Istri Comel Pilihan Abi
Malam yang hening, berselimut kesunyian tanpa kehadiran rasi bintang. Hembusan sang bayu menerbangkan dedaunan, mengiringi nyanyian alam.
Nampak seorang pria tampan bermata teduh, sedang duduk terpaku di tepi ranjang, memandangi foto mantan kekasih yang telah menikah dengan sahabatnya, Raikhan. Pria tampan itu adalah Abimana, seorang dosen muda yang mengalami kecelakaan naas hampir satu setengah tahun lalu.
Kecelakaan itu terjadi, beberapa hari sebelum Abimana dan Alya akan mengikrarkan janji suci pernikahan. Betapa hancurnya hati Alya saat itu. Calon istri Abimana teramat berduka karena kehilangan kekasih tercinta. Raikhan, sahabat Abimana dengan ketulusan cintanya terhadap Alya, berusaha menjadi penguat dan sandaran hidup si gadis malang. Raikhan menikahi Alya, dan dengan teramat bersabar menanti balasan cinta dari istrinya.
Beruntung, Abimana berhasil diselamatkan oleh dua malaikat tak bersayap. Kedua insan terpilih sebagai perantara Allah untuk menyelamatkan Abimana dari maut, beliau bernama Arya beserta putrinya, Suci.
Setelah kejadian naas itu, pria tampan bermata teduh mengalami amnesia selama beberapa bulan.
Ia tidak mengingat apapun tentang dirinya. Namun berkat selembar foto gadis cantik dengan bertuliskan ALYA CALON ISTRIKU di belakang foto tersebut, pria tampan nan malang berusaha keras untuk mendapatkan ingatannya kembali. Selembar foto itu ditemukan oleh Arya, di saku baju Abimana.
Ketika berhasil mendapatkan ingatannya, Abimana berniat untuk pulang ke rumah. Ia berjanji, akan berkunjung kembali ke rumah Arya, setelah bertemu dengan keluarga dan calon istrinya, Alya. Abimana pulang ke rumah kedua orang tuanya dengan diantar oleh bapak kepala desa, Tama.
Betapa terluka hati Abimana ketika mengetahui bahwa kekasih hatinya telah dinikahi oleh Raikhan, sahabat yang sudah ia anggap sebagai saudara. Namun pria malang itu teramat bersyukur, karena kehadiran Kirana, salah seorang sahabatnya ketika duduk di bangku SMA, bersedia membantu dan menguatkan Abimana. Hingga pria tampan bermata teduh, bisa melewati kedukaan dengan tegar dan berlapang dada, serta mampu berpikir realistis.
Kirana, seorang dokter muda nan cantik juga mengalami nasib yang hampir sama dengan Abimana. Ia harus menelan kepahitan karena pupusnya harapan untuk merengkuh balasan cinta dari pria yang dicintai. Pria itu adalah Raikhan, pria yang berwajah tampan mirip dengan aktor Korea, Lee Min Ho. Suami Alya Putri.
Kisah cinta mereka serasa begitu rumit, hingga pada akhirnya, Abimana dan Kirana memutuskan untuk ikhlas dan berdamai dengan takdir. Mereka berdua berusaha untuk saling menguatkan, dan menjemput takdir cinta dengan harapan akan mampu meraih bahagia, menghilangkan segala duka lara.
🌹🌹🌹
Arini berjalan mendekati Abimana, kemudian beranjak duduk di samping putra tercinta. Beliau memahami apa yang sedang dirasakan oleh putranya.
"Putraku Bima, sedang apa kamu Cah Bagus?"
Abimana terperangah mendengar suara ibundanya yang terdengar begitu lembut. Pria tampan itu pun menjawab pertanyaan ibundanya dengan menampakan seulas senyum, "Bima sedang melihat foto Alya ketika acara lamaran dulu Bu. Bima berkeinginan untuk menyimpan foto ini dan semua barang-barang pemberian Alya, di dalam kardus. Bima minta, Ibu yang menyimpannya ya! Putra Ibu, berkeinginan untuk membuka lembaran baru."
Arini mengusap rambut putra tercinta dengan penuh kasih sayang, beliau pun berucap, "Baiklah Bim, Ibu yang akan menyimpannya. Sabar dan ikhlas ya putra Ibu! Insya Allah, kelak kamu akan mendapatkan pengganti Alya, yang lebih baik."
Abimana kembali mengulas senyuman, "Insya Allah Bu. Saya berniat, akan melamar Kirana."
Arini cukup terkejut mendengar ucapan putra tercinta.
"Bim, apa kalian berdua sudah saling mencintai?" Arini menatap putranya lekat-lekat.
"Belum Bu."
"Lantas, apa yang mendasari putra Ibu untuk melamar Kirana?"
"Saya merasa nyaman dengan kehadiran Kirana Bu, meski saat ini kami saling menyayangi hanya sekedar sebagai sahabat. Insya Allah, perasaan cinta akan tumbuh dengan sendirinya," balas Abimana meyakinkan ibundanya.
"Apa Kirana tidak keberatan Bim?"
"Tidak Bu. Insya Allah, Kirana akan menerima lamaran sahabatnya ini. Kami mengalami nasib yang hampir sama dalam masalah percintaan."
"Hemmm, baiklah kalau begitu. Nanti, Ibu akan membicarakannya dengan ayahmu dulu Bim."
"Trimakasih Bu."
"Iya Bima, putra Ibu tercinta."
"Oiya Bu, besok lusa jadi berkunjung ke rumah Pak Arya?"
"Iya, Insya Allah Bima."
"Bu, bolehkah saya mengajak Kirana dan Bang Ilham untuk turut serta?"
"Tentu saja boleh Bim," Arini menjawab pertanyaan putranya disertai seulas senyum.
Mata Abimana nampak berbinar mendengar jawaban ibundanya.
"Ya sudah, Ibu kembali ke kamar dulu ya Bim."
"Iya Bu."
Arini beranjak dari duduk, dan berjalan meninggalkan putra tercinta, untuk menemui suaminya, di kamar.
🌹🌹🌹
Di rumah kedua orang tua Kirana.
Malam itu, Kirana sengaja mengumpulkan ayah, ibu, dan abangnya untuk berbincang di ruang keluarga.
"Ayah, Ibu, dan juga Bang Ilham, sebenarnya Kiran ingin menyampaikan suatu keinginan," Kirana mengawali percakapan.
"Ehemmm, sampaikanlah keinginanmu itu Nduk Cah Ayu!" perintah Ridwan kepada putrinya.
Kirana menghela nafas panjang, kemudian menyampaikan apa yang menjadi keinginannya, "Kirana ingin menjalin hubungan dengan Abimana lebih dari sekedar persahabatan. Abim bersedia melamar Kirana. Namun, Kirana berkeinginan supaya Bang Ilham menikah terlebih dahulu."
Ucapan Kirana membuat ayah, ibu, dan juga abangnya tersenyum lebar.
"Kiran, Kiran, sudah kami duga kamu dan Bima memiliki keinginan untuk menikah. Karena kalian terlihat sangat akrab bahkan bila pergi mengunjungi acara apa pun, selalu berdua," balas Ridwan dengan menahan tawa.
"Abang setuju bila kalian bersegera menjadi pasangan yang halal, supaya tidak timbul fitnah. Jangan pikirkan Abang, Ran! Abangmu ini belum menemukan sosok wanita yang mirip dengan istri Rasululloh, Aisyah. Itulah mengapa, Abang belum juga berkeinginan untuk menikah."
Kirana mengerutkan kening ketika mendengar apa yang diucapkan oleh abangnya. Gadis cantik itu pun membalas ucapan Ilham, "Abangku tercinta, jangan terlalu berharap untuk menemukan sosok seorang wanita yang seperti istri Baginda Rasululloh! Entah mirip Aisyah, Khadijah, atau istri Rasul yang lain, karena sekarang sudah berbeda zamannya. Terpenting, Abang menikahi seorang wanita yang mampu menerima segala kelebihan dan kekurangan Bang Ilham. Jangan mencari sosok wanita yang terlalu perfect Bang!"
Ilham mencoba menelaah ucapan adiknya. Pria itu terdiam tanpa suara, seolah ia mendapat tamparan dari seorang adik, yang sebenarnya memiliki kepribadian unik. Terkadang Kirana bisa terlihat sangat bijaksana, kadang juga si gadis suka berulah hingga membuat ayah, ibu, dan abangnya hanya bisa mengelus dada.
Ilham membuang nafas kasar sebelum membalas ucapan adiknya, "Huffff, tumben kata-katamu terdengar sangat bijak Dek. Meski demikian, Abang belum mampu menjatuhkan hati kepada seorang wanita."
"Hissshhh Abang, jangan seperti kaum Nabi Luth! Mengerikan Bang. Ishhhhhh menakutkan lho adzabnya."
Spontan Ilham menjitak kening adiknya dengan pelan dan berucap, "Dek, tega ya kamu menuduh Abangmu ini seperti kaum Luth."
"Lahhhh salah Abang sendiri, katanya belum mampu menjatuhkan hati kepada seorang wanita. Nah, berarti kan baru bisa menjatuhkan hati untuk sesama pria kan ... kan_?" Kirana mengerlingkan mata.
Ridwan dan Ratri tertawa terpingkal-pingkal mendengar perkataan anak gadis mereka.
"Astaghfirullah Dek, bisa-bisanya kamu berpikiran seperti itu." Raut wajah Ilham terlihat begitu kesal.
"Pfttttt ... hahhhhaha, canda Abangku sayang. Aku kenalin sosok wanita yang anggun dan solekhah Bang. Abang bersedia tidak?"
"Hemmmm, terserah kamu Dek."
"Okay, jika Abang bersedia, besok lusa Kiran akan mengajak Bang Ilham berkunjung ke rumahnya."
"Ibu setuju dengan rencana adekmu Ham. Semoga putra Ibu segera mendapatkan pendamping hidup yang solekhah." Ucapan Ratri seketika mendapatkan balasan yang kompak dari suami dan kedua buah hatinya.
"Aamiin ...."
🌹🌹🌹
Malam semakin larut. Abimana berbaring di atas ranjang. Pandangan kedua netranya terpaku menatap langit-langit kamar. Pria tampan itu bermonolog dalam kesunyian.
"Mungkinkah menikahi Kirana adalah pilihan terbaik yaa Robb?? Sungguh, hamba hanya ingin membuang jauh-jauh perasaan cinta yang masih ada untuk Alya, meski sekarang tak sebesar dulu. Ridhoi niatan hamba, jika memang Kirana adalah cinta yang ditakdirkan untuk makhluk-Mu ini yaa Robb."
Drttt ... drtttt ...
Suara getaran ponsel Abimana yang tergeletak di atas nakas, rupanya ada pesan dari sahabatnya, Kirana. Pria tampan itu pun meraih ponselnya dan mulai membaca pesan dari si gadis konyol.
👧 Asalamu'alaikum Bim, aku sudah menyampaikan apa yang kita rencanakan kepada ayah, ibu, dan Bang Ilham.
👨 Wa'alaikumsalam. Bagaimana tanggapan mereka Ran?
👧 Alhamdulillah, mereka menerima keinginan kita. 😇😇
👨 Syukur Alhamdulillah. Lusa kita jadi berkunjung ke rumah Pak Arya, selain silaturahim, juga untuk memperkenalkan Bang Ilham dengan Suci.
👧 Yoi Bim.
👨 Tentang rencana lamaranku, kamu juga sudah memberitahukan kepada ayah dan ibu?
👧 Sudah Bim.
👨 Kamu bersedia kan menerima lamaranku, Ran?
👧 Bismillah, iya Abim. 🙈🙈🙈
👨 Alhamdulillah. Trimakasih Kiran. 😊
👧 Hemmmm, kembali kasih Bim. Sudah ya, aku mau tidur dulu. Asalamu'alaikum calon imam yang tak dirindukan. 😜
👨 Wa'alaikumsalam calon istri yang comel. 😜😜😜
Abimana tersenyum ketika membaca kembali pesan dari Kirana, ada binar bahagia yang nampak di raut wajah pria tampan bermata teduh.
🌹🌹🌹
Jangan lupa tinggalkan Like 👍
Tekan ❤ untuk favorit
Komentar
Rate 5 ⭐⭐⭐⭐⭐
Vote seiklasnya, untuk mendukung author
Trimakasih 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
😘Luvyna😘
aku baru hadir kak di ICPA setelah selesai baca kisah nya DERANA 😘😘
2022-11-04
1
𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢
Abang nya pengen punya istri seperti istri Rosul. biar bisa sabar dan menerimanya jikalau di madu kale.
2022-09-21
1
Husna
mampir thor
2022-05-31
1