Ketua OSIS Ganteng Sang Pujaan Hati
Suatu saat adalah masa dimana kau merindukan kisah ini, kamu gak akan pernah bisa lagi melihat dimana meja yang suka kau coret-coret, kau tak akan bisa melihat dimana sahabat-sahabat mu lagi. Dan di saat itu aku merindukanmu, meski aku sadar bahwa semua hanya masa lalu yang tak akan terulang kembali, kebahagiaan dan juga kesedihan yang pernah terukir di masa-masa kita SMA adalah masa kala kau mencoba menanam setiap ada melalui setiap proses perjalanan yang penuh dengan drama.
Ada teori cinta yang penuh dengan rumusan asmara, dan juga ada kisah pelik yang membawamu kepada takdir entah kau ingin menjadi apa nantinya. Kiranya setiap cita yang pernah kau ukir mungkin akan menjadi prestasi kala kau tua nanti, bersama dengan jejak-jejak yang telah kau alami mungkin jauh di dalam benakmu rasanya tak ingin kehilangan sahabat ataupun guru-guru yang kau cintai tapi begitulah rumusan kehidupan dimana ada pertemuan pasti juga ada perpisahan. Tapi jangan biarkan dirimu larut dalam kesedihan karna takdirmu telah ditentukan, biarkan saja satu demi satu nafas yang kau hembuskan tenggelam bersama setiap bayang-bayang yang akan membawamu terbang untuk mencapai setiap angan yang kau impikan.
Ini hanya sebuah kisah cinta, tapi aku tidak mengerti apa itu cinta?
Ini hanya sebuah cerita, tapi aku tidak mengerti apa itu rasa sayang?
Aku hanya seorang diri bersandar di bawah pohon, sambil berkata aku tak sanggup berkata-kata dengan segala hal yang telah terjadi pada hidupku.
Aku tak mengerti apa itu cinta?
Bisakah kamu ajari aku tentang cinta?
Apakah kamu tahu cinta itu apa?
Jangan biarkan rasa cinta hanya sekedar menggodamu belaka, sementara ini seperti sebuah ego yang membuat aku malu dengan apa yang telah aku pikul sejak lama. Detik demi detik, jam demi jam, seperti memberi aku sebuah jalan di antara hidup dan mati. Aku selalu bertanya akankah kau selalu berada disini di sampingku indah dalam senyum manis di wajahmu.
Aku hanya ingin kamu tersenyum, aku hanya ingin melihatmu bahagia, aku sangat menyayangimu apa adanya. Aku selalu rindu dengan tawa candamu, meski kau terkadang tidak memperdulikan aku sama sekali. Dan bahkan tak menganggap aku ada, atau hanya sekedar pelampiasan di saat kau berduka saja. Jika kau bersedih biarkan aku mendampingi kamu dan selalu menjadi pendengarmu.
Untuk kamu sang pejuang cinta tetaplah merapat di dalam jiwa dengan penuh semangat dan juga hormat, bukan berarti cinta itu hilang dalam genggaman meski si hati tidak jua berkata namun hanya berteriak dalam hati apa aku bisa menjadi bagian dalam kisah hidupmu. Aku hanya bisa terus menulis dengan secerca harapan indah supaya kamu bisa melihat dan membaca setiap tulisan yang aku tulis, semuanya seperti rasa unik aku tidak mampu mengucapkan kata cinta bahkan kata rindu saja aku tak mampu.
Jangan biarkan saat kamu menangis dan merindu bayangkan saja aku selalu ada di dekatmu disampingmu meskipun aku tidak selama selalu berada disana, tapi tetapkanlah dalam hatimu bahwa aku selalu berada didalam hatimu. Walaupun kebersamaan kita mungkin tidak akan terus selalu bersama dan mungkin aku juga belum tentu ada di dalam lubuk hatimu.
Aku tidak mengerti apa itu cinta, tolong ajari aku tentang cinta, tolong ajari aku tentang rasa sayang dan bagaimana untuk bisa mengasihi meski aku bukan siapa-siapa. Dan meskipun aku bukan seseorang yang spesial yang selalu ada untukmu.
Dalam sebuah keheningan dan kesepian malam kau memberikan cahaya penerang dalam lubuk hatimu. Karna aku selalu ada untukmu, meski hubungan kita hanya sebatas teman.
Jujur tatkala jari jemari ini menggoreskan tinta di atas kertas aku merasa seperti berkhayal dan seorang diri, aku hanya bisa terdiam dan tak ingin siapapun mengetahuinya isi hatiku yang paling dalam.
Hari ini hati berbicara tapi bibir hanya diam dan tak mampu mengucapkan apapun, aku mohon cinta beri nafas pada sang hati agar aku bisa terus bersama dengan kehidupan yang sulit ini. Aku akan selalu menjaga rasa ini bersama dengan kerinduan di dalam hati, meski aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan tapi aku mohon beri aku kesempatan untuk selalu ada untukmu.
Aku tidak mengerti apa itu cinta, aku juga tidak tahu apa itu rasa cinta. Aku hanya bisa bahagia saat melihat kamu bahagia meski bukan bersamaku, aku sangat suka permen lollipop rasanya manis sekali. Sepertinya sudah menjadi kebiasaanku makan permen Lolly tapi apakah ada hubungannya antara lollipop dengan perasaanku?
Aku rasa semua kisah cinta itu sangat berarti bagi diriku karna selaras dengan jiwa, perasaan dan hati yang terus berbicara akan rasa kebimbangan antara rasa ingin mencinta dicintai.
"Aku hanya bisa menuliskan bait tiap bait, dan menyanyikan setiap lagu yang ku sukai, meski terkadang semua itu membuatku merasa naif dan tak mengerti harus bagaimana untuk belajar dari ke egoisan diri".
Persahabatan itu seperti permen kapas rasanya manis banget, ada rasa cinta, kenangan dan juga kerinduan bahkan ada juga rasa cemburu penghianatan dan hal-hal konyol. Ya itulah persahabatan, kadang terasa garing kayak renjinang, dan seperti kacang asin yang baru dikupas. Kalau Sahabat kamu? Punya rasa apa?
Aku hanya ingin kamu tahu meski dalam kejauhan aku selalu ada untukmu, meski semua cinta yang ku beri mungkin tak sebesar dengan pengorbanan yang kau beri untukku.
"Dhi, gue boleh numpang nginep gak di rumah Lo?" Tanya Jordhi
"Emang kenapa lagi si Jo?" Jawab Ardhi dengan nada malas
Waktu itu aku dan Jordhi sedang di kantin sambil makan mie instan, Jordhi dulunya selalu menindasku, sampai suatu ketika kita berdua berteman dan bersahabat. Kala itu aku selalu membantu Jordhi yang tak bisa menyelesaikan tugas matematika.
"Untung aja ada elo Dhi, jadi gue bisa nyelesein semua tugas matematika ini, sumpah udah gurunya killer, otak gue juga gak mudeng nih"
"Iya, kapan-kapan Lo jangan bikin masalah lagi entar gue yang kena semprot Pak Gumara" jawab Ardhi lugas
"Eh btw, kok lu diem aja Arsya?" Tanya Ardhi
"Enggak kemarin gue ngeliat Pak Gumara, lagi di bengkel motor Deket rumah gue, kayaknya motornya mogok Mulu, gue jadi kasian" Jawar Arsya
Pak Gumara adalah salah satu guru matematika di SMK Bunga Bangsa, dia adalah guru yang terkenal Killer meski begitu dia sangat baik dan selalu memberikan rumusan dan penjelasan pelajaran yang baik kepada semua murid-muridnya. Meski begitu Jordi yang terkenal sedikit zolim, memang selalu jadi langganan untuk selalu dimarahi karena sering tidak mengerjakan PR di tambah dia salah satu murid yang nakal dan selalu bikin masalah. Suatu hari dikelas Jordhi sedang tidak mengerjakan tugas matematika, dia kelupaan alhasil sebelum bel masuk dia mencontek tugas matematika di buku milik Arsya yang kebetulan sebangku dengan Jordhi, sementara saat itu Jordhi gak sadar kalau Pak Gumara sudah sampai di depan kelas sementara Jordhi sedang khusu mencontek tugas milik Arsya alhasil karena ketahuan Guru, akhirnya Jordhi di suruh keluar dan mengerjakan PR di luar kelas, alhasil Jordhi jadi malu sendiri dan teman-teman di kelas semua menertawakannya.
"Yah elah lo pada ngomongin masa itu lagi sih by nih gue" ungkap Jordhi
"Lu berdua kan tau kalau gue takut sama Pak Gumara, gila orangnya udah judes garang ditambah kuping gue suka di jewer sama dia sakit tau" tambah Jordhi
"Lagian lu udah tau guru di depan kelas lu nya masih enak ajah nyontek di bukunya Arsya" jawab Ardhi
"Makanya jangan lupa nyontek sebelum ke sekolah" jawab Arsya
Mereka pun tertawa bercanda ria bersama, Ardhi memang terkenal paling lucu dan sering bikin seisi kelas suka heboh sama ke jailannya di tambah dia memang anak yang ke lewat polos, sementara Jordhi suka bercanda dan juga terkenal paling suka sama Diana yaitu gadis cantik dan paling populer karena dia paling cantik di kelas, sedangkan Arsya memamng sedikit pendiam tetapi kalau sudah ngelucu dan ngelawak suka bikin sua gagal fokus sama ketampanannya. Mereka bertiga punya base came di dekat gedung sekolah yaitu di salah satu koridor dekat ruang serbaguna yang tidak terpakai.
Dan itu merupakan salah satu tempat favorit mereka untuk nongkrong dan berbagi bersama di setiap situasi meski terkadang banyak tawa canda dan juga duka bahkan perasaan posesif diantara mereka bertiga tapi mereka bertiga sudah menjadi akrab dan saling berbagi satu sama lain layaknya keluarga, Jordhi yang meskipun dia orang kaya tetapi dia terkenal paling pelit, sedangkan Arsya dia selalu kebagian neraktir teman-temannya, sedangkan Ardhi adalah salah satu yang paling humoris meski terkadang dia juga bersikap tertutup dan juga terkadang paling manis sendiri. Sedangkan Arsya dia yang paling alim dan dia yang paling banyak pengikutnya di Instagram, sedangkan Jordhi dia paling males kalau main sosmed karna meski dia orang kaya dan punya Hp bagus tapi dia kurang mengerti teknologi.
"Eh, btw ada motif ni di IG gue, wes ada si Diana bro" Jawab Arsya
"Mana coba gue liat, kok lu bisa tau akun IG nya Diana?" Tanya Jordhi
"Ye lu kayak gak tau si Arya ajah, dia kan yang paling banyak followersnya di IG" ungkap Ardhi
"Oh iya, btw sini gue pinta dong!" Ungkap Jordhi
Sedari dulu Jordhi memang terkenal sering godain cewek-cewek di kelas terutama Diana, karena dia sosok cewek yang cantik meski terkadang sedikit agak galak. Sedangkan Jordi menganggap bahwa Diana adalah cewek yang gampang untuk di taklukan dari dulu dia mengejar tetapi gak dapet dapet juga, terkadang Jordhi.memberi perhatian tapi Diana tidak menghiraukannya.
"Diana, pulang sekolah bareng Gue yuk, entar naik motor Gue yang baru?" Ucap Jordhi
"Males ah kamu selalu begitu entar ngajak aku, tiba-tiba motornya mogok di jalan, aku kan gak bisa di gituin" jawab Diana polos
Waktu itu, saat bel pulang Jordi hendak mengantarkan Diana pulang dan tiba-tiba motor baru yang dia gunakan malah mogok alhasil mereka berdua jadi dorong motor, sementara itu saking Diana marah dia meninggalkan Jordhi di perempatan jalan dan pulang dengan menggunakan angkot.
Guru Killer
"Eh, Din perasaan waktu itu aku lihat kamu lagi naik motor bareng Jordhi?" Tanya Nasya teman sebangku Diana
"Apaan sih aku naik motor sama dia masa ujung-ujungnya malah di turunin di pinggir jalan alasannya mogok lah, tau kayak gitu aku mending naik angkot ajah" jawab Diana
Di kelas saat itu sudah pukul 7:35 tapi Pak Guru belum juga datang, kebetulan hari itu adalah hari Rabu dan pelajaran pertama adalah matematika.
"Kayaknya Pak Gumara belum dateng juga nih" ujar Nasya
Sejak kelas IX Nasya selalu duduk sebangku dengan Diana karena mereka berdua adalah sahabat sejak masih duduk di bangku SMP, sedangkan Nasya sendiri adalah murid yang paling rajin dan juga pandai. Sementara itu, mereka berdua selalu bermain bersama meski terkadang Diana tak masuk karena sakit, Nasya tidak ingin bangku tempat duduk Diana di duduki oleh siapapun karna dia sudah sangat lama bersahabat dengan Diana, saking akrabnya nempel kayak perangko.
"Eh temen-temen ada info nih katanya Pak Gumara gak masuk dia lagi sakit, kita di suruh ngerjain tugas dari halaman 73-75" Ujar ketua kelas yaitu Arsya
Kebetulan Arsya adalah ketua kelas sedangkan Nasya adalah sekertarisnya.
"Eh, Nasy jangan lupa lu bagian nyatet ya!" Ujar Arsya
Di sela-sela mengisi tugas Arsya selalu saja melihat Nasya, dia memang terkenal suka dengan Nasya sampai-sampai tak ada teman sekelas yang berani mendekati Nasya, sedangkan Nasya sendiri tak menaruh perhatian sama sekali kepada Arsya karna menganggap Arsya seperti teman sendiri.
Suatu ketika mereka berdua sedang di perpus kebetulan sedang mengerjakan tugas sementara itu Arsya selalu membantu Nasya membawa buku-buku tugas, saat jatuh Arsya kemudian membantu Nasya. Dan sepertinya benih-benih cinta mulai tumbuh di antara mereka berdua meski begitu hubungan mereka seperti tak terlihat sama sekali karna Arsya termasuk cowok cool dan tidak banyak bicara sedangkan Nasya sendiri bersikap sewajarnya saja meski terkadang dia juga bingung apakah dia bisa membalas perasaan Arsya atau tidak.
"Woy, ngapain Lo bengong aje entar kesambet!!" Seru Jordhi
"Lu ngagetin gue ajah" jawab Arsya
"Gue udah tau fikiran lu pasti gak jauh dari cewek yang di depan itu kan,...!!! Alias Nasya.." ujar Jordhi
"Apaan sih lu, masa gue suka sama Nasya" jawab Arsya
"Udah gue tau betul siapa Lo, pasti lu naksir kan sama Nasya" ujar Jordhi
"Au ah, lu bukannya ngerjain tugas malah ngagetin gue dasar ******.!!" Ucap Arsya
"Eh tau nomor 5 gak nyontek dong!!!" Ujar Ardhi
"Yeh si Ardhi malah ngalangin bocah ajah" jawab Jordhi
Keadaan makin rusuh saat Ardhi nongol dan malah minta bantuan cewek-cewek buat ngerjain tugas matematika. Sementara itu yang lain malah jadi ikut berisik dan alhasil, kelas jadi tambah rame.
Setelah bel berbunyi, mereka bertiga akhirnya ngomongin pak Gumara yang sedang sakit, dan juga keadaan motornya, maklum mereka bertiga ngerasa juga sebab Pak Gumara meski dia guru yang terkenal sangat killer tapi juga dia sangat baik. Alhasil ketua kelas memutuskan untuk mengumpulkan uang untuk menjenguk Pak Gumara.
Pacaran Atau Gak Ya?
"Ar, apa Lo gak pengen ngungkapin perasaan Lo ke Nasya?" Ujar Ardhi
"Apaan sih Lo gue gak pikir buat pacar-pacaran, sekarang yang penting kelarin sekolah dulu bro!" Jawab Arsya
"Lo sendiri gimana tuh gue rasa lu homo!" Ujar Arsya
"Apaan sih Lo gue masih normal, emang ngapa kalau gue sering ganggu atau Deket cewek-cewek? Lo merasa gitu" ucap Ardhi
"Enggak sih, emang gak kenapa-kenapa kalau buat temenan mah ya sama siapa aja sih" ujar Ardhi
"Ini lagi bocah di ajak ngomong malah makan aje" woy!!!" Ujar Ardhi
Saking enaknya makan si Jordhi tak memikirkan apapun, dia memang terkenal yang paling doyan makan.
"Eh iya !! Sorry gue lagi enak makan" jawab Jordhi
Suasana di kantin jadi tambah rame bahkan semakin lama semakin sepi, akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke kelas karena bel telah berbunyi.
Sementara itu Ardhi juga terlihat sedang dekat dengan Nasya meski begitu Arsya sama sekali tidak kelihatan cemburu atau sebenarnya apa dia memang sengaja melakukan itu untuk membuatku cemburu. Meski begitu memang aku sadar Ardhi memang sahabatku tapi terkadang dia memang menjengkelkan, hari ini pelajaran hanya ada matematika, IPS, kimia, dan juga IPA sajah.
Sebenarnya aku gak tau dan juga gak mengerti sama sekali tentang perasaan cinta di lain sisi kenapa ya kalau Nasya dekat dengan Ardhi aku jadi merasa cemburu, tapi apa benar itu cinta tapi apa mungkin aku sendiri cowok yang di gandrungi banyak cewek yang juga cantik-cantik dan populer di sekolah masa ia, aku bisa naksir sama Nasya yang notabene adalah seorang cewek populer yang juga sering masuk majalah sekolah, dia memang memiliki paras yang ayu sehingga sering menjadi model di sampul majalah sekolah.
Waktu teru berputar dan juga membawaku ke masa lalu, masa itu aku pernah memilki seorang sahabat dia seorang cewek bernama Aqila dia cewek yang sangat manis dan imut kami sering bermain di dekat danau taman yang berada di dekat rumahku. Dulu aku tinggal di Yogya sementara itu aku tinggal di rumah pakde ku, dan saat itu aku masih duduk di bangku SD kelas 5. Pak De ku adalah seorang pemilik perkebunan teh, aku sendiri terkadang memanfaatkan perkebunan teh untuk tempat bermain layang-layang bersama Joko teman ku yang waktu itu adalah sepupuku.
Pada saat itu aku dan sepupuku sedang bermain layangan di dekat kebun teh dan kami tidak sengaja bertemu gadis manis dan imut, awalnya aku belum mengenal dia dan ternyata aku bertemu dia lagi di sekolah padahal waktu itu aku gak sengaja menyebrang jalan dan melihat dia terjatuh kemudian aku berusaha menolongnya, untung saja dia tidak apa-apa.
"Ni anak kenapa ya bengong ajah, woy!!". Ujar Jordhi
"Lo lagi Lo lagi!" Jawab Arsya
"Kayaknya lu lagi mikirin Nasya ya?" Tanya Jordhi
"Apa sih Lo kepo aja" ucap Arsya
"Liat tuh sekarang Ardhi makin deket sama Ardhi, entar Lo ketinggalan start" ucap Jordhi
Sebenarnya aku bingung antara harus terus mengejar Nasya yang juga sebenarnya dekat dengan Ardhi atau harus tetap menunggu Aqila yang sebenarnya memang tinggal di Yogya. Jauh di lubuk hatiku aku juga merasa rindu dengan kampung halaman ku tetapi aku juga sayang dengan sahabat-sahabat ku di Jakarta.
Persahabatan itu seperti permen kapas rasanya manis banget, ada rasa cinta, kenangan dan juga kerinduan bahkan ada juga rasa cemburu penghianatan dan hal-hal konyol. Ya itulah persahabatan, kadang terasa garing kayak renjinang, dan seperti kacang asin yang baru dikupas. Kalau Sahabat kamu? Punya rasa apa?
Aku hanya ingin kamu tahu meski dalam kejauhan aku selalu ada untukmu, meski semua cinta yang ku beri mungkin tak sebesar dengan pengorbanan yang kau beri untukku.
Sang Pujaan Hati
"Disini kita sekarang, berdiri di bawah teriknya mentari, saling bertukar pandang dan tersenyum melepas kerinduan".
Arsya memang adalah sosok cowok yang sangat populer di sekolah banyak cewek-cewek yang mendekati dirinya, karna Arsya terkenal sangat baik dan juga orang yang sangat di puja karna selain tampan dia juga pintar, di tambah lagi dia memiliki banyak teman baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
"Aku bingung mau main sama siapa?" Ujar Aqila
"Hai!" Ujar Nasya
"Kamu anak baru ya?" Tanya Nasya
"Oh, iya kenalin aku Aqila, aku pindahan dari Yogya" ucap Aqila
"Oh iya, salam kenal aku Nasya" Ujar Nasya
Waktu itu Nasya dan Aqila sedang berkenalan dan bercanda riang di dalam kelas, sementara itu Arsya, Ardhi dan Jordhi baru datang. Keadaan jadi tambah tegang karena sepertinya Aqila mengenali Arsya sementara sikap Arsya seperti mencoba tidak mengenali Aqila.
"Kamu Arsya ya?" Tanya Aqila
"Kamu kayak.." Ujar Arsya
"Aku Aqila teman kamu yang dulu di Yogya kamu lupa?" Ucap Aqila
Entah mengapa tiba-tiba sosok Aqila seperti terkenal dan juga itu pula yang membuat Nasya terlihat posesif ketika melihat Aqila dan Arsya sedang mengobrol berduaan.
Kisah bermula...
Awalnya aku gak tahu kenapa sekarang Arsya terlihat dekat dengan Aqila, apa mereka berdua punya hubungan dekat tapi kok kayak dekat .. banget aku bingung!!! Ujar Nasya dalam hati
Meski begitu hubungan Nasya juga sedang dekat dengan Ardhi belum juga tentang konflik antara mereka berdua yang katanya telah jadian, meski begitu mau bagaimana pula Nasya dan Ardi memang hanya sebatas teman sedangkan Aqila dan Arsya masih menjadi pertanyaan.
Dairy Arsya!
Padahal aku sebenarnya tidak ingin bertemu dengan Aqila lagi sebab aku juga masih memendam rasa sayang yang berlebih terlebih karna dia juga sudah aku anggap seperti adikku sendiri meski ku sadari aku harus tetap menjaga perasaan Nasya yang juga mulai dekat dengan Ardhi yang notabenenya adalah sahabatku, jauh dalam lubuk hatiku sebenarnya aku tak ingin berpacaran tapi hubungan ku dengan Aqila meski terkesan seperti kekanak-kanakan tetapi aku tak menganggap harus bersikap serius kepadanya. Terlebih aku telah mengenalnya selama tinggal di Yogya karna dia juga merupakan sahabat kecilku dan juga dia pernah dekat dengan Joko yang merupakan sepupu ku.
Dalam ke adaan seperti ini rasanya aku sulit harus memilih bahkan untuk memiliki salah satu di antara keduanya saja aku masih merasa tidak sanggup karena aku merasa ini hanyalah sebuah rasa yang harus dipupuk dan tidak perlu meratapi dan juga menjadikannya seperti suatu hal yang berlebihan. Begitu pula dengan semua cewek-cewek yang juga pernah merasa sebagai mantan ku padahal aku sendiri belum pernah merasa berpacaran atau menjalin hubungan dan menganggapnya sebagai status karna aku tipe cowok yang mengagap hubungan serius harus di jalani saat aku telah dewasa nanti. Terlebih dengan keluargaku yang menganut agama yang sangat kuat, aku tak bisa begitu saja harus mendam rasa dan menganggap nya suatu hal yang serius.
Tetapi perasaan itu datang dari mana tiba-tiba akuerasa benar-benar merasakan jatuh cinta pada seorang gadis, entah dia siapa aku baru pertama kali mengenalnya.
Cinta Monyet
"Maaf Arsya, aku gak tahu kalau kamu akan pindah ke Jakarta, padahal aku sudah sangat bahagia punya sahabat seperti kamu" Ujar Aqila
"Tapi kenapa kamu ingin pindah, dengan begitu cepat padahal kita baru aja berteman" Ucap Aqila
Pertemuan itu bermula kala aku dengan dia sedang bermain bersama di dekat kebun teh milik pak de ku tanpa sengaja aku melihatnya seorang gadis manis lucu nan imut yang membuat hati ku berdebar-debar karnanya aku tak tahu dan masih belum memahami arti sebuah perasaan cinta, kala itu seperti sebuah cinta monyet mungkin bagi sebagian orang tapi bagiku yang merasakannya itu seperti sebuah perasaan yang sangat dalam.
"Iya gak apa-apa Qila aku tahu kok kalau kamu emang sahabat aku yang paling baik, makasih juga udah mau jadi teman baik aku selama di sini" Ucap Arya
Sebenarnya sulit untuk bisa melepaskan dan meninggalkan bahkan membuang begitu saja kenangan yang pernah aku alami, karna setiap hal yang telah terjadi itu semua seperti yang pernah aku lalui setiap hal dan juga kenangan tidak mampu aku lupakan, tapi aku tak bisa begitu saja melupakan senyuman manis itu aku hanya bisa membisu diam seribu bahasa dan berharap suatu saat bisa bertemu dengan Aqila sahabat sekaligus pacar masa kecilku. Sedangkan Joko yang merupakan sepupuku begitu juga dengan dia yang sudah lama juga dekat dengan Aqila, awalnya aku merasa takut dan juga cemburu jika Joko dekat dengan Aqila tapi lama kelamaan perasaan itu sudah tidak ada lagi. Mungkin karena aku hanya menganggap kisah masa kecilku ya hanya sebuah kisah kanak-kanak saja.
Sedari dulu aku selalu bermain bersama Arsya saat itu aku dan Arya masih duduk di bangku sekolah dasar, kebetulan kala itu aku adalah salah satu murid teladan di sekolahku. Awalnya aku baru mengenal Arsya dia anak yang sangat menjengkelkan dan juga terkenal sombong karena tak mau berteman dengan siapapun ditambah dia ank yang keras kepala dan juga nakal dan tidak penurut pada guru. Aku sebenarnya tidak ingin berteman dengan dia diatambah teman-teman juga sangat membatasi pergaulan dengan Arsya, aku gak tahu kala itu saat aku dan Arsya sebangku dan duduk di pojok bangku sekolah aku bingung kenapa semuanya seperti bergetar seolah-olah di lubuk hatiku tumbuh benih-benih cinta meski terkadang Arsya selalu membuatku jengkel karna dia selalu memberikan perhatian berlebih pada ku. Alhasil teman-teman sekolah jadi mengejekku dan Arsya.
Entah kenapa kala itu sedang malam Minggu, Arsya mengajakku main dan bertemu di sebuah pohon besar dekat kampung kami aku tak menyangka kisah kanak-kanak kami seperti kisah lucu lugu dan manis, seperti cerita telenovela yang aneh tapi lucu.
Pemuja Rahasia
Suatu hari aku menemukan coklat dan juga bunga mawar di bawah kolong meja dekat temapat ku duduk entah, dari mana coklat dan bunga mawar itu berasal, aku gak tahu padahal aku sudah datang pagi begini tapi keadaan kelas juga sudah ramai dan banyak yang berlalu lalang.
Awalnya aku sering menemukan barang serupa di samping dekat tas aku tapi kali ini kelihatannya berbeda, aku memang sering menemukan barang serta hadiah dari para penggemar rahasia (mungkin) dan bahkan membuatku repot sendiri.
"Wah coklat kelihatan nya enak tuh, dari siapa Nasy?" Tanya Diana teman sebangku ku
"Owh coklat ini? Aku sendiri gak tau dari siapa gak ada namanya" Ujar Nasya
"Kayaknya enak ya jadi kamu bisa punya banyak penggemar" ucap Diana
"Kamu bisa ajah" ucap Nasya
Sebenarnya ada rugi dan juga gak ruginya sih, di bilang punya banyak penggemar padahal aku sendiri tak merasa tuh kalau punya banyak penggemar, ya yang ada banyak temen-temen cewek yang balik malah jauhin aku karena di fikir aku terlalu caper lah sama guru atau terlalu sok baik dan perhatian padahal aku sendiri gak tahu apa-apa. Aku sendiri gak ngerti kenapa akhir-akhir ini malah jadi makin banyak yang ngasih aku hadiah dan juga kado.
Suatu hari aku sengaja Dateng lebih pagi agar aku tahu siapa yang ngasih aku kejutan dan juga coklat beserta bunga setiap hari, makanya aku datengnya pagi. Untung ajah belum ada banyak orang yang datemg aku jadi bisa memantau siapa yang ngasih aku coklat dan bunga setiap hari. Tetapi ternya pas aku sampai di meja ku ternyata sudah ada aja coklat dan juga bunga tetapi sekarang berbeda kini ada suratnya juga.
Dear Nasya,
Jangan lupa Dateng ke lapangan dekat belakang sekolah masih ada kejutan buat kamu. Di tunggu ya!
Yang terkasih
Pemuja mu
Aku heran masih ada ajah orang yang ngerjain aku kayak begini, aku bingung niatnya mau GR tapi alhasil malah bikin aku parno dan takut karna aku merasa seperti ada seseorang yang selalu memperhatikan aku, bahkan di sosmed ku juga, aku jadi capek menghadapi semua orang apaagi cowok-cowok yang penasaran denganku. Btw apa aku dateng atau tidak ya, karna aku gak tahu harus bersikap seperti apa.
"Nasy, kayaknya ada hadiah lagi nih, pasti dari penggemar mu?" Ujar Diana
Aku bingung anak ini datang dari mana tiba-tiba datang saja nongol saja kayak hantu.
"Apaan sih kamu tiba-tiba baru datang udah nimbrung ajah" ujar Nasya
"Iya aku penasaran nih" ucap Diana
Akhirnya aku menceritakan semuanya kepada Diana maklum selama ini aku belum pernah menceritakannya kepada siapapun. Karna aku masih bingung apa aku harus cerita atau tidak karna biasanya aku juga membagi sedikit coklatnya ke Diana.
"Din, kamu bantu aku yuk ada orang yang nulis surat ini, apa ini benar atau ada yang mengerjai aku?" Pintaku
Akhirnya Diana mau menolongku, kami berdua datang ke tempat si pemuja rahasia itu tapi tak ada orang juga padahal aku dan Diana menunggu hampir 2 jam, aneh sih rumit untuk dijelaskan karena ini seperti situasi dimana kamu mencoba berusaha memburu seseorang yang tak tahu siapa orangnya. Akhirnya karena hampir setengah abad aku dan Diana menunggu akhirnya kita berdua pulang karena hari sudah sore maklum aku takut mamaku marah nanti kalau gak pulang sekolah juga. Sore itu aku dan Diana bingung kenapa ada motor Jordhi masih parkir di tempat parkir padahal sudah sore dan bahkan ke dua sahabatnya yaitu Arsya dan Ardhi juga sudah tidak kelihatan motornya. Maklum diantara Arsya dan Ardhi hanya motor Jordhi yang paling mahal karena dia menggunakan motor jenis Ninja Kawasaki sedangkan Arsya motornya adalah motor sport keluaran lama karena dia paling suka dengan motor klasik, sedangkan Ardhi hanya motor jenis bebek biasa. Tapi kaau di hitung dari jenis ke gantengan dan Kekerenan memang Jordhi yang paling keren dan kaya karna dia sering meneraktir teman-temannya sedangkan dalam hal pelajaran dia yang paling bodoh, sedangkan Arsya dia sosok cowok yang lebih kalem dan tak banyak bicara, sedangkan Ardhi dia sosok cowok yang sangat lugu dan polos makanya sering di tindas.
Btw diantara ke 3 cowok itu, padahal Arsya yang paling terkenal mengejar-ngejar aku tapi sejak kedatangan Aqila, aku juga dibuatnya cemburu karena ternyata Aqila adalah teman dekat Arsya sewaktu dia masih kecil alhasil sekarang aku sering melihat Arsya dan Aqila jalan bareng rasanya kayak ditikung gitu sakit sih tapi gak berdarah, di tambah lagi dengan Jordhi yang dulunya suka sama Diana tapi kenapa dia jadi menunjukkan gelagat aneh seperti ini, apa jangan-jangan dia suka sama aku dan apa mungkin dia yang mengerjai aku dan membuat kejutan itu, entahlah aku masih bingung.
Sementara itu ketika kami sedang menunggu dan mengintai Jordhi di luar sekolah malah ada pak satpam yang menyuruh kami berdua pulang alhasil aku dan Diana jadi pulang deh dan gak tahu tentang siapa orang yang melakukan itu semua.
Orang Ketiga
"Arsya kenapa kamu sejak dulu tidak pernah mengungkapkan perasaan mu kepadaku?" Aqila
"Maaf Qila aku dan kamu kita hanya teman dan lagi pula aku sudah merasa bahagia jika menjadikan kami hanya sebatas sahabat bahkan seperti kakak dan adik" Ujar Arsya
Sebenarnya aku tak tega membiarkan situasi ini terus berlalu kala itu aku dan Aqila hendak pulang bareng dia ingin aku mengantarnya pulang tapi aku menyuruhnya pulang dengan Jordhi kebetulan motor Jordhi sedang mogok dan akhirnya diparkir dulu di parkiran sekolah dan di tinggalkan sementara aku menyuruhnya pulang dengan Jordhi dengan mengendarai motorku. Sementara itu aku dan Ardhi pulang bareng dengan motornya, aku sengaja pulang bareng Ardhi karna ingin menginap di rumahnya. Perasaan ku benar-benar berkecamuk karna aku tak tahu harus bagaimana menghadapi semua ini. Selama ini aku menjadi pemuja rahasia Nasya dan aku juga yang selalu memberikan coklat dan bunga sementara itu aku juga sadar Ardhi juga pernah punya rasa dengan Nasya aku bukan bermaksud merebut Nasya dari Ardhi tapi Ardhi pun tak pernah bilang kalau dia juga penggemar Nasya alhasil aku dan Ardhi juga sering ribut karna Nasya.
Aku memang terlahir dari keluarga kaya raya alhasil aku bisa mendapatkan segalanya tetapi aku juga tidak bisa berbuat begitu saja pada Ardhi yang sudah menjadi kawan lama ku, dulu dia sering di bully dan juga dia tak punya banyak teman tapi kini Jordhi dan Aku serta Ardhi kami bertiga bersahabat dan segala hal sudah seperti tak ada rahasia di antara kita bertiga.
Awalnya semua menjadi pusat perhatian aku, Ardhi dan Jordhi pernah mencalonkan sebagai ketua OSIS tapi karena kami bertiga ribut seisi sekolah pun juga ikut tahu, kita bertiga sudah seperti saudara dan akhirnya saat pemilihan ketua OSIS malah tidak ada yang kepilih karena kita bertiga memilih mengundurkan diri. Entah kenapa kita bertiga begitu populer hingga di akun sosmed kami kita di juluki sahabat setia.
Kini aku juga bingung harus memilih antara Aqila atau Nasya cewek yang dua-duanya juga incaran aku ..he ye
Maklum bukannya sok tamvan tapi aku juga sangat cinta kepada mereka berdua. Kenapa aku seperti kelihatan cowok playboy ya?, Ya begitulah.
Aku tidak bisa tidur karnanya, kenapa dia menatapku dengan wajah yang yang seolah-olah ingin memangsaku, aku tidak tahu kenapa perasaan ini mulai muncul sederhana tapi sulit tuk ku ucapkan. Aku gak punya waktu tapi tak punya kesempatan, aku hanya dapat memujanya tapi tak bisa mengungkapkannya terlebih dia sangat dekat dengan siapa saja.
Cinta Dan Benci
Untukmu sang pujaan hati ku tuliskan setiap asa dan melodi yang pernah ada dalam hidupku hanya saja aku seperti tenggelam dalam kehanyutan malam yang sunyi nan sepi, aku tak pernah berhenti berharap menantimu dan mencari di mana keberadaan mu meski terkadang aku menyadari bahwa aku mungkin bukan bagian dalam hidupmu begitu pula dengan langit yang biru rasanya tak mudah berharap dan melewati setiap asa dan pengorbanan yang pernah aku alami, bukan kah dahulu kau pernah terlintas dalam hidupku dan menjadi bagian dalam hidupku? Namun aku terus bertanya apakah aku merupakan seseorang yang kau rindukan dan pantas untuk kau jadikan seseorang kekasih hati. Aku hanya diam menggenggam menahan segala kerinduan memanggil namamu, di setiap malam aku ingin engkau datang dan hadir di mimpiku rindu dan bayangmu akan selalu bersandar dihatiku aku selalu berjanji suatu saat kita pasti akan bertemu kembali nanti dan mungkin apakah kau masih mengenali aku dan atau mungkin justru aku akan melewati segalanya seorang diri tanpamu.
"Arsya kenapa kamu berkata seperti itu?" Ujar Aqila
Mataku langsung berlinang air mata aku tahu dia mungkin hanya bercanda tapi kenapa kok sepertinya apa yang dia katakan padaku sangat menyentuh relung hatiku, apa karna aku yang terlalu berlebihan. Saat itu di kantin sekolah aku bertemu dengan Arsya dia bilang dia ingin berbicara empat mata padaku, aku mengira dia akan bicara soal apa tapi kenapa dia memintaku untuk menjauhinya, sebenarnya apa salahku kenapa sekarang Arsya sahabatku sekarang berubah dia berbeda seperti bukan Arsya yang ku kenal.
Sejenak aku terpaku dengan setiap kata yang diucapkan Arsya padaku aku tak tahu aku sedih aku rapuh tapi aku juga berusaha menyembunyikan segalanya kepada teman-teman ku terutama Nasya yang merupakan teman akrabku. Entah hatiku hancur kala itu aku tahu aku hanya berusaha menyembunyikan perasaan ku dan juga egoku. Setiap tetes air mata itu tiba-tiba muncul kala aku sedang ke toilet untung saja di toilet tak ada orang jadi aku bisa untuk berdiam diri di sana.
Aku sedih aku menangis seorang diri berat rasanya, seakan-akan aku tak mampu lagi berkata bahwa sebenarnya aku tak mampu hidup tanpa kamu Arsya tapi kenapa kamu berkata-kata seolah-olah aku ini bukanlah orang yang berarti dimatanya. Bahkan dengan begitu saja dia meninggalkan aku, apa karna Nasya? Entahlah sebenarnya sejak kedatangan aku di sokal baru ku ini banyak hal yang aku alami dan banyak hal yang membuat aku aneh, kenapa tiba-tiba Arsya seolah-olah seperti tak mengenal diriku. Apa banyak hal yang berubah dariku atau memang dia sudah tak ada rasa lagi padaku.
Di sekolah aku memang selalu melihat Arsya dekat dengan Nasya sepertinya Nasya baik tapi kenapa seolah-olah Arsya menjauhiku dan juga sepertinya dia tak ingin aku berteman dengan Nasya tapi ada apa ya?.
Akhirnya aku keluar dari toilet dengan mata yang sembab karena habis menangis.
"Nasy, kamu kenapa? Sepertinya kamu ada masalah? Jika ada masalah ceritakan aja sama aku?" Ujar Nasya
"Tidak aku gak apa-apa kok" ucap Aqila
Kemudian Aqila menepis tangan Nasya seolah-olah dia memelihara rasa benci di hatinya, bagaimana Aqila tak benci dengan Nasya begitu saja dia melihat Nasya selalu bersama dengan Arsya seolah-olah seperti ada hubungan spesial di antara mereka, sementara Arsya yang melihat Nasya dan Aqila ngobrol dia tak perduli dan tak mengacuhkannya.
"Gue gak ngerti padahal niat gue baik supaya Aqila gak usah ngejar-ngejar gue lagi tapi kenapa jadi begini" ujar Arsya
"Lo lagi ngapain sih? Gue yakin pasti karena cewek!" Ucap Ardhi
"Ya siapa lagi kalau bukan Nasya" ujar Jordhi
"Lo kenapa sih gak pacaran aja sama Nasya atau jangan-jangan lu PHP-in Aqila atau Nasya ya?" Ujar Jordhi
"Apa si Lo" ujar Arsya
Dari ke tiga cowok populer di sekolah memang Arsya yang terkenal paling bucin ke Nasya tapi juga aslinya playboy tapi kenapa kepada Aqila dia seperti tak berniat mengkhianati tapi juga berusaha menjaga perasaan keduanya hanya saja sepertinya di antara ke tiga cowok populer akan ada persaingan dan juga pengkhianatan.
"Woh liat deh ada foto Jordhi sama Nasya nih!"
"Eh masa sih"
Kelas Bucin
Kenapa akhir-akhir kelas jadi rame sejak kedatangan Aqila dan apalagi juga dengan beredarnya foto Nasya dan juga Jordi yang di kabarkan pacaran.
Entah apa itu hanya rumor apa bukan,?
"Kenapa sih rame banget!" Ujar Diana
"Nah kok sih Nasya jadi sama Jordhi?" Ucap Diana dalam hati padahal kan Jordhi?????
Dasarrrrr
Banyak yang terjadi di kelas bucin pak Gumara killer kini kabar yang beredar Nasya pacaran dengan Jordhi padahal Nasya sula sama Arsya sedangkan Aqila sendiri di kabarkan sedang dekat dengan Ardhi apa ini sebuah problema?.
"Nasy, kenapa kamu diem aja ayo pulang bareng aku!" Ujar Jordhi
"Owh iya!" Ucap Nasya
Sekarang aku berpacaran dengan Jordhi sebenarnya aku juga bingung kala harus berpacaran dengan cowok aneh layak dia dan sementara dengan ...
Yasudah lah, mungkin aku bisa menghadapi dan menjalani hubungan ini meski terkadang semuanya terlihat rumit karena Jordi pernah suka dan mengejar-ngejar Diana, sedangkan Jordhi juga teman dari Arsya. Dan sedangkan perasaan ku sendiri ketika Jordhi menembakku biasa-biasa saja karna aku fikir aku tidak ingin menyakiti perasaan Jordhi dan juga aku tak ingin tersangkut paut hubungan antara Aqila dan juga Arsya, ya aku sadar Arsya lebih dahulu kenal dengan Aqila dia sahabat dan sekaligus teman dekat Arsya sejak kecil aku tak mungkin menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka berdua dan kebetulan Jordhi mengajakku pacaran dan kenapa tidak aku berhubungan dengan Jordhi dan lagi aku berfikir bahwa Jordhi anak yang baik meski dia terkadang sangat aneh dan lagi dia tau kalau aku doyan ngemil jadi dia selalu membelikan aku makanan ringan.
Mantan Terindah
Aku gak tahu kenapa pas melihat Jordhi dan Nasya rasanya aku ingin pindah kelas saja, apalagi aku merupakan teman dekat Nasya ditambah aku baru tahu kalau Nasya dan Jordhi jadian. Aku bingung Jordhi orang yang aneh kayak gitu kenapa bisa sama Nasya di tambah lagi apa Nasya gak nyadar sama perasaan aku ya padahalkan aku pernah dekat dengan Jordhi.
"Din kamu gak marah kan?" Tanya Nasya
"Enggak kok, gak apa" Ujar Diana
Sebenarnya aku ingin mengeluh dengan perasaan ini, kayaknya aku patah hati deh masa udah di kejar sama Jordhi eh Jordhi nya malah embat teman sebangku aku. Rasanya sakit tapi gak berdarah, aku gak tahu kenapa dulu pernah punya rasa suka dan sayang sama Jordhi rasanya kaya karna sendiri.
Dulu Jordhi yang selalu ngejar-ngejar aku dan selalu aku bully tapi kini dia malah dekat dengan Nasya di tambah lagi mereka kelihatan sangat dekat aku gugup dan entahlah harus bagaimana bisa menghadapi Nasya yanh sedari dulu sudah jadi sahabat dan juga teman dekatku. Ditambah dengan segala hal yang udah terjadi entah aku harus bagaimana tapi aku mencoba belajar kuat dan tegar. Aku mana mungkin bisa membiarkan sahabatku sedih, bagaimanapun juga dia layak bahagia dan mungkin Jordhi orang yang pantas buat Nasya.
Waktu Yang Salah
Saat ini langit terbenam entah tak mengeluarkan cahaya atau hanya berusaha untuk mencoba menghiasi hari dengan kata-kata indah, sebelumnya panas sangat terik hingga membuatku tak sanggup melihat cahaya. Aku gak tahu kenapa ya aku seperti terdiam dan tak mampu berkata-kata apa ini ke egoisan diri atau hanya sekedar berusaha untuk menutupi masa lalu yang pernah aku alami. Awalnya aku gak kenal dengan Arsya sosoknya biasa aja bagiku, ditambah dia juga tak begitu bisa bermain footsal, aneh cowok gak bisa main bola ungkapku. Sedangkan cewek dia ngerti, dasar Spongebob. Emang sih walaupun terkadang dia nyebelin tapi dia juga merupakan sahabat terbaikku juga awalnya aku ketemu dia ketika aku baru masuk sekolah.
Dia ganteng populer tapi orangnya juga sanagt aneh dulu aku pernah di tindas dan di bully oleh Jordhi dan salah satu teman-teman berandalan ya kemudian Arsya menolongku.Entahlah rasanya seperti sudah lama sekali semua itu terjadi, aku gak tahu kenapa hubungan Aqila dan Arsya. Entahlah kenapa aku juga bisa dekat dengan Aqila, pada saat itu aku melihatnya sedang menangis di dekat koridor sekolah aku mengira kuntilanak yang lagi nangis karena rambutnya panjang dan ternyata Aqila.
"Kenapa kamu Aqila?" Tanya Ardhi
"Enggak apa-apa kok" Jawab Aqila
"Kelihatannya kamu abis nangis" ujar Ardhi
Sepertinya kala itu sang bidadari menangis di depan mataku, wajahnya manis tapi kenapa dia menangis aku tak kuat saat melihatnya menangis rasanya ingin memberikan dia pundak untuk menangis, aku tak tahu dan tak bisa membayangkan kala itu Aqila menangis dan juga aku tak bisa apa-apa.
Waktu itu...
Aku gak sengaja menemukan sebuah buku fairy dan ternyata itu adalah milik Aqila aku gak tahu kenapa aku bisa menemukan buku itu di kelas padahal memang kala itu sedang sepi dan tak ada orang di kelas.
Dear Dairy
Aku gak tahu kenapa aku bisa kenal dengan cowok yang bernama Arsya, cowok aneh dan misterius padahal aku sudah mengenalnya bertahun-tahun tapi kenapa entah kenapa kini sikap Arsya kepadaku jadi jauh berbeda rasanya pilu dan sesak dalam hatiku dan berkecamuk dengan suara hatiku yang seolah-olah menginginkan dia memjadi pacarku sementara itu aku juga menyadari bahwa perasaan ku bertepuk sebelah tangan entahlah aku harus bagaimana menghadapi itu semua, andai saja Arsya mengingat masa-masa dulu dimana aku selalu berteman dengannya aku sangat mencintainya begitu pula aku mengharapkan dia membalas cintaku tapi kenapa ya aku jadi seperti bersikap egois. Sementara di lain sisi awalnya aku pindah ke Jakarta juga atas perintah dari pak de dia bilang kalau aku bisa bersekolah di tempat Arsya juga juga padahal aku sudah senang bisa bersekah di tempat yang sama dengan Arsya, tapi kenapa sekarang sikap Arsya berbeda seperti dia menjauhiku, apa sebenarnya salahku padanya.
Tiba-tiba terdengar suara dari luar kelas dan ternyata ada Aqila
"Kamu baca buku aku ya!" Ujar Aqila
"Mmmm... Enggak ini jatuh" ujar Ardhi
"Sudah sini kembalikan"
Entah kenapa kenapa Ardhi malah menemukan buku diaryku apa dia sudah membacanya?
Aku gak tahu perasaan ku jadi campur aduk dan aku sangat malu, padahal niat aku sekolah ya untuk sekolah dan bukan untuk main-main tapi kenapa sekarang jadi seperti ini aku bingung ditambah kenapa Ardhi mengikuti aku padahal dari tadi aku sudah buru-buru keluar dari kelas dan berlari untuk pulang tapi dia malah mengikuti aku.
"Kenapa kamu ngikutin aku sih?" Tanya Aqila
"Aqila maaf aku sudah baca buku kamu maafin aku" Ujar Ardhi
"Udah deh mending kamu jauh-jauh dari aku" Ucap Aqila sambil menangis
Sebenarnya aku gak ingin menangis apalagi di depan Ardhi aku gak mau, kenapa aku bisa canggung begini di hadapan Ardhi aku gak mau jatuh cinta lagi karna kalau patah hati rasanya sangat sakit.
Entah kenapa tiba-tiba hujan turun dengan lebat alhasil aku gak jadi pulang dan meneduh dulu di sekolah bersama dengan Ardhi, entah kenapa Ardhi sangat baik padaku aku tak menampik bila tanpa dia mungkin aku gak punya teman yang bisa di ajak ngobrol dan lagi santai-santainya tiba-tiba hujannya berhenti dan aku pun memutuskan untuk pulang lagi pula aku bawa motor sendiri, padahal Ardhi mau mengantarkan aku pulang tapi aku gak mau diantar karna aku punya motor sendiri dan ternyata Ardhi malah mengikuti aku, sepertinya dia mencemaskan aku dan tidak sengaja aku terserempet dan kecelakaan untungnya tak terlalu parah dan Ardhi membantu aku untuk ke klinik terdekat.
"Maaf Ardhi jadi ngerepotin" Ujar Aqila
"Iya gak apa kok, tadi kan sudah ku bilang pulang aja bareng aku tapi kamu gak mau, yaudah aku.." sebenernya Ardhi akan menelpon Arsya tapi aku suruh dia untuk tidak memberitahukan Arsya tentang kecelakaan sepeda motorku.
Sebelumnya aku tak tahu dan mungkin memang aku yang belum sadar akan perasaanku yang mungkin hanya berharap pada Arsya padahal ada Ardhi di sisiku, dia menemani aku di kala aku sedih dikala aku suka dan juga duka dan dia juga sosok cowok yang perhatian.
Hari itu...
"Ardhi ini buku yang pernah ku pinjam makasih ya" ujar Aqila
"Oh iya sama-sama" ucap Ardhi
Kenapa Ardhi dan Aqila jadi dekat ? Tanya Arsya
Aku gak tau kenapa sekarang Ardhi dan Aqila seperti ada hubungan spesial apa aku doang yang merasa awkward dan di cuekin pertama Nasya jadian sama Jordhi padahal jelas jelas aku mengejar-ngejar Nasya dan kini Aqila apa dia punya hubungan dengan Ardhi.
Sepertinya pertuan itu bukanlah waktu yang tepat dimana kini aku sadar apa yang aku derita cewek yang paling aku sayangi sekarang jadi milik orang lain dan dia tak lain dan tak bukan adalah sahabatku sendiri. Aku gak tahu rasanya sakit tapi gak berdarah aku gak tahu apa aku masih bisa ngelewatin hari-hari ku ini dengan melihat mereka yang pada bermesraan sentara aku nestapa rasanya kayak bujang lapuk aja, padahal keren tapi gak punya cewek.
"Woh bengong aja" Ujar Jordhi
"Ngagetin aja Lo!" Ucap Arsya
"Eh bro Lo gak marah kan kalo...?" Tanya Jordhi
Udahlah gak apa ...
Seperti firasat gue pasti Jordhi bakal nanya-nanya ke gue kayak wartawan dari pada di dengerin mending gue kabur ajah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments