Hari ini bertepatan dengan hari minggu, jadi Gio tidak masuk kantor karna memang dirinya libur saat tanggal merah.
Kemarin malam mamah Ismi (Ibu Gio) menelpon Dara dan menyuruh dirinya serta Gio untuk datang berkunjung ke kediaman mertuanya, Dara pun hanya bisa mengiyakan perintah dari mertuanya tersebut.
Tapi disisi lain Dara bingung bagaimana caranya untuk menyampaikan hal ini pada suaminya, apalagi Agnes selalu ada disamping Gio membuatnya harus lebih memberanikan diri mengatakannya.
Dara keluar dari kamarnya dan mencari keberadaan Gio, sesaat kemudian Dara mendengar suara tawa dari ruang keluarga yang membuat Dara yakin Gio ada disana.
Dara pun melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga, dan benar saja Gio ada disana dengan Agnes yang sedang bergelayut manja di lengan suaminya.
Melihat itu Dara hanya bisa menarik nafas dalam, dengan penuh keberanian dirinya mendekat ke arah mereka.
"Tuan" ucap Dara yang kini sudah berdiri di depan mereka.
"Kau? Mau apa kau kesini?!" baru saja melihat dirinya Agnes langsung menatap tidak suka.
"A-aku hanya ingin menyampaikan jika kemarin malam mamah Ismi menelpon dan menyuruh 'kami' mengunjunginya"
Agnes melotot kaget mendengar perkataan Dara.
"Kami?" tanya Agnes yang masih terlihat geram sedangkan Gio hanya terdiam dan masih menatap ke arah televisi. Entah Gio mendengar perkataan Dara atau tidak yang jelas Gio hanya membisu sejak tadi.
"I-iya kami, aku dan Tuan maksudnya" jelasnya pada Agnes.
"APA?!!" seketika rahang Agnes mengeras mendengar jika Dara dan Gio harus mengunjungi kediaman orang tua Gio, itu artinya mereka akan pergi kesana hanya berdua saja.
Dara terperanjat kaget karna tiba-tiba Agnes berteriak setelah mendengar penjelasannya.
"Sayang... Aku tidak mau kau pergi hanya berdua dengannya!" protes Agnes pada Gio kekasihnya.
"Sayang kau tenang saja aku janji tidak akan terjadi apa apa, lagipula hanya hari ini" ucap Gio yang mencoba menenangkan Agnes.
"Tapi sayang bagaimana jika wanita ini menggodamu" ujar Agnes yang mendelik pada Dara dengan tatapan tak bersahabat.
Sedangkan Dara merasa dirinya direndahkan karna dituduh akan menggoda Gio jika mereka pergi nanti, lagipun tidak ada salahnya jika memang Dara benar-benar berniat menggoda suaminya sendiri.
"Aku tidak akan tergoda dengannya, kau percaya padaku kan?" dengan memegang kedua lengan Agnes.
Sedangkan Agnes yang melihat keseriusan Gio akhirnya hanya bisa mengangguk pasrah, dirinya juga tidak ingin sampai orang tua Gio curiga dengan pernikahan anaknya dan pasti akan berujung tidak baik untuk hubungannya dan Gio.
"Terima kasih sayang" ucap Gio yang langsung membawa Agnes kedalam pelukan nya.
Mereka berdua pun berpelukan tanpa menghiraukan Dara yang masih berada disana juga, mereka bahkan seperti tidak berbuat dosa memperlihatkan kemesraan didepan Dara yang berstatus istri sah Gio.
Setelah mereka melepaskan pelukannya Agnes langsung mengusir Dara dari hadapan mereka.
"Kenapa kau masih disini?! Pergi sana!" ucap Agnes yang membuat Dara hanya bisa menghela nafas dalamnya seolah menguatkan dirinya agar tidak terpancing emosi.
"Maaf aku hanya ingin bertanya jam berapa kita akan berangkat? " tanya Dara yang menatap kearah Gio.
Gio terdiam seperti sedang berpikir.
"Jam 1 siang" jawab Gio dengan singkat, padat, dan jelas.
Setelah itu dara keluar dari ruang keluarga meninggalkan kedua insan yang sedang bermanja manjaan.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang, kini Dara dan Gio sudah berada didalam mobil menuju kediaman orang tua Gio.
Di dalam mobil mereka saling diam ditengah keramaian kota, tak ada yang membuka obrolan dan lebih memilih fokus pada jalanan.
Sesampainya di kediaman orang tua Gio mereka langsung keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah, tapi saat didepan pintu Gio tiba-tiba berhenti dan menatap ke arah Dara.
"Ingat! Bersandiwara lah didepan orang tuaku layaknya suami istri sungguhan"
*Suami istri sungguhan? B*ukankah memang kita ini suami istri sungguhan tuan? Hahaha... Mungkin aku yang terlalu berharap. ucap Dara dalam hatinya.
"Baik"
Mereka pun masuk kedalam rumah dengan Dara yang menggandeng lengan Gio karna memang Gio yang menyuruhnya.
Saat mereka masuk mamah Ismi dan papah Alex tengah berada di ruang tamu, kami pun melangkah mendekati mereka.
"Selamat siang mah pah" sapa Dara dan Gio berbarengan.
"Kalian sudah datang? Duduklah nak" ucap mamah Ismi pada anak dan menantunya.
Gio dan Dara pun duduk.
"Apa kabar kalian?" tanya papah Alex.
"Kami baik pah" sahut Dara yang selalu tersenyum pada kedua orang tua itu.
"Syukurlah.. "
"Bagaimana kabar mamah dan papah?" tanya Dara yang kini bergantian menanyakan kabar.
"Kami baik sayang, kami sayang merindukan kalian. Kenapa kalian seminggu ini tidak mengunjungi kami?"
"Maaf mah seminggu ini aku sibuk dengan urusan kantor" ujar Gio pada kedua orang tuanya.
"Kamu ini jangan terlalu sibuk dong Gio, kamu kan baru menikah, seharusnya kamu ini ajak istrimu untuk honeymoon"
Mendengar itu sontak membuat Dara membelalakkan matanya, ia tak pernah berpikir sampai kesana, sedangkan Gio diam tak membalas perkataan sang bunda.
"Nak, apa Gio menjadi suami yang baik untukku mu? Apa dia pernah menyakitimu? Apa kau merasa nyaman menjadi istrinya? Katakanlah nak" tanya Sang mertua dengan pertanyaan yang bertubi tubi.
"tentu saja aku menjadi suami yang baik mah" belum Dara menjawab pertanyaan mertuanya tiba-tiba Gio langsung menyahut.
"Gio mamah bertanya pada istrimu, diamlah!" ucap mamah Ismi agar Gio diam.
"Mas Gio baik kok mah, Dara bahagia bisa menjadi istrinya" ucap Dara sembari tersenyum seakan mengungkapkan isi hatinya.
Sedangkan Gio yang duduk disamping Dara tidak mengeluarkan suara lagi, dan saat Gio mendengar perkataan Dara ia tau Dara sedang berbohong dengan mengatakan jika dirinya adalah suami yang baik untuk Dara.
Mereka pun terus berbincang hingga makan siang tiba, kedua orang tua Gio mengajak Dara dan juga anaknya untuk makan siang bersama.
Dimeja makan.
Terlihat dua pasangan tersebut sedang menikmati makan siang mereka masing masing.
"Nak besok kami berdua akan pergi ke Jerman sekitar 6 bulan untuk urusan bisnis, maka dari itu kami ingin berlama lama dengan kalian hari ini sekaligus berpamitan" ucap papah Alex.
"6 bulan? Kenapa lama sekali?" tanya Dara dengan tatapan yang berubah menjadi sendu.
"Kami ada proyek baru disana, dan itu akan membutuhkan waktu yang lumayan lama" kata papah Alex lagi.
"Kami hanya bisa mendoakan supaya kalian selamat sampai tujuan dan diberikan kesehatan selama disana" ujar Dara.
"Terima kasih atas doanya nak, kami memang tidak salah memilih menantu seperti kamu" ucap mamah Ismi dengan bangga.
"Sama sama mah, Dara juga sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga ini" ucapnya dengan senyum manis di bibir Dara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
ganti nama
kan ada hp yg dimiliki data, ya rekamlah keg gio dengan kekasihnya tersebut kirim sama mertua...
bertahan diperlakukan tidak adil, berjuang demi panti tempat tinggal emang harus, berjuang demi harga diri jangan lupa itu utama...
2024-01-27
0
Elisanoor
mending idup pas pasan daripada sakit hati,bisa sakit jiwa lama2 soalnya 😅
2023-10-20
0
Alea
kalau jadi Dara akan aku videoin gio sama Agnes terus aku kirim ke mamanya
2023-08-17
1