Queen menatap ke arah pria yang terlihat diam dan belum juga memberikan jawabannya. Karena merasa sangat kesal dan tidak suka menunggu, ia berteriak dengan suaranya yang sangat kencang.
"Hei pria miskin! Sudahlah, jangan banyak berpikir dan melamun! Apa kau tidak punya kaca di rumah? Jika tidak punya, aku akan meminjamkan kaca besar untukmu bercermin."
Lamunan Aditya seketika buyar saat mendengar suara yang berhasil memekakkan telinganya. Namun, ia merasa tidak mengerti dengan kalimat ambigu dari wanita di depannya. "Cermin? Sebenarnya apa maksud perkataan dari Nona? Kenapa membawa cermin dalam masalah ini?"
Queen refleks menepuk jidatnya, "Astaga ... kau memang laki-laki yang sangat bodoh. Jadi, aku harus menjelaskan semuanya padamu? Bahkan sekarang aku sudah seperti berbicara dengan anak SD saja, astaga ....!"
"Oke, dengarkan aku baik-baik karena aku tidak akan mengulangi perkataanku ini! Posisimu disini tidak berhak untuk berpikir, karena apa? Karena pada kenyataannya kamu menang sangat membutuhkan uang dan tentunya kamu sangat diuntungkan dalam hal ini. Bukankah mengobati ayahmu yang menjadi tujuanmu?"
"Jadi, terima saja penawaranku ini tanpa berpikir. Karena jika saat ini kamu bercermin di depan cermin besar, kamu akan menyadari siapa dirimu yang sebenarnya. Kamu hanya laki-laki miskin yang sedang membutuhkan belas kasihan dari orang kaya sepertiku. Jadi bagaimana, apa kamu bersedia menerima pekerjaan ini?"
Aditya merasa terenyuh mendengar hinaan dari wanita yang menurutnya sangat menghina harga dirinya. Namun, ia tidak merasa tersinggung, karena memang menyadari keadaannya. Bahwa semua yang dikatakan oleh wanita itu memang benar.
"Ehm ... begini Nona, bagaimana saya mau menjelaskan semuanya pada Anda. Saya memang hanya orang miskin dan memang sedang membutuhkan uang, tetapi jika saya beneran menikah dengan Nona, bagaimana dengan nasib kekasih saya? Kekasih saya tidak akan bisa menerima kenyataan bahwa saya telah menikah dengan wanita lain, lagipula kami berdua saling mencintai, Nona."
"Akan tetapi, memang tidak bisa dipungkiri bahwa saya memang sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ayah saya," jawab Aditya yang berusaha untuk menjelaskan duduk permasalahan.
Queen memijat pangkal hidungnya karena merasa sangat pusing mendengar perkataan dari pria yang membuatnya sangat geram itu. "Astaga ... jika aku setiap hari menemui pria bodoh sepertimu, aku mungkin bisa mati muda karena serangan stroke akibat mendengar perkataan bodohmu itu. Meskipun kita nanti memang akan menikah, tidak akan terjadi apa-apa pada kita."
"Jadi, jangan berpikir bahwa kau akan bisa untuk menyentuhku, karena jika sampai kamu melakukannya, nyawamu akan melayang di tanganku. Aku yang akan membunuhmu dengan tanganku sendiri jika sampai kau melakukannya. Kita hanya akan menikah dengan surat perjanjian, kamu sama sekali tidak boleh menyentuhku, bahkan seujung kuku pun tidak boleh!"
"Jadi, nanti saat kita bercerai, kamu bisa kembali dengan kekasihmu itu. Namun, kamu tidak boleh mengatakan kepada siapapun tentang kerja sama kita ini! Karena ini hanya di antara kita dan tidak ada yang boleh tahu tentang pernikahan palsu ini. Apa kamu mengerti dengan semua yang kujelaskan tadi? Jika kamu tidak mengerti, mungkin kamu perlu sekolah lagi." Queen menghentikan perkataannya saat melihat asisten yang tadi ia suruh untuk mengambil tasnya.
"Ini tas Anda, Dokter Queen." Reyna yang baru saja tiba menyerahkan tas jinjing milik atasannya.
"Terima kasih, Rey. Oh ya, tolong belikan aku 2 kopi di kantin. Kalau kamu juga mau, beli juga untukmu." Queen menerima tasnya dan mengambil dompet untuk memberikan uang pada Reyna.
Reyna menerima uang tersebut dan berjalan meninggalkan atasannya setelah berpamitan. Tentu saja lagi-lagi dirinya merasa tidak mengerti dengan sikap aneh dari atasannya hari ini. Saat berjalan, ia hanya bisa bergumam di dalam hati.
Kenapa tingkah dokter Queen sangat aneh hari ini? Tidak biasanya dia dekat dengan seorang pria, karena biasanya dia selalu marah-marah jika ada laki-laki yang berusaha mendekatinya. Tapi kenapa dokter Queen bisa berbicara dengan pria yang merupakan anak dari pasien? Apa dia sedang membicarakan tentang kondisi dari ayah pria itu? Akan tetapi, sangat aneh sekali melihat dokter Queen dekat dan berbicara dengan seorang laki-laki.
Sementara itu, di depan ruang operasi, Aditya yang baru saja mendengarkan penjelasan dari wanita yang berada di depannya itu hanya bisa tersenyum kecut saat mendengar kalimat terakhir yang menyuruhnya untuk sekolah lagi.
"Tentu saja saya mengerti dan paham apa yang Anda katakan, Nona. Karena saya tidak sebodoh yang Anda bilang. Akan tetapi, saya tetap butuh waktu untuk memikirkan semuanya ini. Karena menurut saya, menikah adalah suatu hal yang sangat sakral yang menyangkut janji kita kepada Tuhan. Jadi, saya tidak akan pernah asal mengambil keputusan dan berbuat dosa, karena mempermainkan ikatan suci pernikahan."
Tentu saja rasa kesal dari Queen semakin bertambah besar begitu mendengar perkataan dari pria yang berada di depannya. Akhirnya dirinya membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah cek dan bolpoin miliknya. Tanpa membuang waktu, ia mulai menulis nominal uang di cek tersebut. Kemudian menyerahkannya kepada pria yang masih terlihat ragu itu.
"Ini cek 200 juta, dan sisanya akan aku berikan padamu setelah kamu berhasil menyelesaikan tugasmu. Tidak perlu berpikir atau berlagak orang paling baik dan suci di depanku, karena yang kamu butuhkan sekarang bukanlah teori sok sucimu itu, melainkan uang yang akan menyelesaikan permasalahanmu."
"Jadi bagaimana? Kamu terima penawaranku ini atau tidak? Aku hitung satu sampai 3."
"Tunggu Nona, saya butuh waktu untuk berpi ...."
Tanpa mendengarkan perkataan dari pria di depannya, Queen langsung mulai menghitung. "Satu, dua, ti ...."
Merasa kebingungan karena takut kehilangan kesempatan untuk mendapatkan uang sebagai biaya operasi sang ayah, membuat Aditya tanpa berpikir langsung mengeluarkan suaranya.
"Saya bersedia bekerja untuk Anda Nona."
Refleks Queen tertawa terbahak-bahak, "Pilihan yang tepat pria miskin. Jadi terima ini. Oh ya, berapa nomor ponselmu? Nanti aku akan menghubungimu saat tiba saatnya aku memperkenalkanmu pada orang tuaku sebagai kekasih palsuku."
Aditya yang baru saja menerima cek tersebut, menatap ke arah nominal angka yang tertulis di sana. Sebuah angka dari uang yang tidak akan mungkin bisa didapatkannya seperti semudah membalik telapak tangan. Setelah berhasil menormalkan pikirannya, ia mulai menyebutkan nomor ponselnya.
"Nomor ponsel saya 08xxxx."
Queen yang sudah mencatat nomor ponsel milik Aditya, terlihat memasukkan ponselnya kembali ke dalam tasnya.
"Baiklah, urusanku sudah selesai. Tunggu saja saat aku menghubungimu nanti."
Aditya dengan lemah menganggukkan kepalanya dan menatap kepergian wanita yang sudah berjalan meninggalkannya. Ia hanya bisa mengusap pelan dadanya.
"Astaghfirullah ... ternyata di dunia ini ada seorang wanita yang tidak mempunyai sopan santun sepertinya. Seumur hidup, baru kali ini aku bertemu dengan seorang wanita yang sangat arogan sepertinya. Sebenarnya siapa dia?"
Aditya menghentikan perkataannya saat melihat wanita yang tadi di suruh pergi ke kantin oleh wanita yang tidak di ketahui namanya.
Reyna baru saja tiba, ia mencari-cari keberadaan dari atasannya yang tadi berbicara dengan pria di depannya. "Dimana dokter Queen? Bukankah tadi dokter Queen tengah berbicara dengan Anda?"
"Oh ... jadi nama wanita arogan itu Queen? Sayang sekali namanya tidak sesuai dengan perilakunya," ucap Aditya.
"Jaga mulut Anda, jangan sampai ada orang yang mendengar Anda menghina dokter Queen! Karena jika sampai itu terjadi, bisa-bisa nyawa Anda melayang saat ini juga!" teriak Reyna.
"Astaghfirullah ... kenapa hari ini ada 2 wanita yang dengan mudahnya membahas tentang masalah nyawa, bukankah hidup dan mati sudah ditentukan oleh-Nya? Sebenarnya siapa wanita itu, hingga selalu menganggap urusan nyawa seseorang ada dalam genggamannya?" tanya Aditya yang menatap wanita di depannya.
"Memangnya Anda tidak pernah melihat berita di TV atau sosial media? Bahkan semua orang tahu siapa wanita yang tadi berbicara dengan Anda. Tidak mungkin Anda tidak mengenal dokter Queen yang sangat terkenal itu. Dia adalah anak dari pemilik rumah sakit ini dan merupakan anak kedua dari keluarga Raharja yang mempunyai Perusahan Raharja Group yang sangat terkenal di kota ini."
Mendengar jawaban dari wanita berjas putih itu, tentu saja membuat Aditya yang awalnya duduk di kursi tunggu itu seketika langsung bangkit berdiri karena merasa tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"A-apa ... jadi wanita arogan itu adalah nona muda di keluarga Raharja yang sangat terkenal itu?"
TBC ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
Zaitun
lanjut
2021-06-24
0
Sugiyanto Samsung
galak amat si dokter cantik
2021-06-19
1
☠ᵏᵋᶜᶟoffdll⍣⃝𝑴𝒓🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝕸y💞
di mulai dari benci , jadi penasaran , dan dari penasaran jadi kagum , lalu jadi cinta DECH 🤣🤣🤣
2021-06-19
1