Episode 3. Ibu Mertua Super Jutek

Kaget Tarisa mendengar ucapan Abram. “Kamu ngomong apa, Mas?” Tarisa seolah tak percaya omongan suaminya.

“Gugurkan kandunganmu. Aku belum siap punya anak!”

DEEGG!

Hilang rasa kantuk Tarisa. Matanya membulat. Ia menentang Abram.

“Enggak, Mas. Ini anak kita. Buah cinta kita. Aku gak mau menggugurkan kandunganku!”

Abram kesal ditatap demikian oleh Tarisa.

“Oh gitu. Terus kalau kamu terusin kehamilan kamu, anak ini bakal lahir. Kamu gak mikir?!  Dia butuh susu, butuh popok dan segala keperluan bayi lainnya. Terus aku lagi yang harus keluar duit buat bayarin semua itu?! Iya?!”

“Ya iya lah, Mas. Kan kamu kepala keluarga. Mau gak mau kamu harus tanggung jawab menafkahi istri dan anak kamu.”

“Mungkin nanti, tapi gak sekarang!” Sahut Abram pendek.

Lalu dipegangnya tangan Tarisa. “Gugurin kandunganmu! Kata ibuku usia kandungan 3 bulan masih bisa digugurin. Mau pake cara tradisional bisa, pake nanas muda atau lainnya biasanya mujarab. Kalau itu gagal, janin kamu masih bisa digugurin di klinik!”

Tarisa menepis tangan Abram. “Enggak, Mas. Akan kupertahankan janin di kandunganku.”

Abram marah. “Kenapa kamu ngelawan suami sih?!”

“Aku bukan ngelawan kamu, Mas. Aku cuma mempertahankan anak di kandunganku. Karena dia sudah bernyawa. Sudah punya kehidupan. Kalau janin ini digugurin berarti kita adalah pembunuh!”

“Huuhh!” Abram mendengus sewot. “Pembunuh apaan? Janin kamu juga paling baru segede gumpalan sudah dibilang anak!!”

“Terserah Mas bilang apa.” Tarisa kukuh pendirian. “Tapi aku gak mau menggugurkan kandunganku. Akan kupertahankan kehamilanku walau bagaimana pun caranya!”

Abram tertawa mengejek. “Kalau gitu kamu harus cari duit sendiri buat membiayai kehamilan kamu dan biaya melahirkan anak itu. Aku gak mau ngurusin!”

*

Hanya berbekal uang sepuluh ribu di kantung, subuh itu Tarisa berjalan kaki ke pasar tradisional dekat rumah kontrakannya.

Di pasar ia membeli singkong dan oncom. Tarisa bersyukur bahan itu harganya murah. Dengan modal sepuluh ribu rupiah ia bisa mendapatkan singkong dan oncom cukup banyak.

Di dapur yang sangat sempit, Tarisa memarut semua singkong yang dibelinya. Ia menggunakan parutan tradisional yang harus dilakukan secara manual. Setiap singkong diparutkan satu persatu ke alat parut. Karena singkong cukup banyak yang harus diparut, Tarisa kewalahan.

SRRTT!

“Aarghhh…!” Tarisa terpekik kecil.

Ujung jari tengahnya terluka kena parutan. Ada darah muncul.

Buru-buru Tarisa membersihkan tangannya. Lalu ia menutupi lukanya pakai plester penutup luka.

Untunglah parutan singkong sudah hampir habis. Tarisa berhenti memarut singkong. Ia menyiapkan isian oncom. Lantas ia membentuk bulatan adonan singkong memanjang yang di bagian tengahnya diisi oncom. Untuk menggoreng combro ini Tarisa bersyukur   masih  punya stock minyak goreng di dapur.

Abram usai mandi. Ia sudah ganti pakaian. Mengenakan celana jins dan kaus kerah berwarna biru. Ia ke dapur melihat Tarisa berjibaku dengan wajan di penggorengan. Tarisa sedang menggoreng banyak combro.

Tarisa menoleh. Ia heran melihat Abram muncul tanpa memakai celana bahan dan kemeja rapi seperti biasanya jika hendak ngantor.

“Kok bajunya gitu, Mas? Kamu gak ngantor?”

“Ada tawaran kerja yang lebih bagus dengan gaji lebih baik. Aku lagi mempertimbangkan tawaran itu.”

“Oh, syukurlah.” Tarisa senang. Ia melanjutkan bicara sambil tetap menggoreng combro.  “Dapat tawaran kerja dimana, Mas?”

“Di Yogya…”

DEEGG!

Tarisa kaget. Ia sampai terpekik karena tangannya tak sengaja menyentuh ujung penggorengan.

“Yogya?” Tarisa menjauh sedikit dari penggorengan dan menatap Abram.

“Iya. Biasa aja kalee.” Abram menatap sebal ke Tarisa. “Gak usah pake kaget. Sok drama kamu!”

“Yogya kan jauh, Mas. Kita tinggal di Jakarta. Kalo Mas entar kerja di Yogya terus kita harus pindah ke Yogya?”

“Aku juga belum tau kerjanya kayak apa. Ibuku yang ngasih tau di Yogya ada lowongan bagus. Aku baru mau jajakin. Kalau kerjaannya bagus aku terusin. Kalau enggak ya aku balik lagi ke Jakarta.”

Bingung juga Tarisa mendengarnya.

“Sudah, bikinin aku kopi. Terus kasih combronya buat aku sarapan!”

“Iya, Mas… Iya…”

Sambil terus menggoreng combro, Tarisa menyiapkan kopi untuk suaminya.

*

Sebuah meja kecil ditaruh Tarisa di depan meja kontrakan. Ia menaruh wadah tampah besar berisi combro di meja itu. Kumpulan combro itu masih mengepulkan panas.

Ada tulisan kertas karton di samping tampah. COMBRO RP 1000.

“Jual combro nih Mbak Risa?” Seorang ibu tetangga melihat. Ia menghampiri dagangan Tarisa.

“Iya, Bu Fitri. Cari tambahan. Maklum saya lagi hamil.” Tarisa tersenyum ramah. “Cobain dong combro saya.”

Si ibu mencomot dan memakan sebuah combro.

“Huaahhh, panas nih. Tapi enak…” Si ibu terus makan dengan lahap.

Tarisa tersenyum. ia tahu Bu Fitri bakal mendapat kejutan saat terus mengunyah.

“Waddooww! Pedas!” Bu Fitri berteriak. Rupanya ia mengunyah sebuah cabe rawit yang sengaja diselipkan di dalam combro.

Tarisa tertawa. “Tapi pedasnya enak kan, Bu?”

“Iya sih. Enak ini.” Bu Fitri  melanjutkan mengunyah. “Malah mantap karena cabenya diselipin di dalam combro.”

Beberapa ibu tetangga lain  melihat Bu Fitri ngobrol dengan Tarisa. Mereka berdatangan.

“Ayo, ibu-ibu silakan. Combronya murah. Cuma seribuan.” Tarisa menawarkan.

Para ibu-ibu itu makan combro.

“Awas ada merconnya!” kata Bu Fitri.

Sebagian ibu terpekik kala menggigit cabe. Tapi ada pula yang  senang karena sangat suka pedas.

“Enak ini combronya. Tapi pedas banget cabenya.”

“Gampang Bu. Yang gak suka pedas cabenya gak usah dimakan. Dibuang aja cabenya.” Kata Bu Ida, tetangga yang tak suka pedas.

“Nah, betul kata Bu Ida.” Tarisa mengangguk setuju.

Ternyata jualan combro tak butuh waktu lama. Hanya dalam sejam lebih semua combro yang digoreng Tarisa tandas dibeli. Para pembeli tak hanya tetangga. Orang yang kebetulan lewat juga ikut membeli combro karena harganya terjangkau. Harga combro  seribu per buah tergolong murah di Jakarta.

“Dapat berapa hasil kamu jualan combro?” Seorang perempuan bertanya ketus.

Tarisa yang sedang membereskan meja dagangannya menoleh. Ia melihat Bu Komariah, mertuanya muncul.

“Eh, ibu.” Tarisa buru-buru salim, mencium tangan mertuanya. "Ibu jam berapa dari Cirebon?”

“Tadi subuh.” Si ibu menyahut pendek. Ia menepis tangan Tarisa yang  memegang tangannya saat salim.

Tarisa tau si ibu mertua jutek padanya. Sebabnya Bu Komariah tak suka Abram menikahi Tarisa. Dulu Bu Komariah sudah punya calon istri buat Abram. Tapi  Abram tak mau dengan gadis yang dicalonkan ibunya.

Tarisa tersenyum agar ibu mertuanya tak jutek lagi. “Risa sekedar jualan kecil-kecilan, Bu.  Lumayan ini dapat duitnya, 55 ribu.”

“Oh, bagus kalo gitu. Kamu sudah bisa cari makan sendiri!”

DEEGGG!

Tarisa kaget dijutekin. Ia melihat wajah mertuanya. Tapi si mertua belagak biasa saja. Pura-pura  tak melihat  kalau Tarisa kaget mendengar omongannya.

Abram keluar dari pintu depan. Ia melihat ibunya datang.

“Lho, ibu kok malah di luar? Masuk, Bu.”

“Iya, Bu. Ibu masuk dulu. Entar Risa nyusul habis beresin dagangan.” Tarisa senyum ke Bu Komariah.

Perempuan itu tak menyahut. Ia terus masuk rumah mengikuti Abram.

Tarisa berusaha maklum. Terus membereskan dagangannya. Tampah dan  plastik pembungkus dikumpulkan. Meja dibersihkan dari kotoran dan dilapnya hingga bersih.

Tapi bagaimana cara memindahkan meja dari pinggir jalan  ke dalam rumah?

Tarisa tadi minta tolong ke Abram untuk mengeluarkan meja dagangannya dan menaruhnya ke dekat jalan. Sepertinya ia harus minta tolong Abram lagi untuk memasukkan meja ke dalam rumah.

Tarisa kembali ke rumah. Ia sudah mau masuk. Tapi langkahnya terhenti. Terdengar suara ibu mertuanya mengobrol dengan Abram. Suara mereka rada pelan.

“Lebih baik kamu ceraikan Tarisa. Dari dulu ibu sudah gak suka sama dia! Perempuan ini   hanya bisa bikin hidup kamu tambah susah!”

BERSAMBUNG……

Terpopuler

Comments

Ndhe Nii

Ndhe Nii

ga pernah bersyukur nih mertua...suami lama lama terhasut😀

2022-03-28

0

🌸nofa🌸

🌸nofa🌸

wahwah

2021-04-25

0

♠️ˢᵏ⋆≛⃟A͙i͙r͙i͙n⋆࿐

♠️ˢᵏ⋆≛⃟A͙i͙r͙i͙n⋆࿐

masih ada ibu mertua macam begitu ya,,jahara bingidtzss

2021-02-15

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Hamil
2 Episode 2. Abram Belum Sanggup Punya Anak
3 Episode 3. Ibu Mertua Super Jutek
4 Episode 4. Ditinggal Suami
5 Episode 5. Sendiri Di Rumah
6 Episode 6. Kembali Ke Rumah Orang Tua
7 Episode 7. Nola dan Leonardo Dicaprio
8 Episode 8. Belum Bayar Kontrakan
9 Episode 9. Apakah Abram Menikah Lagi?
10 Episode 10. Cek Dan Ricek Ke Cirebon
11 Episode 11. Tarisa Jadi Model Iklan
12 Episode 12. Glen Dan Ukuran Supernya
13 Episode 13. Banyak Senyum Dan Tawa
14 Episode 14. Abram Kewalahan Di Ranjang
15 Episode 15. Jayanti Selingkuh
16 Episode 16. Baby Lahir Sebelum waktunya
17 Episode 17. Baby Boy
18 Episode 18. Lelaki Bermodal Pisang
19 Episode 19. Jangan Pamer Dada Saat Menyusui
20 Episode 20. Abram Mencuri Motor Glen
21 Episode 21. Calon Suami Tarisa Yang Baru
22 Episode 22. Kenapa Baby Rizki Menangis?
23 Episode 23. Mau Diapain Aja
24 Episode 24. Emak-Emak Liar
25 Episode 25. Sentuhan Hangat Glen
26 Episode 26. Jangan Digigit Ya
27 Episode 27. Apa Yang Dilakukan Glen Di Mobil?
28 Episode 28. Goyangan Nola Membuat Pisang Bengkak
29 Episode 29. Di Bawah Pusar Yang Paling Dalam
30 Episode 30. Ahli Membuat Pisang Molen
31 Episode 31. Nola Pagina Menggoyang Panggung
32 Episode 32. Celana Sobek Saat Menyanyi
33 Episode 33. Video 'Puter Giling Apem' Viral
34 Episode 34. Berapa Tarif Nola?
35 Episode 35. Gurih Kenyol-Kenyol
36 Episode 36. Kec*pan Glen Untuk Tarisa
37 Episode 37. Alhamdulillah Banyak Rejeki
38 Episode 38. Artis Gina Melonda Suka Glen
39 Episode 39. Tarisa Cemburu Ke Melon Gede
40 Episode 40. Glen Digerebek Warga
41 Episode 41. VISUAL
42 Episode 42. Gina Melonda Mencukur Bagian Itu
43 Episode 43. Manfaat Punya Melon Gede
44 Episode 44. Apakah Glen Serius Dengan Tarisa?
45 Episode 45. Apem Anget Bikin Berkeringet
46 Episode 46. Baby Rizki Hendak Diculik
47 Episode 47. Sari Rela Menyerahkan Keper*wanan
48 Episode 48. Kesenggol Melon
49 Episode 49. Lirikan Mbah Jembrut
50 Episode 50. Maudi Lagi Pengen Gituan
51 Episode 51. Nola Datang Membebaskan Rizki
52 Episode 52. Bau Dan Ada Bulunya
53 Episode 53. Apakah Baby Rizki Tidak Selamat?
54 Episode 54. Pisang Raja
55 Episode 55. Happy Banget (TAMAT)
56 Episode 56. Bonus Cerita 1
57 Episode 57. Bonus Cerita 2
58 Episode 58. Bonus Cerita 3
59 Episode 59. Bonus Cerita 4
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Episode 1. Hamil
2
Episode 2. Abram Belum Sanggup Punya Anak
3
Episode 3. Ibu Mertua Super Jutek
4
Episode 4. Ditinggal Suami
5
Episode 5. Sendiri Di Rumah
6
Episode 6. Kembali Ke Rumah Orang Tua
7
Episode 7. Nola dan Leonardo Dicaprio
8
Episode 8. Belum Bayar Kontrakan
9
Episode 9. Apakah Abram Menikah Lagi?
10
Episode 10. Cek Dan Ricek Ke Cirebon
11
Episode 11. Tarisa Jadi Model Iklan
12
Episode 12. Glen Dan Ukuran Supernya
13
Episode 13. Banyak Senyum Dan Tawa
14
Episode 14. Abram Kewalahan Di Ranjang
15
Episode 15. Jayanti Selingkuh
16
Episode 16. Baby Lahir Sebelum waktunya
17
Episode 17. Baby Boy
18
Episode 18. Lelaki Bermodal Pisang
19
Episode 19. Jangan Pamer Dada Saat Menyusui
20
Episode 20. Abram Mencuri Motor Glen
21
Episode 21. Calon Suami Tarisa Yang Baru
22
Episode 22. Kenapa Baby Rizki Menangis?
23
Episode 23. Mau Diapain Aja
24
Episode 24. Emak-Emak Liar
25
Episode 25. Sentuhan Hangat Glen
26
Episode 26. Jangan Digigit Ya
27
Episode 27. Apa Yang Dilakukan Glen Di Mobil?
28
Episode 28. Goyangan Nola Membuat Pisang Bengkak
29
Episode 29. Di Bawah Pusar Yang Paling Dalam
30
Episode 30. Ahli Membuat Pisang Molen
31
Episode 31. Nola Pagina Menggoyang Panggung
32
Episode 32. Celana Sobek Saat Menyanyi
33
Episode 33. Video 'Puter Giling Apem' Viral
34
Episode 34. Berapa Tarif Nola?
35
Episode 35. Gurih Kenyol-Kenyol
36
Episode 36. Kec*pan Glen Untuk Tarisa
37
Episode 37. Alhamdulillah Banyak Rejeki
38
Episode 38. Artis Gina Melonda Suka Glen
39
Episode 39. Tarisa Cemburu Ke Melon Gede
40
Episode 40. Glen Digerebek Warga
41
Episode 41. VISUAL
42
Episode 42. Gina Melonda Mencukur Bagian Itu
43
Episode 43. Manfaat Punya Melon Gede
44
Episode 44. Apakah Glen Serius Dengan Tarisa?
45
Episode 45. Apem Anget Bikin Berkeringet
46
Episode 46. Baby Rizki Hendak Diculik
47
Episode 47. Sari Rela Menyerahkan Keper*wanan
48
Episode 48. Kesenggol Melon
49
Episode 49. Lirikan Mbah Jembrut
50
Episode 50. Maudi Lagi Pengen Gituan
51
Episode 51. Nola Datang Membebaskan Rizki
52
Episode 52. Bau Dan Ada Bulunya
53
Episode 53. Apakah Baby Rizki Tidak Selamat?
54
Episode 54. Pisang Raja
55
Episode 55. Happy Banget (TAMAT)
56
Episode 56. Bonus Cerita 1
57
Episode 57. Bonus Cerita 2
58
Episode 58. Bonus Cerita 3
59
Episode 59. Bonus Cerita 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!