Laura tercengang atas pengakuan Yohan, rasanya ia tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, "Tunggu! Kamu asal bicara? Atau aku yang salah dengar?" seka Laura memastikan
"Ra... Please jangan marah ya! Kamu memang tidak salah dengar, 1 minggu lagi aku akan benar-benar menikah! Aku... Di jodohkan oleh orangtuaku!" Lirih Yohan.
"Terus bagaimana denganku? Bagaimana hubungan kita?" Ketus Laura memberi tatapan serius ke arah pacarnya itu.
"Maaf Ra... Maafkan aku! Tapi jujur sebenarnya aku tidak setuju dengan perjodohan ini, karena aku tidak mau melepaskanmu! Aku tidak bisa melupakanmu Ra! " Imbuhnya lagi dengan mata berbinar.
"Lalu bagaimana denganku!!!" Jerit laura dengan sangat Keras membuat orang-orang yang ada disekitar mereka sontak menoleh memberi tatapan penasaran.
"Aku.... "
"Jangan bertele-tele, aku bilang bagaimana dengan hubungan kita!" Tegas Laura dengan linangan air bening yang sudah tidak bisa lagi ditopang oleh bulu mata bawahnya, membanjiri pipinya yang begitu mulus.
"Ehh jangan menangis Ra... Aku tidak ingin melihatmu menangis, aku tidak mau itu terjadi! Maaf...aku minta maaf bisakah kamu berhenti menangis!"
"Kamu siapa melarangku? Kamu juga tidak tau bagaimana perasaanku bukan! Tidak usah sok perduli lagi denganku, Kau... Laki-laki brengs*k, aku tidak mau mengenalmu lagi! Aku sungguh menyesal pernah mengenalmu, dan Hubungan kita berakhir sampai disini!" Ucap Laura mengepal tangannya.
"Ahh dan satu lagi, aku tidak butuh kalung murahan ini! " Di lemparnya kalung itu ke wajah Yohan hingga terjatuh kelantai, Dengan penuh tangis Laura bangkit dan berbalik badan berlari kearah pintu.
"Laura... Tunggu! Siapa bilang ini kalung murahan, ini kalung mahal!!!" Yohan berteriak lantang, setelah memungut kembali kalungnya, Namun Laura tak perduli, ia hanya terus berlari tanpa menoleh sedikitpun.
Melihat Itu, Yohan ikut berlari menyusul langkah Laura, Tak cukup waktu lama Yohan berhasil menyusul, ia mencegahnya Berjalan dengan menarik lengan Laura.
"Aku bilang Tunggu! Kenapa kamu tidak ingin mendengar penjelasanku?"
Isak tangis Laura terdengar tertahan menatap sendu kearah Yohan, "Penjelasan apa lagi Han... Apa menyakitiku seperti ini tidak cukup hah! Aku... Aku tidak tau harus berkata apa lagi, meskipun aku bilang tidak ingin putus hubungan sama kamu! Tapi pada akhirnya bukan aku yang berdiri bersamamu diatas pelaminan! Jadi lebih baik kita akhiri saja!" ia memalingkan wajahnya, membuat Air mata ikut berjatuhan seiring rasa sesak yang kian menyiksa raganya.
"Aku tidak bermaksud ingin menyakitimu Ra! Percayalah, Orangtuaku mengancam jika aku tidak setuju dengan perjodohan ini aku bakalan di usir dari rumah! Jadi.... "
"Ohh... Sekarang aku paham! Hanya karena kamu takut di usir dari rumahmu dan kamu melupakan perjalanan kita selama hampir 2 tahun? aku malah curiga sama kamu Han...apa jangan-jangan kamu memang tidak mau hubungan kita berlanjut karena aku memang perempuan dari keluarga miskin? Jadi hanya begini perjuangan kamu?" potong Laura.
Yohan menggeleng pelan beberapa kali, "Bukan begitu Ra... Dengarkan aku dulu! jika aku benar-benar melangsungkan pernikahan, aku mau hubungan kita tetap berlanjut yah karena aku tidak mau putus, aku sangat mencintaimu!"
"Cinta, cinta, dan cinta hanya itu yang bisa kamu katakan tapi tidak bisa membuktikannya! Kamu itu laki-laki harusnya lebih tegas mengambil keputusan, bukan malah ingin membuatku menjadi wanita simpanan! Bahkan jika kamu menyuruhku seperti itu aku malah memilih lebih baik menjauh dari kamu!"
"Apa! Kenapa kamu berkata seperti itu, bukannya kamu juga mencintaiku?" Cengkraman Yohan dilengan Laura seketika mengerat membuat gadis itu meringis menahan sakit. "Ahk... Sakit Han!"
"Ehh ma-maaf aku tidak sengaja!" Dia akhirnya melepaskan tangannya, Laura mengelus bekas cengkaraman itu yang meninggalkan bekas memerah, bahkan di lengannya sangat kentara bekas jemari Yohan.
Bibirnya bergetar menahan tangis, Ia tidak tau harus Berkata apa lagi, "Yohan... biarkan aku memberitahumu sesuatu, aku memang mencintaimu, aku sangat-sangat mencintaimu! Tadinya aku fikir kamu mengajakku makan malam karena ingin melamarku, tapi sekarang... Ck... Aku tidak menyangka yang terjadi malah sebaliknya! Dan ingat aku tidak mau menjadi wanita simpanan!" tegas Laura.
"Jangan membuatku gila Ra...."
"Kau yang membuatku Gila Yohan... Kau... Kau yang sangat pecundang! Kau menyia-nyiakan hubungan kita dan malah memilih wanita yang dipilih oleh orangtuamu huhuh...." Tangis Laura kembali terdengar, ia hanya bisa menutupi wajahnya yang penuh air mata itu dengan kedua telapak tangannya.
"Aku sendiri juga bingung! Aku tidak mau putus hubungan denganmu tapi aku juga tidak mau membuat orangtuaku marah dan mengusirku, terus aku harus bagaimana Laura, aku bingung! Bantu aku mencari solusi!" pintanya.
Laura berdecak kesal, "Kau ini gila, bodoh atau apa! Hah! Kamu fikir disaat seperti ini aku mau memberimu solusi? Kamu lihat aku sekarang baik-baik saja? Aku kesakitan dari tadi menghadapi sikapmu Yohan, apa kamu menganggapku bodoh!".
"A.. Aku mengerti itu! "
"Apa yang kamu mengerti? Sejak tadi kamu malah membuatku semakin sakit! Kamu melarangku menangis tapi nyatanya kata-katamu seolah-olah menambah rasa sakitku! Lalu apa yang kamu mengerti!!!"
Yohan meraih kedua tangan Laura, ia berjongkok dengan kedua mata berkaca-kaca.
"Ra...kamu benar aku memang pecundang, tapi sampai kapan pun orang yang benar-benar aku cintai bahkan setelah aku menikah itu hanya kamu! Aku tidak mau kamu berterimakasih padaku karena rasa cintaku ini tapi harapanku adalah kamu menjadikanku tempat pelarianmu disaat kamu sedang membutuhkan sandaran karena aku akan selalu siap untuk mendengar curahanmu!" tutur Yohan.
"Ahh dan lagi, aku janji tidak akan jatuh cinta kepada orang yang dijodohkan padaku, aku jamin akan selalu menjaga hati untukmu!" lanjutnya.
Laura Kembali tercengang, dahinya berkerut memberi tatapan tak percaya kepada mantannya itu, lalu menarik tangannya dari Yohan dengan keras, "Kamu benar-benar sudah gila Han... Kamu menyakinkanku seperti ini, apa hanya ingin membujukku? Cih... Aku tidak akan pernah mempercayai Kata-kata manismu lagi!"
Laura berbalik badan dan melangkah menjauh dari Yohan, "Ra... Jangan pergi! Jangan meninggalkanku seperti ini!" teriak Yohan dengan lantang.
Sementara Laura yang baru beberapa langkah darinya semakin kesal, ia hanya mengepal kedua tangannya dengan kuat, hingga Yohan kembali berteriak membuat kesabarannya mencapai titik maksimal.
"Laura.... Aku mencintaimu! Aku tidak mau putus sama kamu!!"
Ia membuka sebelah sepatu highHillnya, berbalik arah lagi dan langsung melemparkan sepatu highHill itu tepat ke arah Yohan,
"Diam!!! Apa kau tidak malu berteriak-teriak seperti orang gila hah!"
Sepatu HighHill itu tepat sasaran mengenai kepala Yohan, membuatnya seketika terdiam menyadari ada bayaknya orang sekitar yang memperhatikannya sejak tadi.
Laura melanjutkan langkahnya menelusuri jalan yang sangat panjang ditengah ramainya kendaraan yang berlalu lalang.
Suara bising dari kendaraan itu berhasil menutupi suara isak tangisnya, gelapnya malam pun ikut menutupi wajah serta mata sembabnya.
"Kenapa ini sangat sakit! Ini sangat menyakitkan tuhan! Dadaku... Ouhh... " Laura Bergumam dengan memukul-mukul dadanya yang dari tadi begitu sesak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Just Rara
gila tu si yohan,emang enak kenak timpuk😏😏😏
2021-11-26
0
KIA Qirana
Lanjut dukungan
💗💗💗💗💗💗
2021-10-11
0
Lientina
tertarik nih.bagus ceritanya thor
2021-06-23
0