Wanita Yang DiTinggalkan
Di Dalam sebuah kamar yang sangat sederhana tampak seorang gadis menatap kosong kearah langit-langit kamarnya.
Gadis itu bernama Laura Clarissa 20 tahun, seorang mahasiswa berprestasi yang masih semester 5, kehidupannya sangatlah sederhana dan hanya mengandalkan beasiswa Kampus untuk melanjutkan pendidikannya.
Tring...
Sebuah pesan masuk, dengan malas ia meraih ponsel yang tergeletak disamping lengannya, ia menekan dua kali layar ponsel itu Dan otomatis terpampanglah pesan singkat yang masuk lewat Via WhatsAppnya.
Matanya melebar ketika melihat nama kontak yang mengiriminya pesan yang tak lain dari pacarnya sendiri.
"Sayang! Aku ingin mengajakmu makan malam!" pesan tersebut sontak membuat Laura begitu gembira.
"ini... Kenapa kali ini Yohan ingin mengajakku makan malam? Apa ada sesuatu yang penting? Tapi apa?" gumamnya bertanya-tanya.
Yohan merupakan kekasihnya, mereka sudah menjalani hubungan selama hampir 2 tahun lamanya, bukan waktu yang singkat bagi mereka, suka maupun duka mereka lalui bersama, kadang mereka putus namun kemudian balikan lagi, hal itu mungkin sudah sangat biasa bagi mereka berdua.
Yohan dan Laura bahkan menjadi mahasiswa di kampus yang sama, hanya saja berbeda jurusan, Keduanya juga kerap kali belajar bersama diperpustakaan yang ada di dekat kampusnya.
Dengan senyum tipis di balik sudut bibirnya yang mungil, ia beringsut dari ranjangnya, sambil menggenggam ponselnya itu ia berjalan ke arah Cermin.
Menatap wajahnya lewat pantulan cermin, bak ada yang merasukinya tiba-tiba ia bergaya seperti orang konyol menari-nari bahkan bernyanyi dengan lirik lagu yang tidak menentu.
"Ahh...." Laura menjerit sambil melompat-lompat.
Tok tok tok....
"Kakak!!! Apa yang kakak lakukan? Apa kakak sudah gila hah! Ini sudah malam!" Teriak Maira adiknya sendiri yang terpaut 3 tahun lebih Muda dari umur Laura.
"Ups maaf! Kakak sengaja hahah!" Balas Laura tertawa terbahak-bahak.
"Ish... Kakak ih... Dasar gila!" ejek Maira.
Tak sampai disitu saja, Laura melanjutkan aksinya, ia terus menari-nari hingga pinggangnya terasa sakit, "Ogh... Pinggangku!!! Aku tidak bermimpi kan? Yohan mengajakku makan malam? , selama pacaran dengannya dia selalu saja mengajakku makan atau sekedar mengobrol dikantin kampus dan sekarang dia tiba-tiba mengirimiku pesan seperti ini, jangan-jangan dia ingin melamarku malam ini? Ahk... Tidak, aku tidak mau terlalu banyak berharap, tapi... Ahk... Bisa saja kan!" Laura terus mengoceh sendiri, dia bahkan lupa membalas pesan dari Yohan.
Tring...
Ponsel Laura berdering lagi, "Sayang! Kamu mau kan?" ajak Yohan untuk memastikan.
Dengan secepat kilat laura membalas pesan itu, " Iya aku mau!" Wajah Laura memerah padam, ia begitu malu membalas pesan tersebut.
Ahh... Saat semuanya sudah pasti, Laura menghela nafas panjang, lalu kemudian mengumpat dirinya terlebih dahulu, "Dasar Laura bodoh! Bagaimana bisa kamu terlalu bahagia sampai-sampai lupa membalas pesan yohan!" batinnya menggerutu diri sendiri.
Ketika Yohan mengiriminya lagi lokasi makan malam mereka, Laura bergerak cepat menyiapkan semuanya, termasuk memakai make up tipis agar wajahnya tak tampak pucat. Ia bahkan hanya memakai lipstick yang tidak terlalu mencolok namun begitu indah dibibir tipisnya.
"Maira! Kakak mau keluar dulu yah!" pamit Laura sebab hanya Mairalah satu-satunya anggota keluarga yang ia punya, orangtuanya sudah lama meninggal dalam sebuah kecelakaan.
Saat ayah dan ibunya masih hidup, Laura dan Maira bisa dikatakan adalah anak orang kaya Tapi setelah kecelakaan itu, Laura diusir dari rumah megahnya dan dia hanya diberi tempat tinggal sederhana oleh pamannya yang begitu kejam.
Selama ini Laura hidup dengan adiknya hanya karena Laura mempunyai bakat membuat kreasi kue dan itu menjadi salah satu sumber keuangannya.
Ia biasa menjual kue hasil buatannya lewat online dan untunglah jerih payahnya membuahkan hasil yang memuaskan.
Dia begitu menyanyangi adik semata wayangnya itu, apapun kebutuhan adiknya pasti ia akan berusaha untuk memenuhinya.
"Terserah Kakak! Yang penting kalau pulang harus ada makanan ya kak!" Ketus Maira didalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Laura.
"Oke... Siap! Kakak pergi dulu ya! Jangan lupa kunci pintu, kakak cuman keluar sebentar kok!" balas Laura.
Tak ada lagi balasan dari sang adik membuat Laura ikut mengabaikan, dan melanjutkan langkahnya berjalan cepat ke arah pintu.
***
Sampai didepan sebuah Restoran, Laura sedikit gugup untuk melangkah masuk, "Hufh... Jangan gugup Ra... Ini kan bukan pertama kalinya kamu bertemu Yohan!" Bisiknya menyemangati diri sendiri.
Dengan langkah pelan, menekuk wajahnya berjalan masuk, Laura mencengkram kuat tas selempang yang ia bawa.
"Laura... Disini!" panggil Seseorang membuat Laura mendonggakkan wajah menatap sumber suara itu.
Orang itu melambaikan tangan kearahnya, "Ahk... Yohan!" sahut Laura tersenyum cerah mempercepat langkahnya mendekati Yohan.
"Aku kira kamu tidak akan datang! Karena tadi pesanku sangat lama dibalas?" Ciut Yohan saat Laura sudah terduduk didepannya.
"Ahh maaf! Aku... Tadi anu... Itu ehh ke kamar mandi jadi lupa membalasnya hihih!" Ucapnya terbata setelah mencari alasan yang menurutnya begitu masuk akal.
"Ya ampun! Ini semua karena tadi aku begitu gembira yohan! Aku gembira karena pesanmu itu!!!" Dalam hati Laura geram ingin berkata jujur hanya saja Ia sangat malu mengunggapkan kenyataannya.
Laura tertawa renyah seraya menggaruk curuk lehernya yang tidak gatal, " Ahaha ehh Ngomong-ngomong kenapa baru sekarang kamu mengajakku makan malam? ehh maksudnya aku merasa aneh aja! Karena ini pertama kalinya kamu mengajakku kesini! Apa ada sesuatu yang sangat penting untuk dibicarakan?" tanya Laura membenarkan omongannya.
"Lebih baik kita memesan makanan dulu! Baru aku akan memberitahumu!" Seka Yohan yang langsung di anggukan oleh Laura.
Tak lama kemudian, makanan sudah berjejer diatas meja depan mereka, tampak begitu menggiurkan hingga Laura beberapa kali menelan air ludahnya.
"Makan aja Ra!" Ujar Yohan menyadari gelagat Laura.
"Ehh hahah kamu juga!" Antara lapar dan malu Laura begitu nervous memulai untuk makan terlebih dahulu.
"Tidak apa-apa, kamu bisa makan lebih dulu! Aku masih merasa kenyang!" Elaknya.
Laura mengerutkan dahinya, "Tapi kenapa kamu memesan dua porsi?"
"Ehh itu... tadinya aku lapar tapi sekarang sepertinya aku merasa kenyang mungkin karena perutku agak kembung!" Ungkap Yohan sedikit meringis.
"Hah! Kembung? Memangnya tadi kamu habis makan apa? Terus apa masih sakit? Apa perlu aku membelikanmu obat? Kebetulan sebelum kesini aku melihat ada apotik yang dekat dari restoran ini" Cerocos Laura khawatir.
"Tidak usah Ra... Perutku tidak terlalu sakit kok! Aku masih bisa menahannya, kamu makan aja!" Imbuh Yohan.
"A-aku juga sebenarnya sudah kenyang hahah! Kalau begitu lebih baik kita pulang aja! Aku lihat kamu sakit! Kita bisa makan lain kali lagi!" Laura terpaksa mengurungkan niat untuk melahap makanan yang ada didepan matanya.
Ia lebih memilih memperhatikan kesehatan Kekasihnya daripada rasa lapar yang sejak tadi menggeruguti tubuhnya.
"Baiklah... Tapi tunggu dulu Ra... Ada sesuatu yang harus ku beritahukan padamu!" Serkah Yohan lagi.
"Hah! Apa dia bermaksud mau melamarku disaat seperti ini? Ya ampun, kan dia sakit! Atau mungkin dia sudah tidak tahan untuk tidak melamarku?" batin Laura menanti.
"Yohan! Aku tau kalau ada sesuatu yang sangat penting! Tapi kamu kan sedang tidak sehat, lebih baik kamu memberitahuku setelah keadaanmu membaik oke... " Lirihnya.
"Tidak Ra... Aku tidak bisa menundanya lagi!" Pengakuan Yohan seketika membuat jantung Laura berdegub semakin kencang, apalagi tangan Yohan sibuk menggeledah sesuatu di Saku celana Jeans yang dipakainya.
Tiba-tiba Yohan mengeluarkan tangannya, sebuah kepalan tangan yang didalamnya ada sesuatu namun Laura tidak tau pasti apa itu!.
"Sini tanganmu Ra!" pinta Yohan yang tanpa sadar Laura menjulurkan tangannya.
Saat benda dibalik kepalan tangan itu berpindah ke tangannya, Laura terlonjak kanget, "Ini... Kenapa kamu memberiku kalung?" tanya Laura melotot memandangi benda pemberian Yohan.
"Ra... Sebelumnya aku meminta maaf, Tapi aku memang harus jujur sama Kamu! Sebenarnya 1 minggu lagi aku akan menikah jadi simpanlah kalung itu sebagai kenangan kalau aku pernah mengisi kekosongan hatimu!" ungkap Yohan seperti Halilintar menyambar kuping Laura.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹Visual. 🌹🌹🌹🌹🌹🌹
🌺Laura Clarissa 🌺
🌱Vanno 🌱
🦊Reyhan🦊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Just Rara
kasihan laura sudah berharap lebih to malah ditinggal nikah,tp maaf thor visual yohannya mana ya?
2021-11-26
0
KIA Qirana
Lanjut dukungan
💜💜💜💜💜💜
2021-10-11
0
Dhina ♑
Fanno atau Reyhan
keduanya
2021-10-11
0