "Kak Laura, bangun!!! Bukannya kakak hari ini ada kuliah pagi ya?"
Begitu mendengar ucapan adiknya, pandangan Laura seketika menjadi cerah, "Ya ampun! Maira... kenapa kamu baru memberitahu kakak sekarang?" Laura mengomel, ia bahkan lebih kaget pada saat melihat jam dilayar ponselnya yang sudah hampir jam 8.
"Hah! Kenapa malah nyalahin aku? Ini semua gara-gara kakak sendiri yang telat bangun!" Protes adiknya.
"Iya-iya kamu lebih baik diam aja! Jangan bawel lagi, kakak mau siap-siap dulu!"
"Ish... Kakak nih ngeselin banget sih! Kalau begitu aku pergi ya kak jangan lupa habisin nasi goreng yang ada diatas meja sebelum berangkat oke.... " seru Maira yang diiyakan begitu saja oleh kakaknya itu
Sekitar 20 menit kemudian.
Berulang kali Laura bolak-balik didepan cermin untuk memastikan penampilannya, ia merasa begitu tergesa-gesa hingga kebingungan sendiri, "Sepertinya aku kelupaan sesuatu! Tapi apa?" Katanya bergumam mengorek isi tas punggungnya.
"Ahh tidak, semua ada kok! Mungkin cuman perasaanku saja!" dia menjawab pertanyaannya sendiri.
"Ohh tuhan! Kenapa aku sampai lupa dengan kuliahku pagi ini, ahk... Gara-gara semalam begadang! Aku jadi tidak masuk kuliah di jam pertama!!!" sesalnya mengoceh.
Karena terburu-buru Laura sampai lupa untuk sarapan nasi goreng yang sudah disiapkan oleh adiknya, ia terus berjalan hingga kedepan rumah menunggu ojek online yang sejak tadi dipesannya.
***
Setibanya dikampus, Laura berjalan lamban menghampiri ruangannya, ia mengendap-endap seperti seorang pencuri, tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang.
Bug....
"Ra.... Apa yang kamu lakukan disini? Kenapa tadi tidak masuk di jam kuliah saya!" suara berat yang terdengar garang, membuatnya bergidik.
Laura berbalik badan mencari tau siapa yang mengajaknya bicara, dan yang terbersit difikirannya adalah salah satu dosen kampusnya yang terkenal galak ketika mengajar.
"Ma-maaf pak itu saya telat bangun... Yak.... Vanno!!! Kenapa bisa kamu? Bukannya tadi itu suara pak santoso?" Teriak Laura memukul keras Lengan Vanno, teman sekelas sekaligus sahabatnya.
Vanno merupakan cowok keren yang menjadi dambaan cewek-cewek, sikapnya yang ramah kepada orang lain membuatnya mendapat gelar 'Smile Handsome' senyum yang begitu manis dan memberikan nilai plus untuk ketampanannya, kata mereka yang terpukau.
Laura sendiri merasa sosok Vanno memanglah orang yang berbeda, disaat yang lain memanfaatkan kepintaran Laura ketika ujian, Vanno malah berusaha belajar sendiri tanpa merepotkan orang lain.
Terkadang Laura menjadikan Vanno tempat curhat, sebab Vanno adalah pendengar yang baik dan selalu memberi solusi, sahabatnya itu juga tau banyak soal hubungan Laura dan Yohan.
"Heheh maaf! Memangnya suaraku ini terdengar sangat tua ya? Bisa-bisanya kamu bilang aku mirip pak santoso!" ciut Vanno.
"Sumpah! Tadi itu memang mirip banget sama pak santoso!" Jawab Laura menyakinkan.
"Sudahlah! Tidak usah berdebat, ohh iya Ngomong-ngomong aku juga telat bangun pagi, jadi hari ini kita setara, aku sama kamu 'absen' heheh jadi lebih baik kita kekantin aja lagian aku sangat lapar!" ucapnya terkekeh mengajak Laura.
"Setara apaan! Aku sama kamu beda, ini pertama kalinya aku tidak hadir di semua mata kuliah semester ini, Lah... Sementara kamu, kayaknya cuman datang...."
Shutttt....
Seketika Vanno menempelkan jari telunjuknya dibibir Laura, "Diamlah Ra... Jangan sampai kata-katamu itu ada yang dengar! Nanti aku malu!" serkahnya.
Laura melotot, ia menepis keras tangan Vanno, "Lagian kamu memang malas banget masuk kelas! Nanti dapat nilai C mau loh? Atau disuruh mengulang disemester berikutnya? nah baru tau akibatnya!" cekam Laura menakuti.
"Hahah itu tidak mungkin Ra, bagaimana bisa seorang Vanno yang cakepnya tidak tertandingkan ini dapat nilai C!" Kagum Vanno mengibaskan rambutnya bersikap seorang pria gentle.
"What! Kamu kira hanya dengan mengandalkan muka pas-pasan itu bisa dapat nilai tinggi? Jangan halu deh... Memangnya kamu siapa di mata dosen selain mahasiswa biasa, kecuali otak sama muka sama-sama luar biasa nah... Baru dehh bisa di tebak alurnya!" Terang Laura berceloteh panjang kali lebar.
"Ahhkk... Laura... Laura, sampai kapan kamu mau memberiku pidato? Lebih baik kita makan dikantin oke... Biar aku yang traktir!" ucap Vanno merangkulnya hingga Laura terdiam beberapa saat.
"Vanno... lepas!!!" Protesnya dengan nada dingin.
"Lah... Memangnya kenapa sih Ra... Aku kan cuman rangkul doang kok, masa kamu marah?"
"Aku bilang lepas! Nanti...."
"Hallah... Udahlah, kita kekantin aja!" Vanno menyeret Laura dalam rangkulannya, Sedangkan Laura sendiri hanya bisa pasrah sebab tenaga Sahabatnya itu lebih kuat darinya.
***
Hiruk piruk suasana kantin yang begitu ramai dengan sekumpulan mahasiswa-mahasiswi yang sedang menyantap makanannya, dan ada pula yang hanya mengobrol bahkan tak sedikit juga yang tengah sibuk berkutak-katik dengan ponselnya.
Vanno sejak tadi memandangi wajah Laura yang kini duduk termenung dihadapannya, "Ada apa?" tanya Laura risih.
"Ahh tidak apa-apa, aku hanya merasa bahagia aja! Karena semenjak kamu pacaran sama Yohan, kita udah jarang banget makan berdua!" jawabnya memberi tatapan penuh makna.
"Jangan mengungkitnya!"
"Memangnya kenapa?" Dahi Vanno berkerut menatap heran kearah sahabatnya itu.
"Tidak usah banyak tanya! Aku hanya tidak ingin mengungkitnya!" elak Laura memalingkan wajah.
Akan tetapi tatapan Laura berhenti saat ia menyadari ada seseorang yang begitu tidak asing baginya, orang dalam pandangannya itu tengah asik bercengkrama dengan mesra bak sepasang kekasih.
"Ra... Laura... Kamu lihat apaan?" Vanno mengibas-ngibaskan tangannya didepan waja Laura namun pandangan mata Laura tidak bisa teralihkan dari orang itu.
"Apasih? Memangnya siapa yang kamu lihat?" karena penasaran Vanno ikut menyoroti apa yang disaksikan oleh kedua bola mata Laura yang bahkan tidak berkedip sedikitpun.
"Ehh itu bukannya Yohan ya Ra? Ternyata dia ada disini juga, tapi dia makan sama siapa tuh pake suap-suapan segala aneh banget!" Imbuh Vanno saat pandangannya juga tak sengaja melihat Yohan bermesraan dengan gadis lain, hanya saja wajah perempuan yang kini bersama Yohan tak sempat dilihat jelas oleh Laura karena tidak ingin merasa sakit lagi.
Brak...
Laura emosi dan tanpa sadar memukul keras meja yang ada dihadapannya membuat Vanno begitu terkejut.
"Ahk... Laura, apa yang kamu lakukan? Kenapa memukul meja! Ohh jantungku...apa kau baik-baik saja didalam sana!" keluh Vanno mengelus-elus dadanya
"Van... Lebih baik kita pergi dari tempat ini sekarang!"
"Hah! Kenapa kita harus pergi? Kan kita belum makan sesuatu Ra! Ohh iya kalau kamu cemburu karena melihat pacar kamu berduaan sama cewek lain! Yahh silahkan kamu hampirin tuh si Yohan terus labrak noh si PHO!" lanjut Vanno yang masih bingung dengan sikap Laura.
"Aku sudah tidak punya hak untuk melakukan itu Van! Karena hubunganku dengan Yohan sudah berakhir!" ungkap Laura lirih sembari tertunduk menyembunyikan Kesedihanya.
"Apa! Hahah aku tidak percaya, bagaimana bisa hubungan kalian yang hampir 2 tahun itu tiba-tiba berakhir begitu saja!" pekik Vanno menggeleng kuat.
"Terserah kamu! Tapi kami memang benar-benar sudah putus Van!" Laura mendonggakkan wajahnya menatap Vanno dengan kedua mata yang kini penuh linangan air bening.
"Ehh jadi kamu serius? Kok bisa, jangan nangis Ra!" Balasnya iba.
Laura mulai menceritakan semuanya kepada Vanno, ia mencurahkan isi hatinya itu hingga perasaan yang tadinya sesak kini terasa lebih baik.
"Sudah Ra... Jangan menangis, kalau ada yang lihat, nanti mereka salah paham kalau aku yang membuatmu seperti ini!" Bujuknya.
Untung saja mereka berdua duduk paling sudut hingga tak banyak yang bisa melihat dengan jelas kondisinya, apalagi Laura berusaha tak mengeluarkan suara isak tangisnya guna menghindari terlihat oleh publik.
"Hufh... Oke aku sudah lebih baik kok! " ujar Laura Menghela nafas panjang.
"Nah... Karena sekarang kamu sudah jomblo, berarti aku bisa menjadikanmu pacarku, kamu setuju kan kalau kita jadian? Kamu cuman punya dua pilihan antara iya atau Yes!" ucap Vanno begitu antusias penuh harap menanti jawaban Laura
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Iiq Rahmawaty
iya atau yes ... itu mh sama bae pea🤣🤣🤣🤣🤣
2022-03-15
0
Iiq Rahmawaty
dsar yohan omonganmu kya kentut... kmaren mh ngmong ktanya aku ga akn jatuh cinta sma wanita itu aku akn setia sma km walaupun aku sudh nikah nnti... berakkk😤😤😤😤
2022-03-15
0
Just Rara
aduh vanno iya dan yes tu sm aja,gak ada pilihannya tau😜😜
2021-11-26
0