Rumah sederhana milik keluarganya Tiffany.
"Jadi bagaimana apa kalian sudah bisa melunasi pinjamannya sekarang ?? " tanya pengacara itu kepada Mama Siska.
"Maaf kan saya pak, kami belum dapat melunasi pinjamannya sekarang" ujar Mama Siska dengan penuh ketakutan.
"Kalau meminta maaf saja cukup, untuk apa ada penjara dan juga kantor polisi" jawab pengacara itu dengan tatapan yang begitu tajam.
"Terus kami harus bagaimana pak, sekarang ini saya tidak punya uang sama sekali" kedua kaki Mama Siska melemah sudah tidak sanggup lagi berdiri, mama Siska yang saat itu terjatuh tepat di hadapan kakinya sekretaris Jang langsung memohon agar sekretaris Jang dapat memberikan nya sedikit waktu lagi untuk melunasi hutang peninggalan almarhum suaminya itu.
"Berdirilah Bu " ujar sekretaris Jang sambil membantu Mama Siska berdiri lagi.
"Oh iya bu di mana nona kecil itu sekarang " tanya sekretaris Jang sambil melihat ke sekeliling rumahnya.
"Putriku sedang tidak berada di rumah sekarang pak" jawab Mama Siska yang mencoba melindungi Tiffany's.
"Jika tidak di rumah, terus dimana perginya nona kecil itu " tanya sekretaris Jang lagi .
"Dia sedang ada les privat diluar " tegas Mama Siska.
"Sayang sekali dia tidak ada di rumah, sebagai putri tunggal dia seharusnya dapat membantu melunasi pinjaman ayahnya, bukan malah kabur begini " ujar sekretaris Jang yang mencoba memancing Tiffany keluar.
Tiffany yang mendengar dirinya sedang diremehkan oleh sekretaris Jang, mencoba untuk bersikap tegar dan berpikir bahwa sebenarnya memang benar dirinya tidak bisa terus bersembunyi di sini, dengan penuh keberanian Tiffany pun akhirnya memutuskan untuk menghadapi sekretaris Jang berserta pengacaranya.
...
"Nona kecil mana yang sedang sekretaris Jang cari" tanya pengacara itu kepada sekretaris Jang.
"Jadi begini pak, pak Raul mempunyai seorang putri tunggal bernama Tiffany, bisa dikatakan dia juga adalah ahli warisnya dari pak Raul " jelas sekretaris Jang kepada pengacaranya.
"Tapi tuan, putri ku Tiffany itu masih sangat kecil, mana bisa dijadikan penanggung jawabnya pinjaman tersebut " tegas Mama Siska sambil memohon mohon kepada sekretaris Jang dan juga pengacaranya.
"Kami mohon maaf Bu, menurut hukum yang berlaku Tiffany wajib membayarkan pinjaman pak Raul karena dia adalah putri tunggalnya" ujar sekretaris Jang.
"Cukup..!! Mama tidak perlu memohon lagi kepada mereka, Tiffany akan berusaha keras untuk melunasi pinjaman papa kepada mereka " ujar Tiffany yang masih berdiri tepat di depan pintu kamarnya.
"Fany apa yang kamu lakukan, Kan sudah Mama bilang dengan jelas, bahwa apa pun yang terjadi jangan pernah keluar dari dalam kamarmu Nak "ujar Mama Siska sambil memeluk erat putri kesayangannya itu.
"Nggak Ma, Fany nggak bisa terus berdiam diri saja memang benar kata mereka sebagai putri tunggalnya papa Tiffany juga bertanggung jawab atas pinjamannya" ujar Tiffany.
"Baiklah kalau begitu, mohon nona untuk segera menandatangani surat ini" ujar pengacara itu sambil memberikan surat penanggung jawab pinjamannya.
Tiffany pun langsung menandatangani surat perjanjian tersebut.
"Disurat ini menjelaskan bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini sebagai penanggung jawab sepenuhnya akan membayarkan semua pinjaman tersebut sebesar Rp 10 miliar yang dipinjam oleh saudara Raul " pengacara itu membacakan isi surat tersebut.
"Gadis Kecil ini cukup berani, demi keluarganya dia tidak takut dan mampu menghadapi masalah ini, sungguh gadis yang luar biasa " ujar sekretaris Jang di dalam hatinya.
"Oh iya nona bisakah anda ikut kami sebentar ke kantor " ujar sekretaris Jang.
"Kantor?? Maksud bapak kantor polisi begitu" ujar Tiffany agak sedikit takut.
"Tentu saja bukan kantor polisi nona, kantor yang kami maksud adalah hotel One seasons sebagai orang yang bersangkutan nona telah di tunggu oleh pak direktur perusahaan kami " jelas sekretaris Jang.
"Baiklah pak saya bersedia ikut dengan kalian ke sana " ujar Tiffany.
"Mama tidak perlu khawatir, semuanya akan baik-baik saja, Tiffany pamit ya ma" ujar Tiffany yang lalu pergi menuju ke hotel One seasons.
Setelah sampai di hotel One seasons Tiffany dibawa ke ruang tunggu.
"Nona tunggu disini sebentar, pak Revando sekarang sedang meeting tapi sebentar lagi selesai " ujar sekretaris Jang.
"Baiklah pak saya akan tunggu disini" ujar Tiffany yang terlihat cemas.
30 Menit pun berlalu...
"Nona Tiffany bisa langsung masuk ke sini, nona telah di tunggu oleh pak Revando " ujar sekretaris Jang.
"Baiklah pak terimakasih" ujar Tiffany sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan kerjanya Revando.
"Permisi pak, dia adalah Tiffany anak tunggal pak Raul " jelas sekretaris Jang kepada Revando.
Tiffany yang saat itu masih berdiri didepan pintu ruangan kerjanya Revando terlihat sedikit penasaran dengan wajah direktur itu karena wajahnya Revando saat itu sedikit terhalang oleh komputer yang ada dimeja kerjanya.
"Nona silahkan duduk di sebelah sana " ujar sekretaris Jang sambil menunjukkan arah kursi untuk Tiffany duduki.
"Kalau begitu saya permisi dulu pak" ujar sekretaris Jang yang lalu meninggalkan mereka.
5 menit pun berlalu.
Terlihat Revando begitu sibuk dengan komputernya, sedangkan Tiffany tampak begitu gugup ingin berbuat apa, akhirnya Tiffany pun memberanikan diri untuk memulai percakapan terlebih dahulu.
"Selamat siang pak, ada perlu apa bapak memanggil saya kesini " ujar Tiffany dengan terbata-bata.
Revando pun akhirnya menghentikan ketikan nya di komputer.
"Apa sekretaris Jang belum menjelaskan nya " tanya Revando.
Tiffany pun akhirnya melihat dengan jelas wajah direktur tersebut, direktur tersebut adalah Revando Wijaya "ya Tuhan ternyata dia adalah Revando Wijaya yang terkenal itu, tidak ada seorang pun di negeri ini yang tidak tahu dengannya, pewaris utama perusahaan One seasons, perusahaan yang sangat berpengaruh untuk negara ini, selain hotel One seasons ini mereka juga bergerak di bidang elektronik, furniture dan bahkan makanan pun mereka produksi, mimpi apa saya semalam dapat bertemu orang hebat seperti dia " ujar Tiffany dengan kagum didalam hatinya.
"ya Tuhan apa ini mimpi " ujar Tiffany sambil mencubit pipi chubby nya.
Revando yang melihat Tiffany seperti orang linglung hanya melihatnya dengan tatapan mata yang aneh.
"Paman saya mohon tolong berikan kami sedikit waktu lagi untuk bisa melunasi semua pinjaman almarhum Papa saya kepada kalian " ujar Tiffany sambil memegang tangan kanannya Revando.
Revando pun langsung menarik keras tangannya dari genggaman Tiffany.
"Nona Kecil siapa yang kamu panggil paman, ayo cepat minta maaf kepada pak Revando " ujar pengacara itu dengan panik.
"Tapi dia belum terlalu tua untuk dipanggil bapak " ujar Tiffany dengan polosnya.
"Astaga anak ini " pengacara itu pun bertambah panik mendengar ucapan Tiffany barusan.
"Jika nantinya saya memberikan sedikit waktu lagi untuk kalian, apakah kamu yakin dapat melunasi semuanya " dengan tatapan mata yang begitu tajam dan disertai sedikit senyuman Revando bertanya kepada Tiffany.
Dengan menundukkan kepalanya ditambah dengan suara yang sangat gugup Tiffany mencoba menjawab pertanyaan Revando.
"Saya akan berusaha melunasinya pak" ujar Tiffany dengan sedikit ragu.
"Dengan cara apa kamu yakin dapat melunasi pinjaman tersebut " tanya Revando lagi kepada Tiffany.
"Tentu saja dengan bekerja" tegas Tiffany yang perlahan lahan mulai mengangkat kepalanya.
Revando hanya tersenyum tipis mendengar jawaban Tiffany tadi.
"Saya sangat menghargai niat baikmu untuk membantu melunasi pinjaman orangtuamu kepada perusahaan ini, tapi masalahnya kamu sekarang saja masih belum tamat sekolah jadi bagaimana cara kamu mendapatkan pekerjaan yang bagus" ujar Revando yang sedikit meremehkan Tiffany.
Tiffany hanya terdiam mendengar ucapan Revando tadi.
"Yang dibilang oleh pak Revando ada benarnya juga " ujar Tiffany didalam hatinya.
"Baiklah saya akan berikan tambahan waktu Tiga Bulan lagi untuk kalian, saya harap dalam waktu tiga bulan ini kamu dan keluargamu dapat melunasinya " ujar Revando.
"Jika dalam tiga bulan ini saya masih belum bisa melunasi semua hutang almarhum Papa saya bagaimana ??" tanya Tiffany.
"Kesempatanmu hanya tiga bulan ini, jika kamu tetap tidak bisa melunasinya maka nyawamu lah yang akan menjadi penggantinya" ujar Revando dengan kejam.
"Maksudnya?? " tanya Tiffany dengan bingung.
"Nona Intinya kamu harus melunasi pinjaman itu dalam waktu tiga bulan ini " jelas pengacara itu kepada Tiffany.
Mendengar perkataan Revando barusan Tiffany benar-benar merasa takut.
"Kesempatanmu hanya tiga bulan ini, jika kamu tetap tidak bisa melunasinya maka nyawamu lah yang akan menjadi penggantinya" kata kata Revando barusan terus ada di pikirannya Tiffany.
Akan tetapi Tiffany berusaha untuk tetap optimis bahwa dirinya pasti dapat melunasi pinjaman tersebut dengan cara apa pun.
"Baiklah aku berjanji bahwa aku akan melunasi pinjaman itu dengan secepatnya" ujar Tiffany dengan sedikit percaya diri.
"Baik saya pegang janji kamu dan saya paling tidak suka jika nantinya orang tersebut tidak dapat menepati janjinya " ujar Revando dengan tatapan mata yang sinis menatap ke arah Tiffany.
"Kamu tenang saja paman Saya pasti bisa melunasi hutang itu dengan segera dan kalau perlu dengan secepat mungkin" ucap Tiffany dengan penuh percaya diri di hadapan Revando dan juga pengacaranya.
"Baiklah saya pegang janji kamu Gadis Kecil " ujar Revando dengan senyuman tipisnya.
Perjanjian itu pun selesai, Tiffany pun akhirnya bisa langsung pergi meninggalkan hotel One seasons.
Bersambung...
Assalamualaikum...
sobat setia "Mendadak Dinikahi CEO Sombong" Jangan pernah bosan untuk terus dukung karya ini dengan cara Like dan tinggalkan komentar yang positif supaya membantu karya ini menjadi lebih baik lagi ya sobat...
Terima kasih 🙏🙏🙏.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
IAN🩷heart2heart
kasian Tiffany, papanya bukannya ninggalin harta ini malah banyak ninggalin hutang 😫
2025-03-11
27
al£x~kee¥
aku yakin kalian bisa menghadapi semua cobaan ini
2025-01-09
0
Flo®encia_πie
untuk apa pak Raul meminjam uang begitu banyak kepada perusahaan one seasons sedangkan keluarga nya sendiri nggak tau 😮💨
2025-01-12
6