Mengorbankan perasaanku

Flashback on ...

Selama di dalam ruangan operasi, pikiran dari Queen mengarah pada perkataan pegawai wanita administrasi yang tadi berbicara padanya mengenai meminjamkan uang dan menyebutkan kata suami. Sehingga saat dirinya telah selesai dengan tugasnya di ruang operasi, ia mendapatkan sebuah ide untuk memecahkan semua permasalahannya.

"Putra dari pria ini saat ini tengah membutuhkan banyak uang untuk biaya operasi serta perawatannya. Sepertinya aku bisa memanfaatkan kemalangannya. Kami akan sama-sama diuntungkan dan tidak rugi, bukan? Dia pasti tidak akan menolak untuk menerima tawaranku menjadi kekasih pura-puraku."

"Daddy dan mommy tidak akan pernah merasa curiga, karena mereka selalu percaya pada apapun yang aku katakan. Namun, jika rencanaku mengenalkan pria itu sebagai kekasihku gagal, aku harus berpura-pura menuruti keinginan daddy untuk menikah. Jadi, pria itu akan berpura-pura menjadi suamiku."

"Sepertinya aku harus segera membicarakan tentang masalah ini dengannya. Dia pasti tidak akan pernah keberatan, karena sangat membutuhkan uang itu. Pria miskin sepertinya pasti akan langsung hijau matanya begitu melihat uang banyak. Nasib baik dia adalah pria yang memiliki wajah lumayan, jadi tidak akan malu-maluin saat aku membawanya ke hadapan daddy dan mommy nanti."

"Aku harus menggunakan uang tabunganku sendiri untuk membayar pria itu, agar daddy tidak merasa curiga padaku. Tidak apalah, daripada aku harus menikah dengan pria yang sama sekali tidak aku cintai. Aku masih berharap pada my hot daddy, siapa tahu dia mempunyai masalah dengan wanita itu dan berpisah dengannya. Sehingga aku mempunyai kesempatan untuk bisa bersama my hot daddy Azriel."

Aaarrrh ... aku masih sangat mencintaimu my hot daddy Azriel. Semoga Tuhan mendengarkan semua doa-doaku agar aku kelak bisa menjadi istrinya. I love you Mr Azriel.

Lamunan dari Queen seketika buyar saat pundaknya ditepuk dari samping oleh asisten pribadinya.

"Dokter, kenapa masih disini? Apa ada yang ketinggalan?"

"Eeh ... tidak ada, aku hanya sedang memikirkan sesuatu. Aku bisa meminta bantuanmu? Ambilkan tasku yang ada di ruangan kerjaku. Bawa kemari!"

"Baik Dokter Queen, saya pergi dulu mengambil tas Anda!" Meskipun tidak mengerti dengan perintah dari atasannya itu, Reyna tetap melakukan perintah itu dan mulai keluar dari ruangan operasi seraya bergumam di dalam hatinya.

Kenapa nona menyuruh mengambilkan tasnya dan membawanya ke ruang operasi? Memangnya apa yang ingin nona lakukan? Aah ... buat apa aku kepo dengan urusan dari nona muda Queen, bisa-bisa aku dipecat nanti jika tidak segera melaksanakan perintah darinya.

Flashback off ...

******

Aditya Syaputra seketika membulatkan kedua matanya begitu mendengar perkataan dari wanita yang baru ditemuinya itu, sebuah tawaran yang menurutnya sangat konyol, karena menganggap bahwa sebuah pernikahan adalah permainan.

"Astaghfirullah Nona, apa yang Anda katakan? Bagaimana mungkin ada seorang wanita yang menawari seorang pria untuk menjadi suami pura-pura. Sebenarnya apa maksud Anda? Saya benar-benar tidak mengerti dan tidak habis pikir."

"Sudahlah, jangan terlalu banyak berpikir atau bertanya. Jawab saja pertanyaanku ini! Kamu membutuhkan uang bukan?" Queen yang masih bersedekap di dada, daritadi menatap pria di depannya dengan gayanya yang angkuh dan juga sombong.

Aditya refleks menganggukkan kepalanya, "Iya Nona, saya memang membutuhkan uang."

"Nah, karena itulah aku akan memberikanmu uangnya. Jadi, kamu bisa membayar biaya operasi ayahmu sampai pengobatannya selesai, karena itu membutuhkan banyak biaya. Apa kamu bisa mencari uang 100 juta dalam waktu seminggu?"

"Jika kamu menuruti perintahku, aku akan memberimu uang 200 juta dalam semalam. Bukankah tawaranku ini sangatlah menarik? Jika nanti kamu berhasil melakukan tugasmu dengan baik, aku akan memberimu bonus 100 juta lagi. Anggap saja itu sebagai rasa terima kasihku, karena kamu telah membuatku keluar dari masalahku."

Aditya yang merasa sangat terkejut mendengar penawaran uang sebanyak itu dari wanita yang tadi hampir menabraknya, membuatnya tidak sanggup lagi berkata-kata. Karena dirinya saat ini masih sibuk mencerna apa yang didengarnya.

Sebenarnya apa maksud dari wanita ini sebenarnya? Ternyata dia adalah seorang dokter, karena dirinya saat ini memakai jubah dokter. 300 juta? Astaghfirullah ... banyak sekali uangnya, tetapi bukankah aku mendapatkan uang ini dengan cara yang salah? Sebenarnya apa maksud dari kata suami pura-puranya tadi?

"Nona, saya benar-benar masih belum mengerti dengan perkataan dari Nona tadi. Maksudku, saya memang sangat membutuhkan uang untuk biaya operasi dan pengobatan ayah saya. Akan tetapi, saya tidak ingin mendapatkan uangnya dengan cara yang salah, karena itu bisa dibilang yang haram dan tidak akan berkah. Saya tidak ingin Ayah saya menerima uang haram untuk pengobatannya."

Mendengar jawaban sekaligus pertanyaan dari pria yang berada di depannya, membuat Queen seketika tertawa terbahak-bahak. "Astaga ... seumur hidup, aku baru pertama kali bertemu dengan pria miskin berlagak dan sok suci sepertimu. Perkataanmu itu seolah kamu ingin menunjukkan bahwa kamu adalah seorang pria baik-baik yang sama sekali tidak pernah berbuat dosa, sehingga kau berbicara tentang halal dan haram di depanku."

"Sebenarnya apa yang saat ini tengah kau pikirkan? Apa kau pikir aku adalah wanita murahan yang butuh belaian dari seorang pria?"

"Astaghfirullah ... bukan maksud saya menuduh Nona seperti itu, tapi saya sama sekali tidak mengerti dengan perkataan Anda tadi. Jadi, tolong Anda jelaskan pada saya lebih detail, agar tidak salah paham. Apa yang dimaksud dengan suami pura-pura?"

"Kata suami itu berarti adalah seorang pria yang sudah menikahi seorang wanita dan berstatus sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab untuk memenuhi segala kebutuhannya. Sedangkan kata pura-pura itu berarti adalah sebuah kebohongan. Jadi, apa maksud Anda ingin menyuruhku berakting layaknya para aktor yang ada di TV?" tanya Aditya.

Queen yang daritadi menatap pria yang menurutnya sangat lugu dan selalu berterus terang dan terlihat tidak munafik itu, mulai mencoba untuk menjelaskan tentang tawarannya.

"Perkataanmu itu memang ada sedikit benarnya, tapi ada hal yang perlu aku jelaskan padamu tentang pekerjaanmu. Garis bawahi ini, aku membayarmu untuk bekerja padaku. Namun, pekerjaan yang akan kamu lakukan ini bukanlah sebuah pekerjaan yang biasa."

"Aku akan mengenalkanmu pada orang tuaku sebagai kekasihku, karena orang tuaku memintaku untuk memperkenalkan kekasihku kepada mereka. Jika aku tidak melakukannya, aku akan segera dinikahkan dengan orang yang tidak aku cintai, dan aku tidak mau itu sampai terjadi. Karena itulah aku membayarmu untuk membantuku menyelesaikan masalah ini."

"Ooh ... jadi cuma sebagai kekasih pura-pura saja, Nona? Kalau begitu, saya tidak masalah, saya akan menerima tawaran dari Nona. Karena kita akan sama-sama diuntungkan, bukan?" sahut Aditya.

"Dasar pria bodoh, kau pikir semudah itu? Uang 300 juta tidak semudah itu kau dapatkan. daddy dan mommy-ku adalah orang yang sangat cerdas dan mereka tidak semudah itu ditipu. Karena aku merasa yakin bahwa setelah aku memperkenalkanmu pada mereka, pasti orang tuaku akan menyuruhku untuk segera menikah. Jadi kamu harus menikahiku!"

Aditya Syaputra yang mulai mengerti dengan arah pembicaraan dari wanita di depannya itu sontak merasa kebingungan, karena dirinya saat ini tengah menjalin kasih dengan seorang wanita yang sangat dicintainya.

"Apa yang harus aku lakukan ya Allah? Aku memang sangat membutuhkan uang, tetapi aku tidak mungkin mengorbankan Sabrina. Kami berdua saling mencintai, aku harus menjelaskan apa padanya?

"Meskipun pernikahan ini hanyalah pura-pura, tetapi yang namanya sebuah pernikahan tetaplah sah di mata agama dan negara. Tolong beri petunjuk-Mu padaku, Tuhan. Sabrina tidak akan pernah mau menerima kenyataan, aku menikah dengan wanita lain. Akan tetapi, *a*yah membutuhkan uang untuk biaya pengobatannya. Apakah aku harus mengorbankan perasaanku demi kesembuhan Ayah?" gumam Aditya.